Berbicara tentang penduduk atau kependudukan, maka hal ini tidak dapat
dilepaskan dari problematika seputar kependudukan yang tidak ada habisnya,
terutama di negara berkembang. Masalah kependudukan merupakan masalah
sosial karena terjadi di lingkungan sosial atau masyarakat. Permasalahan tersebut
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, tidak peduli di negara berkembang
ataupun di negara maju sekalipun. Permasalahan yang umum terjadi misalnya
kemiskinan, pendidikan, kesehatan, urbanisasi, pengangguran, dll. Hal-hal
tersebut umumnya berangkat dari satu faktor, yaitu laju pertambahan penduduk
yang tidak terkendali.
Republik Indonesia terdiri dari beberapa ribu pulau besar dan kecil.
Menurut sensus 1961, jumlah penduduk Indonesia adalah 97.018.829 orang. Pada
akhir 1971, jumlah penduduk tersebut meningkat menjadi 119 juta. Pada tahun
antara tahun 1971 sampai 1980 adalah sebesar 2.34%. Di pulau Jawa saja,
penduduknya berjumlah 91 juta lebih pada 1980, hampir atau mendekati jumlah
penduduk Indonesia sebelum tahun 1961 (Sukanto, 1991: 339). Negara Republik
Indonesia yang memiliki luas kurang lebih 1,904,569 km2, saat ini jumlah
sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 –
1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.
Penduduk
Provinsi
1971 1980 1990 1995 2000 2010
Aceh
2008595 2611271 3416156 3847583 3930905 4494410
Sumatera Utara 6621831 8360894 10256027 11114667 11649655 12982204
Sumatera Barat 2793196 3406816 4000207 4323170 4248931 4846909
Riau 1641545 2168535 3303976 3900534 4957627 5538367
Jambi 1006084 1445994 2020568 2369959 2413846 3092265
Sumatera Selatan 3440573 4629801 6313074 7207545 6899675 7450394
Bengkulu 519316 768064 1179122 1409117 1567432 1715518
Lampung 2777008 4624785 6017573 6657759 6741439 7608405
Kepulauan Bangka Belitung - - - - 900197 1223296
Kepulauan Riau - - - - - 1679163
DKI Jakarta 4579303 6503449 8259266 9112652 8389443 9607787
Jawa Barat 21623529 27453525 35384352 39206787 35729537 43053732
Jawa Tengah 21877136 25372889 28520643 29653266 31228940 32382657
DI Yogyakarta 2489360 2750813 2913054 2916779 3122268 3457491
Jawa Timur 25516999 29188852 32503991 33844002 34783640 37476757
Banten - - - - 8098780 10632166
Bali 2120322 2469930 2777811 2895649 3151162 3890757
Nusa Tenggara Barat 2203465 2724664 3369649 3645713 4009261 4500212
Nusa Tenggara Timur 2295287 2737166 3268644 3577472 3952279 4683827
Kalimantan Barat 2019936 2486068 3229153 3635730 4034198 4395983
Kalimantan Tengah 701936 954353 1396486 1627453 1857000 2212089
Kalimantan Selatan 1699105 2064649 2597572 2893477 2985240 3626616
Kalimantan Timur 733797 1218016 1876663 2314183 2455120 3553143
Sulawesi Utara 1718543 2115384 2478119 2649093 2012098 2270596
Sulawesi Tengah 913662 1289635 1711327 1938071 2218435 2635009
Sulawesi Selatan 5180576 6062212 6981646 7558368 8059627 8034776
Sulawesi Tenggara 714120 942302 1349619 1586917 1821284 2232586
Gorontalo - - - - 835044 1040164
Sulawesi Barat - - - - - 1158651
Maluku 1089565 1411006 1857790 2086516 1205539 1533506
Maluku Utara - - - - 785059 1038087
Papua Barat - - - - - 760422
Papua 923440 1173875 1648708 1942627 2220934 2833381
INDONESIA 119208229 147490298 179378946 194754808 206264595 237641326
Catatan : Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah Perahu, dan Penduduk Ulang-alik/Ngelaju)
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995
Asia setelah Tiongkok dan India. Namun sayangnya, besarnya kuantitas penduduk
Indonesia ini tidak diimbangi dengan kualitas. Bandingkan dengan Tiongkok atau
Amerika Serikat yang memiliki populasi yang amat besar namun didukung
bawah ini.
Namun yang pasti, angka di atas masih akan terus bertambah, berikut
Tahun
Provinsi
2010 2015 2020 2025 2030 2035
Aceh 4523.10 5002.00 5459.90 5870.00 6227.60 6541.40
Sumatera Utara 13028.70 13937.80 14703.50 15311.20 15763.70 16073.40
Sumatera Barat 4865.30 5196.30 5498.80 5757.80 5968.30 6130.40
Riau 5574.90 6344.40 7128.30 7898.50 8643.30 9363.00
Jambi 3107.60 3402.10 3677.90 3926.60 4142.30 4322.90
Sumatera Selatan 7481.60 8052.30 8567.90 9000.40 9345.20 9610.70
Bengkulu 1722.10 1874.90 2019.80 2150.50 2264.30 2360.60
Lampung 7634.00 8117.30 8521.20 8824.60 9026.20 9136.10
Kepulauan Bangka Belitung 1230.20 1372.80 1517.60 1657.50 1788.90 1911.00
Kepulauan Riau 1692.80 1973.00 2242.20 2501.50 2768.50 3050.50
Pulau Sumatera 50860.30 55272.90 59337.10 62898.60 65938.30 68500.00
DKI Jakarta 9640.40 10177.90 10645.00 11034.00 11310.00 11459.60
Jawa Barat 43227.10 46709.60 49935.70 52785.70 55193.80 57137.30
Banten 10688.60 11955.20 13160.50 14249.00 15201.80 16033.10
Jawa Tengah 32443.90 33774.10 34940.10 35958.60 36751.70 37219.40
DI Yogyakarta 3467.50 3679.20 3882.30 4064.60 4220.20 4348.50
Jawa Timur 37565.80 38847.60 39886.30 40646.10 41077.30 41127.70
Pulau Jawa 37033.30 145143.60 152449.90 158738.00 163754.80 167325.60
Bali 3907.40 4152.80 4380.80 4586.00 4765.40 4912.40
Nusa Tenggara Barat 4516.10 4835.60 5125.60 5375.60 5583.80 5754.20
Nusa Tenggara Timur 4706.20 5120.10 5541.40 5970.80 6402.20 6829.10
Bali dan Kep. Nusa
Tenggara 13129.70 14108.50 15047.80 15932.40 16751.40 17495.70
Kalimantan Barat 4411.40 4789.60 5134.80 5432.60 5679.20 5878.10
Kalimantan Tengah 2220.80 2495.00 2769.20 3031.00 3273.60 3494.50
Kalimantan Selatan 3642.60 3989.80 4304.00 4578.30 4814.20 5016.30
Kalimantan Timur 3576.10 4068.60 4561.70 5040.70 5497.00 5929.20
Pulau Kalimantan 13850.90 15343.00 16769.70 18082.60 19264.00 20318.10
Sulawesi Utara 2277.70 2412.10 2528.80 2624.30 2696.10 2743.70
Sulawesi Tengah 2646.00 2876.70 3097.00 3299.50 3480.60 3640.80
Sulawesi Selatan 8060.40 8520.30 8928.00 9265.50 9521.70 9696.00
Sulawesi Tenggara 2243.60 2499.50 2755.60 3003.00 3237.70 3458.10
Gorontalo 1044.80 1133.20 1219.60 1299.70 1370.20 1430.10
Sulawesi Barat 1164.60 1282.20 1405.00 1527.80 1647.20 1763.30
Pulau Sulawesi 17437.10 18724.00 19934.00 21019.80 21953.50 22732.00
Maluku 1541.90 1686.50 1831.90 1972.70 2104.20 2227.80
Maluku Utara 1043.30 1162.30 1278.80 1391.00 1499.40 1603.60
Kep. Maluku 2585.20 2848.80 3110.70 3363.70 3603.60 3831.40
Papua Barat 765.30 871.50 981.80 1092.20 1200.10 1305.00
Papua 2857.00 3149.40 3435.40 3701.70 3939.40 4144.60
Pulau Papua 3622.30 4020.90 4417.20 4793.90 5139.50 5449.60
INDONESIA 238518.80 255461.70 271066.40 284829.00 296405.10 305652.40
2. Kemiskinan
daerah yang satu dengan daerah lainnya. Kondisi kemiskinan di Indonesia dapat
Catatan:
1. Sejak Desember 1998 digunakan standar kemiskinan baru yang merupakan penyempurnaan standar lama.
Data tahun 1976-1996 menggunakan standar lama, angka tahun 1996-2013 menggunakan standar baru
2. Referensi waktu untuk seluruh data adalah Februari,
kecuali data tahun 1998 (Desember) dan tahun 2006-2010 (Maret).
Data mulai tahun 1999 tanpa Timor Timur
Berdasarkan tabel di atas, kita dapat melihat bahwa per Maret 2013,
jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,07 juta jiwa dengan persentase
sebesar 11,37%. Hal ini menyisakan satu PR besar bagi pemerintah untuk dapat
orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan
yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan
pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum.
kawasan kerja.
gelandangan berasal dari kata “gelandang” atau berarti hidup bergelandang yang
menurut Departemen Sosial RI berarti tidak punya tempat tinggal dan pekerjaan,
ada pengemis yang mempunyai tempat tinggal (meskipun jauh dari kata layak)
maksimal. Ledakan jumlah penduduk yang terjadi di kota menjadi faktor utama
dari kelahiran gelandangan dan pengemis. Negara Indonesia merupakan salah satu
pergeseran nilai. ()
jumlah yang tidak sebanding dengan faktor orang yang meninggalkan kota seperti
adalah “pr” besar pemerintah untuk mengontrol jumlah masyarakat yang masuk
pekerjaan di suatu daerah, terutama di kota. Salah satu faktor yang sangat
jumlah penduduk yang terus bertambah di kota, keadaan ini memicu lahirnya
seseorang yang menganggur. Di sisi lain kebutuhan hidup sebagai manusia dan
kebutuhan hidup di kota sangatlah besar setiap harinya. Orang-orang yang tidak
mampu bersaing dengan yang lainnya akan kehilangan pekerjaan, materi bahkan
dengan pengemis.
tidak merata.
kesejahteraan sosial, sehingga masyarakat dapat hidup layak dan menekan jumlah
pengangguran, gelandangan dan pengemis yang ada di ibu kota. Karena bukan
tidak mungkin jika gelandangan dan pengemis terus dibiarkan mereka akan
3. Pendidikan
Salah satu masalah serius yang diakibatkan oleh jumlah populasi yang
amat tinggi dan laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali adalah masalah
pendidikan, yakni kualitas pendidikan yang kurang baik serta pemerataan kualitas
pendidikan yang tidak merata antar wilayah. Selain itu, permasalahan lainnya
4. Permukiman
(PRB) (2011), jumlah penduduk di dunia pada tahun 2011 sekitar 6,987 milyar
dan diperkirakan Jumlah penduduk dunia telah menembus 7 miliar jiwa pada
tahun 2013 ini. Tahun 2011 jumlah penduduk Indonesia sekitar 238,2 juta jiwa.
yang tidak merata dapat dilihat berdasarkan luas pulau di Indonesia, seperti Pulau
Sumatera yang luasnya 25,2% dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh
21,3% penduduk, Jawa yang luasnya 6,8% dihuni oleh 57,5% penduduk,
Kalimantan yang luasnya 28,5% dihuni oleh 5,8% penduduk, Sulawesi yang
luasnya 9,9% dihuni oleh 7,3% penduduk, Maluku yang luasnya 4,1% dihuni oleh
1,1% penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8% dihuni oleh 1,5% penduduk
(BPS, 2012).
