Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kardiovaskular merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja
menyerupai otot polos, yaitu bekerja diluar kemauan kita kemudian
(dipengaruhi oleh sususan saraf otonom). Pembuluh darah koroner merupakan
penyakit aliran darah (darah membawa oksigen dan makanan yang dibutuhkan
miokard agar dapat berfungsi dengan baik). Penyakit jantung koroner adalah
salah satu akibat utama arteriosklerosis pada keadaan ini pembuluh darah nadi
menyempit karena terjadi endapan-endapan lemak (atheroma dan plaques)
yang dindingnya. Juga dapat merupakan proses degeneratif, disamping banyak
faktor lain. Penyakit jantung koroner diantaranya angina stabil, angina tidak
stabil, infark miokard akut. Infark Miokard Akut (IMA) merupakan bentuk
yang paling berbahaya.
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah yang
mengandung kurang lebih 5,5 liter darah pada laki-laki dengan berat badan 70
kg. Fungsi utama sistem kardiovaskular adalah mendistribusikan O2 dan
nutrisi ke jaringan, mentransfer metabolit dan CO2 ke organ eksresi dan paru
serta mentranspor hormon dan komponen sistem imun serta sebagai
termoregulasi. Jantung sendiri adalah pompa otot beruang empat (dua atrium
dan dua ventrikel) yang mendorong daeah mengelilingi sirkulasi.
Peningkatan kejadian gagal jantung merupakan epidemik global, terutama
pada geriatik yang menghabiskan biaya perawatan yang lumayan besar, cacat
dan kematian. Penderia penyakit arteri koroner, hipertensi dan diabetes melitus
adalah faktor resiko yang paling besar. Gagal jantung dapat mempengaruhi
jantung kiri atau jantung kanan atau keduanya secara bersamaan. Pasien
dengan gagal jantung kiri menunjukkan gejala cardiac output yang rendah dan
peningkatan vena pulmonar, dispnea adalah gejala yang menonjol.

I.2. Rumusan Masalah

1
1. Apa pengertian dari sistem kardiovaskular?

2. Apa saja gangguan-gangguan pada sistem kardiovaskular?

I.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem kardiovaskular

2. Untuk mengetahui apa saja gangguan gangguan pada sistem kardiovaskular

2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi
II.I.2 Sistem Kardiovaskular
System kardiovaskular merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang diperlukan
dalam proses metabolisme tubuh. System kardiovaskular memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespon aktivitas tubuh,
salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah, agar aktivitas jaringan
dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak diarahkan
pada organ-orggan vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memelihara dan
mempertahankan system sirkulasi itu sendiri (Nurachmach, 2009).

3
II.I.3 Siklus Jantung
Siklus jantung (cardiac cycle) terdiri dari sistol dan diastole. Jantung
berkontraksi secara berirama dengan pusat kendali impuls berasal dari simpul sinus.
Pengisian darah di dalam ruang-ruang jantung terjadi selama diastole (diastolic
filling) dan pengeluaran terjadi selama sistol (sistolik ejection) secara beirama dan
secara serentak di jantung kanan dan kiri. Pada akhir diastole, tekanan ventrikel
hamper sama dengan tekanan atrium, sebab kedua ruang tersebut berhubungan
langsung melalui katup dengan katup atrioventricular yang masih terbuka, tetapi
hanya sedikit atau hampir tidak ada darah yang mengalir di antara ruang-ruang
tersebut (Ronny, 2009).
II.I.4 Darah
Darah seperti semua cairan, mengalir di daerah-daerah yang bertekanan
lebih tinggi ke daerah-daerah yang bertekanan lebih rendah. Kontraksi ventrikel
jantung menghasilkan tekanan rendah, yang memberikan gaya ke semua arah. Gaya
yang terarah memanjang dalam suatu arteri menyebabkan darah mengalir dari
jantung, tempat yang bertekanan paling tinggi. Gaya yang diberikan terhdap
dinding arteri yang elastis akan merentangkan dinding tersebut,, dn pelentingan
kembali dinding-dinding arteri memainkan peran yang penting dalam
mempertahankan tekanan darah, demikian pula dengan aliran darah, di seluruh
siklus jantung. Begitu darah memasuki jutaan arteriola-arteriola dan kapiler-kapiler
yang mungil, diameter pembuluh-pembuluh ini yang sempit akan menghasilkan
tekanan yang cukup besar terhadap aliran darah. Tahanan ini menyingkirkan
sebagian besar tekanan yang dihasilkan oleh pemompaan jantung pada saat darah
memasuki vena-vena (Campbell, 2008).
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.
Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi, yang disebut dengan tekanan
systole. Tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi pada saat jantung
beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistol
terhadap tekanan diastole, dengan nilai normal berkisar dari 100/60 mmHg-129/80
mmHg. Rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg (Abdurachim, 2016).
Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan
untuk gaya dorong mengalirkan darah di dalam arteri, arteriola, kapiler, dan system

