Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Penguatan Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Madrasah

(Kepribadian, Managerial, Kewirausahaan, Supervisi Dan Sosial)

Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Asese Calon Kepala Madrasah

Disusun oleh:

SOFYAN SAORI, M.Pd.


NIP. 197708262005011007

KEMENTERIAN AGAMA

KANTOR WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT

2015
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia sedang melakukan pembenahan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan. Sesuai dengan UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Bab
II pasal 2, dikatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
diperlukan seorang pemimpin atau kepala madrasah yang berkualitas.
Dalam satu situasi kepemimpinan terlihat adanya unsur seperti orang-orang yang
dapat mempengaruhi orang lain disatu pihak, orang-orang yang mendapat pengaruh
dilain pihak, adanya tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai dan adanya
serangkaian tindakan untuk mempengaruhi dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara
pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan
anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak
hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu
hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang
akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin
diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena
apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai
tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Kehadiran kepala madrasah sebagai seorang pemimpin pada satuyan pendidikan
sangat menentukan keberhasilan instansi pendidikan tersebut dalam mencapai tujuan
pendidikan pada tingkat mikro yang pada akhirnya akan bersama-sama mewujudkan
pendidikan pada tingkat mezo dan makro. Beberapa implikasi kualitas kepemimpinan
kepala madrasah pada dunia pendidikan adalah:
a. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para guru dan staf
administasi sekolah agar mereka memiliki kemauan dan kesadaran untuk
menerima arahan dari pemimpin.
b. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaannya mampu
menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Kekuasaan itu
dapat bersumber dari: Hadiah, hukuman, otoritas dan karisma.
c. Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggung jawab
yang tulus, pengetahuan, keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan,
kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain dalam membangun organisasi.
Tanpa adanya kehadiran pemimipin yang berkualitas, akan sulit rasanya
pendidikan mencapai tujuan yang diharapkan. Kehadiran guru yang berkualitas tanpa
adanya pemimpin atau kepala madrasah akan menjadikan pendidikan berjalan terpecah
karena guru dan staf berjalan tanpa adanya kesinergian yang baik.
Berdasarkan hal di atas, kami tertarik mengangkat permasalahan kepemimpinan
pada makalah ini. Kami berharap, dengan makalah ini akan dapat membuka pikiran
kita untuk menjadi pemimpin yang baik demi mencapai tujuan pendidikan pada skala
mikro, mezo, dan makro.

B. Permasalahan
Berpijak pada hal-hal di atas, maka kami mengajukan permasalahan yang perlu
dikupas untuk menciptakan kepemimpinan yang berkualitas. Permasalah tersebut
adalah:
1. Bagaimana keterampilan kepemimpinan yang seharusnya dimiliki oleh kepala
madrasah?
2. Bagaimana implementasi ketrampilan mempengaruhi, menggerakan,
mengembangkan, dan memberdayakan yang telah dilakukan?
3. Bagaimana rencana tindakan yang yang akan dilaksanakan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan kepemimpinan yang seharusnya dimiliki oleh kepala madrasah.


