Anda di halaman 1dari 2

Mengenal Lebih Dalam Profesi Dokter Militer

Istilah dokter militer bukanlah istilah yang asing dalam dunia kedokteran. dr. I Gede
Parama Gandi Semita Lettu Laut (K) adalah salah satu alumni Fakultas Kedokteran Unair
angkatan 2008 pada awalnya juga tidak terpikir akan menjadi seseorang yang mengabdi
sebagai dokter TNI AL. Berawal dari niat dan juga penerimaan beasiswa dari TNI, setelah
dilantik menjadi dokter, beliau langsung mengikuti pendidikan militer.
Dahulu, penerimaan dokter militer diadakan sekali setiap satu tahun, namun
sekarang hanya diadakan dua tahun sekali. Pendidikan dokter militer berlangsung selama
tujuh bulan hingga akhirnya dilantik menjadi Letnan Dua (Letda). Dalam tujuh bulan
tersebut, tiga bulan pertama para calon perwira akan dikarantina total oleh para tentara
dengan tujuan untuk doktrinasi yang mengubah pola pikir sipil menjadi militer. Sedangkan
pada empat bulan sisanya, para calon perwira lebih diberikan kelonggaran untuk
menghubungi orang tua maupun libur satu atau dua hari.
Calon perwira bisa memilih matra TNI yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara, namun juga harus melalui tes penilaian dan psikotes. Masing-
masing matra terdapat bidang-bidang berbeda yang dapat ditekuni oleh seorang dokter
militer. Misalnya, pada TNI Angkatan Laut terbagi menjadi beberapa bidang yaitu dokter
armada yang biasanya ikut berlayar dengan kapal untuk bertugas atau dengan kapal rumah
sakit untuk bakti sosial, dokter penyelam yang mempelajari ilmu kedokteran hiperbarik,
kedokteran kapal selam yang mempelajari bagaimana hidup di ruangan yang tekanannya
disesuaikan 1 atm tapi dalam kondisi di bawah laut. Begitu juga dengan TNI Angkatan Darat
dan TNI Angkatan Udara yang memiliki bidang kedokteran yang juga berbeda-beda.
Sosok yang akrab disapa dengan Dokter Rama ini sudah pernah diundang untuk
belajar ilmu kedokteran hiperbarik di Turki, melakukan pelatihan bersama tentara dari
negara-negara lain di Australia, bahkan beliau ikut berpartisipasi dalam pembebasan
nelayan Indonesia yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina pada tahun 2017.
Selain tugas-tugas tersebut, seorang dokter militer juga dapat berpartisipasi dalam misi
kemanusiaan yang bekerjasama dengan PBB di negara-negara lain seperti di Lebanon,
Sudan, dan Afrika Tengah.
Setiap tahun, TNI AL akan mengadakan bakti sosial dengan nama Surya Bhaskara
Jaya dengan mengadakan pelayaran ke daerah yang terpencil dan belum dilengkapi dengan
fasilitas kesehatan yang memadai. Tahun 2018, bakti sosial diadakan di Pulau Selaru yang
berada di perbatasan Maluku. “Waktu itu jumlah pasien mencapai 4.000 selama dua hari.
Saat itu kami sedikit kewalahan, namun kami senang bias membantu,” tutur Dokter Rama.
Setelah empat tahun dinas, negara akan memberikan timbal balik berupa izin untuk
pengambilan pendidikan S2 maupun pendidikan spesialis. Para perwira diperbolehkan untuk
menentukan pilihan pendidikan yang diinginkan, namun untuk kelanjutannya nanti akan
disesuaikan dengan kebutuhan negara.
Setiap profesi tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai dokter militer,
Dokter Rama menyatakan bahwa selama pendidikan, beliau banyak mendapatkan added
value yang sangat berharga, seperti teman, pengalaman, dan rasa bangga terhadap profesi.
Banyak juga soft skills yang diperoleh selama beliau berprofesi menjadi dokter militer,
seperti ilmu koordinasi, ilmu manajemen, sampai cara berkomunikasi dengan pihak-pihak
lain. Di sisi lain, beliau menyatakan bahwa hal-hal yang dipelajari selama berkuliah di
fakultas kedokteran belum tentu dapat dilaksanakan dengan baik di lapangan karena
terkadang terjadi perbedaan pendapat dengan pihak berlatar belakang murni dari militer.
“Untuk menjadi dokter militer,motivasi harus datang dari diri sendiri. Jika tidak,
akan membebani orang itu sendiri saat pendidikan sehingga sehingga pendidikan militer
akan dijalani dengan tidak sepenuh hati. Oleh karena itu, Temukan passion kamu. Sebagai
dokter, nanti akan banyak tantangan dan kamu harus menemukan passion dalam dirimu
sendiri. Mungkin sekarang kamu belum tahu, tapi nanti ketika sudah menemukan jalannya,
kejar dan tekunilah passion-mu, apapun itu,” ujar Dokter Rama yang menjadi lulusan terbaik
saat beliau menjalani pendidikan militer.

Anda mungkin juga menyukai