4
vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Jantung bekerrja sebagai
memompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri
pada system sirkulasi tertutup. Aktivitas jantung berlangsung dengan cara
mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga menimbulkan perubahan tekanan
darah dalam system sirkulasi (Syaifuddin, 2011).
Cedera jantung atau tekanan jantung yang menyebabkan penurunan dalam
kapasitas pemompaan (fungsi kontraktil) jantung. Hal ini ditandai dengan interaksi
antara disfungsi miokard dan mekanisme kompensasi neurohormoral yang
diaktifkan dalam upaya untuk mempertahankan cardiac output dalam menghadapi
fungsi jantung menurun. Pada jangka Panjang pemberian tekanan pada otot jantung
dapat mengganggu fungsi jantung yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian. Penekanan ini menyebabkan rusaknya struktur jantung dan kinerjanya
dekompensasi yang mengarah ke jantung, fungsi progresif memburuk, dan akhirnya
jantung tidak dapat bertahan untuk melakukan kegiatan sehari-hari
(Lymperopoulus, 2013).
II.2. Gangguan-gangguan kardiovaskular
II.II.1 Aritmia
Pada aritmia, konduksi listrik yang abnormal atau perubahan otomatisistas
akan mengubah frekuensi dan irama jantung. Aritmia memiliki intensitas yang
bervariasi mulai dari yang ringan, asimptomatik (tanpa keluhan dan gejala) dan
tidak memerlukan pengobatan (seperti sinus aritmia dengan peningkatan serta
penurunan frekuensi jantung mengikuti respirasi) hingga fibrilasi ventrikel yang
fatal sehingga harus dilakukan resusitasi segera. Aritmia umumnya diklasifikasi
menurut asalnya (ventricular atau supraventricular). Efek aritmia pada curah
jantung dan tekanan darah yang sebagian dipengaruhi oleh lokasi asal aritmia
akan menentukan makna klinisnya (Kowalak et al., 2012).
a. Penyebab
 Defekongenital
 Iskemia atau infark miokard
 Penyakit jantung organic
 Intoksikasi obat
 Degenerasi jaringan

5
 Penghantar impuls
 Gangguan jaringan ikat
 Ketidakseimbangan elektrolit
 Hipoksia selular
 Hipertrofi otot jantung
 Ketidakseimbangan asam basa
 Stress emosi
b. Patofisiologi
Aritmia dapat terjadi karena otomatisitas yang digalakan, reentry, escape
beats atau konduksi elektris yang abnormal (Kowalak et al., 2012).
c. Tanda dan gejala
Aritmia jantung terjadi karena penurunan curah jantung serta perubahan
perfusi darah ke dalam organ tersebut, dan dapat meliputi (Kowalak et al.,
2012) :
 Dispnea
 Hipotensi
 Pening
 Sinkop
 Dan rasa lemah
 Nyeri dada
d. Komplikasi aritmia dapat berupa :
 Kematian jantung yang mendadak
 Infark miokard
 Gagal jantung
 Tromboemboli

