Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PPROSEDUR

PENYEMPROTAN PESTISIDA BAGI PETANI


( disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepererawatan Komunitas )
Dosen Pengampu : Ns. Tantut Susanto, M.Kep.,Sp.Kep.Kom.,Ph.D

disusun oleh :
Kelompok 4 B /A 2017
Zainal Nur Rohman NIM 172310101020
Indah Nur Laili Jamil NIM 172310101026
Resi Permatasari NIM 172310101039
Laraswati Ayuning L NIM 172310101044
Fauzatul Walidanik NIM 172310101045
Echi Agnes Claudia NIM 172310101055

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember
2019
JUDUL SOP :

FKEP PENYEMPROTAN PESTISIDA BAGI PETANI


UNIVERSITAS
JEMBER
NO NO REVISI : HALAMAN
DOKUMEN : :
PROSEDUR
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TETAP
TERBIT : Dekan
Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
1. PENGERTIAN Penyemprotan pestisida ialah suatu usaha yang
dilakukan untuk mematikan atau mengendalikan
hama, jamur ataupun tungau yang menyerang
pada tanaman pertanian yang bertujuan untuk
mencegah rusak atau matinya tanaman.
2. TUJUAN Untuk mencegah terjadinya keracunan yang
disebabkan karena paparan bahan kimia yang
berlebih, memberikan arahan atau pedoman yang
tepat untuk melakukan penyemprotan pestisida
pada tanaman.
3. INDIKASI Dilakukan apabila tanaman diserang oleh hama,
jamur ataupun tungau sehingga menganggu proses
pertumbuhan tanaman hingga dapat menyebabkan
kematian.
4. KONTRAINDIKASI -

