Objective
Definisi, diagnosis dan tatalaksana DM tipe I
dimana,
BBI = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg.
atau
BBI = (TB dalam cm - 100) x 1 kg → bagi pria < 160 cm
dan wanita < 150 cm
Kebutuhan Kalori
Penentu KKT: 3. Aktivitas Fisik
1. Jenis Kelamin Istirahat: +10%
Pria: 30 kal/kgBB Ringan: + 20%
Wanita: 25 kal/kgBB Sedang +30%
Berat: + 50%%
2. Umur Infeksi :+20
40-59 tahun: -5%
60-69 tahun: -10% 4. Berat Badan
> 70 tahun: -20% Gemuk: -(20% s/d 30%)
Kurus: +(20% s/d 30%)
3. Latihan Jasmani
PRINSIP: Continuous: Berkesinambungan tanpa berhenti
(CRIPE) Rythmic: Otot-otot berkontraksi secara teratur
Interval: Selang-seling gerak cepat dan lambat
Progressive: Bertahap, ringan hingga berat
Endurance: Olahraga santai/aerobik.
WARMING UP (5’)– LATIHAN (20’)-COOLING (5’)
4. Intervensi Farmakologis
a. Obat hipoglikemik oral (OHO)
• Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea dan
glinid
• Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin
dan tiazolidindion
• Penghambat glukoneogenesis (metformin)
• Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa.
• DPP-IV inhibitor
• Sodium Glucose Cotransporter 2 (SGLT-2) inhibitor
Indikasi Insulin
• Penurunan berat badan yang cepat
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
• Ketoasidosis diabetik
• Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
• Hiperglikemia dengan asidosis laktat
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal
• Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, stroke)
• DM gestasional tidak terkendali dengan diet
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
• Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Algoritma Terapi Insulin Basal dan Intensif
5. Pemantauan Gula Darah Mandiri
Kriteria Pengendalian
Komplikasi
Akut Kronik
Hiperglikemia Hiperosmolar
KAD SHH
• Hiperglikemia ≥ 250 mg/dL • Hiperglikemia ≥ 600 mg/dL
• Ketonemia dan ketonuria • Osmolalitas serum > 330
• Asidemia (pH < 7.3) mOsm/kg
• Bikarbonat < 15 mEq/L • Dehidrasi berat
Prinsip Tatalaksana
• ABC
• Pemberian cairan (15-20cc/kgBB/jam NaCL 0.9% atau 1-1.5L pada jam ke-1)
• Terapi insulin
– Bolus à 0,15 U/KgBB atau 5-10 U
– Maintainance à 0,1 U/kgBB/jam
• Koreksi kalium
– jika Kalium < 3,3 mEq/L
– 20–30 mEq/L kalium setara 2/3 KCl dan 1/3 KPO4.
• Koreksi bikarbonat (jika pH < 7,1).
NB: terapi insulin diberikan bersama cairan intravena. Apabila pasien syok
atau kadar kalium awal < 3,3 mEq/L, resusitasi atau kalium harus didahulukan
dari infus insulin
Checkpoint !
Pasien 63 tahun datang ke IGD dengan penurunan
kesadaran. Berdasarkan keterangan dari keluarga,
pasien menderita DM sejak 20 tahun yang lalu dan
tidak rutin minum obat. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi
100x/menit, nafas 24x/menit cepat dan dalam,
mukosa mulut kering. Dari pemeriksaan lab,
didapatkan GDS 568., tidak ada tanda-tanda
asidosis. Keton urin (-). Apakah kemungkinan
diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?
HIPOGLIKEMIA
Definisi
• Suatu keadaan abnormal dimana kadar gula
dalam darah <70 mg/dl
Penyebab Hipoglikemia
Hipoglikemia dapat terjadi pada
penderita Diabetes dan Non Diabetes 2. Pada Non Diabetes
dengan etiologi sebagai berikut • Peningkatan produksi Insulin
• Pasca aktivitas
1. Pada Diabetes • Konsumsi makanan yang sedikit kalori
• Overdose Insulin • Konsumsi alkohol
• Asupan makanan << ( tertunda/lupa, • Pasca melahirkan
terlalu sedikit, output yang
berlebihan (muntah, diare) • Post gastrectomy
• Aktivitas berlebihan • Penggunaan obat-obatan dalam
• Gagal ginjal jumlah besar ( co: salisilat,
sulfonamide )
Karakteristik dan Diagnosis Hipoglikemi
Trias Whipple
1. Terdapat tanda-tanda hipoglikemi
2. Kadar gula darah < 50mg/dl
3. Gejala akan hilang seiring dengan peningkatan kadar gula
darah ( setelah koreksi )
Manifestasi Klinis
Gejala Tanda
Rasa lapar, berkeringat, Pucat, takikardia, tekanan
Otonomik gelisah, parestesia, palpitasi, nadi yang melebar
tremulousness
Lemah, lesu, dizziness, Cortical blindness,
pusing, bingung, perubahan hipotermia, kejang, koma
Neuroglikopenik
sikap, gangguan kognitif,
pandangan kabur, diplopia
Gejala Hipoglikemia
Tatalaksana
Hipoglikemia ringan-sedang:
• Pemberian makanan tinggi gula
• Glukosa 15-20 g (2-3 sendok makan) yang dilarutkan dalam air
untuk pasien yang masih sadar
• Hindari makanan mengandung lemak seperti coklat, karena dapat
menghambat kenaikan glukosa darah.
