Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif
sesuai kondisi dan kebutuhan
Sistem Jaminan Sosial Nasional
Latar Belakang – Amanat UUD 45
NON PBI
88,335,648 PBI APBN
NUSA TENGGARA BARAT
MALUKU UTARA
MALUKU
LAMPUNG
KEPULAUAN RIAU
7 Provinsi telah mencapai
Universal Health Coverage
40% Total 96,055,779 KEP. BANGKA BELITUNG
43% KALIMANTAN UTARA UHC
222.278.708 KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
jiwa KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN BARAT
JAWA TIMUR
JAWA TENGAH
JAWA BARAT
JAMBI
GORONTALO
UHC
DKI JAKARTA
PBI APBD D IYOGYAKARTA
37,887,281 BENGKULU
17% BANTEN
BALI
UHC
ACEH
- 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000
* Data per 31 Oktober 2019
PBI APBN PBI APBD NON PBI
Tantangan Penyelenggaraan JKN
Sustainabilitas Keuangan Kepesertaan
• Pendapatan Iuran lebih kecil daripada • Pertumbuhan peserta dari segmen pekerja
Pengeluaran untuk Pembayaran Manfaat informal dan pekerja formal belum optimal
• Defisit mencapai Rp. 9 T pada tahun 2018 (Audit • Perbaikan data PBI JKN
BPKP) • Pemerataan Peserta di FKTP
• Fairness dalam besaran pembayaran ke faskes
• Manajemen klaim belum optimal
• Telaah utilisasi masih minim
• Pencegahan dan Penanganan fraud blm optimal
PPJK
KEBIJAKAN KEMENKES PADA ASPEK KEPESERTAAN
DALAM MENCAPAI UHC
Dalam upaya mencapai UHC pada aspek kepesertaan, peran Kemenkes lebih pada perluasan
cakupan kepesertaan pada segmen PBI APBN dan mendorong Pemda untuk mengintegrasikan
Jamkesdanya ke dalam program JKN
STRATEGI PENINGKATAN AKSES & MUTU YANKES
02 PENINGKATAN
01 PENGUATAN FASKES SUMBER DAYA KESEHATAN
• Pemenuhan sarana, prasana,
• Meningkatkan Kompetensi
alat kesehatan, dan kebutuhan
klinis dan Kompetensi
obat (farmasi) kompetensi
manajerial
• Tata kelola dan kepemimpinan
• PDSP
• Mutu Akreditasi
• Insentif remunerasi
04 PENGUATAN SISTEM
03 PEMANFAATAN RUJUKAN
TEKNOLOGI INFORMASI
• Sistem rujukan berbasis
Optimalisasi penggunaan Teknologi kompetensi
Informasi untuk memperluas dan • Regionalisasi sistem rujukan
mempermudah akses baik • Regulasi perwilayah
masyarakat maupun internal RS • PENGEMBANGAN
layanan berbasis IT RUJUKAN BERBASIS IT
10
Pencegahan dan Penanganan Kecurangan dalam JKN
• Temuan hasil audit BPKP termasuk dugaan adanya fraud atas pembayaran klaim INA-CBG,
non INA-CBG, Non Kapitasi serta pembayaran kapitasi
• Diperlukan suatu sistem untuk mencegah terjadinya kecurangan/ fraud dan mekanisme
penyelesaian jika terjadi fraud
Untuk Peningkatan Upaya Pencegahan, Deteksi dan Penyelesaian Fraud dalam JKN,
dibentuk Tim Bersama di Tingkat Pusat (KPK – Kemenkes – BPJS Kes)
STRATEGI INTERVENSI JKN
UU 40 Tahun 2004 Karena kepesertaan bersifat wajib
Pasal 13, menyatakan bahwa pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan untuk seluruh masyarakat, hal ini
dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS. tidak sejalan dengan pasal 34 UUD
1945 dimana fakir miskin dan anak
Pasal 14 juga menyatakan bahwa Pemerintah secara bertahap pendaftarkan
terlantar dipelihara oleh negara.
penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
Kedepan perlu deregulasi mengatur tentang manfaat medis yang tepat dan kelas
standar untuk seluruh peserta (hanya 1 kelas)
MILESTONE PELAYANAN KESEHATAN INDONESIA
1995
UCI
MDG’S
8 GOAL SDG’S
17 GOALS
1978 2000 2005 2018
2014 2015 2020 2030
2004 2009 2013
MORE MONEY FOR HEALTH & MORE HEALTH FOR THE MONEY
(STRENGTHENING PHC SERVICES & HEALTH SYSTEM STRENGTHENING)
Formulasi Kebijakan Kepesertaan JKN
Pasca Penyesuaian Iuran
CAPAIAN
96.8
92.4
92.3
91.1
87.8
86.4
35,9
16
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN BIAYA MANFAAT
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP)
Total Biaya
Manfaat
Proporsi
Jumlah Penyedia
Biaya
Layanan
Manfaat
Kesehatan dalam
s.d.
Program JKN
September
terus meningkat, 84% 84% 2019
seiring dengan 80%
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut peningkatan 80% 85%
(FKRTL)
Cakupan
Kepesertaan
Total
Biaya
Penyesuaian
Iuran
4. Pekerja Bukan Penerima Nilai Nominal Kelas III : Rp. 25.500,- Kelas III : Rp. 42.000,- Berlaku 1 Januari 2020
Upah (PBPU) dan Bukan (per jiwa) Kelas II : Rp. 51.000,- Kelas II : Rp. 110.000,-
Pekerja (BP) Kelas I : Rp. 80.000,- Kelas I : Rp. 160.000,-
DATA PUSKESMAS DAN KLINIK PRATAMA
CAPAIAN AKREDITASI RS
Perdana
Paripurna
31%
36%
Dasar
7%
Utama Madya
13% 13%
JCI
TOTAL : 2.868 RS 74%
Penyelenggara pelayanan kesehatan dasar yang berperan sebagai tulang punggung, kontak
pertama dan PENAPIS RUJUKAN sesuai dengan STANDAR PELAYANAN
Organisasi
Samp
Lab. lainnya Non
AMDAL
le
Pemerintah
Text
Pelayanan
Pencegahan The WHO Report
Khusus Dapat dipahami pimpinan layanan primer diharapkan ahli dalam 2008: Primary
Health Care: Now
kedokteran keluarga, komunitas, dan kesehatan masyarakat more than ever
UPAYA PENATAAN FKTP TERHADAP DOKTER LAYANAN PRIMER
UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
(UU N0. 20/2013)
PENDIDIKAN KEDOKTERAN
28
UPAYA PENINGKATAN MUTU PEL AYANAN KESEHATAN
Optimalkan Sumberdaya
yang ada, tanpa pemborosan
bahan
7 DIMENSI
MUTU
meminimalisasi terjadinya kerugian (harm),
cedera dan kesalahan medis yang bisa dicegah
kepada mereka yang menerima pelayanan
EFISIEN AMAN
menyediakan pelayanan kesehatan menyediakan pelayanan yang seragam tanpa
INTEGRASI
yang berbasis bukti kepada membedakan jenis kelamin, suku, etnik, tempat
masyarakat tinggal, agama, sosial ekonomi
EFEKTIF ADIL
mengurangi waktu tunggu dan menyediakan pelayanan yang sesuai dengan
keterlambatan pemberian pelayanan preferensi, kebutuhan dan nilai-nilai individu
kesehatan
kMal
TEPAT BERORIENTASI
WAKTU PASIEN
menyediakan pelayanan yang terkoordinasi lintas fasyankes dan
pemberi pelayanan, serta menyediakan yankes untuk seluruh siklus
kehidupan
KESIMPULAN
• Pengendalian defisit JKN sangat erat kaitannya dengan penataan standar
pelayanan di fasilitas, terutama pada penyakit katastropik.
• Kesiapan pemenuhan kebutuhan akses fasyankes memerlukan komitmen
dari Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Organisasi Profesi, dalam hal
pemenuhan dan distribusi SDM kesehatan baik dokter maupun dokter
spesialis dan dokter subspesialis.
• Komitmen Organisasi Profesi dalam pemenuhan dan penataan SDM
dalam Rekomendasi SIP dipermudah untuk dokter yang baru masuk di
daerah tertentu dan peningkatan Pendidikan
• Organisasi Profesi senantiasa menjaga mutu pelayanan kesehatan sesuai
standar pelayanan kedokteran dan keselamatan pasien.
• Melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya agar pelaksanaan JKN
berjalan efektif dan efisien.
TERIMA KASIH
31