atau 2,5% penduduk merupakan migrant masuk risen antar propinsi. Pada tahun
2010 migrant masuk tertinggi di Indonesia berada di Propinsi Jawa Barat yaitu
sekitar 1.048.964 jiwa, sedangkan migrant keluar risen tertinggi dari Banten yaitu
Catatan:
- Migrasi risen adalah migrasi dimana tempat tinggal seseorang pada saat pencacahan berbeda dengan tempat tinggalnya 5 tahun yang lalu.
- Pada SP 1971 pertanyaan tempat tinggal 5 tahun yang lalu tidak dicantumkan
Penduduk yang merupakan migran seumur hidup juga mengalami
penduduk atau 11,8% penduduk merupakan migrant masuk seumur hidup antar
propinsi. Pada tahun 2010 migrant seumur hidup keluar tertinggi berada di
migrasi yang tidak merata lah yang menjadi masalah di Indonesia. Dilihat dari
pekerjaan yang memadai di setiap daerah agar penduduk yang bermigrasi tidak
6. Pengangguran
Dalam sensus penduduk dikenal istilah tenaga kerja, yaitu mereka yang
Kelompok usia kerja tersebut dibagi dua, yaitu penduduk yang termasuk dalam
kategori angkatan kerja dan penduduk yang tergolong bukan angkatan kerja. Di
Indonesia, menurut Biro Pusat Statistik yang dimaksud dengan angkatan kerja
adalah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas secara aktif melakukan kegiatan
ekonomi. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan mencari
pekerjaan. Mereka yang mencari pekerjaan dibagi dua, yaitu mereka yang
sebelumnya sudah pernah bekerja dan mereka yang sama sekali belum pernah
bekerja. Sebaliknya, mereka yang digolongkan bukan angkatan kerja, antara lain,
adalah anak-anak sekolah, ibu rumah tangga, pensiunan, atau orang-orang yang
tahun ke atas di Indonesia sebanyak 104 juta jiwa dan pada tahun 1990 terjadi
peningkatan yang cukup besar menjadi 135 juta jiwa. Kemudian pada tahun 2000,
bekerja dan mencari pekerjaan. Ada kecenderungan bahwa jumlah penduduk yang
bekerja meningkat setiap tahunnya. Mulai tahun 1980, 1990, hingga 2000, jumlah
penduduk yang bekerja berjumlah 51 juta (50,2%), 71 juta (54,7%), dan 92 juta
sebanyak 860 ribu jiwa dan pada tahun 1990 jumlahnya bertambah menjadi 2,3
juta jiwa. Kemudian pada tahun 2000 terlihat jumlah penduduk yang menganggur
pengangguran secara drastis tidak bisa dilepaskan dari krisis ekonomi yang
melanda sejak tahun 1998 yang hingga saat ini belum dapat diatasi. Kebijakan
pemerintah yang tidak berpihak pada usaha kecil dan menengah ternyata sangat
sebesar 40 juta orang. Angka ini diperkirakan akan meningkat lagi dengan
bertambahnya penduduk yang putus sekolah yang jumlahnya mencapi 1,7 juta per
yang paling utama adalah ledakan jumlah penduduk yang tidak terkendali yang
terjadi di Indonesia jika tidak adanya penanganan yang serius dari pemerintah,
mulai dari kebijakan-kebijakan yang ada, dibantu dengan pasrtisipati aktif dari
potensi dan asset untuk negara, namun faktanya jauh dari harapan. Angka
kematian, kelahiran, migrasi, dan lainnya yang tidak bisa diatur dengan
Sekali lagi, dibutuhkan keseriusan pemerintah serta bantuan dari masyarakat agar
mungkin.
DAFTAR SUMBER
http://www.voaindonesia.com/content/pemerintah-harus-serius-tangani-
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/24/090524278/2025-Sebanyak-68-
Pedesaan
Oleh,
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014