Percobaan 6
KIMIA LINGKUNGAN
Disusun oleh
NPM : 10060312009
2012
Percobaan 6
Kimia Lingkungan
1. Tujuan :
beserta sifat-sifatnya.
2. Prinsip :
3. Metode/teori dasar :
sejumlah unit penyusun yang disebut monomer. Polimer terdiri dari polimer
alami dan polimer sintesis. Contoh polimer alami yaitu protein dan karbohidrat.
tersusun dari asam amino. Asam amino mengandung gugus –NH2 dan gugus –
COOH yang sangat mempengaruhi sifat dari asam amino dan protein.
anorganik. Contoh polimer organik yaitu polietilen yang tersusun atas CH2=CH2
yang dimana rangka molekularnya tersusun atas atom carbon dengan jumlah
yang sangat banyak. Contoh lain adalah nilon, dokron, dan polivinilklorida.
Polimer organik umumnya menjadi getas pada suhu rendah, dan rusak pada
suhu tinggi, mudah terbakar, mengalami swelling dalam pelarut organik. Polimer
anorganik contohnya yaitu polimer yang tersusun dari kerangka yang tersusun
atas rantai silikon-oksigen dengan gugus organik yang terikat pada kerangka di
Cara pembuatan sabun yaitu reaksi antara basa dan asam lemak disertai
pemanasan.
dan terhadap lingkungan, terutama jika bahan kimia itu tersebar dan
manusia.
a. Alat :
1. Styrofoam
2. Tabung reaksi
3. Gelas kimia plastik
4. Penjepit kayu
5. Kertas lakmus
7. Kawat kasa
8. Pembakar spiritus
9. Kertas saring
b. Bahan :
1. Alkohol
2. Aseton
3. Etil asetat
4. Metil etil keton
5. Larutan boraks
6. Larutan CuSO4
8. Larutan NaOH 6 M
9. Larutan HgCl2
12. Aquades
18. 5 ml etanol
Percobaan 1 :
0,5 cm.
berbeda.
ditentukan kesimpulannya.
Percobaan 2 :
Percobaan 3 :
campuran tersebut.
Percobaan 5 :
kosong.
6. Ditentukan kesimpulannya.
6. Hasil pengamatan :
A. Percobaan 1
larutan alkohol. Setelah diamati, styrofoam tersebut masih sama seperti semula.
kedalam tabung reaksi yang berisi larutan aseton. Setelah diamati, styrofoam
berisi larutan etil asetat. Setelah diamati, styrofoam tersebut tetap ada dan
masih sama seperti semula. Terdapat gelembung pada laruutan tersebut dan
warna larutannya menjadi putih. Pada tabung D, styrofoam tersebut larut tetapi
(d). Ket : Styrofoam yang dimasukkan kedalam larutan metil etil keton.
B. Percobaan 2
gelas kimia, tekstur lem tersebut menjadi padat, kenyal, mengental, dan
menggumpal seperti lilin. Lem tersebut menjadi berwarna putih, dan tidak
C. Percobaan 3
tersebut dan ditambahkan CuSO4 menjadi berwarna biru muda. Tetapi, setelah
HgCl2 kedalam tabung tersebut yang berisi putih telur, campurannya menjadi
timbal asetat dan NaOH 6 M kedalam tabung tersebut yang berisi putih telur,
terjadi dua lapisan warna pada campuran tersebut, yaitu cokelat dan putih.
Tetapi, pada lapisan warna cokelat, terdapat gumpalan. Pada tabung D, setelah
ditambahkan HNO3 pekat kedalam tabung tersebut yang berisi putih telur,
sedangkan putih telur diatasnya dan berwarna kuning serta cair (setelah
tersebut yang berisi putih telur, terdapat dua gumpalan bening diatas warna
(c). Ket : Putih telur ditambahkan dengan timbal asetat dan NaOH.
(d). Ket : Putih telur ditambahkan dengan HNO3 pekat.
D. Percobaan 4
Hasil dari pemanasan tersebut berupa padatan sabun yang berwarna putih
gumpalan-gumpalan putih. Setelah dicuci dengan air 3x10 ml, sabunnya tetap
Ket : Campuran antara NaOH, minyak kelapa, dan etanol sesudah pemanasan.
Pada tabung A, ditambahkan air kran dan CaCl2, terdapat busa pada
bagian permukaan campuran pada tabung tetapi hanya sedikit dan lama-
tabung B, ditambahkan sunlight dan CaCl2, terdapat busa tetapi hanya sedikit,
lama kelamaan semakin sedikit. Pada tabung C, ditambahkan air kran dan CaCl2,
tidak terdapat busa pada campuran yang ada di tabung tersebut. Hanya terdapat
E. Percobaan 5
styrofoam yang kosog (tidak berisi air), ketika dipanaskan tekstur dari styrofoam
tersebut menipis dan lama kelamaan bolong. Proses penipisan dan pembolongan
styrofoam yang tanpa air, lebih cepat daripada yang berisi air.