5. MANFAAT Melindungi tumbuhan dari hama dan jamur yang


dapat menyebabkan kematian tanaman dan
merugikan petani
6. PERSIAPAN ALAT 1. Topi caping
2. Sepatu Bots
3. Sarung tangan
4. Masker
5. Kacamata pelindung
6. Baju panjang
7. Celana panjang
8. Celemek
9. Alat penyemprot pestisida
7. CARA KERJA :
A. Fase Persiapan :
1. Memperhatikan prinsip 6 tepat, yaitu :
a. Tepat sasaran : Pestisida yang digunakan harus tepat sesuai dengan
sasaran apakah itu hama, jamur atau tungau
b. Tepat mutu : pestisida yang digunakan harus sesuai dengan mutu atau
memiliki mutu yang baik. Tidak kadaluarsa, tidak rusak dan juga tidak
palsu.
c. Tepat jenis : sesuai dengan jenis yang digunakan
d. Tepat waktu penggunaan : digunakan pada waktu yang sesuai
e. Tepat dosis dan konsentrasi formulasi dalam pencampuran
f. Tepat cara penggunaan : pada saat penggunaan apakah ditabur,
disemprot, disuntikkan, difogging, dicelupkan ataukah diperlakuan
benih
2. Menyiapkan alat dan bahan yang hendak digunakan
3. Mengenakan alat pelindung diri, sarung tangan dan masker
4. Buat larutan pestisida sesuai dengan rasio
5. Memasukkan cairan pestisida ke tabung semprot
B. Fase Kerja :
1. Menggunakan alat pelindung diri sepatu boots, topi capil dan kacamata
pelindung
Gambar 1. Contoh alat pelindung diri yang bisa digunakan
2. Memperhatikan arah angin dan cara penyemprotan pestisida
3. Memperhatikan volume semprot dengan retensi tanaman (crop retention
capacity) yaitu kemampuan maksimum tanaman dalam menampung larutan
semprot dalam bentuk droplet, tanpa ada larutan yang menetes ke bawah
4. Memperhatikan tingkat penutupan droplet
5. Menggunakan teknik penyemprotan dengan metode ayunan nozzle
digerakkan kedepan menghadap ke bawah di atas tajuk tanaman
6. Memperhatikan waktu, suhu dan kelembaban udara pada saat hendak
menyemprotkan
7. Mulai menyemprotkan pestisida dengan memperhatikan usia tanaman
8. Menyemprot dengan cara berjalan mundur
9. Memperhatikan tingkat keefektifan pestisida
10. Tidak berlama-lama di area yang disemprot pestisida
C. Fase terminasi :
1. Meletakkan tabung semprot
2. Melepas alat pelindung diri yang digunakan
3. Mengganti pakaian yang dikenakan atau melepaskan celemek
4. Mencuci tangan, kaki dan wajah
5. Minum susu murni setelah melakukan penyemprotan (pilihan bisa dilakukan
ataupun tidak)
8. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
Yang perlu diperhatian pada saat melakukan penyemprotan pestisida ialah
memperhatikan arah mata angin dan arah tumbuh tanaman yang hendak disemprot
dengan pestisida. Penyemprotan yang benar ialah dengan cara menyemprot sambil
mundur dan menyemprot tanaman dari arah bawah ke atas. Bagi pekerja yang lain
diharapkan untuk tidak berada disekitar area penyemprotan.
9. REFERENSI :
1. Entianopa dan Susanto, Edi. 2016. Faktor yang Berhubungan dengan Paparan
Pestisida pada Pekerja Chemis (Penyemprotan). Journal Endurance Vol. 1(2) :
88-93
2. Enviromental Health and Safety. 2017. Guidelines for personal protective
equipment. Washington : University of Washington.
3. Jin, S., B. Bluemling., and., A.P.J. Mol. 2015. Information, Trust and Pesticide
Overuse: Interactions Between Retailers and Cotton Farmers in China.
Wageningen Journal of Life Sciences: 23-32.
4. Moekasan. K. T, 2018. Teknik Penyemprotan Pestisida pada Pertanaman
Mnetimun : Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penutupan dan Sevaran Droplet.
Bandung: J.Hort Indonesia . Vol 9 (3)
5. Osang, Ais Regi., Lampus, Benedictus S., dan Wuntu Audy D. 2016. Hubungan
Antara Masa Kerja dan Arah Angin dengan Kadar Kolinesterasi Darah pada
Petani Padi Pengguna Pestisida di Desa Pagian Tengah Kecamatan Passi Timur
Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 5(2)
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2013 tentang
Persyarakatan Kesehatan dalam Pengelolaan Pestisida
7. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2014 tentang
Pengawasan Pestisida
8. Prabaningrum, Laksminiwati. 2017. Pengaruh Arah Pergerakan Nozzle dalam
Penyemprotan Pestisida Terhadap Liputan dan Distribusi Butiran Semprot dan
Efikasi Pestisida pada Tanaman Kentang. J. Hort. Vol 27(1) : 113-126
9. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Kementerian Pertanian. Teknik
Penyemprotan Pestisida. Dapat diakses pada : www.litbang.pertanian.go.id
10. Putter, H. D., W. Adiyoga., T. K. Moekasan., and L. Prabaningrum. 2017. Effect
of Pesticide Spray Techniques on Foliage Coverage, Pests and Diseases, and
Crop Yield in Java, Indonesia. VegIMPACT Report 43.
11. Rahmawati, Yeviana Dwi dan Martiana, Tri. 2014. Pengaruh Faktor Karakteristik
Petani dan Metode Penyemprotan Terhadap Kadar Kolinesterase. The
Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and Enviroment.Vol. 1(1) :
85-94
12. Rianty, Made Canita dan Sudiadnyana, I Wayan. 2019. Gambaran Upaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penggunaan Pestisida. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Vol. 9(1):31-37
13. Rusdita. W. Q. A,. dkk. 2016. Hubungan Higiene Perorangan dan Cara
Penyemprotan Pestisida dengan Tingkat Keracunan Pestisida pada Petani di
Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Surakarta : Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
14. Samosir, Kholilah., Setiani, Onny dan Nurjazuli. 2017. Hubungan Pajanan
Pestisida dengan Gangguan Keseimbangan Tubuh Petani Hortikultura di
Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia 16(2):63-69.
15. Vania, Desti., Sribudiani, Evi dan Mardhiansyah, M. Identifikasi Sumber Bahaya
(Hazard) dalam Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri
Penggergajian Kayu Berkat Shawalat Kecamatan Tembilahan Kabupayen
Indragiri Hilir. Jurnal UR Vol. 5(2).
16. World Health Organization. 2018. Personal protective equipment for use in a
filovirus disease outbreak. Switzerland : WHO.

Anda mungkin juga menyukai