Anda di halaman 1dari 24

Penduduk adalah masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah

tertentu. Pengertian lain tentang penduduk adalah sekelompok manusia yang


mendiami wilayah geografi dan ruang tertentu. Adapula yang berpendapat bahwa
penduduk adalah orang yang berhak atau memiliki surat resmi untuk tinggal di
suatu wilayah tertentu.

Berbicara tentang penduduk atau kependudukan, maka hal ini tidak dapat
dilepaskan dari problematika seputar kependudukan yang tidak ada habisnya,
terutama di negara berkembang. Masalah kependudukan merupakan masalah
sosial karena terjadi di lingkungan sosial atau masyarakat. Permasalahan tersebut
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, tidak peduli di negara berkembang
ataupun di negara maju sekalipun. Permasalahan yang umum terjadi misalnya
kemiskinan, pendidikan, kesehatan, urbanisasi, pengangguran, dll. Hal-hal
tersebut umumnya berangkat dari satu faktor, yaitu laju pertambahan penduduk
yang tidak terkendali.

Laju pertambahan penduduk yang tidak terkendali ini menyebabkan


tingginya populasi yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber
daya manusia itu sendiri serta pembangunan infrastruktur yang cenderung lambat
dan tidak seirama dengan kenaikan jumlah populasi di Indonesia. Hal ini akan
melahirkan berbagai masalah baru.

1. Tingginya Jumlah Penduduk

Republik Indonesia terdiri dari beberapa ribu pulau besar dan kecil.

Menurut sensus 1961, jumlah penduduk Indonesia adalah 97.018.829 orang. Pada

akhir 1971, jumlah penduduk tersebut meningkat menjadi 119 juta. Pada tahun

1961-1971 terlihat pertambahan penduduk sebesar 2.1%. menurut sensus 1980,

penduduk Indonesia berjumlah 147 juta lebih. Tingkat pertumbuhan penduduk

antara tahun 1971 sampai 1980 adalah sebesar 2.34%. Di pulau Jawa saja,

penduduknya berjumlah 91 juta lebih pada 1980, hampir atau mendekati jumlah

penduduk Indonesia sebelum tahun 1961 (Sukanto, 1991: 339). Negara Republik

Indonesia yang memiliki luas kurang lebih 1,904,569 km2, saat ini jumlah

penduduk Indonesia tahun 2012 diperkirakan sekitar 257.516.167 jiwa. Secara


nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada

kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk

sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 –

1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.

Penduduk
Provinsi
1971 1980 1990 1995 2000 2010

Aceh
2008595 2611271 3416156 3847583 3930905 4494410
Sumatera Utara 6621831 8360894 10256027 11114667 11649655 12982204
Sumatera Barat 2793196 3406816 4000207 4323170 4248931 4846909
Riau 1641545 2168535 3303976 3900534 4957627 5538367
Jambi 1006084 1445994 2020568 2369959 2413846 3092265
Sumatera Selatan 3440573 4629801 6313074 7207545 6899675 7450394
Bengkulu 519316 768064 1179122 1409117 1567432 1715518
Lampung 2777008 4624785 6017573 6657759 6741439 7608405
Kepulauan Bangka Belitung - - - - 900197 1223296
Kepulauan Riau - - - - - 1679163
DKI Jakarta 4579303 6503449 8259266 9112652 8389443 9607787
Jawa Barat 21623529 27453525 35384352 39206787 35729537 43053732
Jawa Tengah 21877136 25372889 28520643 29653266 31228940 32382657
DI Yogyakarta 2489360 2750813 2913054 2916779 3122268 3457491
Jawa Timur 25516999 29188852 32503991 33844002 34783640 37476757
Banten - - - - 8098780 10632166
Bali 2120322 2469930 2777811 2895649 3151162 3890757
Nusa Tenggara Barat 2203465 2724664 3369649 3645713 4009261 4500212
Nusa Tenggara Timur 2295287 2737166 3268644 3577472 3952279 4683827
Kalimantan Barat 2019936 2486068 3229153 3635730 4034198 4395983
Kalimantan Tengah 701936 954353 1396486 1627453 1857000 2212089
Kalimantan Selatan 1699105 2064649 2597572 2893477 2985240 3626616
Kalimantan Timur 733797 1218016 1876663 2314183 2455120 3553143
Sulawesi Utara 1718543 2115384 2478119 2649093 2012098 2270596
Sulawesi Tengah 913662 1289635 1711327 1938071 2218435 2635009
Sulawesi Selatan 5180576 6062212 6981646 7558368 8059627 8034776
Sulawesi Tenggara 714120 942302 1349619 1586917 1821284 2232586
Gorontalo - - - - 835044 1040164
Sulawesi Barat - - - - - 1158651
Maluku 1089565 1411006 1857790 2086516 1205539 1533506
Maluku Utara - - - - 785059 1038087
Papua Barat - - - - - 760422
Papua 923440 1173875 1648708 1942627 2220934 2833381
INDONESIA 119208229 147490298 179378946 194754808 206264595 237641326
Catatan : Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah Perahu, dan Penduduk Ulang-alik/Ngelaju)
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Dengan jumlah penduduk yang sebesar itu, Indonesia menduduki

peringkat keempat di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak, serta ketiga di

Asia setelah Tiongkok dan India. Namun sayangnya, besarnya kuantitas penduduk

Indonesia ini tidak diimbangi dengan kualitas. Bandingkan dengan Tiongkok atau

Amerika Serikat yang memiliki populasi yang amat besar namun didukung

dengan kualitas sumber daya manusianya yang mumpuni.

Besarnya laju pertumbuhan penduduk akan ditunjukkan dalam tabel di

bawah ini.

Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun


Provinsi
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010
Aceh 2.93 2.72 1.46 2.36
Sumatera Utara 2.60 2.06 1.32 1.10
Sumatera Barat 2.21 1.62 0.63 1.34
Riau 3.11 4.30 4.35 3.58
Jambi 4.07 3.40 1.84 2.56
Sumatera Selatan 3.32 3.15 2.39 1.85
Bengkulu 4.39 4.38 2.97 1.67
Lampung 5.77 2.67 1.17 1.24
Kepulauan Bangka Belitung - - 0.97 3.14
Kepulauan Riau - - - 4.95
DKI Jakarta 3.93 2.42 0.17 1.41
Jawa Barat 2.66 2.57 2.03 1.90
Jawa Tengah 1.64 1.18 0.94 0.37
DI Yogyakarta 1.10 0.57 0.72 1.04
Jawa Timur 1.49 1.08 0.70 0.76
Banten - - 3.21 2.78
Bali 1.69 1.18 1.31 2.15
Nusa Tenggara Barat 2.36 2.15 1.82 1.17
Nusa Tenggara Timur 1.95 1.79 1.64 2.07
Kalimantan Barat 2.31 2.65 2.29 0.91
Kalimantan Tengah 3.43 3.88 2.99 1.79
Kalimantan Selatan 2.16 2.32 1.45 1.99
Kalimantan Timur 5.73 4.42 2.81 3.81
Sulawesi Utara 2.31 1.60 1.33 1.28
Sulawesi Tengah 3.86 2.87 2.57 1.95
Sulawesi Selatan 1.74 1.42 1.49 1.17
Sulawesi Tenggara 3.09 3.66 3.15 2.08
Gorontalo - - 1.59 2.26
Sulawesi Barat - - - 2.68
Maluku 2.88 2.79 0.08 2.80
Maluku Utara - - 0.48 2.47
Papua Barat - - - 3.71
Papua 2.67 3.46 3.22 5.39
INDONESIA 2.31 1.98 1.49 1.49
Catatan : Tidak Termasuk Timor Timur
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Namun yang pasti, angka di atas masih akan terus bertambah, berikut

proyeksi penduduk hingga 2035 mendatang menurut Badan Pusat Statistik.

Tahun
Provinsi
2010 2015 2020 2025 2030 2035
Aceh 4523.10 5002.00 5459.90 5870.00 6227.60 6541.40
Sumatera Utara 13028.70 13937.80 14703.50 15311.20 15763.70 16073.40
Sumatera Barat 4865.30 5196.30 5498.80 5757.80 5968.30 6130.40
Riau 5574.90 6344.40 7128.30 7898.50 8643.30 9363.00
Jambi 3107.60 3402.10 3677.90 3926.60 4142.30 4322.90
Sumatera Selatan 7481.60 8052.30 8567.90 9000.40 9345.20 9610.70
Bengkulu 1722.10 1874.90 2019.80 2150.50 2264.30 2360.60
Lampung 7634.00 8117.30 8521.20 8824.60 9026.20 9136.10
Kepulauan Bangka Belitung 1230.20 1372.80 1517.60 1657.50 1788.90 1911.00
Kepulauan Riau 1692.80 1973.00 2242.20 2501.50 2768.50 3050.50
Pulau Sumatera 50860.30 55272.90 59337.10 62898.60 65938.30 68500.00
DKI Jakarta 9640.40 10177.90 10645.00 11034.00 11310.00 11459.60
Jawa Barat 43227.10 46709.60 49935.70 52785.70 55193.80 57137.30
Banten 10688.60 11955.20 13160.50 14249.00 15201.80 16033.10
Jawa Tengah 32443.90 33774.10 34940.10 35958.60 36751.70 37219.40
DI Yogyakarta 3467.50 3679.20 3882.30 4064.60 4220.20 4348.50
Jawa Timur 37565.80 38847.60 39886.30 40646.10 41077.30 41127.70
Pulau Jawa 37033.30 145143.60 152449.90 158738.00 163754.80 167325.60
Bali 3907.40 4152.80 4380.80 4586.00 4765.40 4912.40
Nusa Tenggara Barat 4516.10 4835.60 5125.60 5375.60 5583.80 5754.20
Nusa Tenggara Timur 4706.20 5120.10 5541.40 5970.80 6402.20 6829.10
Bali dan Kep. Nusa
Tenggara 13129.70 14108.50 15047.80 15932.40 16751.40 17495.70
Kalimantan Barat 4411.40 4789.60 5134.80 5432.60 5679.20 5878.10
Kalimantan Tengah 2220.80 2495.00 2769.20 3031.00 3273.60 3494.50
Kalimantan Selatan 3642.60 3989.80 4304.00 4578.30 4814.20 5016.30
Kalimantan Timur 3576.10 4068.60 4561.70 5040.70 5497.00 5929.20
Pulau Kalimantan 13850.90 15343.00 16769.70 18082.60 19264.00 20318.10
Sulawesi Utara 2277.70 2412.10 2528.80 2624.30 2696.10 2743.70
Sulawesi Tengah 2646.00 2876.70 3097.00 3299.50 3480.60 3640.80
Sulawesi Selatan 8060.40 8520.30 8928.00 9265.50 9521.70 9696.00
Sulawesi Tenggara 2243.60 2499.50 2755.60 3003.00 3237.70 3458.10
Gorontalo 1044.80 1133.20 1219.60 1299.70 1370.20 1430.10
Sulawesi Barat 1164.60 1282.20 1405.00 1527.80 1647.20 1763.30
Pulau Sulawesi 17437.10 18724.00 19934.00 21019.80 21953.50 22732.00
Maluku 1541.90 1686.50 1831.90 1972.70 2104.20 2227.80
Maluku Utara 1043.30 1162.30 1278.80 1391.00 1499.40 1603.60
Kep. Maluku 2585.20 2848.80 3110.70 3363.70 3603.60 3831.40
Papua Barat 765.30 871.50 981.80 1092.20 1200.10 1305.00
Papua 2857.00 3149.40 3435.40 3701.70 3939.40 4144.60
Pulau Papua 3622.30 4020.90 4417.20 4793.90 5139.50 5449.60
INDONESIA 238518.80 255461.70 271066.40 284829.00 296405.10 305652.40