6
II.II.2 Kardiomiopati
Istilah kardiomiopati secara umum dipakai pada semua penyakit yang
mengenai serabut otot jantung dan gangguan ini terjadi dalam tiga bentuk :
dilatasi, hiperrtrofi, dan restriktif (sangat jarang dijumpai). Populasi yang
beresiko paling tinggi untuk mengalami kardiomiopati tipe dilatasi ini adalah
laki-laki dan kulit hitam. Factor resiko lain meliputi penyakit jantung coroner,
hipertensi, kehamilan, infeksi virus, pemakaian alcohol atau obat terlarang. Ada
dua tipe kardimiopati hipertrofik. Bentuk yang paling sering ditemukan
disebabkan oleh hipertensi karena kelebihan beban tekanan atau disebabkan
oleh stenosis katup aorta (Kowalak et al., 2012).
a. Penyebab
Sebagian besar pasien penderita kardiomiopati dilatasi memiliki
penyakit yang idiopatik atau primer tetapi sebagian lagi terjadi sekunder
karena sebab-sebab yang dapat dikenali (Kowalak et al., 2012).
b. Patofisiologi
Kardiomiopati terjadi karena kerusakan serabut otot miokardio yang
luas. Akibatnya, terjadi penurunan kontraktilitas ventrikel kiri. Karena
fungsi sistolik menurun maka volume sekuncup, fraksi ejeksi, dan curah
jantung juga mengalami penurunan. Karena volume diastolic akhir
meninggi maka dapat terjadi kongesti paru. Kenaikan volume diastolic
akhir merupakan kompensasi untuk mempertahankan volume sekuncup
meskipun terjadi penurunan fraksi ejeksi (Kowalak et al., 2012).
c. Tanda dan gejala
 Sesak napas, ortopnea, disnpnea d’effort, dyspnea nocturnal yang
paroksimal, perasaan Lelah, dan batuk kering pada malam hari yang
disebabkan oeh gagal jantung kiri
 Edema perifer, hepatomegali, distensi vena bulgaris, dan kenaikan
berat badan yang disebabkan oleh gagal jantung kanan
 Sianosis perifer yang menyertai curah jantung yang rendah
 Kaki kardias sebagai respon kompensasi terhadap curah jantung yang
rendah
d. Komplikasi

7
Komplikasi kardiomiopati meliputi :
 Gagal jantung
 Aritmia
 Embolisasi sistemik\ pulmoner
 Kematian mendadak

II.II.3 Gagal Jantung


Gagal jantung lebih merupakan suatu sindrom, bukan penyakit dan terjadi
ketika jantung tidak lagi mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolit tubuh. Gagal jantung akan mengakibatkan kelebihan muatan volume
intrasvakular serta interstistial dan perfusi jaringan yang buruk. Individu yang
menderita gagal jantung akan mengalamu penurunan toleransi terhadap
aktivitas fisik, penurunan kualitas hidup, dan rentang hidupnya memendek
(Kowalak et al., 2012).
Gagal jantung dapat pula terjadi pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa
dengan defek jantung kongeital dan defek jantung akuisita (didapat). Angka
mortalitas pada gagal jantung lebih besar pada populasi laki-laki, kulit hitam,
dan lansia (Kowalak et al., 2012).
a. Penyebab
Penyebab gagal jantung dapat terjadi menjadi 4 kategori umum:
 Fungsi otot jantung abnormal
 Volume ventrikel kiri abnormal
 Tekanan ventrikuler kiri abnormal
 Pengisian ventrikel kiri abnormal
b. Patofisiologi
Gagal jantung kiri terjadi karena fungi kontraksi ventrikel kiri tidak
efektif. Karena kegagalan ventrikel kiri memompa darah, curah jantung akan
menurun. Gagal jantung kanan terjadi karena fungsi kontraksi ventrikel kanan
tidak efektif. Akibatnya,darah tidak lagi dipompa secara efektif kedalam paru-
paru sehingga darah tersebut mengalir kembali kedalam arterium kanan dan
sirkulasi perifer. Disfungsi sistolik terjadi karena ventrikel kiri tidak dapat
mempompa cukup darah keluar dari sirkulasi sistemik selama sistol dan terjadi

8
penurunan fraksi ejeksi. Disfungsi diastolic terjadi ketika kemampuan
ventrikel kiri untuk mengadakan relaksasi (Kowalak et al., 2012).
c. Tanda dan gejala
 Dispnea yang disebabkan oleh kongesti pulmoner
 Katup non produktif yang berkaitan dengan kongesti pulmoner
 Bunyi ronki atau krektos akibat kongesti pulmoner
 Kaki kardia akibat stimulasi saraf simpatik
 Nyeri abdomen kuadrat atas karena kongesti hati
 Anoreksia, rasa penuh dan naosea yang dapat disebabkan oleh
kongesti hati dan usus.
II.II.4 Hipertensi
Hipertensi, kenaikan tekanan darah daistolik atau sistolik, ditemuan dalam dua
tipe yaitu hipertensi esensial (primer) yangpang sering terjadi, dan hipertensi
sekunder, yang di sebabkan oleh peyakit renal atau penyebab lain yang dapat di
identifikasi. Hipertensi malignan adalah bentuk hipertensi yang berat, dan sering di
jumpai pada kedua tipe hipertensi tersebut. Hipertensi esensial biasanya dimulai
secara berangsur angsur tampa keluhan gejala sebagai peyakit benigna yang secara
perlahan lahan berlanjut menjadi keadaan yang malignan (Kowalak et al., 2012).
a. Penyebab
Factor resiko untuk hipertensi primer meliputi :
 Riwayat keluarga
 Usia yang bertamabah lanjut
 Sleep apnea
 Ras (sering terjadi pada orang kulit hitam )
 Obesitas
 Kebiasaan merokok
 Stress
 Diabetesmilitus
 Devisiensi mineral
 Asupan lemak jenuh dalam jumalah besar
 Asupan natriam dalam jumlah besar
 Konsumsi alkohol secara berlebihan

9
Penyebab hipertensi sekunder meliputi
 Koarktasiao aorta
 Stenosis arteri renalis dan penyakit parenkim ginjal
 Tumor otak,kuadriplegia dan cedera kepala
 Feokromositoma, sindrom cushing, hiperaldosteronisme dan
disfungsi tiroid hipofisis atau paratiroid
 Hipertensi yang di sebabkan oleh kehamilan
 Konsusmsi alkohol
b. Patofisiologi
Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer dan curah
jantung. Curah jantung meningkat karena keadaan yang meningkat frekuensi
jantung, volume sekuncup atu keduanya. Resistensi perifer meningkat kerena
faktr factor yang meningkatkan viskositas darah atau yang menurnkan ukuran
lumen pembuluh darah khususnya pembuluh arterior (Kowalak et al., 2012).
c. Tanda dan gejala
 Nyeri kepala oksivital (yang bias semakin parah pada saat bangaun
di pagi hari karena terjadi peningkatan tekanan intracranial)
 Epistaksis yang mungkin terjadi karena kelainan vaskuler akibat
hipertensi
 Perasaan pening bingung dan keletihan yang di sebabkan oleh
penurunan perfungsi darah akibat fasokontriksi pembulu darah
 Penglihatan yang kabur akibat krusakan retina
 Edema yang disebabka oleh peningkatan tekanan kapiler
d. komplikasi
 Krisis hipertensi, penyakit arteri perifer, aneurisma aortadissekting,
gagal jantung, aritmia dan kemtian mendadak
 Serangan iskemik sepintas, stroke, retino petri dan nsefalopati
hipertensi gagal jantung

