Disusun oleh:
KEMENTERIAN AGAMA
2015
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia sedang melakukan pembenahan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan. Sesuai dengan UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Bab
II pasal 2, dikatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
diperlukan seorang pemimpin atau kepala madrasah yang berkualitas.
Dalam satu situasi kepemimpinan terlihat adanya unsur seperti orang-orang yang
dapat mempengaruhi orang lain disatu pihak, orang-orang yang mendapat pengaruh
dilain pihak, adanya tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai dan adanya
serangkaian tindakan untuk mempengaruhi dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara
pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan
anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak
hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu
hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang
akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin
diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena
apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai
tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Kehadiran kepala madrasah sebagai seorang pemimpin pada satuyan pendidikan
sangat menentukan keberhasilan instansi pendidikan tersebut dalam mencapai tujuan
pendidikan pada tingkat mikro yang pada akhirnya akan bersama-sama mewujudkan
pendidikan pada tingkat mezo dan makro. Beberapa implikasi kualitas kepemimpinan
kepala madrasah pada dunia pendidikan adalah:
a. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para guru dan staf
administasi sekolah agar mereka memiliki kemauan dan kesadaran untuk
menerima arahan dari pemimpin.
b. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaannya mampu
menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Kekuasaan itu
dapat bersumber dari: Hadiah, hukuman, otoritas dan karisma.
c. Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggung jawab
yang tulus, pengetahuan, keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan,
kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain dalam membangun organisasi.
Tanpa adanya kehadiran pemimipin yang berkualitas, akan sulit rasanya
pendidikan mencapai tujuan yang diharapkan. Kehadiran guru yang berkualitas tanpa
adanya pemimpin atau kepala madrasah akan menjadikan pendidikan berjalan terpecah
karena guru dan staf berjalan tanpa adanya kesinergian yang baik.
Berdasarkan hal di atas, kami tertarik mengangkat permasalahan kepemimpinan
pada makalah ini. Kami berharap, dengan makalah ini akan dapat membuka pikiran
kita untuk menjadi pemimpin yang baik demi mencapai tujuan pendidikan pada skala
mikro, mezo, dan makro.
B. Permasalahan
Berpijak pada hal-hal di atas, maka kami mengajukan permasalahan yang perlu
dikupas untuk menciptakan kepemimpinan yang berkualitas. Permasalah tersebut
adalah:
1. Bagaimana keterampilan kepemimpinan yang seharusnya dimiliki oleh kepala
madrasah?
2. Bagaimana implementasi ketrampilan mempengaruhi, menggerakan,
mengembangkan, dan memberdayakan yang telah dilakukan?
3. Bagaimana rencana tindakan yang yang akan dilaksanakan?
BAB II
PEMBAHASAN
Keterampilan Mengembangkan
Pengembangan sekolah sebagai suatu institusi pendidikan menjadi hal yang harus
dilakukan oleh seorang kepala madrasah. Oleh karena itu kepala madrasah harus
memiliki sense of development karena pengembangan sekolah tidak hanya didasarkan
pada teori semata tetapi perlu adanya teknik dan strategi yang jitu. Kepala madrasah
yang memiliki keterampilan mengembangkan akan dapat meningkatkan kualitas wrga
pendidikan yang berada dalam wilayah kerjanya. Pendidik dan kependidikan akan
berkembang kualitas dirinya sehingga dapat meningkatkan kinerja menjadi lebih baik
sesuai dengan harapan. Dari peserta didik juga akan meningkat baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Sejalan dengan itu, meningkat pula sarana dan prasarana pendukung
untuk meningkatkan pembelajaran lebih berkualitas.
Keterampilan mengembangkan belum sepenuhnya dimiliki oleh kepala madrasah.
Pada umumnya, kepala madrasah lebih fokus pada pengembangan sarana dan
prasarana pendidikan. mereka lupa bahwa kualitas pendidikan tidak hanya dipengaruhi
oleh unsur sarana, tetapi juga pendidik sebagai prosesor, dan peserta didik sebagai input
dan sekaligus output yang akan mengindikasikan keberhasilan pendidikan pada suatu
instansi pendidikan.
Terkait dengan hal tersebut, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam upaya mengembangkan sekolah sebagai instutsi pendidikan:
1. Lakukan analisis kebutuhan masyarakat atau stakeholder terhadap mutu lulusan.
2. Buat program dengan penyesuaian terhadap kebutuhan masyarakat.
3. Lakukan pembinaan secara terprogram dalam rangka meningkatkan kompetensi
warga sekolah.
4. Program-program peningkatan kompetensi menjadi sesuatu yang harus
direncanakan dan dilakukan. Program ini bisa dilakukan baik secara mandiri
maupun kontingensi pada kegiatan peningkatan kompetensi di tingkat lain.
Keterampilan Memberdayakan
Memberdayakan berarti memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal
dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan
kepemimpinan kepala madrasah, kepala madrasah dianggap telah berhasil atau
memiliki keterampilan memberdayakan apabila terdapat indikasi sebagai berikut:
1. Pembagian tugas pada guru dan staf administrasi telah sesuai dengan kompetensi
personil yang bersangkutan bukan lagi berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan
(DUK) semata.
2. Pemanfaatan sumber nonmanusia telah semaksimal mungkin oleh sebagaian besar
warga sekolah dalam mengupayakan tercapaianya pelayanan pendidikan yang
optimal.
3. Semua personil dalam naungan pembinaan kepala madrasah telah berjalan dengan
baik dalam melaksanakan tugas masing-masing.
4. Tidak terdapat ketidaktermanfaatkan potensi baik dari sumber daya manusia
maupun nonmanusia.
Terkait dengan hal tersebut, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memberdayakan sumber daya yang ada secara baik seperti:
1. Lakukan analisis yang baik terhadap peta kekuatan seluruh sumber daya yang ada.
Hasil analisis ini tentunya akan menjadi dasar dalam langkah selanjutnya yaitu
pembagian kerja.
2. Prinsip right man in the right place harus menjadi dasar dalam pembagian tugas.
3. Lakukan evaluasi terhadap kinerja bawahan secara teliti untuk mengetahui
kekurangberdayaan personil yang telah ditunjuk.
4. Pembinaan personil dalam rangka menjaga ritme kerja dilakukan secara terencana
dan terarah.