2. Kemiskinan

Tingginya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan pemerataan

ekonomi menyebabkan kesenjangan ekonomi hingga munculnya komunitas-

komunitas penduduk yang hidup dalam kemiskinan. Perbedaan perekonomian


antar daerah menyebabkan ketidakseimbangan kondisi perekonomian antara

daerah yang satu dengan daerah lainnya. Kondisi kemiskinan di Indonesia dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang) Persentase Penduduk Miskin


Tahun
Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa
1970 n.a n.a 70.00 n.a n.a 60.0
1976 10.00 44.20 54.20 38.80 40.40 40.1
1978 8.30 38.90 47.20 30.80 33.40 33.3
1980 9.50 32.80 42.30 29.00 28.40 28.6
1981 9.30 31.30 40.60 28.10 26.50 26.9
1984 9.30 25.70 35.00 23.10 21.20 21.6
1987 9.70 20.30 30.00 20.10 16.10 17.4
1990 9.40 17.80 27.20 16.80 14.30 15.1
1993 8.70 17.20 25.90 13.40 13.80 13.7
1996 7.20 15.30 22.50 9.70 12.30 11.3
1996 9.42 24.59 34.01 13.39 19.78 17.4
1998 17.60 31.90 49.50 21.92 25.72 24.2
1999 15.64 32.33 47.97 19.41 26.03 23.4
2000 12.31 26.43 38.74 14.60 22.38 19.1
2001 8.60 29.27 37.87 9.79 24.84 18.4
2002 13.32 25.08 38.39 14.46 21.10 18.2
2003 12.26 25.08 37.34 13.57 20.23 17.4
2004 11.37 24.78 36.15 12.13 20.11 16.6
2005 12.40 22.70 35.10 11.68 19.98 15.9
2006 14.49 24.81 39.30 13.47 21.81 17.7
2007 13.56 23.61 37.17 12.52 20.37 16.5
2008 12.77 22.19 34.96 11.65 18.93 15.4
2009 11.91 20.62 32.53 10.72 17.35 14.1
2010 11.10 19.93 31.02 9.87 16.56 13.3
40603 11.05 18.97 30.02 9.23 15.72 12.4
40787 10.95 18.94 29.89 9.09 15.59 12.3
40969 10.65 18.49 29.13 8.78 15.12 11.9
Sep-12 10.51 18.09 28.59 8.60 14.70 11.6
Mar-13 10.33 17.74 28.07 8.39 14.32 11.3

Catatan:
1. Sejak Desember 1998 digunakan standar kemiskinan baru yang merupakan penyempurnaan standar lama.
Data tahun 1976-1996 menggunakan standar lama, angka tahun 1996-2013 menggunakan standar baru
2. Referensi waktu untuk seluruh data adalah Februari,
kecuali data tahun 1998 (Desember) dan tahun 2006-2010 (Maret).
Data mulai tahun 1999 tanpa Timor Timur

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat melihat bahwa per Maret 2013,

jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,07 juta jiwa dengan persentase

sebesar 11,37%. Hal ini menyisakan satu PR besar bagi pemerintah untuk dapat

mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

Menurut Departemen Sosial RI (1992) istilah “Gelandangan” dan

“Pengemis” atau dikenal dengan “Gepeng” adalah gelandangan adalah orang-

orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan

yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan

pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum.

Gepeng biasanya banyak ditemui di daerah perkotaan dibandingkan di daerah

pedesaan, terutama daerah perkotaan yang padat penduduknya dan merupakan

kawasan kerja.

Gelandangan dan pengemis sering terlihat di jalanan perkotaan, sesuai namanya

gelandangan berasal dari kata “gelandang” atau berarti hidup bergelandang yang

menurut Departemen Sosial RI berarti tidak punya tempat tinggal dan pekerjaan,

berbeda dengan pengemis. Tidak semua pengemis hidup menggelandang, masih

ada pengemis yang mempunyai tempat tinggal (meskipun jauh dari kata layak)

tetapi sama-sama tidak mempunyai pekerjaan tetap atau menganggur.


Gelandangan dan pengemis adalah masalah yang berulang-ulang kali dihadapi

oleh pemerintah kota, meskipun sampai sekarang penyelesaiannya belum lah

maksimal. Ledakan jumlah penduduk yang terjadi di kota menjadi faktor utama

dari kelahiran gelandangan dan pengemis. Negara Indonesia merupakan salah satu

negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya cepat. Pertumbuhan pendududuk

Indonesia 1,49% per tahun (Sensus, 2010). Ledakan jumlah penduduk

memunculkan kelas masyarakat miskin, yang diikuti dengan merebaknya

pemukiman kumuh, masalah kesehatan, gelandangan, kriminalitas, dan berbagai

masalah sosial lainnya. Sementara itu, seorong dengan modernisasi, terjadi

pergeseran nilai. ()

Pertumbuhan penduduk yang terbilang cepat di Indonesia melalui faktor kelahiran

dan migrasi membuat kependudukan di perkotaan Indonesia naik setiap tahunnya,

jumlah yang tidak sebanding dengan faktor orang yang meninggalkan kota seperti

kematian atau transmigrasi dan migrasi ke desa membuat penduduk terus

mengendap di perkotaan. Keadaan ini dipengaruhi oleh ketidakseimbangan

pembangunan antara desa dengan kota yang lebih modern, modernisasi

berpengaruh besar kepada aktivitas masyarakat berurbanisasi atau berpindah ke

kota. Sementara di kota-kota besar, penuh dan ketatnya persaingan membuat

sulitnya bekerja dan bertahan dalam memenuhi kebutuhan. Ketidakseimbangan ini

adalah “pr” besar pemerintah untuk mengontrol jumlah masyarakat yang masuk

ke kota setiap waktunya.


