KESELAMATAN KERJA
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan Logam, Konveksi dan Bordir komputer terbaik di Indonesia, menjadi
perusahaan yang semua pekerjaannya dapat diterima disemua lini lingkungan
pemerintahan dan swasta, serta dapat menjadi perusahaan yang dapat diterima di seluruh
Indonesia dan Internasional yang dapat mengekspansi ke berbagai Negara.
Misi Perusahaan
1. Berorientasi pada kepuasan pelanggan
2. Menjadikan kebijaksanaan mutu sebagai kesadaran dan tanggung jawab seluruh
pekerja.
3. Untuk menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar, terutama penduduk dalam
lingkungan sekitar.
b. Pelanggan Perusahaan
● TNI AU
● TNI AD
● KOPASUS
● KOSTRAD
● KOPASUS
● POM
● POM AD
● DAMKAR
● PASKAS
I.4 Pegawai Perusahaan
a. Jumlah pegawai perusahaan
Jumlah pegawai sebanyak ± 70 orang pekerja.
b. Sektor usaha
PT. Putra Bintang Lima bekerja di bidang industri perlengkapan TNI dan Polri.
c. Jam kerja
● Hari Senin – Sabtu : pukul 08.00 - 17.00 WIB
● Istirahat siang : pukul 12.00 - 13.00 WIB
● Lembur pokok : pukul 17.00 – 21.00 WIB
● Istirahat lembur : pukul 18.00-18.30 WIB
d. Asuransi
Asuransi bagi pegawai perusahaan yang digunakan oleh PT Putra Bintang Lima adalah
BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
e. Sertifikasi perusahaan
Sertifikat Sistem Mutu SNI ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2008 untuk PT. Radian
Putra Metropolindo Pratama yang beroperasi di industri logam, konveksi, dan bordir
komputer.
f. Kelembagaan P2K3
Tidak ada personel P2K3 dan belum ada yang mengikuti pelatihan P2K3.
4. Linking
Proses linking ini adalah proses untuk merekatkan plat logam dengan kain pelapis
lain dan kain bordiran komputer yang telah dicetak sebelumnya.
5. Finishing
Proses finishing ini adalah proses pembersihan sisa-sisa tinta sablon dan/atau
pewarnaan yang kurang merata pada tulisan badge hasil dari sablon sebelumnya serta
pembersihan dari sisa-sisa kain/benang hasil dari perekatan kain sebelumnya.
6. Packaging
Pada proses pengepakan ini, badge atau tanda pangkat yang sudah di-finishing,
direkatkan di selembar kertas putih kemudian dimasukkan ke dalam plastik bening.
Setelah itu disusun lagi ke dalam karton box atau peti, sesuai dengan permintaan
yang ada. Proses pengepakan ini dibedakan sesuai jenis badge dengan logam atau
tanpa logam.
.
Penyablonan
Persiapan Linking
dan Cutting
Finishing Packaging
Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993). Keselamatan Kerja ini diperuntukkan
bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pengendalian dan pencegahan terhadap
timbulnya kecelakaan kerja dalam lingkungan kerja dan/atau PAK dengan cara mengenali
faktor-faktor berpotensi apa saja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
Tujuan akhir penerapan Keselamatan Kerja adalah mencapai kecelakaan nihil (Zero
Accident). Selain zero accident, penerapan sistem ini juga bertujuan untuk meningkatkan
keselamatan dan mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja,
menciptakan tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif, orang lain yang berada di
tempat kerja merasa terjamin, dan sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan
efisien. Sangat disayangkan masih banyak perusahaan yang belum memahami arti
pentingnya keselamatan kerja serta pengimplementasiannya dalam lingkungan perusahaan.
Keselamatan kerja merupakan hal yang sangat esensial bagi setiap orang yang
bekerja baik dalam bidang peindustrian ataupun di bidang perekonomian. Pentingnya arti
keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya harus diimplementasikan baik oleh pekerja
itu sendiri maupun oleh pengusaha/manajemen sehingga dapat meningkatkan kinerja dan
mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.