Ket : Styrofoam yang berisi air.
7. Pembahasan :
a. Percobaan 1
Styrofoam yang dimasukan kedalam alkohol, aseton, etil asetat, dan metil
metil etil keton, terjadi perubahan pada styrofoamnya, yaitu : styrofoam larut
dalam larutan tersebut dan larutan menjadi keruh. Styrofoam memiliki struktur
yang banyak mengandung ikatan karbon. Karena memiliki ikatan karbon itulah
sehingga styrofoam bersifat non polar yang sulit larut dalam air. Styrofoam larut
dalam lemak dan sulit larut dalam air. Styrofoam larut dalam larutan yang
bersifat non polar. Dari keempat larutan yang telah diuji, dapat diketahui sifat
dari masing-masing senyawa tersebut dimulai dari non polar, yaitu : metil etil
keton, aseton, etil asetat, dan alkohol. Sedangkan apabila diurutkan dari
senyawa yang bersifat polar, yaitu alkohol, etil asetat, aseton, dan metil etil
keton. Styrofoam memiliki gugus polystiren. Gugus polystiren adalah salah satu
jenis polimer sintetik yang luas penggunaannya, terutama sebagai bahan plastik.
b. Percobaan 2
perubahan pada campuran tersebut. Lem menjadi padat, mengental, dan kenyal.
tersebut karena adanya ikatan antara boraks dengan karbohidrat dan lemak yang
terkandung dalam lem tersebut. Lemnya berwarna putih dan sangat mengental.
Lem yang digunakan pada percobaan ini terbuat dari tepung terigu atau tepung
tidak larut dalam air. Amilum tersusun dari dua macam karbohidrat, yaitu
tepung tersebut.
c. Percobaan 3
menghasilkan perubahan warna pada putih telur menjadi warna biru muda.
berwarna putih dan kental. Pada tabung reaksi C, putih telur ditambahkan timbal
asetat dan NaOH, menghasilkan dua lapisan warna yaitu cokelat dan putih, tetapi
warna cokelat yang mendominasi. Dan terdapat gumpalan pada dasar tabung.
Pada tabung reaksi D, putih telur ditambahkan dengan HNO 3 pekat, terdapat
pemisahan yang terjadi antara 2 senyawa ini. HNO3 terletak di bagian dasar
tabung, sedangkan putih telur terletak dibagian permukaan tabung. Putih telur
menjadi berwarna kuning dan cair setelah dilakukan proses pemanasan. Pada
tabung reaksi E, putih telur ditambahkan dengan NaOH dan diletakkan kertas
lakmus dibagian mulut tabung, terdapat dua gumpalan berwarna bening diatas
warna kuning. Kertas lakmus menjadi berwarna biru yang berarti campuran
tersebut bersifat basa. Pada percobaan ini, bahan pokok yang digunakan adalah
putih telur. Putih telur mengandung banyak protein. Dan pada percobaan ini
terjadi proses denaturasi protein, yaitu proses perusakan protein. Dengan kata
lain, denaturasi protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur dari suatu protein
positif dan negatif dari senyawa tersebut menjadi sama sehingga terjadi
tidak larut dan mempunyai afinitas yang tinggi. Afinitas adalah salah satu sifat
keperiodikan unsur. Dengan kata lain, afinitas adalah energi yang dilepaskan oleh
suatu atom (dalam wujud gas) ketika menangkap satu elektron membentuk ion
negatif. Dalam satu golongan yang sama pada sistem periodik unsur, nilai
afinitasnya dari atas ke bawah menurun. Sedangkan dalam satu periode yang
sama, nlai afinitasnya dari kiri ke kanan meningkat. Nilai afinitas elektron
umumnya sejalan dengan jari-jari atom. Semakin kecil jari-jari atom, maka
afinitas semakin tinggi. Sedangkan jika semakin besar jari-jari atom, maka
campurannya tidak boleh gosong atau hangus dan harus terus diaduk. Ini
dikarenakan jika gosong atau hangus, sabun yang dihasilkannya juga akan hangus
dan berwarna kecoklatan. Sabun yang dihasilkan haruslah berwarna putih. Dan
juga harus terus diaduk supaya campurannya merata dan didihannya tidak
terbentuk dari campuran tersebut. Pada tabung reaksi A, larutan sabun yang
menghasilkan busa yang juga sedikit. Tetapi busanya lebih banyak daripada air
sabun yang ditambahkan CaCl2. Pada tabung reaksi C, air kran ditambahkan
dengan CaCl2, tidak menghasilkan busa, hanya larutan bening saja. Pada
percobaan ini, terjadi reaksi penyabunan atau disebut juga reaksi saponifikasi.
sabun. Ditambahkan CaCl2 dan NaCl jenuh supaya dapat terlihat kesadahan
airnya. Suatu campuran, apabila semakin sadah, maka busanya akan meningkat.
menurun) busanya semakin sedikit. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
Air sadah adalah air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium.