Kepala madrasah sebagai pemimpin memiliki tugas dan kewajiban
mengarahkan bawahan kepada suatu komitmen dalam pelaksanaan tugas. Dengan
demikian bahwa kepala madrasah harus senantiasa mempengaruhi bawahan untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Hal ini bisa kita kaji gagasan dari Ki Hajar
Dewantara yaitu Ing ngarso Sung Tuladha, artinya seorang pemimpin hendaknya
menjadi panutan (contoh) bagi bawahan; Ing Madya mangun karsa, yang artinya
pemimpin ikut kegiatan menggugah semangat anak buahnya; dan Tut Wuri Handayani,
yang berarti pemimpin berupaya memberikan dorongan dari belakang.
Bagi orang Islam kepemimpinan Rassulullah wajar dijadikan landasan filosofis,
dimana kepemimpinan beliau sangat mengedepankan contoh contoh perbuatan yang
baik. Dikatakan dalam alquran bahwa dalam diri Rasulullah telah terdapat contoh yang
baik (Uswatun Khasanah). Dengan demikian bagi seorang pemimpin yang dapat
memberikan contoh nanti tidak akan sulit mengarahkan bawahan kearah yang
diharapkan.
Dalam pelaksanaannya keberhasilan kepemimpinan kepala madrasah sangat
dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut :
a. Kepribadian yang kuat. Kepala madrasah harus mengembangkan pribadi
percaya diri, berani, bersemangat, murah hati dan memiliki kepekaan sosial.
b. Memahami tujuan pendidikan dengan baik. Pemahaman yang baik merupakan
bekal utama kepala madrasah agar dapat menjelaskan kepada guru, siswa dan
pihak lain serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya.
c. Pengetahuan yang luas. Kepala madrasah harus memiliki pengetahuan yang
luas tentang bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait.
d. Keterampilan profisional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala
madrasah, yaitu :
 Keterampilan teknis, misalnya penyusun jadwal pelajaran mengsupervisi
pengajaran, memimpin rapat dan dan seterusnya.
 Keterampilan hubungan kemanusiaan, misalnya bekerjasama dengan
orang lain, memotivasi, mendorong guru dan seterusnya.
 Keterampilan konseptual, misalnya mengembangkan konsep
pengembangan sekolah memperkirakan masalah yang akan muncul dan
mencari pemecahannya.
Dalam prosesnya, kepemimpinan tidak selalu berjalan mulus. Keberadaan
struktur, sistem, dan budaya merupakan hambatan perubahan daripada berfungsi
sebagai fasilitator. Tingkat kepentingan yang tinggi sangat membantu dalam
menyelesaikan semua tahap proses transformasi. Jika tingkat perubahan eksternal terus
naik, maka tingkat kepentingan menjadi dominan, organisasi harus (memposisikan diri)
dalam arus pengembangan era global. Model abad kedua puluh bukanlah merupakan
periode yang panjang, tenang atau puas, karena periode ini begitu singkat, sementara
aktivitas kerja sangat padat.
Tingkat kepentingan yang lebih tinggi memicu dinamisasi kependidikan yang
lebih kreatif dan inovatif. Peningkatan urgensi kepemimpinan pendidikan
membutuhkan sistem informasi kinerja yang jauh lebih unggul daripada apa yang
biasanya. Sistem penyediaam informasi kinerja selayaknya dapat menginformasikan
yang valid dan originalitas, terutama tentang kinerja. Informasi tentang kepuasan
peserta didik harus dikumpulkan lebih akurat.
Dengan demikian, para manajer pendidikan seharusnya meningkatkan intensitas
melihat dan mendengar keluhan para pelanggan (pelanggan pendidikan) khususnya
mereka yang tidak puas terhadap layanan pendidikan. Untuk menciptakan sistem dan
memanfaatkan out put secara produktif, budaya sekolah dimulai dengan penanaman
nilai-nilai luhur, kejujuran, menggabungkan norma dan kebijakan. Kemudian jumlah
rutinitas kinerja yang kurang efektif harus dihilangkan. Perubahan dimulai dari
pemimpin pendidikan, kemudian memberikan pengaruh terhadap beberapa personel
sekolah melalui contoh perilaku yang dapat membentuk budaya sekolah sehingga
menghasilkan beberapa keuntungan oraganisasi sekolah.
Semua organisasi pendidikan membutuhkan pemimpin yang baik yang
bertanggung jawab. Kerja sama tim diperlukan untuk menghadapi transformasi secara
periodik. Suksesi di bagian pemimpin organisasi mungkin tidak lagi menjadi media
untuk melatih dan memilih satu orang untuk mengantikan yang lain. Suksesi bisa
menjadi proses pengembangan kepemimpinan pendidikan
Sebagai leader atau pemimpin, kepala madrasah yang baik harus memiliki kemampuan
mempengaruhi, menggerakkan, mengambangkan, dan memberdayakan (4 M) sumber
daya sekolah yang dmiliki baik berupa sumber daya manusia (SDM) maupun sumber
daya materialnya. Keempat keterampilan saling terkait satu sama lainnya demi
suksesnya pencapaian tujuan pendidikan.
Pada pembahasan bagian ini akan dijelaskan tentang bagian demi bagian dari 4 M
Ketermapilan yang harus dimiliki oleh kepala seorang kepala madrasah.
Keterampilan Mempengaruhi
Keterampilan mempengaruhi dilihat dari kemampuan seorang kepala madrasah
mengajak bawahannya (warga sekolah) untuk melaksanakan kebijakan yang telah
menjadi ketetapan sekolah. Semakin patuh bawahan melaksanakan garis kebijakan
sekolah dengan penuh kesadaran, mengindikasikan ketercapaian keterampilan
mempengaruhi pada diri kepala madrasah. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan kebijakan sekolah agar kebijakan tersebut menjadi
tanggung jawab bersama seluruh warga sekolah sehingga mereka dengan penuh
kesadaran melaksanakan sesuatu yang telah diputuskan. Hal-hal tersebut antara lain:
1. Kebijakan yang diambil bukan semata-mata untuk kepentingan sekelompok
orang tetapi kebijakan yang diambil harus memiliki tujuan yang jelas untuk
memajukan pendidikan secara umum pada tingkat mikro.
2. Kebijakan yang diambil menampung semaksimal mungkin aspirasi bawahan
sehingga kebijakan tersebut menjadi tanggung jawab bersama.
3. Lakukan analisis dampak negatif dan positif bersama dengan pembantu kepala
madrasah sebelum kebijakan tersebut diluncurkan.
4. Hindari mengambil keputusan yang tidak populer yang hanya akan
mengakibatkan kontroversi pada tingkat bawah.
5.
Keterampilan Menggerakkan
Keterampilan menggerakkan merupakan kemampuan kepala madrasah agar
sumber daya yang ada (terutama manusia) dapat bekerja dan bersinergi untuk
pencapaian tujuan yang diharapkan. Sumber daya manusia merupakan hal yang unik
karena di situ terdapat keberanekaan harapan dan keinginan. Oleh karena itu, kesalahan
dalam menggerakan sumber daya manusia akan dapat mengakibatkan penyelewengan
dari sebagaian atau keseluruhan sumber daya yang ada.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam upaya menggerakkan sumber daya
manusia yang ada di antaranya adalah:
1. Perlakukan mereka sebagai manusia yang memiliki kebebasan berpikir,
mengeluarkan gagasan atau pendapat, dan memerlukan penghargaan terhadap
prestasi kerja. Dengan demikian segala yang terkait dengan hal tersebut harus
menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan usaha menggerakan sumberdaya
tersebut.
2. Lakukan kontrol secara kontinu terhadap pelaksanaan kebijakan tanpa
menimbulkan kesan mencari kesalahan.Penghargaan terhadap progres kerja akan
menjadi motivasi yang mujarab dalam penggerakan SDM.
3. Selalu motivasi bawahan baik secara formal maupun nonformal. Dengan motivasi
agar muncul perasaan dihargai pada diri bawahan sehingga kinerja terbaiklah yang
akan ditampilkan.
4. Lakukan komunikasi yang harmonis terhadap gejala tindakan indisipliner dan atau
penyelewengan terhadap pelaksanaan kebijakan untuk mengetahui alasan
penyelewengan tersebut. Dengan demikian akan segera dilakukan solusi yang
tepat untuk menyelamatkan pelaksanaan program kebijakan.

