INTERPRETASI SEISMIK
OLEH:
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
1. Seismik Well Tie
Well-Seismic Tie adalah suatu cara untuk mengikatkan data sumur pada
penampang seismik. Posisi kedalaman itu ditunjukkan dengan data log sumur yang
diplot pada skala kedalaman. Well seismic tie dilakukan dengan menghubungkan
seismogram sintetik yang dihasilkan dari log dengan real trace data seismik. Bagian ini
penting karena penanda dari data sumur yang digunakan sebagai panduan untuk horizon
intepretasi). Sebelum melakukan well-seismic tie, harus dilakukan koreksi checkshot
untuk mengubah domain kedalaman sumur menjadi domain waktu sesuai dengan
seismik (Lukman, 2008).
Data sumur yang diperlukan untuk well seismic tie adalah sonic (DT), density
(RHOB), dan checkshot. Sebelum diproses, data well tersebut harus dikoreksi terlebih
dahulu untuk menghilangkan efek washout zone, cashing shoe, dan artifak-artifak
lainya. Sebagaimana yang kita ketahui, data seismik umumnya berada dalam domain
waktu (TWT) sedangkan data well berada dalam domain kedalaman (depth). Sehingga,
sebelum kita melakukan pengikatan, langkah awal yang harus kita lakukan adalah
konversi data well ke domain waktu. Untuk konversi ini, kita memerlukan data sonic
log dan checkshot.
2. Seismik Atribut
Seismik atribut adalah segala informasi yang diperoleh dari data seismic baik
melalui pengukuran langsung, komputasi maupun pengalaman. Seismik atribut
diperlukan untuk memperjelas anomaly yang tidak terlihat secara kasat mata pada data
seismic biasa. Berikut ini secara analitik sebuah signal seismic dapat dituliskan sebagai
berikut :
𝒖(𝑡) = 𝒙(𝑡) + 𝑖 𝒚(𝑡) (1.1)
Dimana 𝒙(𝑡) adalah data seismik itu sendiri (data yang biasa digunakan untuk
interpretasi geologi). Sedangkan 𝒚(𝑡) adalah quadrature nya, yakni fasa gelombang
𝒙(𝑡) digeser 90 derajat.
𝒖(𝑡) dapat diperoleh dengan menggunakan transformasi Hillbert pada data
seismik, dimana komponen sebenarnya adalah data seismic itu sendiri dan quadratur-
nya merupakan komponen imaginer.
Gambar 1. Signal Seismik
Analisa atribut seismik mulai diterapkan pada interpretasi seismik refleksi
sejak tahun 1930-an, dimana saat itu para geophysicist mulai menelusuri refleksi yang
menerus pada trace seismik yang terekam. Saat ini ada lebih dari 50 macam atribut
yang dapat dihitung dari data seismik dan diterapkan pada tahap interpretasi struktur
geologi, statigrafi dan parameterfisik batuan atau fluida (Chopra dan Marfurt, 2005).
Perkembangan atribut seismik hampir sejalan dengan perkembangan pada
teknologi komputer, contohnya penemuan digital recording pada tahun 1960an
membantu meningkatkan kualitas data seismiik khususnya pada pengukuran
amplitudo, sehingga terdapat suatu korelasi yaitu pori–pori batuan yang terisi suatu
hidrokarbon akan menunjukan nilai amplitudo yang besar (dikenal dengan istilah
bright spot). Lalu munculnya teknologi printer berwarna pada awal 1970 membantu
menerapkan skala warna pada nilai kuat pada refleksi, frekuensi, dan fase. Selanjutnya
pada tahun 1980-an muncul workstation yang sangat membantu interpreter hingga
dapat mengintegrasikan data seismik dengan data lainnya seperti log dari sumur.
Akhirnya saat ini dengan adanya workstation yang berteknologi semakin maju
interpreter mengetahui atribut seismik dari data seismik yang semakin banyak pula
(Chopra dan Marfut, 2005).
Pada rentang tahun 1960 hingga tahun 1970-an atribut seismik yang masih
umum digunakan dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi hanya atribut
kuat refleksi/amplitudo. Kesuksesan amplitudo sebagai indikator langsung
hidrokarbon (Direct Hydrocarbon indikator/DHI) memotivasi pencarian atribut
seismik lainnya.
Diterbitkan makalah seismik atribut tentang penurunan atribut kuat refleksi
(atrbut amplitudo) dan atribut fase. Makalah mereka dikenal sebagai makalah pertama
yang mempopulerkan kegunaan atribut seismik dalam eksplorasi hidrokarbon yang
memperkenalkan konsep atribut kompleks.
3. Seismik Multiatribut
Analisis seismik multi-attrribute adalah salah satu metode statistik
menggunakan lebih dari satu atribut untuk memprediksi beberapa properti fisik dari
bumi. Pada analisa ini dicari hubungan antara log dengan data seismik pada lokasi
sumur dan menggunakan hubungan tersebut untuk memprediksi atau mengestimasi
volum dari properti log pada semua lokasi pada volum seismik.
Statistik dalam karakteristik reservoar digunakan untuk mengestimasi dan
mensimulasikan hubungan spasial variabel pada nilai yang diinginkan pada lokasi
yang tidak mempunyai data sampel terukur. Hal ini didasarkan pada kenyataan yang
sering terjadi di alam bahwa pengukuran suatu variabel di suatu area yang berdekatan
adalah sama. Kesamaan antara dua pengukuran tersebut akan menurun seiring dengan
bertambahnya jarak pengukuran.
Schultz et al. (1994) mengidentifikasi tiga sub-kategori utama pada teknik
analisa multi-atribut geostatistik, yaitu:
1. Perluasan dari co-kriging untuk melibatkan lebih dari satu atribut sekunder
untuk memprediksi parameter utama.
2. Metode yang menggunakan matriks kovariansi untuk memprediksi suatu
parameter dari atribut input yang telah diberi bobot secara linear.
3. Metode yang menggunakan Artificial Neural Networks (AANs) atau teknik
optimisasi non-linear untuk mengkombinasikan atribut-atribut menjadi
perkiraan dari parameter yang diinginkan(Rianto, 2008).