Munculnya gelandangan dan pengemis sendiri dikarenakan sulitnya mendapatkan

pekerjaan di suatu daerah, terutama di kota. Salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi sempitnya lahan pekerjaan di kota-kota besar adalah ledakan

jumlah penduduk yang terus bertambah di kota, keadaan ini memicu lahirnya

seseorang yang menganggur. Di sisi lain kebutuhan hidup sebagai manusia dan

kebutuhan hidup di kota sangatlah besar setiap harinya. Orang-orang yang tidak

mampu bersaing dengan yang lainnya akan kehilangan pekerjaan, materi bahkan

tempat tinggal, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya mereka

terpaksa menggelandang di jalanan atau meminta-minta, yang lebih dikenal

dengan pengemis.

Sejauh ini dalam menanggulangi masalah ledakan penduduk, pemerintah telah

melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya antara lain:

 Pembatasan keluarga, dengan memasyarakatkan program keluarga

berencana, dan membatasi usia pernikahan.

 Pelaksanaan program tansmigrasi sebagai upaya untuk mengatasi

pemusatan penduduk/kepadatan penduduk dan persebaran penduduk yang

tidak merata.

 Memberlakukan transmigrasi ke daerah yang tidak padat penduduknya


 Pembangunan perumahan-perumahan murah baik rumah sederhana,

maupun rumah sangat sederhana, untuk mengatasi ketersediaan

perumahaan yang kurang.

 Penyelenggaraan hutan lindung, reboisasi, penghijauan serta melarang

pertanian sistem ladang berpindah untuk mengatasi kerusakan hutan.

 Pembangunan industri-industri baru, pusat-pusat perdagangan dan

pariwisata sebagai upaya mengatasi kurangnya kesempatan kerja.

Upaya-upaya tersebut juga diharapkan dapat menanggulangi masalah

kesejahteraan sosial, sehingga masyarakat dapat hidup layak dan menekan jumlah

pengangguran, gelandangan dan pengemis yang ada di ibu kota. Karena bukan

tidak mungkin jika gelandangan dan pengemis terus dibiarkan mereka akan

semakin bertambah banyak dan ketika kebutuhan terus menghimpit mereka,

mereka melakukan upaya kriminalitas untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

3. Pendidikan

Salah satu masalah serius yang diakibatkan oleh jumlah populasi yang

amat tinggi dan laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali adalah masalah

pendidikan, yakni kualitas pendidikan yang kurang baik serta pemerataan kualitas

pendidikan yang tidak merata antar wilayah. Selain itu, permasalahan lainnya

adalah ketidaktersediaan fasilitas,sarana dan prasarana pendidikan di setiap daerah

sehingga partisipasi peserta pendidikan tidak merata, jumlah ketersediaan tenaga


pengajar di wilayah-wilayah terluar dan tertinggal di Indonesia juga turut menjadi

penyebab tidak meratanya pendidikan di Indonesia.

4. Permukiman

Padatnya wilayah oleh penduduk karena jumlah populasi yang tinggi,

menyisakan permasalahan terkait permukiman. Ketersediaan lahan di daerah

padat penduduk menyebabkan harga property kian melambung sehingga tidak

semua orang dapat menikmati tempat tinggal memadai.

Peran pemerintah dalam menyelenggarakan tempat tinggal nyaman dengan

harga terjangkau amat dinantikan banyak orang. Munculnya permukiman kumuh

di sekitar kota serta pinggir sungai dianggap sebagai buah ketidakcakapan

pemerintah dalam penyediaan hunian bagi penduduknya.

Jumlah Rusunawa dan Perumnas yang dibangun (Unit)

Tahun Jumlah Rusunawa Jumlah Perumnas

2008 805 5216


2009 10 5870
2010 1402 10522
2011 316 9675
2012 - 10555
Sumber: Publikasi Statistik Indonesia,
BPS
5. Urbanisasi

Penduduk merupakan sumber daya utama yang berpengaruh besar

terhadap pembangunan suatu wilayah. Menurut, Population Reference Bureau

(PRB) (2011), jumlah penduduk di dunia pada tahun 2011 sekitar 6,987 milyar

dan diperkirakan Jumlah penduduk dunia telah menembus 7 miliar jiwa pada

tahun 2013 ini. Tahun 2011 jumlah penduduk Indonesia sekitar 238,2 juta jiwa.

Perbandingan antara luas wilayah Indonesia dengan jumlah penduduk

tidak mengalami masalah, tetapi yang bermasalah dengan kependudukan di

Indonesia yaitu penyebaran penduduk yang tidak merata. Penyebaran penduduk

yang tidak merata dapat dilihat berdasarkan luas pulau di Indonesia, seperti Pulau

Sumatera yang luasnya 25,2% dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh

21,3% penduduk, Jawa yang luasnya 6,8% dihuni oleh 57,5% penduduk,

Kalimantan yang luasnya 28,5% dihuni oleh 5,8% penduduk, Sulawesi yang

luasnya 9,9% dihuni oleh 7,3% penduduk, Maluku yang luasnya 4,1% dihuni oleh

1,1% penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8% dihuni oleh 1,5% penduduk

(BPS, 2012).

