Anda di halaman 1dari 3

Data Pengamatan

I.1 Hasil Pengamatan


Absorbansi 1 Absorbansi 2

Standar 0,009 A 0,014 A


Uji 1 0,082 A 0,084 A
Uji 2 0,045 A 0,049 A
Uji 3 0,049 A 0,050 A
Uji 4 0,028 A 0,030 A

I.2 Perhitungan
∆A Standar = 0,014 – 0,009 = 0,005 A
∆A Uji 1 = 0,084 – 0,082 = 0,002 A
∆A Uji 2 = 0,049 – 0,045 = 0,004 A
∆A Uji 3 = 0,050 – 0,049 = 0,001 A
∆A Uji 4 = 0,030 – 0,028 = 0,002 A

Kreatinin ( )= x kadar standar (2 )

X1 = x2 = 0,8

X2 = x2 = 1,6

X3 = x2 = 0,4

X4 = x2 = 0,8

X(rata-rata) = = 0,9

Jadi, kadar kreatinin yang diperoleh sebesar 0,9


SD =

= = 0,503

SBR = x 100% = x 100% = 55,89%

Pembahasan

Pemeriksaan kadar kreatini pada praktikum ini dilakukan dengan empat


kali pengujian. Hal tersebut dilakukan agar mempersempit kesalahan data dengan
cara membandingkan hasil pengulangan, dimana pengulangan yang satu dan yang
lain hasil yang diperleh tidak boleh berbeda signifikan dan tiap pengulangan
dilakukan dua kali pengukuran 1 menit dan 2 menit setelah penambahan reagen.
Absorban yang diukur adalah absorbansi larutan uji, standar, dan blangko.

Pada praktikum kali ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian kadar kreatini
dimana terdapat tiga tabung reaksi yang masing-masing dilabeli dengan blangko,
standar dan tes atau uji. Pada tabung reaksi blangko berisi reagen 1, reagen 2 dan
aquadest. Kemudian larutan blangko diukur absorbansi pada panjang gelombang
520 nm dan diukur kembali 2 menit kemudian. Lalu pada tabung reaksi yang
dilabeli standar berisi reagen 1, reagen 2 dan larutan standar. Kemudian
didiamkan pada suhu kamar selama satu menit yang dimaksudkan agar enzim-
enzim yang digunakan dalam reaksi dapat bekerja secara optimal dan diukur pada
panjang gelombang yang sama yaitu 520 nm, dikeluarkan dan diukur kembali
absorbansi yang tertera pada spektrofotometer dan dua menit kemudian diukur
kembali absorbansi larutan standar. Pada tabung reaksi yang dilabeli uji atau tes
berisi reagen 1, reagen 2 dan serum. Serum adalah bagian cair darah yang tidak
mengandung sel-sel darah dan faktor-faktor pembentukan darah. Protein-protein
koagulasi lainnya dan protein yang tidak terkait dengan hemostatis, tetap berada
dalam serum dengan kadar serupa dengan plasma. Apabila proses koagulasi
berlangsung secara abnormal, serum mungkin mengandung sisa fibrinogen dan
produk pemecahan fibrinogen atau protombin yang belum di konvensi (Sacher
dan McPerson, 2012). Reagen 1 yang ditambahkan ke dalam ketiga tabung reaksi
berisi NaOH yang merupakan larutan bersifat basa dan berfungsi sebagai pemberi
suasana basa pada saat kreatinin dalam serum yang diuji bereaksi dengan asam
pikrat. Pada reagen 2 berisi asam pikrat dimana asam pikrat akan bereaksi dengan
serum dalam keadaan basa oleh NaOH memebentuk kompleks menghasilkan
kromogen berwarna merah-oranye. Perubahan warna merupakan salah satu
indikasi dari suatu reaksi. Sampel uji kemudian didiamkan selama 1 menit tepat
setelah penambahan reagen 2 lalu diukur menggunakan spektrofotometer dan
dibaca absorbansi yang tertera kemudian pada 2 menit kemudian diukur kembali
dan dibaca absorbansi yang tertera. Penggunaan blangko yang berisi reagen 1,
reagen 2 dan aquadest bertujuan untuk menghilangkan pengaruh pelarut, sehingga
hasil yang didapat adalah hasil yang sebenarnya, tidak ada pengaruh dari pelarut
yang digunakan. Pengukuran standar yang berisi reagen 1, reagen 2 dan standar
bertujuan untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh benar-benar senyawa
yang dituju (sebagai perbandingan).

Sacher, Ronald A dan Richard A. McPherson. (2012). Tinjauan Klinis Hasil


Pemeriksaan Laboratorium, e/11, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai