Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

NY. S 78 TAHUN DENGAN OSTEOARTHRITIS DAN HIPERTENSI


GRADE II

BAB I
N

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


dalam menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :
Juliand Hidayat 030.13.104
Nyiayu Alisa Mahira Luthfie 030.14.153

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS /


KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 28 OKTOBER 2019 – 04 JANUARI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2
BAB I
PENDAHULUAN

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi generatif yang berkaitan dengan


kerusakan kartilago sendi. OA tersering mengenai vertebra, panggul, lutut dan
pergelangan kaki, dengan tertinggi pada OA lutut dimana mencapai 15,5% pada pria,
dan 12,7% pada wanita. Penyakit ini menyebabkan nyeri pada waktu aktivitas atau bila
ada pembebanan pada sendi yang sakit, hingga dapat mengganggu mobilitas pasien. Di
Indonesia, diperkirakan 1-2 juta orang lansia menderita cacat karena OA. Terapi untuk
OA umumnya simptomatik, misalnya mengendalikan faktor risiko, latihan, fisioterapi,
terapi farmakologi, dan pembedahan. Untuk membantu meringankan nyeri, pemakaian
obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) meningkat dan terjadi penggunaan jangka lama,
sehingga terjadi peningkatan pasien tukak lambung bahkan kematian akibat tukak
lambung.1
Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik
system kardiovaskular, yang diakibatkan oleh multifaktorial. Batasan normal berbeda-
beda tergantung dari pedoman yang digunakan, namun secara garis besar, tekanan darah
sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg. Secara epidemiologi di Indonesia,
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka kejadian hipertensi di
Indonesia mencapai 25,6%, dengan perempuan memiliki prevalensi 28,8%, sementara
prevalensi laki-laki 22,8%. Karena penyebab hipertensi merupakan multifaktorial,
seperti gaya hidup (makanan, aktivitas), gangguan fungsi organ pada usia tua, obat-
obatan, dan lainnya, maka pencegahan menjadi tombak utama untuk mengurangi
prevalensi hipertensi hingga mencegah perburukan akibat hipertensi.2,3
Seiring dengan bertambahnya usia, maka penyakit degeneratif merupakan
ancaman yang patut diperhatikan. Osteoarthritis dan hipertensi merupakan masalah
yang sering dialami oleh para lansia. Kedua penyakit ini dapat menurunkan derajat
kesehatan pada lansia. Menurunnya derajat kesehatan dan keleluasaan untuk
beraktivitas fisik dapat mempengaruhi kehidupan sosial lansia. Lansia tersebut akan
cenderung menarik diri dari lingkungannya secara perlahan, dan mengurangi kontak
sosial dalam berhubungan dengan masyarakat sekitar bahkan dapat dengan keluarga
sendiri, sehingga menimbulkan beban psikis. Timbulnya masalah psikis, dan sosial akan
menurunkan kualitas hidup para lansia itu sendiri, sehingga dapat menurunkan Usia
Harapan Hidup (UHH). Di Indonesia, angka UHH meningkat dari 64,5 tahun (tahun
2000) menjadi 69,65 tahun (tahun 2011).4,5

BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA


A. Identitas Pasien
Nama : Ny. Setiyem
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status pernikahan : Cerai mati
Alamat : Jl. Jati Padang RT 006 RW 003, Jati Padang, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

B. Identitas kepala keluarga


Nama : Ny. S
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status pernikahan : Cerai mati
Alamat : Jl. Jati Padang RT 006 RW 003, Jati Padang, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

C. Sumber Pembiayaan Kesehatan


Jaminan : BPJS
Non-Jaminan :

D. Perilaku Kesehatan Keluarga


1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan:adalah
Periksa ke dokter di Puskesmas terdekat. Pasien sendiri juga selalu ke dokter
di Puskesmas apabila sakit.
2. Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:
- Posyandu balita : Ikut
- Posyandu lainnya : Tidak
- Perkumpulan Kesehatan Lainnya : Tidak
3. Pemanfaatan waktu luang:
- Olahraga : Ya
- Rekreasi :Ya, sebutkan
Frekuensi 1x per bulan
- Melakukan hobi : Ya, sebutkan
Frekuensi 1-2x per minggu
- Aktivitas sosial di lingkungan pemukiman :
- Arisan : Tidak
- Pertemuan RT : Tidak
- Pengajian : Ya
- Organisasi : Tidak
II. PROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan Tempat tinggal
dalam
Keluarga
1 Tn.Y Kepala L 85 thn SD Wiraswasta Meninggal Serumah
keluarga Pada Usia
60 thn
2 Ny. S Kepala P 78 thn SD IRT Sakit Serumah
keluarga
(pasien)
3 Tn. K Kepala L 48 thn SMA Buruh Serumah
keluarga
(pasien)
4 Ny. S Anak I P 47 thn SD IRT Serumah
5 Nn. S Cucu 1 P 20 thn SMK Swasta Serumah
6 Nn. A Cucu 2 P 16 thn SMK - Serumah
7 Nn. S Cucu 3 P 14 thn SMP - Serumah
8 Nn. N Cucu 4 P 12th SD - Serumah

Diagram 1. Genogram Keluarga kandung Pasien

1 2

7 8
3 4 6 5

Keterangan :
1. Suami Pasien : Meninggal
2. Pasien : Sakit
3. Anak pertama : Sehat
4. Istri anak pertama : Sehat
5. Anak kedua : Sehat
6. Suami Anak kedua : Sehat
7. Anak ketiga : Sehat
8. Suami Anak ketiga : Sehat
III.RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN
I. Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 21 November 2019
A. Keluhan Utama
Pasien dengan keluhan nyeri pada kedua lutut yang semakin memburuk sejak
kurang lebih 2 minggu yang lalu.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. S mengeluhkan nyeri pada kedua lutut yang dirasakannya sejak 2
minggu terakhir ini. Pasien mengaku sejak 2 minggu ini lututnya terasa nyeri
meskipun berjalan dari rumah hingga masjid yang berjarak kurang lebih 180 meter
yang awalnya tidak ada ada masalah bila berjalan cukup jauh. Keluhan sudah
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, namun makin lama makin terasa nyeri terutama
bila banyak aktivitas atau bekerja. Nyeri paling dirasakan saat pasien mencuci
pakaian dan melakukan gerakan dari jongkok kemudian berdiri Nyeri dirasakan
hilang timbul dan dapat berkurang bila pasien beristirahat. Nyeri tidak dipengaruhi
cuaca maupun makanan yang dikonsumsi. Pasien masih dapat berjalan tetapi pasien
hanya bisa berjalan pelan-pelan karena menahan nyeri di lututnya. Hal ini
menyebabkan pasien merasa khawatir dan mengganggu aktivitas fisiknya sehari-
hari. Pasien juga sering merasakan kaku pada lututnya di pagi hari terutama saat
bangun tidur, namun rasa kaku tersebut berlangsung kurang dari 30 menit dan lama
kelamaan akan hilang dengan sendirinya.
Selain itu pasien mengeluhkan tengkuk (leher belakang) terasa berat sejak ±1
hari yang lalu disertai kepala pusing. Keluhan ini dirasakan setelah sehari
sebelumnya pasien kelelahan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan kurang
beristirahat. Keluhan berat yang menjalar sampai ke bahu disangkal. Pasien juga
menyangkal pernah mengalami nyeri dada, sesak nafas, kaki bengkak maupun
pandangan kabur. Keluhan kaku atau kesemutan pada sebelah anggota badan juga
disangkal. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, kambuh jika pasien
sedang banyak pikiran, kurang istirahat maupun kelelahan beraktivitas. 2 hari yang
lalu pasien memeriksakan diri ke Puskesmas Jatipadang dan didapatkan pasien
menderita darah tinggi dengan tensi mencapai 170/100 mmHg

Riwayat penyakit dahulu didapatkan riwayat nyeri tengkuk yang sudah


berlangsung selama 1 tahun. Selain itu, pasien sering mengalami tengkuk (leher
belakang) terasa berat disertai kepala pusing sejak 2 tahun yang lalu.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki iwayat nyeri tengkuk yang sudah berlangsung selama 1 tahun.
Selain itu, pasien sering mengalami tengkuk (leher belakang) terasa berat
disertai kepala pusing sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat penyakit lainnya
disangkal.
D. Riwayat Kebiasaan Pasien
Frekuensi makan pasien tidak menentu sekitar 2-3x sehari yang dimasak oleh
anaknya. Pasien jarang mengonsumsi buah, hanya beberapa kali dalam
seminggu. Pasien berolahraga satu kali dalam satu minggu yaitu setiap hari
minggu bersama lansia lainnya. Sehari-hari pasien biasa memasak dan menyapu
di rumah. Pasien rutin kontrol ke puskesmas kelurahan Jati Padang untuk
memeriksakan kesehatanya. Kebiasaan merokok, minum teh, kopi, dan jamu
disangkal.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orang tua pasien sudah meninggal. Bapak pasien riwayat hipertensi.
Pasien lupa kapan ayah dan ibunya meninggal dan tidak mengetahui
penyebabnya hanya saja pasien mengatakan ayah dan ibunya sakit sebelum
meninggal. Anggota keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami obesitas.
Saat ini semua anggota keluarga pasien tidak ada yang tengah mengalami
penyakit. Riwayat penyakit keluarga seperti keganasan, diabetes mellitus,
hipertensi, alergi dan asma disangkal.

Hasil Pemeriksaan Fisik


Tanggal 21 November 2019 di Rumah Pasien
Keluhan : Nyeri pada kedua lutut
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 54 kg
BMI : 24,8 kg/m2
Keadaan Gizi : Gizi baik

Tanda Vital
Tensi : 170/100 mmHg
Pernafasan : 20x / menit
Nadi : 86x / menit
Suhu : 36,5oC

Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, septum deviasi -
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus -/-, kripta -/-
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)

Dada
Cor
I : Iktus kordis tak tampak
Pa : Iktus kordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS
Pe : Konfigurasi jantung dalam batasnormal
Au : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo
I : Simetris saat statis dan dinamis
Pa :Vocal fremitussimetris kanan dan kiri
Pe : Ka : Sonor
Ki: Sonor
Au : Ka: Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Ki: Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen
I : Datar
Pa : Supel, hepar dan lien tidak teraba,nyeri tekan (-)
Pe : Timpani, Balotemen -/-, nyeri ketuk CVA -/-
Au : Bising usus (+) di 4 kuadran

Ekstremitas Superior Inferior


Oedema -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+
Krepitasi -/- +/+

Status Lokalis
Ekstremitas Atas : Tak tampak deformitas. Krepitasi (-), Perabaan hangat (),
Nyeri Tekan (-). ROM tidak terbatas, Nyeri (-).

Ekstremitas Bawah : Tidak tampak oedem, bekas luka, hiperemis, maupun


deformitas pada punggung kaki kanan. Krepitasi (+/+) Perabaan hangat (-), Nyeri
Tekan (-). ROM tidak terbatas, Nyeri (-).

F. Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang

Hasil pemeriksaan tanggal 05 Desember 2018

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


KIMIA DARAH
Kreatinin 0,51 mg/dL 0,5-1,50
Ureum 23,7 mg/dL 20-40
Asam Urat 4,31 Mg/dL 2,27-7,0
Cholesterol 154
G. Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan:
Terapi medikamentosa:
- Amplodipin 1 x 10 mg (malam)
- Asam Mefenamat 500 mg 3x1 tablet (bila nyeri)
- Vitamin B Complex 2 x 1 tablet
Terapi edukasi:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai keadaan penyakit yang dialami
oleh pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya berobat dan
pemeriksaan kesehatan setiap bulan dan meminum obat sesuai anjuran
dokter.
- Edukasi pasien dan keluarga agar rutin mengingatkan pasien akan
pentingnya melakukan aktivitas fisik ringan yang tidak membebani lutut
pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga untuk mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang.
- Edukasi pasien dan keluarga untuk menjaga kerapihan dan kebersihan
baik diri sendiri maupun lingkungan khususnya rumah.
H. Hasil Penatalaksanaan Medis
Keluhan yang dirasakan oleh pasien sudah berkurang.
Faktor pendukung:
- Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien
- Pasien masih aktif melakukan kegiatan sehari-hari
Faktor penghambat:
- Pasien memiliki kebiasaan makan yang tidak menentu dan nutrisi tidak
seimbang
IV. IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien didapatkan informasi bahwa pasien
mengeluhkan nyeri pada kedua lutut yang semakin memburuk sejak 2 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi selama lebih dari 2 tahun. Pasien
memiliki kebiasaan jadwal makan yang tidak teratur dengan menu yang tidak
menentu. Setelah dilakukan kunjungan ke rumah dan diberikan edukasi,
keluarga pasien berusaha untuk mendisiplinkan pola hidup sehat pada pasien
serta ingin pasien lebih disiplin untuk memeriksakan kesehatan secara rutin.
B. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal dirumah sendiri. Terdapat 7 orang yang tinggal dirumah tersebut
yaitu pasien, 1 orang anak, 1 menantu dan keempat cucu pasien. Hubungan
pasien dengan kelurga cukup baik, anak-anak pasien juga ikut serta mengurus
kondisi pasien dan memantau perkembangan kesehatan pasien.
C. Fungsi Ekonomi
Pasien merupakan ibu rumah tangga. Satu anak pasien sebagai ibu rumah tangga
sedangkan menantu pasien kerja sebagai buruh. Kebutuhan sehari-hari di rumah
ditanggung oleh menantu pasien. Kebutuhan untuk pengobatan pasien
menggunakan BPJS.
D. Fungsi Pendidikan
Pasien sekeluarga merupakan golongan dengan pendidikan yang cukup.
E. Fungsi Religius
Pasien dan keluarganya beragama Islam. Pasien mengaku saat ini masih
menjalan solat wajib dan sunnah serta sering mengikuti pengajian. Anggota
keluarga pasien yang lain juga rajin beribadah.
F. Fungsi Sosial Budaya
Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat. Lingkungan rumah pasien ramah
dan selalu saling membantu. Pasien dan keluarga kurang aktif dalam kegiatan
disekitar rumah, termasuk pada bidang kesehatan yang bekerja sama dengan
puskesmas.
V. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA
Formulir 24 hours recall (Catatan: Asupan makanan/ minuman KEMARIN mulai
bangun pagi hingga tidur malam)
Tabel 2. Food recall
Nama makanan atau Jumlah
Waktu Jam Bahan makanan
minuman URT
Bubur Bubur
Makan beserta lauknya yaitu 1 porsi
09.00
Pagi ayam, kerupuk,
bumbu kecap. 1 mangkuk
Selingan 09.30 Buah Mangga Buah mangga 1 buah
Lauk pauk Nasi 1potong
Makan Sayur lodeh, kacang 1 porsi
14.00
Siang panjang
Kuah santan 1 mangkuk

Selingan - - - -

Lauk pauk Nasi 1potong


Sayur lodeh, kacang 1 porsi
Makan
19.00 panjang
Malam
Kuah santan 1 mangkuk

Penjelasan: frekuensi makan rata-rata setiap harinya 2-3 kali, saat makan pagi, siang
dan malam dengan variasi makanan yang sama yaitu sebagai berikut: Nasi, sayur lodeh,
kacang panjang dan kuah santan. Makanan selingan yaitu buah. Menurut perhitungan
kebutuhan gizi dan kalori pasien per hari sebanyak 1850 kkal. Berdasarkan food recall,
pasien kurang mendapatkan kalori dari makanan yang seusai dengan kebutuhan.

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


A. Faktor Perilaku
Pasien memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur dan kurang bervariasi.
Pasien meminum obat sesuai anjuran dokter. Pasien tidak merokok. Pasien
mengaku berolahraga satu kali dalam satu minggu yakni senam lansia. Jika ada
anggota keluarga sakit, langsung dibawa ke dokter puskesmas terdekat.
B. Faktor Non Perilaku
Rumah pasien memiliki ventilasi yang cukup baik. Lingkungan perumahan
pasien padat. Rumah pasien kurang tertata rapi, ada banyak barang yang
diletakkan sembarangan dan menumpuk. Jarak dari rumah ke fasilitas pelayanan
kesehatan tempat pasien biasa memeriksakan dirinya tidak terlalu jauh harus
dijangkau dengan kendaraan bermotor, keluarga pasien selalu mengantar pasien
untuk memeriksakan dirinya karena kesibukkan masing-masing.

VII. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Biologis
Pasien dengan keluhan nyeri pada kedua lutut yang semakin memberat sejak 2
minggu yang lalu. Tidak ada anggota keluarga lainnya yang memiliki keluhan
serupa dengan pasien.
B. Fungsi Psikologis
Hubungan pasien dengan anggota keluarga dan tetangga cukup baik.
C. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Menurut pasien, saat ini kondisi ekonomi keluarga sudah cukup baik
dibandingkan saat tahun awal suami pasien meninggal. Menantu pasien
merupakan pencari nafkah utama di dalam rumah yang di tempati pasien.
D. Fungsi Sosial
Pasien sering bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Namun pasien jarang
mengikuti kegiatan masyarakat yang rutin dilaksanakan. Alasan pasien adalah
karena ia harus sudah tua sehingga jarang mengikuti kegiatan warga di
lingkungan rumahnya.
E. Faktor Perilaku
Pasien makan tidak teratur, variasi dan gizi makanan kurang. Tidak ada aktivitas
fisik yang rutin dilakukan oleh pasien selain merawat cucu dan membantu usaha
anak. Pasien bangun di pagi hari. Pasien rutin memeriksakan dirinya ke
Puskesmas. Pasien mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter.
F. Faktor Non Perilaku (Lingkungan, pelayanan kesehatan, keturunan)
Rumah pasien memiliki ventilasi yang cukup baik. Lingkungan perumahan
pasien padat. Rumah pasien kurang tertata rapi, ada banyak barang dagangan
yang diletakkan sembarangan dan menumpuk. Jarak dari rumah ke fasilitas
pelayanan kesehatan tempat pasien biasa memeriksakan dirinya tidak terlalu
jauh, harus dijangkau dengan kendaraan bermotor, keluarga pasien sedikit
kesulitan mengantar pasien untuk memeriksakan dirinya karena kesibukkan
masing-masing.
G. Penilaian Fungsi Fisiologis  APGAR Score
SKOR APGAR KELUARGA
NO Items Penilaian Selalu Kadang- Tidak
(2) Kadang Pernah
(1) (0)
1. A: Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
V
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu
ketika ada sesuatu yang membuat saya sulit
2. P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya V
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya
3. G: Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
V
melakukan aktivitas
4. A: Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi- V
emosi saya seperti marah, sedih, kasih sayang, dll
5. R: Resolve
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
menyediakan waktu bersama-sama untuk dihabiskan V
bersama anggota keluarga
Berdasarkan nilai APGAR yang dijawab oleh pasien didapatkan nilai 9
yaitu keluarga dengan fungsi baik. Instrument ini dapat menggambarkan tingkat
kepuasan mengenai hubungan keluarga secara individual, dan juga beratnya
disfungsi keluarga. Nilai 6 tersebut mengartikan bahwa terdapat adanya
disfungsi keluarga ‘Sedang’ pada keluarga pasien.

H. Penilaian Fungsi Patologis  SCREEM Score


Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial yang baik antar anggota
keluarga, partisipasi dalam masyarakat kurang.
Hubungan dengan tetangga cukup baik. +
Keluarga kurang aktif dalam kegiatan
masyarakat. Interaksi sosial pasien dengan
masyarakat cukup baik.
Cultural Pasien dan keluarga menggunakan bahasa -
Indonesia, tata karma sopan.
Religious Pemahaman agama seluruh anggota keluarga
cukup baik yang ditandai keluarga selalu rutin -
beribadah ke gereja setiap hari minggu dan
cukup paham kitab.
Economy Ekonomi keluarga cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sekunder -
seperti rutin pergi rekreasi setiap bulan.
Education Tingkat Pendidikan dan pengetahuan anggota -
keluarga cukup.
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga
menggunakan pelayanan puskesmas dan RSUD
secara rutin. Pasien sudah mempunya jaminan -
kesehatan.

Berdasarkan nilai SCREEM yang dijawab oleh pasien, didapatkan patologi pada
keluarga pasien terdapat di bagian Sosial. Di bagian sosial karena keluarga pasien
kurang bersosialisasi dan aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan.
VIII. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
A. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di perumahan yang padat dengan ukuran 20 x
15 m, bentuk bangunan satu lantai. Secara umum gambaran rumah terdiri
dari satu ruang tamu, satu teras yaitu pada bagian depan, tiga kamar tidur,
satu dapur dan 1 kamar mandi. Lantai terbuat dari keramik, dinding terbuat
dari tembok beton, atap rumah dari genteng, jendela ada setiap kamar dan
depan rumah, berukuran 100 x 70 cm. Penerangan di dalam ruangan kurang
baik. Kebersihan dalam dan luar rumah baik, tata letak barang-barang tidak
rapi ada banyak barang dagangan yang diletakkan sembarang dan
menumpuk. Sumber pencahayaan listrik 4000 watt, sumber air dari PAM.
Pada kamar mandi terdapat kloset duduk. Air limbah dialirkan ke saluran
pembuangan tersendiri. Sampah rumah dikumpulkan di tempat sampah di
depan rumahnya, dan diangkut oleh petugas kebersihan.
B. Denah Rumah

7
6

4
2

3
20
meter

1
15 meter
Keterangan ruangan:
1. Teras
2. Ruang tamu
3. Kamar tidur
4. Kamar tidur
5. Kamar tidur
6. Ruang makan + dapur
7. Kamar mandi

Analisis Keadaan Rumah:


1. Letak rumah di daerah : Padat
2. Bentuk bangunan rumah : 1 lantai
Kepemilikan rumah : Milik sendiri
3. Luas rumah : 72 m2
Jumlah orang dalam satu rumah : 7 orang
Luas halaman rumah : 12 m2
4. Lantai rumah dari : Keramik
5. Dinding rumah dari : Tembok beton
6. Atap rumah : Genteng
7. Pembagian ruangan rumah:
- Ruang tamu : ada, ukuran 15x7 m2
- Ruang makan + ruang keluarga : ada, ukuran 15x5 m2
- RuangTidur : ada, ukuran 5x3 m2
- Dapur : ada, ukuran 8x4 m2
- Kamar Mandi : ada, ukuran 1x 1 m2
8. Jendela rumah : ada 4 buah Ukuran100 x50 cm
Perbandingan luas lantai dan jendela di :
- Ruang tamu: 60%: 40%
Penerangan di dalam rumah :Cukup
9. Listrik di rumah :ada,4000watt
10. Lubang ventilasi :
Ruang tamu : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Ruang makan : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Ruang tidur : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Kelembaban dalam rumah : terasa lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : kurang
11. Kebersihan dalam rumah : kurang
12. Sumber air minum dari : Galon
13. Kamar mandi : ada
14. Limbah rumah tangga di alirkan ke : saluran pembuangan
15. Tempat sampah diluar rumah : ada; tertutup
16. Jalan di depan rumah lebarnya : 3 meter, terbuat dari: aspal
Kesan kebersihan lingkungan pemukiman: cukup baik
IX. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA

Tidak ada riwayat


keluarga dengan
Hipertensi

Kebersihan rumah
Pelayanan Kesehatan kurang
cukup terjangkau Pencahayaan cukup
Rumah terasa lembab
Interaksi sosial cukup

Jarang berolahraga
Frekuensi makan tidak tentu
Asupan makanan kurang bergizi
seimbang
X. TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA

Indikator
No Resiko dan Masalah Rencana Pembinaan KeberhasilanPenilaian
Kesehatan

