Anda di halaman 1dari 12

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : STIMULUS SENSORI

MENDENGARKAN MUSIK
A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas
sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan
masalah yang sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin
dan diarahkan seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih.
Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien gangguan interaksi
sosial : menarik diri adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.(Kelliat B.A &
Akemat,2004).
Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara
klinis bermakna yang berhubungan dengan distress atau penderita dan
menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia
(Keliat, 2009).
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang
signifikan setiap tahun diberbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan
jiwa bertambah. Berdasarkan data dari WHO dalam Yoseph 2013 ada sekitar
450 juta orang di dunia mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan,
setidaknya ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental
dan masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia suadah
menjadi masalah yang sangat serius. Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi
Maslim dalam Mubarta 2011 prevalensi masalah kesehatan jiwa di idonesia
sebesar 6,55%. Angka tersebut tergolong sedang dibandingkan dengan
negara lain.
Data dari 33 RSJ yang ada di Indonesia menyebutkan hingga saat ini
jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Jumlah
penderita gangguan jiwa di Jawa Barat naik sekitar 63%. Data Riskesdas
2013 menyebutkan pasien gangguan jiwa ringan hingga berat di jawa barat
mencapai 465.975 orang naik signifikan dari tahun 2012 sebesar 296.943
orang, Konferensi Nasional psikiatrik Komunitas ke-3 mengungkapkan fakta
penting, ternyata jumlah penderita gangguan jiwa di jawa barat naik sekitar
63%. Penyebab terbesar gangguan jiwa di jawa barat adalah tingginya angka
pengangguran dan meningkatnya tuntutan ekonomi, selain itu faktor lain yang
menyebabkan terjadinya peningkatan masalah gangguan jiwa adalah adanya
pengobatan yang tidak teratur, fasilitas pelayanan kesehatan yang sulit
dijangkau oleh masyarakat, stresor sosial dan kurangnya pengetahuan pasien
dan keluarga tentang pentingnya kontrol ulang dan minum obat secara
teratur. Menurut data Riskesdas 201 ada dua jenis penyakit psikologi yang
dialami oleh masyarakat yaitu yang ringan dan sedang seperti stress, cemas,
gangguan susah tidur (Insomnia), sedangkan yang berat meliputi skizofrenia,
depresi sampai pada penyakit psikologis dengan dorongan bunuh diri
(Riskesdas, 2013).
Tiga gejala gangguan jiwa yaitu gejala positif (delusi/waham,
halusinasi, pikiran paranoid, gejala negatif (motivasi rendah/ low motivation,
menarik diri dari masyarakat/ social withdrawal), dan gejala kognitif
(mengalami problema dengan perhatian dan ingatan, tidak dapat
berkonsentrasi, miskin perbendaharaan kata dan proses pikir yang lambat).
Penatalaksanaan keperawatan dengan klien gangguan jiwa adalah
pemberian terapi modalitas yang salah satunya adalah terapi aktivitas
kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan.
Terapi aktivitas kelompok adalah metode pengobatan ketika klien
ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi
persyaratan tertentu fokus terapi adalah membuat sadar diri (self-awareness).
Peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
TAK stimulasi adalah TAK dengan fokus memberikan stimulasi kepada
pasien agar mampu memberikan respon yang adekuat. TAK stimulasi sensori
diindikasikan untuk pasien isolasi sosial, harga diri rendah, dan kurang
komunikasi verbal (Keliat & Akemat, 2005).
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua panca indra (sensori) agar memberi respons yang asdekuat. TAK
stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus
tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku (Keliat & Akemat,
2005).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat merespon terhadap stimulus panca indra yang diberikan
2. Tujuan khusus
a. Klien mampu mengenali musik yang didengar
b. Klien mampu memberi respon terhadap musik
c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan

C. Kriteria peserta TAK


1. Kriteria pasien yang diikutsetakan dalam TAK, adalah sebagai berikut:
a. Klien mengalami isolasi sosial, HDR dan kurang komunikasi verbal
b. Kooperatif atau mulai menunjukkan kemamuan untuk interaksi social
c. Mengalami kemunduran sensori
d. Sehat fisik
e. Bicara jelas
f. Waham atau halusinasi terkontrol
g. Mau mengikuti kegiatan
2. Jumlah peserta TAK
3. Nama peserta TAK
4. Proses seleksi klien dilakukan sehari sebelum pelaksanaan:
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontak dengan pasien yang setuju mengikuti TAK, meliputi
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok

D. Waktu dan tempat pelaksanaan


Tempat : Ruang kelas 3B
Lama pelaksanaan : 30 menit
Waktu pelaksanaan : Kamis, 19/09/2019 (Pukul 08.00 s.d. 08.30 WIB)