Hasil Sensus Penduduk 2010 (BPS, 2012) mencatat 5.396.419 penduduk

atau 2,5% penduduk merupakan migrant masuk risen antar propinsi. Pada tahun

2010 migrant masuk tertinggi di Indonesia berada di Propinsi Jawa Barat yaitu

sekitar 1.048.964 jiwa, sedangkan migrant keluar risen tertinggi dari Banten yaitu

sebanyak 979.860 jiwa.


Provinsi 1985 1990 1995 2000 2005 2010

1 Aceh 37692 56326 28498 15369 1) 63987


2 Sumatera Utara 59600 107882 103258 139887 107330 123962
3 Sumatera Barat 75757 129049 138531 109016 108252 130180
4 Riau 91881 245465 147518 358815 213867 294957
5 Kepulauan Riau 52647 136397 57057 109534 66347 110114
6 Jambi 105064 212196 128011 163250 65994 117396
7 Sumatera Selatan 33386 82831 65933 68832 32668 47827
8 Kepulauan Bangka Belitung 126677 212298 114206 149013 91858 92439
9 Bengkulu 2) 2) 2) 36536 19906 60808
10 Lampung 3) 3) 3) 206664 154291 210056
11 DKI Jakarta 684001 833029 594542 702202 575173 643959
12 Jawa Barat 560460 1350596 1117615 1097021 730878 1048964
13 Banten 171473 384753 351942 354204 327604 301417
14 Jawa Tengah 112331 161740 165324 196586 189890 227364
15 DI Yogyakarta 165731 328607 438446 185966 250155 243061
16 Jawa Timur 4) 4) 4)
620299 290876 465080
17 Bali 23565 65967 58177 87225 76589 102425
18 Nusa Tenggara Barat 26762 37401 45914 59964 26947 47648
19 Nusa Tenggara Timur 20050 27107 32741 69910 33348 49339
20 Kalimantan Barat 19331 43809 44752 49202 16449 42650
21 Kalimantan Tengah 33328 78791 36477 124387 31513 122969
22 Kalimantan Selatan 55752 98330 69244 89320 62574 103455
23 Kalimantan Timur 83976 194531 138627 155498 149389 213558
24 Sulawesi Utara 14783 34736 21852 54504 28863 48042
25 Gorontalo 28067 70034 70833 75328 52297 61961
26 Sulawesi Tengah 48453 119455 137341 80648 107989 120638
27 Sulawesi Selatan 69547 71143 56937 110289 40716 64097
28 Sulawesi Barat 5) 5) 5) 9257 11082 26695
29 Sulawesi Tenggara 6) 6) 6) 33739 26104 37206
30 Maluku 23860 68701 22968 18657 9615 29236
31 Maluku Utara 7) 7) 7) 14764 10365 24462
32 Papua 52771 73776 53298 49736 38996 66562
33 Papua Barat 8) 8) 8) 25890 15897 53905

1 Aceh 21269 49389 48478 161581 1) 38802


2 Sumatera Utara 163858 277647 198873 358521 201898 372644
3 Sumatera Barat 133285 173220 144607 233945 128758 150709
4 Riau 45656 92903 126372 88708 98794 125814
5 Kepulauan Riau 32160 64033 52695 83346 51367 52689
6 Jambi 111645 198841 187213 151956 106772 129814
7 Sumatera Selatan 14082 28595 35739 35831 29982 26910
8 Kepulauan Bangka Belitung 85136 135907 165921 149258 110869 154420
9 Bengkulu 2) 2) 2) 33773 17791 17054
10 Lampung 3) 3) 3) 41340 8605 54847
11 DKI Jakarta 398737 993377 823045 850343 734584 883423
12 Jawa Barat 350074 495727 448779 631753 443039 595877
13 Banten 607532 1159694 732415 1017494 662193 979860
14 Jawa Tengah 102453 120777 111019 129530 87741 103492
15 DI Yogyakarta 336177 647348 410609 529037 344266 528370
16 Jawa Timur 4) 4) 4) 207358 132867 192983
17 Bali 26688 56127 45298 47353 38959 41216
18 Nusa Tenggara Barat 15722 36853 34916 50714 32340 40982
19 Nusa Tenggara Timur 24598 45620 43248 54989 30200 67484
20 Kalimantan Barat 18534 44686 34030 45682 32955 42144
21 Kalimantan Tengah 18306 37015 43071 24903 47273 34506
22 Kalimantan Selatan 50782 76447 56360 62612 41824 55292
23 Kalimantan Timur 30456 68192 76009 42817 47478 73039
24 Sulawesi Utara 30230 51272 48142 38830 31813 45473
25 Gorontalo 12008 28038 28017 30555 27464 39174
26 Sulawesi Tengah 89819 161050 149148 185215 148333 208570
27 Sulawesi Selatan 12771 36681 38806 22251 30685 42613
28 Sulawesi Barat 5) 5) 5) 33448 15616 16820
29 Sulawesi Tenggara 6) 6) 6) 19078 21887 20053
30 Maluku 24547 38899 45936 92781 30417 30179
31 Maluku Utara 7) 7) 7)
28480 16529 14887
32 Papua 18760 31631 26496 24329 25117 38803
33 Papua Barat 8) 8) 8) 17623 12015 16835