Manajemen K3 sebenarnya sudah diatur oleh Pemerintah Indoneia dalam undang-undang
sejak 20 tahun silam, namun masih banyak perusahan terutama perusahaan dengan skala
menengah ataupun kecil yang belum menjalankan prinsip K3 di lngkungan kerja. Hal ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah kurangnya pengetahuan antara
implementasi K3 dengan peningkatan produktivitas kerja.
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pada Pasal 3 Ayat (1) ditetapkan bahwa
syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerjaan.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-luaskan suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun
psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau batang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Dalam penetapan kebijakan K3, perlu dilakukan peninjauan awal untuk mengetahui
seluruh kondisi K3, mulai dari keberadaan personil K3, peralatan/pesawat/instalasi/mesin,
prosedur, proses kerja, sifat pekerjaan dan kondisi keuangan perlu dilakukan unuk
menjalankan program K3. Tinjauan awal K3 meliputi
2. Identifikasi Risiko
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar
kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab yang
mungkin ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara lain
adalah:
a. Inspeksi
b. Check list
d. What if
f. Audits
Dalam memilih metode yang tepat bergantung pada tipe dan ukuran risiko yang ada.
3. Penilaian Risiko
Terdapat tiga sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di
tempat kerja yaitu untuk :
4. Pengendalian Risiko
1. Eliminasi
2. Substitusi
Pengendalian substitusi adalah mengganti bahan yang beracun dengan bahan
yang lebih aman atau lebih rendah toksisitasnya. Contoh pengendalian risiko
dengan cara substitusi antara lain: mengganti bahan bentuk serbuk dengan
bentuk pasta, bahan solvent diganti dengan bahan deterjen, proses pengecatan
spray diganti dengan pencelupan dan lain sebagainya
4. Pengendalian Administratif
Pengendalian administratif seperti pemisahan lokasi, pengaturan waktu kerja,
rotasi/mutasi, pemeriksaan kesehatan, pelatihan karyawan, pelaksanaan SOP.
1. Safety helmet
Safety helmet berfungsi sebagai alat pelindung kepala dari benturan, terantuk, atau
kejatuhan benda-benda yang dapat melukai kepala.
3. Pelindung Telinga
Pelindung teliga berupa ear plug atau ear muff yang berfungsi untuk melindungi alat
pendengaran terhadap kebisingan dan terkanan.
4. Pakaian Pelindung
Safety belt sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi
5. Pelindung Pernapasan
Pelindung pernapasan berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan
menyaring udara yang dihisap di tempat yang kualitas udaranya kurang baik.
Contoh: re-breather, airline respirator, SCUBA, dan sebagainya.
6. Pelindung Tangan
Alat ini berfungsi untuk melindungi tangan dan jari tangan dari pajanan api, suhu
panas dan dingin dapat terbuat dari logam, kanin, karet atau sarung tangan yang
tahan bahan kimia.
7. Pelindung Kaki
Berfungsi melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda
berat atau bahan kimia berbahaya.
BAB II
PELAKSANAAN
Maintenance : Maintenance Mesin dilakukan setiap 1 tahun sekali oleh Tim Maintenance.
4 Conveyor 1 1.500
Benang wol
Benang wol merupakan bahan baku untuk membuat topi. Benang berasal dari
Hansung Textile.co Korea
Pewarna kain
Pewarna kain berasal dari PT.PBL. Jakarta Indonesia
Kulit sapi
Kulit sapi merupakan bahan baku untuk membuat sabuk. Kulit tersebut berasal dari
peternakan sapi di garut
Tembaga dan seng sebagai bahan baku pembuatan plat kuningan untuk membuat
lencana.
Rincian bahan baku di atas tidak dapat diuraikan dengan lengkap oleh pihak
perusahaan.
Limbah pabrik hanya berupa air sisa pewarnaan kain yang tidak berwarna dan berbau
karena warna sudah terserap seluruhnya oleh kain. Limbah pabrik lain nya berupa benang
wol serta kain yang kecil sehingga limbah tidak membahayakan lingkungan sekitar dan
langsung dibuang setiap dua hari sekali tanpa daur ulang. Tembaga dan seng sisa produksi
tidak dijadikan sebagai limbah, melainkan didaur ulang kembali oleh perusahaan. Tembaga
dan seng sisa dileburkan dan dicetak ulang oleh pabrik sehingga tidak membayahakan warga
sekitar.
C. INSTALASI LISTRIK
Dari peninjauan kami ke PT. Putra Bintang Lima, kami dapat menyimpulkan
bahwa penggunaan instalasi listrik cukup baik hanya penataan kabel-kabel instalasi cukup
rapi.PT. Putra Bintang Lima memiliki 4 instalasi penangkal petir. Namun, dibeberapa
ruangan, khususnya di ruangan pengepakan, ada beberapa kabel yang terbuka sehingga perlu
diperhatikan lagi oleh pihak pabrik
D. SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pengamatan Standar
Sepatu (area Semua pekerja area Sepatu yang Semua pekerja area
peleburan dan peleburan digunakan tidak peleburan
pemotongan menggunakan seragam, namun menggunakan sepatu
lencana) sepatu, semua berbahan yang sesuai standar
kulit dengan alas dan hazard.
karet. Berguna
untuk melindungi
kaki dari bahan
kimia, bahaya
panas, dan benturan
juga luka.
Fire Alarm Tidak terdapat alarm kebakaran Terdapat di semua ruangan, dan
baik di dalam maupun di luar juga terdapat di luar ruangan, di
ruangan. setiap lorong
Konstruksi Tempat
Pengamatan Standar
Kerja
Akses keluar masuk Akses keluar-masuk ruangan Akses keluar masuk ruangan
terdiri dari 1 pintu utama aman
kerapian tata ruang ruangan kurang terjaga. ruang tidak berantakan dan
Rapi.
Pengamatan Standar
Memiliki 4 penangkal petir pada setiap “Pada bangunan yang tingginya kurang dari 25
sisi gedungnya. meter dan mempunyai bagian-bagian yang
menonjol ke samping harus dipasang beberapa
penghantar penurunan.” Sesuai yang termuat
dalamPeraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
Per. 02/Men/1989 tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir
Sebagian besar kipas angin di gedung Roda gigi yang terbuka dari suatu pesawat atau
letaknya sudah baik yaitu 2m dari mesin yang bergerak harus diberi alat
permukaan pijakan, sudah ada perlindungan dengan salah satu cara sebagai
pengaman atau penutup nya.. berikut: untuk putaran cepat dengan menutup
Namun, beberapa kipas angin di keseluruhan.
gedung tidak ada pengaman atau
penutup nya, dan ada yang letak kipas Sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
berada di ketinggian 1m dari Per. 04/Men/1985 tentang pesawat tenaga dan
permukaan pijakan. produksi
Tidak ada lift barang di dalam gedung Memiliki lift barang sesuai dengan Peraturan
betingkat 4 ini. Sedangkan banyak Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 03/Men/1999
produksi juga dilakukan di lantai 2 dan tentang syarat keselamatan dan kesehatan kerja
3. lift untuk pengangkutan orang dan barang
Perusahaan memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP), tetapi hanya merupakan SOP
secara general tenaga kerja, alur produksi kerja, dan spesifikasi hasil produksi (terlampir).
SOP secara spesifik pada tiap alat tidak terpampang di mesin2 atau bagian2 ruangan
manapun di gedung. SOP untuk penggunaan APAR, tanggap darurat, dan P3K tidak ada
sama sekali.