E. Metode
Metode yang digunakan dalam TAK adalah
a. Diskusi
b. Sharing persepsi

F. Alat
1. Tape recorder / handphone
2. Speaker
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan pasien

G. Tim terapis
1. Leader : Supembri
2. Fasilitator : Novitasari
Olivia Puspita Handayani
3. Observer : Mutiara Putri Rajawali
4. Pasien : Satria Tri Nugroho
Nita Ramadhani

H. Rincian Tugas
a. Leader:
 Menjelaskan proses kegiatan
 Menjelaskan aturan permainan
 Memimpin permainan
b. Moderator :
 Mengkoordinir jumlah peserta yang telah ditentukan
 Mampu mengatasi masalah yang timbul dalam kelompok
 Memimpin perkenalan, menjelaskan tujuan kegiatan
 Mendemonstrasikan cara memperkenalkan diri pada orang lain.
c. Fasilitator
 Memotivasi anggota kelompok untuk mengeluarkan pendapat
 Mampu memotivasi anggota terlibat dalam kegiatan
 Mampu menjadikan role model
d. Observer
 Bertugas mengobservasi jalannya diskusi, mencatat segala hal yang
penting yang terjadi selama acara penyuluhan berlangsung dan berhak
menegur moderator bila terjadi penyimpangan dalam penggunaan
waktu.

I. Setting tempat

Keterangan :

= Leader dan Co Leader

= Fasilitator

= Klien

= Observer
J. Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan
Persiapan a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan
indikasi: menarik diri, harga diri rendah, dan tidak mau
bicara
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Orientasi a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
mendengarkan musik.
a) Klien mampu mengenali musik yang didengar
b) Klien mampu memberi respon terhadap musik
c) Klien mampu menbceritakanb perasaannya
setelah mendengarkan musik
2. Waktu
3. Terapis membacakan tata tertib TAK
4. Doa
Tahap Kerja a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan
diri (nama dan nama panggilan) dimulai dari terapis
secara berurutan searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri,
terapis mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis dan klien memakai papan nama.
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien
boleh tepuk tangan atau berjoget sesuai dengan irama
lagu. Setelah lagu selesai klien akan diminta
menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien
setelah mendengar lagu.
e. Terapis memutar lagu, klien mendengar (kira-kira 15
menit). Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali.
Terapis mengobservasi respons klien terhadap musik.
f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu
dan perasaannya. Sampai semua klien mendapat
giliran.
g. Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai
menceritakan perasaannya, dan mengajak klien lain
bertepuk tangan.
Terminasi a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik
yang disukai dan bermakna dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang
2. Menyepakati waktu dan tempat

K. Program Antisipasi
1. Penangan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2. Penganan pada klien yang diam saat TAK berlangsung
a. Fasilitator membujuk klien untuk berbicara
b. Jika klien tetap tidak mau berbicara, terapis atau leader meningkatkan
motivasi klien
3. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah TAK
4. Bila ada klien yang ingi ikut
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien lain bahwa permainan lain yang mungkin dapat
diikuti klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut
5. Bila ada klien yang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan (mengamuk,
ribut, dan mengganggu klien lain), terapis atau leader mengingatkan
tentang tata tertib TAK
L. TATA TERTIB
a) Datang 5 menit sebelum acara
b) Tidak boleh menyela pembicara dan wajib mendengarkan
c) Tidak boleh makan dan minum
d) Tidak boleh ke WC terlebih dahulu
M. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemapuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulus sensori mendengar musik, meberi pendapat
tentang musik yang didengar, dan perasaan saat mendengar musik. Hal-
hal yang perlu dievaluasi, antara lain:
a. Evaluasi proses
1) Minimal 75% dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
2) Minimal 75% klien aktif mengikuti kegiatan.
b. Evaluasi Hasil
1) Minimal 75% mampu memahami musik yang didengar.
2) Minimal 75% mampu memberi respon terhadap musik yang
didengar.
3) Minimal 75% mampu memberi pendapat tentang musik yang
didengar.
4) Minimal 75% mampu menceritakan perasaannya setelah
mendengar musik.
5) Minimal 75% mampu mengikuti peraturan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, Dadang. 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.


Jakarta: Balai
Penerbit FKUI

Keliat, B. A. 2005. Proses Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC

Keliat, B. A. & Akemat. 2014. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas kelompok Edisi 2.
Jakarta: EGC

Arifin, Yasir. 2009. Terapi Kelompo.


http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi
kelompok.html. Diakses pada 17 September 2019 pukul 14.09 WIB

Candra et al. n.d. Eksistensi Terapi Aktivitas Kelompok dalam Tindakan


Keperawatan Jiwa.
http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/laporan-terapi-aktivitas
kelompok.html. Diakses pada 17 September 2019 pukul 14.09 WIB

Kris, Dea. TAK Terapi Sensosri. https://www.academia.edu/31073400/168991608-


TAK
Stimulasi-Sensori.doc. Diakses pada 17 September 2019 pukul 14.09 WIB

Anda mungkin juga menyukai