• Lakukan pemeriksaan glukosa darah 15 menit setelah pemberian
terapi, jika masih hipoglikemia, ulangi terapi kembali. Jika glukosa
darah telah normal, minta pasien untuk makan atau konsumsi snack
agar hipoglikemia tidak terulang.
Tatalaksana
Hipoglikemia berat:
• Jika terdapat gejala neuroglikopenik, berikan terapi parenteral berupa
dekstrose 20% sebanyak 50cc atau dekstrose 40% sebanyak 25-50cc bolus
IV, diikuti dengan infus dekstrose 5% atau 10%.
• Lakukan pemeriksaan glukosa darah 15 menit setelah pemberian terapi,
jika masih hipoglikemia, ulangi pemberian dekstrose 20% kembali.
• Injeksi glukagon
• Selanjutnya monitoring glukosa darah setiap 1-2 jam. jika masih
hipoglikemia, pemberian dekstrose 20% dapat diulang.
• Lakukan evaluasi terhadap penyebab hipoglikemia.
Checkpoint !
Pasien laki-laki 65 tahun datang ke RS dengan
keluhan badan lemas, pasien mempunyai riwayat DM 10
tahun, pasien kontrol gula darahnya rutin setiap bulan,
setiap bulannya pasien membawa hasil lab dengan gula
darah 140 mg/dl, nadi 90x/menit, nafas 18/menit.
Terapi yang di berikan adalah?
a. Glibenklamid
b. Metformin
c. Akarbose
d. Glinid
e. Insulin
Checkpoint !
Pasien 63 tahun datang ke IGD dengan penurunan
kesadaran. Berdasarkan keterangan dari keluarga, pasien
menderita DM sejak 20 tahun yang lalu dan tidak rutin
minum obat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 130/80 mmHg, nadi 100x/menit, nafas 24x/menit
cepat dan dalam, mukosa mulut kering. Dari pemeriksaan
lab, didapatkan GDS 568., tidak ada tanda-tanda asidosis.
Keton urin (-). Apakah kemungkinan diagnosis yang tepat
untuk kasus diatas?
a.Stroke hemoragik
b.Koma hepatikum
c.Ketoasidosis diabetikum
d.HHNS
e.Hipoglikemi
Checkpoint !
Seorang laki-laki berusia 20 tahun, mempunyai
riwayat kencing manis sejak kecil, datang dengan
kesadaran menurun. Pasien sudah 3 hari tidak makan
dan insulin habis. Pemeriksaan fisik didapatkan nafas
40 kali/menit, cepat dan dalam, bau aseton (+).
Pemeriksaan darah sewaktu didapatkan 452 g/dL,
aseton serum (+), pH 7.1, K 3.3, Na 129. Kondisi yang
terjadi pada pasien diatas adalah..
a. Hiperglikemia hiperosmolar
b. Syok hiperglikemia
c. Hiperglikemia reaktif
d. Ketoasidosis diabetik
e. Asidosis respiratorik
Checkpoint !
Seorang perempuan 46 tahun datang dengan
keluhan kesemutan/baal. Dari anamnesis didapatkan
pasien mengeluh sering kencing, haus. Pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal, GDS 213 mg/dL,
GD2PP 367 mg/dL
Komplikasi makrovaskuler pada kasus di atas adalah?
a. Jantung koroner
b. Gangren diabetik
c. Neuropati diabetik
d. Nefropati
e. Diabetik Retinopati
meduPEDIA
Diagnosis Tatalaksan sesuai HbA1c
Gejala klasik + GDS ≥ 200mg/dl 7-8% : GHS +1 OHO
Gejala klasik + GDP ≥ 126 8-9% : GHS +2 OHO
DM
Hipoglikemia
Krisis Hiperglikemia
Whipple triad: gejala hipoglikemia, GDS
<50mg/dl, gejala berkurang setelah terapi Pemberian cairan
Tatalaksana: Terapi insulin
Sadarà minum teh manis Koreksi kalium
Tidak sadar à 25cc D40% (10g) Koreksi bikarbonat
TERIMAKASIH J