1 Aceh 16423 6937 -19980 -146212 1) 25185


2 Sumatera Utara -104258 -169765 -95615 -218634 -94568 -248682
3 Sumatera Barat -57528 -44171 -6076 -124929 -20506 -20529
4 Riau 46225 152562 21146 270107 115073 169143
5 Kepulauan Riau 20487 72364 4362 26188 14980 57425
6 Jambi -6581 13355 -59202 11294 -40778 -12418
7 Sumatera Selatan 19304 54236 30194 33001 2686 20917
8 Kepulauan Bangka Belitung 41541 76391 -51715 -245 -19011 -61981
9 Bengkulu 2) 2) 2) 2763 2115 43754
10 Lampung 3) 3) 3) 165324 145686 155209
11 DKI Jakarta 285264 -160348 -228503 -148141 -159411 -239464
12 Jawa Barat 210386 854869 668836 465268 287839 453087
13 Banten -436059 -774941 -380473 -663290 -334589 -678443
14 Jawa Tengah 9878 40963 54305 67056 102149 123872
15 DI Yogyakarta -170446 -318741 27837 -343071 -94111 -285309
16 Jawa Timur 4) 4) 4) 412941 158009 272097
17 Bali -3123 9840 12879 39872 37630 61209
18 Nusa Tenggara Barat 11040 548 10998 9250 -5393 6666
19 Nusa Tenggara Timur -4548 -18513 -10507 14921 3148 -18145
20 Kalimantan Barat 797 -877 10722 3520 -16506 506
21 Kalimantan Tengah 15022 41776 -6594 99484 -15760 88463
22 Kalimantan Selatan 4970 21883 12884 26708 20750 48163
23 Kalimantan Timur 53520 126339 62618 112681 101911 140519
24 Sulawesi Utara -15447 -16536 -26290 15674 -2950 2569
25 Gorontalo 16059 41996 42816 44773 24833 22787
26 Sulawesi Tengah -41366 -41595 -11807 -104567 -40344 -87932
27 Sulawesi Selatan 56776 34462 18131 88038 10031 21484
28 Sulawesi Barat 5) 5) 5) -24191 -4534 9875
29 Sulawesi Tenggara 6) 6) 6) 14661 4217 17153
30 Maluku -687 29802 -22968 -74124 -20802 -943
31 Maluku Utara 7) 7) 7)
-13716 -6164 9575
32 Papua 34011 42145 26802 25407 13879 27759
33 Papua Barat 8) 8) 8) 8267 3882 37070

Catatan:

- Migrasi risen adalah migrasi dimana tempat tinggal seseorang pada saat pencacahan berbeda dengan tempat tinggalnya 5 tahun yang lalu.

- Pada SP 1971 pertanyaan tempat tinggal 5 tahun yang lalu tidak dicantumkan
Penduduk yang merupakan migran seumur hidup juga mengalami

peningkatan, berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 tercatat 27.975.612

penduduk atau 11,8% penduduk merupakan migrant masuk seumur hidup antar

propinsi. Pada tahun 2010 migrant seumur hidup keluar tertinggi berada di

Propinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 6.829.637 penduduk, sedangkan migrant

masuk tertinggi berada di Propinsi Jawa Barat yaitu sebanyak 5.225.271

penduduk (BPS, 2012).

Provinsi 1985 1990 1995 2000 2005 2010

1 Aceh 159495 194709 228641 100166 1) 213553


2 Sumatera Utara 485155 459652 552450 447897 447332 521847
3 Sumatera Barat 138294 217796 260845 245000 300322 344254
191176
4 Riau
315399 689036 884769 1175960 1335873 0
5 Kepulauan Riau 3) 3) 3)
432725 542811 801073
6 Jambi 344905 473434 482795 566153 551469 738961
101799
7 Sumatera Selatan
576482 936817 1038898 987157 902044 0
8 Kepulauan Bangka Belitung 2) 2) 2)
94334 95129 206705
9 Bengkulu 120106 251621 332080 355048 311326 347651
146392
10 Lampung
1861253 1730903 1923928 1485218 1596545 9
407751
11 DKI Jakarta
3079693 3170215 3371384 3541972 3337161 5
522527
12 Jawa Barat
1367377 2408626 3615099 3271882 3764889 1
276675
13 Banten 4) 4) 4)
1758408 1731081 0
14 Jawa Tengah 530385 516315 672978 708308 741588 902711
15 DI Yogyakarta 229125 266500 347245 385117 466941 562384
16 Jawa Timur 567143 575541 808995 781590 660663 925510
17 Bali 53897 124919 157902 221722 249951 406921
18 Nusa Tenggara Barat 61539 69466 75227 107605 100811 115832
19 Nusa Tenggara Timur 42469 48159 57915 106053 102222 185083
20 Kalimantan Barat 85164 199829 250617 269722 263080 293229
21 Kalimantan Tengah 137971 241192 325028 423014 393828 526737
22 Kalimantan Selatan 182663 274745 321955 360324 400562 487245
130848
23 Kalimantan Timur
384418 604549 741109 856251 990736 5
24 Sulawesi Utara 74819 89096 76084 147091 165689 206139
25 Gorontalo 5) 5) 5) 26888 39487 64585
26 Sulawesi Tengah 170323 287447 351609 369634 358601 452792
27 Sulawesi Selatan 132060 225279 304296 266055 320587 364288
28 Sulawesi Barat 6) 6) 6) 104458 166345 172113
29 Sulawesi Tenggara 160035 237602 260141 366817 341057 447484
30 Maluku 119244 186735 160477 75540 73356 123165
31 Maluku Utara 7) 7) 7) 60834 63384 107681
32 Papua 156756 262873 274276 226773 295536 435773
33 Papua Barat 8) 8) 8)
130767 166523 250196