10
II.II.5 CAD
Coronary artery disease (CAD) atau disebut juga penyakit jantung coroner
(TJK) adalah penyakit yang di sebabakan oleh aterosklerosis pada arteri koroner
yang membatasi aliara darah ke jnatung (Fajar, 2015) .
Ateroskerosis adalah suatu kondis dimana arteri koronaria menyempit
diakibatkanya akumulasi lipid ekstrasel, pembentukan sel busa yang ahirnya dapat
menumbulkan penebalan dan kekakuan pada pembuluh darah arteri. CAD di
pengaruhi oleh beberapa factor meliputi jenis kalamin, usia, dyslipidemia,
hipertensi, merokok, dan diabetesmilitus (Ramandika, 2012).
II.II.6 CHF
1. Definisi
CHF dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari fungsi structural
jantung atau sebagai gagal jantung dalam mendistribusikan oksigen sesuai
dengan yang di butuhkan pada metabolism jaringan, meskipun tekanan
pengisian normal atau adanya peningkatan tekanan pengisian (Mc Murri et
al.,2012).
Gagal jantung kongesif adalah sindrom klinis progrsif yang di sebebkan
oleh ketdak mampuan jantung daam memompa darah unyuk memenuhi
kebutuhan metabolism tubuh (Dipiro et. al., 2015).
2. Epidemiologi
Anka kejadian gagal jantung di amerika serikat mempunyai
insidensi yang besar teteapi tetap stabil selama beberapa decade terahir yaitu
>650.000 pada kasus baru setiap tahunya. Meskipun angka bertahan hidup
telah mengalami peningkatan, sekitar 50% pasien gagal jantung dalam
waktu 5 tahun memiliki angka kematian yang mutak (Yancy et al., 2013).
3. Factor resiko
a. Factor resiko mayor meliputi : uisa, jenis kelamin, hipertensi, hiptrofil
pada LV, infrakmiokard, obestas, dan diabetes.
b. Factor resiko minor meliputi : merokok, dyslipidemia, gagal ginjal
kronik, albuminuria, anemia, stress.(Frod et al., 2015).

11
4. Etiologi
a. Meningkatnya beban awal karena regurgitasi aorta dan adanya cacat
septrum ventrikel .
b. Meningkatnya beban ahir karena stenosis aorta hipertensi sitemik.
c. Penurunan kontrakbilitas miokardium karena infrakmiokard ataupun
kardiomiopati
5. Patofisiologi
a. Berdasarakan bagian jantung yang mengalami kegagalan (Vailure)
1. Gagal jantung kiri Bagian ventrikel kiri jantung kiri tidak dapat
memompa dengan baik sehingga keadaan dapat menurunkan aliran
dari jantung sebeleh kiri ke seluruh tubuh akibatnya, darah akan
mengalir balik kedalam faskulator pulmonal (Berkoh bitz, 2013).
2. Gagal jantung kanan, disfungsi ventrikel kanan dapat dikatakan
saling berkaitan dengan disfungsi ventrikel kiri pada gagal jantung
apanila dilihat dari kerusakan yang di derita oleh kedua sisi jantung
(Acton, 2013)
b. Mekanisme neurohormonal
Istilah neurohormone memiliki arti yang sangat luas, dimana neuro
hormone pada gagal jantung diproduksi dari banyak molekul yang
diuraikan oleh neuroendoktrin (Mann, 2012).
c. Aktifitas system renin angiostensin aldosterone (RAAS)
Pelepasan renin sebagai neurohormonal oleh ginjal akan mengaktifasi
RAAS. Angistensinogen yang di produksi oleh hati di rubah menjadi
angiostensin 1 dan angiostensinogen 2. Angiotensin 2 berikatan dengan
dinding pembulu darah ventrikel dan menstimulasi pelepasan endotelin
sebagai agen fasokontriktor.(Mann, 2012).
d. Cardic remodeling
Cardiaremodeling merupakan suatu perubahan yang nyata secara klinis
sebagai perubahan pada ukuran, bentuk dan fungsi jantung setelah
adanya stimulasi setres ataupun cidera yang melbatkan molekuler,
seluler serta inter citial (Mann, 2012).