Disebut juga air yang sukar dipakai untuk mencuci. Penyebab utama kesadahan
air adalah ion Ca2+ dan ion Mg2+. Penyebab lain dari kesadahan air adalah
disebabkan oleh ion logam dan garam-garam bikarbonat serta sulfat. Senyawa
mencegah terjadiinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan
magnesium relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung
untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya
menjadi kerak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau
e. Percobaan 5
tersebut. Sedangkan wadah styrofoam yang tidak berisi air di dalamnya, ketika
styrofoam tersebut. Proses penipisan styrofoam yang tanpa air lebih cepat dari
yang berisi air. Styrofoam yang berisi air, panas dari api pembakar spiritusnya
meresap melewati air dulu, setelah itu bisa membuat styrofoam tersebut bolong.
Sedangkan yang tanpa air, panas dari api langsung menuju styrofoamnya dan
berupa air. Air yang diisikan pada styrofoam berfungsi sebagai perantara. Prinsip
dari percobaan ini adalah termodinamika. Jika kalor yang diberikan kepada
sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan terlihat
mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem,
volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengkerut dan terasa
lebih dingin). Kedua kejadian ini merupakan salah satu bentuk dari hukum
styrene yaitu C6H5-CH=CH2. Styrene merupakan salah satu jenis plastik yang
sangat ringan, kaku, tembus cahaya, dan tergolong murah namun cepat rapuh.
Agar styrene tidak cepat rapuh, maka dicampur dengan seng dan senyawa
toluena atau n-butil stearat. Plastik busa yang menjadi struktur sel-sel kecil
Carbon (CFC). Kelemahan dari styrofoam yang lama adalah tidak ramah
lingkungan dan sifatnya yang sulit terurai. Butuh waktu kira-kira 1000 tahun
untuk menguraikan styrofoam. Bahan dasar styrofoam tidak bisa didaur ulang
styrofoam terbaru lebih ramah lingkungan karena dapat terurai dengan kurun
ditambahkan bahan lain berupa oxium. Sehingga styrofoam ini mudah untuk
terurai dalam kurun waktu 4 tahun. Oxium merupakan zat aditif yang
akan menghasilkan karbon dioksida, air, dan biomassa yang akan kembali ke
alam. Styrofoam jenis ini terbuat dari bahan organik, atom-atom penyusunnya
sama dengan beras atau gula (hidrokarbon). Namun karena mata rantai dari
styrofoam jenis ini yang panjang, sehingga butuh waktu yang panjang juga untuk
yang aman digunakan sebagai kemasan masyarakat dan sudah diuji oleh BPOM.
Bahan pembentuk styrofoam yang biasa disebut gabus, bersifat racun, dan bisa
mencemari makanan dan minuman, terutama makanan yang masih panas dan
berlemak yang akan menyebabkan styrofoam akan leleh. Efek negatif dari
adalah menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat (gejala sakit kepala,
zat benzen yang sulit untuk dicerna sehingga menumpuk dan berbalut lemak
yang tidak bisa dikeluarkan melalui feces dan urine, dapat juga megakibatkan
hari. Sebagai contoh, terdapat perbedaan sifat pada alkohol dan metil etil keton.
Alkohol memiliki sifat polar dan dapat larut dalam air. Sedangkan metil etil keton
memiliki sifat non polar yang tidak dapat larut dalam air dan dapat larut dalam
sulit untuk dicerna, sehingga membutuhkan waktu yang lama supaya styrofoam
bisa terurai.
9. Jawaban pertanyaaan :
Jawab :
Styrofoam disebut juga polystyrene. Styrofoam memiliki banyak ikatan karbon.
Styrofoam bersifat non polar sehingga tidak mudah larut dalam air dan sulit
Jawab :
tersebut terasa kenyal dan tahan lama. Apabila makanan yang ditambahkan
boraks dimakan oleh manusia, akan dapat menyerang langsung sistem saraf
pusat dan menimbulkan gejala keracunan, seperti demam, mual, muntah, diare,
kejang, iritasi kulit dan jaringan lemak, apatis, depresi, anuria (tidak
2. Kimia Lingkungan.
http://www.WikipediabahasaIndonesia.org.id/wiki/kimia-lingkungan.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/Kimia-
Lingkungan/pencemaran_lingkungan/sabun-dan-detergen/.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/Kimia-
Lingkungan/pencemaran_lingkungan/kimia-lingkungan-dan-peranannya/.
http://www.soera.wordpress.co/2009/01/12/peran-kimia-lingkungan/.
6. Fajeros.2010.Kimia Lingkungan.
http://www.id.scribd.com/doc/25185710/kimia-lingkungan.