1 Aceh 119178 125563 181574 244314 1) 264194


229814
2 Sumatera Utara
562885 770093 1025451 1336772 1314117 0
115143
3 Sumatera Barat
559636 642908 837493 937799 921180 3
4 Riau 93745 127672 169941 180778 208049 314303
5 Kepulauan Riau 3) 3) 3)
57416 9612 84751
6 Jambi 50138 77299 112204 149376 134793 181189
7 Sumatera Selatan 368622 443384 580077 525954 573865 779239
8 Kepulauan Bangka Belitung 2) 2) 2)
120027 99223 114379
9 Bengkulu 39664 46720 66762 73390 82703 110893
10 Lampung 112144 167565 273061 385748 447476 713809
300008
11 DKI Jakarta
593936 1052234 1589285 1836664 2045630 1
251434
12 Jawa Barat
1660517 1751879 1891615 2046279 1984620 4
13 Banten 4) 4) 4) 475440 444503 552987
682963
14 Jawa Tengah
3305362 4524988 5014822 5354459 5538952 7
15 DI Yogyakarta 656190 508215 861679 784154 814289 901539
386421
16 Jawa Timur
1822761 2479487 2879389 3063297 3220158 8
17 Bali 159011 221599 230149 250724 248007 269245
18 Nusa Tenggara Barat 42163 96774 107261 145546 143435 197243
19 Nusa Tenggara Timur 58460 99442 118625 156602 173884 268998
20 Kalimantan Barat 72646 116735 126834 154620 156631 226982
21 Kalimantan Tengah 35590 47700 57448 53291 87712 92935
22 Kalimantan Selatan 195946 201936 245595 255595 297766 312390
23 Kalimantan Timur 48115 63533 88646 90635 97498 148585
24 Sulawesi Utara 150142 153466 218240 151326 166157 217774
25 Gorontalo 5) 5) 5) 113050 100691 117058
26 Sulawesi Tengah 31513 48360 47793 74463 75776 122195
140961
27 Sulawesi Selatan
541446 641961 792342 897616 1027275 4
28 Sulawesi Barat 6) 6) 6)
73360 86027 89607
29 Sulawesi Tenggara 68628 107673 125403 95189 122593 177075
30 Maluku 83513 95361 135727 157066 170627 211980
31 Maluku Utara 7) 7) 7) 43712 47039 62813
32 Papua 25495 30786 47356 43586 49668 87545
33 Papua Barat 8) 8) 8)
28763 29106 48955

1 Aceh 40317 69146 47067 -144148 1) -50641


-
2 Sumatera Utara
-77730 -310441 -473001 -888875 -866785 1776293
-
3 Sumatera Barat
-421342 -425112 -576648 -692799 -620858 807179
159745
4 Riau
221654 561364 714828 995182 1127824 7
5 Kepulauan Riau 3) 3) 3)
375309 533199 716322
6 Jambi 294767 396135 370591 416777 416676 557772
7 Sumatera Selatan 207860 493433 458821 461203 328179 238751
8 Kepulauan Bangka Belitung 2) 2) 2) -25693 -4094 92326
9 Bengkulu 80442 204901 265318 281658 228623 236758
10 Lampung 1749109 1563338 1650867 1099470 1149069 750120
107743
11 DKI Jakarta
2485757 2117981 1782099 1705308 1291531 4
271092
12 Jawa Barat
-293140 656747 1723484 1225603 1780269 7
221376
13 Banten 4) 4) 4) 1282968 1286578 3
-
14 Jawa Tengah
-2774977 -4008673 -4341844 -4646151 -4797364 5926926
-
15 DI Yogyakarta
-427065 -241715 -514434 -399037 -347348 339155
-
16 Jawa Timur
-1255618 -1903946 -2070394 -2281707 -2559495 2938708
17 Bali -105114 -96680 -72247 -29002 1944 137676
18 Nusa Tenggara Barat 19376 -27308 -32034 -37941 -42624 -81411
19 Nusa Tenggara Timur -15991 -51283 -60710 -50549 -71662 -83915
20 Kalimantan Barat 12518 83094 123783 115102 106449 66247
21 Kalimantan Tengah 102381 193492 267580 369723 306116 433802
22 Kalimantan Selatan -13283 72809 76360 104729 102796 174855
115990
23 Kalimantan Timur
336303 541016 652463 765616 893238 0
24 Sulawesi Utara -75323 -64370 -142156 -4235 -468 -11635
25 Gorontalo 5) 5) 5) -86162 -61204 -52473
26 Sulawesi Tengah 138810 239087 303816 295171 282825 330597
-
27 Sulawesi Selatan
-409386 -416682 -488046 -631561 -706688 1045326
28 Sulawesi Barat 6) 6) 6) 31098 80318 82506
29 Sulawesi Tenggara 91407 129929 134738 271628 218464 270409
30 Maluku 35731 91374 24750 -81526 -97271 -88815
31 Maluku Utara 7) 7) 7) 17122 16345 44868
32 Papua 131261 232087 226920 183187 245868 348228
33 Papua Barat 8) 8) 8) 102004 137417 201241

Migrasi secara umum bukan merupakan masalah bagi Indonesia, tetapi

migrasi yang tidak merata lah yang menjadi masalah di Indonesia. Dilihat dari

persentase jumlah penduduk yang terpusat di Pulau Jawa yang menyebabkan

pembangunan yang tidak merata.

Saran kepada pemerintah untuk memperhatikan fasilitas tiap daerah, baik

itu fasilitas kesehatan, pendidikan, pembangunan, dan penyediaan lapangan

pekerjaan yang memadai di setiap daerah agar penduduk yang bermigrasi tidak

terpusat di satu daerah saja.

6. Pengangguran

Dalam sensus penduduk dikenal istilah tenaga kerja, yaitu mereka yang

merupakan bagian penduduk yang dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi.