Angkakejadian kecelakaan Menurut PT. Putra Bintang PT. Putra Bintang Lima
kerja Lima, angka kejadian seharusnya lebih
kecelakaan kerja sangat memperhatikan
minimal. Menurut mereka, keselamatan kerja tenaga
kecelakaan kerja yang pernah kerjanya dengan
terjadi yaitu luka bakar ringan menerapkan budaya K3 di
terutama di bagian dying dan perusahaannya serta
press. Kami tidak melakukan pengawasan dan
mendapatkan data yang pembinaan terhadap
menggambarkan angka penerapan keselamatan
kejadian kecelakaan kerja. Promosi kesehatan
perusahaan tersebut. Tidak seperti apa itu APD,
terdapat spanduk dan poster pentingnya APD, cara
tentang keselamatan kerja dan pemakaiannya, dan
peraturan tentang penggunaan dilakukan evaluasi.
alat pelindung diri di setiap Kecelakaan kerja yang
bidang perusahaan. Dalam terjadi dalam tempat kerja
penggunaan alat pelindung wajib dilaporkan oleh
diri masih banyak pegawai pengurus kepada pejabat
yang belum yang ditunjuk oleh menteri
menggunakannya, sehingga tenaga kerja.
risiko terjadinya kecelakaan
kerja di perusahaan tersebut
cukup besar.
• Pada perusahaan PT. Putra Bintang Lima personil tanggung jawab untuk
keselamatan kerja diserahkan pada masing-masing ketua grup di tiap bagian. Ketua
grup akan melaporkan ke bagian HRD apabila terjadi kecelakaan kerja, kemudian
pihak HRD akan segera membawa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja ke
klinik, bila tidak bisa diatasi dibawa ke puskesmas atau RS terdekat. Perusahaan
PT. Putra Bintang Lima sudah terdaftar di klinik, puskesmas dan RS tersebut. Para
pegawai tetap perusahaan PT. Putra Bintang Lima baru sebagian yang memiliki
BPJS Ketenagakerjaan ( bila pekerja sudah bekerja lama di perusahaan tersebut),
sebagian BPJS kesehatan dan ada juga yang belum memiliki BPJS.
• Tersedia satu kotak P3K di ruang kantor untuk para pekerja. Tetapi isi kotak P3K
hanya terdiri dari obat anti nyeri, tetes mata, betadine dan koyo. Tidak ada personil
khusus yang telah mendapat pelatihan terkait penangan awal kecelakaan kerja.
Tidak ada pegawai yang bertugas untuk menyisir bagian / divisi masing – masing
untuk keluar dari gedung dan memastikan tidak adanya pekerja yang tertinggal pada
saat terjadi keadaan darurat.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
5.1 Kesimpulan
Dari hasil walk though survey yang kami lakukan, maka kesimpulan yang
dapat ditarik adalah :
5.2 Saran
PENUTUP
Dari hasil walkthrough survey yang kami laksanakan di PT. Putra Bintang
Lima, perusahaan telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3), namun masih terdapat kekurangan.
Semoga makalah ini dapat membantu dalam menyikapi permasalahan yang ada
dan perbaikan perusahaan dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
Lampiran
Keterangan gambar:
Area pemotongan
Keterangan gambar:
Sepatu yang
digunakan tidak
seragam, namun
semua berbahan kulit
dengan alas karet.
Berguna untuk
melindungi kaki dari
bahan kimia, bahaya
panas, dan benturan
juga luka.
Hanya beberapa Pekerja yang kontinyu menggunakan masker. Hanya beberapa pekerja
menggunakan sarung tangan kain biasa, sarung tangan juga hanya sebatas pergelangan tangan dan
hanya satu tangan.
Instalasi Listrik
Keterangan Gambar:
Beberpa area yang instalasi listriknya masih harus diperhatikan. Kabel yang
berjalan berpotensi bahaya bagi pekerja,dimana pekerja bias tersandung, atau kabel
instalasi lampu yang hanya dililitkan saja pada tiang besi.
Beberapa instalasi listrik
APAR
Hasil akhir