atas status
neurologis.
Sangat
berguna bila
digunakan
dalam 10
menit
pertama
dapat dipakai
untuk
tentukan
penatalaksan
aan.
Kategori
A
Pemberian oksigen!
PJ, pemeriksaan PaO2 dan PaCO2 arteri, pH, jumlah
Kategori
B
Na.
Edema paru (air asin) Diuretik (contoh: furosemid).
Bronkospasme Aerosol simptometik.
Teraspirasi air yang terkontaminasi AB.
Dapat terjadi kegagalan bernapas setelah terjadinya
aspirasi masif atau bahan kimia yang iritan butuh
ventilator.
Tingkatkan fungsi hemodinamika infus cairan
isotonik, dan harus cukup panas (40-43c) bila alami
hipotermi.
Dirawat beberapa hari dan sangat ditentukan oleh
status paru.
Kategori
C
epinefrin.
Kejang atau gelisah benzodiazepin diikuti
phenobarbital. Agar ventilasi lebih efisien, kurangi
kebutuhan metabolik, dan cegah agar tidak terjadi
eksturbasi akibat trauma jalan napas.
Bila tetap gelisah morfin sulfat 0,1 mg/kgBB IV atau
benzodiazepin 0,1 mg/kgBB setiap 1-2 jam untuk sedasi.
Adrenalin
0,5-1,0 mg IV (dewasa) dan 10 mcg/kg (anak-
anak).
Sebagai notropic dan chronotropic
dapat tingkatkan sensitivitas otot jantung
fibrilasi vetrikel (air tawar) dapat mudah
kembali ke irama sinus dengan bantuan
fibrillator setelah diberi adrenalin).
Surfaktan sintetis
PADA SKENARIO
Tenggelam di air asin Gagal jantung &
edema paru:
Ventilasi
Pulse oxymetri
AGD
ETT
NGT
Jangan beri diuretik saat pasien belum
stabil (hipotensi)
Adrenalin/epinefrin efek inotropic
dan chronotropic
Surfaktan sintetis