Kelompok usia kerja tersebut dibagi dua, yaitu penduduk yang termasuk dalam

kategori angkatan kerja dan penduduk yang tergolong bukan angkatan kerja. Di

Indonesia, menurut Biro Pusat Statistik yang dimaksud dengan angkatan kerja

adalah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas secara aktif melakukan kegiatan

ekonomi. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan mencari

pekerjaan. Mereka yang mencari pekerjaan dibagi dua, yaitu mereka yang

sebelumnya sudah pernah bekerja dan mereka yang sama sekali belum pernah

bekerja. Sebaliknya, mereka yang digolongkan bukan angkatan kerja, antara lain,
adalah anak-anak sekolah, ibu rumah tangga, pensiunan, atau orang-orang yang

cacat secara fisik.

Secara umum, jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas bertambah sejalan

dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Pada tahun 1980, jumlah penduduk 10

tahun ke atas di Indonesia sebanyak 104 juta jiwa dan pada tahun 1990 terjadi

peningkatan yang cukup besar menjadi 135 juta jiwa. Kemudian pada tahun 2000,

jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas terus menunjukkan peningkatan mencapai

sekitar 139 juta jiwa.

Dari kelompok angkatan kerja kemudian dapat dilihat mereka yang

bekerja dan mencari pekerjaan. Ada kecenderungan bahwa jumlah penduduk yang

bekerja meningkat setiap tahunnya. Mulai tahun 1980, 1990, hingga 2000, jumlah

penduduk yang bekerja berjumlah 51 juta (50,2%), 71 juta (54,7%), dan 92 juta

(69,6%). Peningkatan jumlah penduduk yang bekerja tersebut sebenarnya tidak

bisa dilepaskan dari keberhasilan Indonesia dalam memacu berbagai program

pembangunan yang sebelumnya telah dituangkan dalam rancangan repelita.

Peningkatan kegiatan pembangunan tersebut tentunya berdampak terhadap

penyerapan tenaga kerja, terutama di sektor konstruksi.

Namun, meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja diikuti pula dengan

meningkatnya jumlah penduduk yang mencari pekerjaan (pengangguran).

Penduduk yang mencari pekerjaan tersebut sering juga disebut dengan

pengangguran terbuka. Pada tahun 1980, jumlah penduduk yang menganggur

sebanyak 860 ribu jiwa dan pada tahun 1990 jumlahnya bertambah menjadi 2,3
juta jiwa. Kemudian pada tahun 2000 terlihat jumlah penduduk yang menganggur

di Indonesia meningkat dengan tajam menjadi 4.9 juta jiwa.

Menurut catatan dari Departemen Tenaga Kerja, jumlah penduduk yang

mengangur secara keseluruhan di Indonesia pada tahun 2002 mencapi 42 juta

orang. Padahal tahun sebelumnya hanya 40 juta orang. Meningkatnya jumlah

pengangguran secara drastis tidak bisa dilepaskan dari krisis ekonomi yang

melanda sejak tahun 1998 yang hingga saat ini belum dapat diatasi. Kebijakan

pemerintah yang tidak berpihak pada usaha kecil dan menengah ternyata sangat

berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah pengangguran. Diketahui selama ini

bahwa kebijakan pemerintah selalu berpihak dan menguntungkan konglomerasi

yang cenderung bersifat modal.

Seperti yang tealh dijelaskan bahwa pengangguran di sini merupakan total

pengangguran yang terdiri dari pengangguran terbuka, pencari kerja, setengah

pengangguran, dan pengangguran tersembunyi yang jumlahnya pada tahun 2001

sebesar 40 juta orang. Angka ini diperkirakan akan meningkat lagi dengan

bertambahnya penduduk yang putus sekolah yang jumlahnya mencapi 1,7 juta per

tahun. Meningkatnya jumlah pengangguran telah menimbulkan persoalan yang

serius jika tidak ditangani secara sungguh-sungguh.


SIMPULAN

Masalah kependudukan di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, namun

yang paling utama adalah ledakan jumlah penduduk yang tidak terkendali yang

menyebabkan lahirnya beberapa permasalahan baru seperti kemiskinan,

pengangguran, serta rendahnya kualitas SDM. Masalah-masalah ini akan terus

terjadi di Indonesia jika tidak adanya penanganan yang serius dari pemerintah,

mulai dari kebijakan-kebijakan yang ada, dibantu dengan pasrtisipati aktif dari

masyarakat mengatasi masalah yang ada.

Sebenarnya jumlah penduduk Indonesia cukup besar dapat menjadi

potensi dan asset untuk negara, namun faktanya jauh dari harapan. Angka

kematian, kelahiran, migrasi, dan lainnya yang tidak bisa diatur dengan

sedimikian rupa menyebabkan masalah-masalah kependudukan ini tiada habisnya.

Sekali lagi, dibutuhkan keseriusan pemerintah serta bantuan dari masyarakat agar

masalah-masalah kependudukan terus berkurang atau bahkan turun seminim

mungkin.
DAFTAR SUMBER

Soekanto, Soerjono. 1991. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press.

www.bps.go.id (diakses pada 27 Oktober 2014 19:27)

http://www.voaindonesia.com/content/pemerintah-harus-serius-tangani-

urbanisasi/1971598.html (diakses pada 27 Oktober 2014 20:08)

http://www.tempo.co/read/news/2013/10/24/090524278/2025-Sebanyak-68-

Persen-Penduduk-Tinggal-di-Kota (diakses pada 27 Oktober 2014 20:36)


MAKALAH “KEPENDUDUKAN”
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Problematika Masyarakat Perkotaan dan

Pedesaan

Dosen pengampu : Dr. Dade Mahzuni

Oleh,

Dimas Aditya Nugraha 180310110027

Hadiyanto Notonegoro 180310110031

Diki Andriadi 180310110053

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2014

Anda mungkin juga menyukai