12
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Sistem kardiovaskuler memulai aktivitasnya ketika jjanin baru berusia


empat minggu dan merupakan sistem terakhir yabg aktivitasnya berhenti ketika
kehidupan seseorang berakhir. Sistem tubuh ini begitu penting sehingga
dipakai untuk membantu menentukan apakah seseorang masih hidup.
Sistem kardiovaskuler yang umum disebut sirkulasi atau peredaran darah
dapa dibagi menjadi dua cabang : sistem sirkulasi sistemik dan pulmoner. Pada
sirkulasi pulmoner, darah mengambil oksigen dan melepaskan produk limbah
yang berupa karbondioksida. Pada sirkulasi sistemik, darah emmebawa
oksigen serta nutrien ke semua sel yang bekerja aktif dan mengangku produk
limbah ke ginjal, hati, serta kulit untuk diekskresi keluar.
Gangguan atau beberapa penyakit dalam sistem kardiovaskular :
1. Aritmia
2. Kardiomiopati
3. Gagal jantung
4. Hipertensi
5. CAD (Coronary Artery Disease)
6. CHF (Congestive Heart Failure)
III.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini yang membahas tenang “Sistem
Kardiovaskular beserta Gangguan-gangguannya” masih jauh dari kata
sempurna, hal ini disebabkan karena keerbatasan ilmu dan literatur yang
penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan terutama
dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang membangun yang bisa
melengkapi makalah ini di masa mendatang. Hanya kepada Allah SWT. Semua
ini diserahkan, semoga selalu diberikan petunjuk dan ridho-Nya setiap saat
kepada kita semua. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Acton, Q. A., 2013, Ethylene Glycols- Advances in Research and Application,


ScholarlyEditions, Georgia, hal 308.

Al fajar,K. 2015. Hubungan Aktivitas Fisik dan Kejadian Penyakit Jantung


Koroner di Indonesia : Analisis Data Riskedas Tahun 2013 : Program Studi
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Campbell, N.A., J.B. Reece. 2008. Biologi, Edisis Kedelapan Jilid 3. Terjemahan :
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta : Erlangga.

Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L and Dipiro, C.V. 2015.
Pharmacotherapy Handbook, Edisi Kesembilan. Inggris : McGraw Hill
Education Companies.

Ford, I., Robertson, M., Komadja, M., Bohm, M., Borer, J.S., Tavazzi, L.,
Swedberg, K. 2015. Top ten risk factors for morbidity and mortality in
patients with chronicsystolic heart failure and elevated heart rate : The
SHIFT Risk Model, IJC, 184, 163-169.

Kowalak, J., P., Welsh, W., & Mayer, B. 2012 .Buku ajar
patofisiologis(professional guide to pathophysiology). Jakarta : EGC.

Lympoperopoulus, A., Giuseppe, R., Walter, J.K. 2013. Adrenergic Nervous


System in Heart Failure (Pathophysiology and Therapy). Journal of
Ameerican Heart Association. 113 : 739-753.

Mann.D.L. 2012. Heart Failure And Cor PulmonaleEd.17th. In : Harrison’s


Cardiovaculer. Medicine.

McMurry, J.2012. Organic Chemistry 8th edition Brooks cole : Belmont.

14
Nurachmach, E. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.

Ramandika .2012. Hubungan Faktor Risiko Mayor Penyakit Jantung Koroner


Dengan Skor Pembuluh Darah Koroner Dari Hasil Angiografi Koroner
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang (skripsi) : Undip Semarang.

Ronny., Setiawan., Fatimah., Sari. 2009. Fisiologi Kardiovaskular Berbasis


Masalah Keperawatan. Jakarta : EGC.

Syaifuddin. 2011.Anatomi Fisiologi Untuk Keperawatan Dan Kebidanan. Edisi 4.


Jakarta : EGC.

Yancy Clyde , W., Jessup Mariell., Bozkurt Biykem, Drazner , M.H., Fonarow
GC., Geraci , S.A .2013. Guideline for the Management of Heart Failure,
A Report of the American College of Cardiology/American Heart
Association Task Force on Practice Guidelines : Circulation. :
128:e240-e327.

15

Anda mungkin juga menyukai