Anda di halaman 1dari 2

Satu Bulan di Negeri Sakura

Mengikuti kegiatan pertukaran pelajar ke luar negeri kerap kali menjadi impian para
mahasiswa. Tak terkecuali dengan Mohamad Reza Affandi, salah satu mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 2015. Mahasiwa yang akrab disapa Reza ini
sedang menjalani semester ke-enamnya di bangku perkuliahan. Ia telah mewujudkan salah
satu dari sekian impiannya, yakni mengikuti pertukaran pelajar di Negeri Sakura, Jepang.
Semester V bukanlah waktu yang mudah untuk memberanikan diri dengan mengikuti
kegiatan pertukaran pelajar. Namun hal ini dapat dilewati olehnya. Satu bulan penuh
bertepatan dengan libur semester ia habiskan dengan belajar hal baru dan mencari
pengalaman di Negeri Matahari Terbit tersebut.
University of Fukui, Tokyo, Japan yang juga tak asing didengar dengan sebutan Fukui
Prefecture merupakan tempat yang sesuai bagi Reza untuk mengemban amanah dan belajar
lebih. Pada dasarnya, untuk pertukaran pelajar ini, mahasiswa diberikan kebebasan untuk
memilih universitas tujuan, seperti di Osaka ataupun Kobe. Namun Fukui Perfecture
membuka kesempatan luas untuk mengikuti clinical rotations disamping melakukan
reasearch. Hal ini yang membuatnya memilih untuk melakukan pertukaran ke intitusi ini.
Selain itu, Reza mengaku bahwa ia memilih negera Jepang karena Jepang termasuk dalam
lima besar negara dengan pelayanan kesehatan terbaik di dunia.
Proses yang panjang ia jalani dengan penuh kerendahan hati. Berawal dengan meng-
apply ke universitas tujuan, tak lama kemudian mendapat balasan berupa syarat dan
ketentuan seperti dokumen yang harus dipenuhi. Tidak sedikit jumlah dokumen yang harus ia
lengkapi, beberapa diantaranya adalah persyaratan kesehatan berupa data vaksinasi (MMR,
TB, Influenza, dan Hepatitis) serta Surat Keterangan Sehat yang dilengkapi dengan foto
mata, thorax, dan beberapa bagian lainnya. Selain itu, diperlukan juga berkas lainnya seperti
sertifikat TOEFL, motivation letter, surat keterangan sebagai mahasiswa, surat penjaminan
dari universitas, travell insurance, dan transkrip nilai. Mahasiswa berprestasi Universitas
Airlangga 2018 ini juga berpesan bagi teman-teman yang ingin melakukan pertukaran pelajar
agar sebisa mungkin menyimpan keterangan vaksin sewaktu kecil dan jangan sampai hilang.
Hal ini dikarenakan negara-negara diluar sana mengedepankan pencegahan penularan
penyakit yang dibawa oleh turis ataupun imigran.
Bagi Reza, hari-hari selama pertukaran pelajar begitu berkesan. Di sana ia tinggal di
sebuah asrama dengan fasilitas yang lengkap. Asrama single room dilengkapi dengan tempat
tidur, TV, dapur kecil dengan microwave untuk memasak, kamar mandi, dan fasilitas lain
seperti pada umumnya. Harga yang ditawarkan pun lebih murah jika dibandingkan dengan
biaya yang perlukan untuk mencari tempat tinggal sendiri. Namun, ia tidak membayar biaya
pertukaran pelajar sepeserpun berkat prestasinya sebagai mahasiswa berprestasi sehingga
pembiayaan kegiatan ini dan uang sakunya ditanggung oleh pihak Universitas.
Kehidupan di Jepang, macamnya seperti selayak pandang dan pemikiran kebanyakan
orang. Sistem komputerisasi terpusat, rumah sakit dengan kenyamanan seperti hotel, sumber
daya manusia yang begitu disiplin dengan ketepatan waktu, etika nomor satu, dan tak lupa
keramahan yang selalu terjaga. Semua hal itu ia jumpai dan rasakan selama satu bulan masa
pertukaran pelajar.

Anda mungkin juga menyukai