1. Kurangnya aktivitas fisik Memberikan edukasi mengenai Ada olah raga yang
perlunya berolah raga rutin dilakukan pasien
2. Jadwal makan dan gizi Memberikan penjelasan tentang Terdapat perubahan
tidak sesuai kondisi pasien saat ini dan pentingnya pola makan pada pasien.
untuk menjaga pola makan teratur dan
gizi yang sesuai
XI. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN
Keluarga
Tanggal Indikator
Kegiatan yang dilakukan yang Hasil kegiatan
kunjungan evaluasi kegiatan
terlibat
6 Februari  Memperkenalkan diri Pasien dan  Terbinanya  Pasien
2019 dan menjelaskan keluarga hubungan baik bersedia untuk
maksud kedatangan. pasien. dengan pasien diperiksa.
 Bina rapor awal. dan keluarga.  Pasien dan
 Identifikasi anggota  Pasien dan keluarga lebih
keluarga dan kondisi keluarga memahami
kesehatannya. memahami penyakit yang
 Melakukan anamnesis penyakit yang diderita
dan pemeriksaan fisik sedang diderita
kepada pasien. dan cara
mengatasinya.
 Memberi penjelasan
kepada pasien dan
keluarga mengenai
penyakit pasien.
13 Februari  Evaluasi keluhan dan Pasien dan  Pasien mulai  Pasien
2019 keadaan umum pasien. keluarga mengerti memahami
 Melakukan pasien. kegunaan dan pentingnya
pemeriksaan fisik. risiko bila tidak meminum obat
 Memberi motivasi minum obat sesuai anjuran.
untuk rutin minum sesuai anjuran.  Pasienmengikut
obat.  Pasien mulai i anjuran diet.
 Edukasi makanan apa mengerti jadwal  Rumah menjadi
saja yang sebaiknya dan jenis makanan lebih rapih dan
dikonsumsi. yang bergizi bersih.
seimbang.
 Edukasi mengenai
kebersihan dan  Pasien mulai
kerapihan rumah. mengerti
mengenai
kebersihan dan
kerapihan rumah.
19 Februari  Evaluasi keluhan dan Pasien dan  Pasien dan  Pasienrutin
2019 keadaan umum pasien. keluarga dibantu keluarga minum obat.
 Melakukan pasien. pasien sudah  Pasien mulai
pemeriksaan fisik. mulai lebih mengikuti
 Evaluasi tentang pola memilih makanan anjuran diet
makanpasien. yang dikonsumsi. yang
 Evaluasi pola aktivitas  Pasien dan disarankan
pasien. keluarga mulai  Rumah menjadi
merapikan lebih rapih dan
 Edukasi mengenai
barang-barang di bersih.
aktivitas fisik yang
rumah.  Pasien mulai
dapat dilakukan di
rumah  Pasien dan menerapkan
 Evaluasi mengenai keluarga mulai aktivitas fisik
kebersihan rumah. mengerti aktivitas yang
fisik yang dapat disarankan.
dilakukan.

27 Februari  Evaluasi keluhan dan Pasien dan  Pasien  Pasien rutin


2019 keadaan umum pasien. keluarga mengatakan minum obat
 Melakukan pasien. keadaannya baik dan mau rutin
pemeriksaan fisik. dan obat sudah ke dokter.
 Evaluasi tentang pola diminum teratur.  Pasien akan
makan pasien.  Pasien sudah lebih terus
 Edukasi pentingnya menjaga pola menerapkan
periksa kesehatan makan. anjuran diet
umum secara rutin.  Pasien dan aktivitas
mengatakan akan fisik.
 Memberi penjelasan
mengenai pentingnya mulai rutin
hal ini diterapkan terus mengikuti
menerus dan tidak posbindu yang
berhenti di tengah rutin dilakukan.
jalan.
XII. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
1. Tingkat pemahaman : Pasien dapat memahami penjelasan yang
diberikan
2. Faktor pendukung : Pasien dan keluarga dapat memahami penjelasan
yang diberikan. Sikap pasien dan keluarga cukup kooperatif sehingga dapat
menerapkan edukasi yang diberikan
3. Faktor penyulit : Sulitnya mengubah perilaku pasien untuk rutin
melakukan aktivitas fisik, bangun pagi, dan makan-makanan dengan gizi
yang seimbang.
4. Indikator keberhasilan : Pasien dapat mengetahui tentang penyakitnya
yang meliputi penyebab, faktor risiko, pencegahan, penatalaksanaannya dan
komplikasi yang dapat terjadi serta berusaha untuk menerapkan pola hidup
sehat. Keluarga ikut membantu pasien dalam pengobatan dan menerapkan
pola hidup sehat.
LAMPIRAN

Kunjungan Rumah
Hari ke 1

Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4
Kalender kontrol
Contoh Print Out Latihan Peregangan
\
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).


Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2013
2. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. In: Setiati
S, Alwi I, Sudoyo AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam Ed.6th. Jakarta:
InternaPublishing; 2014.p.3197-3209.
3. Yogiantoro M. Pendekatan klinis hipertensi. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, et
al. Buku ajar ilmu penyakit dalam Ed.6th. Jakarta: InternaPublishing;
2014.p.2259-2283.
4. Pranarka K. Penerapan geriatrik kedokteran menuju usia lanjut yang sehat.
Universa Medicina. Oktober-Desember 2006; 25(4): 187-197.
5. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2013; ISSN 2088-
270X: 2-17

Anda mungkin juga menyukai