Keterampilan Mengembangkan
Pengembangan sekolah sebagai suatu institusi pendidikan menjadi hal yang harus
dilakukan oleh seorang kepala madrasah. Oleh karena itu kepala madrasah harus
memiliki sense of development karena pengembangan sekolah tidak hanya didasarkan
pada teori semata tetapi perlu adanya teknik dan strategi yang jitu. Kepala madrasah
yang memiliki keterampilan mengembangkan akan dapat meningkatkan kualitas wrga
pendidikan yang berada dalam wilayah kerjanya. Pendidik dan kependidikan akan
berkembang kualitas dirinya sehingga dapat meningkatkan kinerja menjadi lebih baik
sesuai dengan harapan. Dari peserta didik juga akan meningkat baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Sejalan dengan itu, meningkat pula sarana dan prasarana pendukung
untuk meningkatkan pembelajaran lebih berkualitas.
Keterampilan mengembangkan belum sepenuhnya dimiliki oleh kepala madrasah.
Pada umumnya, kepala madrasah lebih fokus pada pengembangan sarana dan
prasarana pendidikan. mereka lupa bahwa kualitas pendidikan tidak hanya dipengaruhi
oleh unsur sarana, tetapi juga pendidik sebagai prosesor, dan peserta didik sebagai input
dan sekaligus output yang akan mengindikasikan keberhasilan pendidikan pada suatu
instansi pendidikan.
Terkait dengan hal tersebut, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam upaya mengembangkan sekolah sebagai instutsi pendidikan:
1. Lakukan analisis kebutuhan masyarakat atau stakeholder terhadap mutu lulusan.
2. Buat program dengan penyesuaian terhadap kebutuhan masyarakat.
3. Lakukan pembinaan secara terprogram dalam rangka meningkatkan kompetensi
warga sekolah.
4. Program-program peningkatan kompetensi menjadi sesuatu yang harus
direncanakan dan dilakukan. Program ini bisa dilakukan baik secara mandiri
maupun kontingensi pada kegiatan peningkatan kompetensi di tingkat lain.

Keterampilan Memberdayakan
Memberdayakan berarti memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal
dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan
kepemimpinan kepala madrasah, kepala madrasah dianggap telah berhasil atau
memiliki keterampilan memberdayakan apabila terdapat indikasi sebagai berikut:
1. Pembagian tugas pada guru dan staf administrasi telah sesuai dengan kompetensi
personil yang bersangkutan bukan lagi berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan
(DUK) semata.
2. Pemanfaatan sumber nonmanusia telah semaksimal mungkin oleh sebagaian besar
warga sekolah dalam mengupayakan tercapaianya pelayanan pendidikan yang
optimal.
3. Semua personil dalam naungan pembinaan kepala madrasah telah berjalan dengan
baik dalam melaksanakan tugas masing-masing.
4. Tidak terdapat ketidaktermanfaatkan potensi baik dari sumber daya manusia
maupun nonmanusia.
Terkait dengan hal tersebut, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memberdayakan sumber daya yang ada secara baik seperti:
1. Lakukan analisis yang baik terhadap peta kekuatan seluruh sumber daya yang ada.
Hasil analisis ini tentunya akan menjadi dasar dalam langkah selanjutnya yaitu
pembagian kerja.
2. Prinsip right man in the right place harus menjadi dasar dalam pembagian tugas.
3. Lakukan evaluasi terhadap kinerja bawahan secara teliti untuk mengetahui
kekurangberdayaan personil yang telah ditunjuk.
4. Pembinaan personil dalam rangka menjaga ritme kerja dilakukan secara terencana
dan terarah.

Anda mungkin juga menyukai