Anda di halaman 1dari 15

PERSPEKTIF PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL MENUJU

GLOBALISASI PENDIIKAN

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusif

OLEH :
KELOMPOK 2

 RATNAWATI (A1I118018)
 FERIA SAPTA CAHYANI (A1I118020)
 INTAN PURNAMA (A1I118024)
 ABDI RAHMAN (A1I118026)
 ALVINA TABARA (A1I118028)

KELAS B

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini dengan baik
dan tepat waktu. Di dalam malakah ini, saya membahas tentang “perspektif
pendidikan inklusif menuju globalisasi pendidikan”.

Makalah ilmiah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Inklusif yang diampu oleh Bapak Dr. Anwar Bey, M.S. Penulisan makalah ilmiah
ini bertujuan untuk menambah ilmu yang berkaitan tentang perspektif pendidikan
inklusif menuju globalisasi pendidikan.

Saya berkaharap makalah ilmiah ini dapat bermanfaat, baik untuk pembaca
maupun untuk penulis. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari
makalah ini. Oleh karena itu, saya mengarapkan kritik dan saran dari pembaca yang
dapat membangun dan membantu saya agar dalam menyusun makalah ilmiah
berikutnya agar lebih baik lagi.

Kendari, 13 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

A. Hal-hal yang perlu dipersiapkan pendidikan inklusif

menuju pendidikan nasional di globalisasi pendidikan 6

BAB III PENUTUP 10

A. Kesimpulan 10

B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara etimologi pendidikan berasal dari bahasa Latin educatum yang

tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco dimana kata E berarti sebuah

perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak, sedangkan Duco

berarti perkembangan atau sedang berkembang. Jadi, Secara Etimologi

pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri

dan kekuatan individu.

Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan adalah proses

menuntut segala kemampuan yang dimiliki peserta didik agar dapat mencapai

keselamatan dan kebahagia setinggi-tingginya.

Martinus Jan Langeveld berpendapat bahwa pendidikan adalah

upaya yang dapat dilakukan untuk membimbing anak-anak agar lebih

bertanggung jawab dan mandiri terhadap kehidupannya.

UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan “ Pengertian pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.”

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa

pendidikan adalah upaya yang dilakukan baik pemerintah atau lembaga lainnya
agar mampu mendidik, membimbing dan mengarahkan peserta didik atau

masyarakat agar mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

yang dimilikinya serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Pendidikan nasional merupakan pendidikan berasas Undang-undang

Dasar 1945 dan Pancasila dengan akar nilai-nilai agama serta keanekaragaman

budaya yang ada di Indonesia.

Pendidikan Nasional bertujuan untuk membentuk karakter bangsa,

seperti menambah ilmu pengetahuan, kreativitas, keterampilan, kepercayaan

diri, motivasi, serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Fungsi pendidikan nasional Indonesia adalah memberikan suatu

pengajaran dengan ilmu pengetahuan untuk membentuk karakter bangsa yang

takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mencetak karakter, kreatifitas dan

kecerdasan anak sejak dini.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan nasional yaitu pendidikan yang berlandaskan UUD 1945 yang

menuntut siwa untuk belajar pengetahuan serta memiliki karakter yang sesuai

dengan ilmu-ilmu agama dan berakhlak sesuai nilai-nilai pancasila.

Anak-anak di Indonesia harus mendapatkan dan mampu mencapai

pendidikan nasional seperti yang telah di tetapkan, baik itu dari anak normal

maupun ABK. Pencapaian pendidikan nasional dapat dicapai dengan melalui

3 jalur yaitu jalur formal, non formal, dan informal. Jenis-jenis pendidikan

nasional yang ada di Indonesia yaitu : Pendidikan umum, Akademik, Kejuruan,

Vokasi, Profesi, Keagamaan, Pendidikan khusus.

2
Pendidikan khusus pada pendidikan nasional yaitu melalui

pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif ini buat oleh pemerintah agar ABK

dapat mengikuti pendidikan nasional seperti yang telah di tetapkan oleh

pemerintah Indonesia.

Anak-anak di indonesia memiliki kesempatan dan hak yang sama

dalam hal pendidikan termasuk anak-anak yang Berkebutuhan Khusus (BK).

Hal ini jelas termuat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 dan

2 berbunyi : “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu dan warga negara yang memiliki

kelainan fisik emosional mental intelektual dan/fisik sosial berhak memperoleh

pendidikan khusus”.

Anak Berkebutuhan Khusus (BK) adalah anak yang memiliki

keterbatasan baik dari segi fisik, mental maupun sosialnya. Anak-anak yang

berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan yang sama dengan

anak-anak normal untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan

yang dimilikinya karena tidak semua ABK cacat total.

Anak-anak BK berhak memperoleh pendidikan yang layak dan

sesuai dengan kemampuannya. Layanan pendidikan yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan siswa yaitu Pendidikan Inklusif. Istilah pendidikan

inklusif atau inklusi, mulai mengemuka sejak tahun 1990, ketika konferensi

dunia tentang pendidikan untuk semua. Selain meberikan layanan pendidikan

untuk ABK, Pendidikan inklusif sangat memberikan peluang untuk anak-anak

3
Berkebutuhan Khusus (BK) agar mampu mengembangkan kemampuannya

dan mampu bersaing dalam kompetensi dan sebagai salah satu langkah awal

agar mereka mampu percaya diri tampil di lingkungan sosial dengan

keterbatasan yang mereka miliki.

Kegiatan proses pembelajaran pendidikan inklusif dilakukan di

sekolah-sekolah reguler pasti memiliki masalah atau kendala yang harus

dihadapi dalam mewujudkan pendidikan nasional yang di inginkan sehingga

banyak hal yang harus dipersiapkan oleh pendidikan inklusif agar mampu

mewujudkan pendidikan nasional yang sesuai dengan UUD No 20 tahun 2003.

Adanya pendidikan inklusif di sekolah-sekolah reguler merupakan salah satu

perwujudan dari UUD No 20 tahun 2003 dimana ABK memiliki kesempatan

yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan seperti anak-anak normal

lainnya.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam makalah ini kami

mengangkat judul tentang “ Perspektif Pendidikan Inklusif Nasional Menuju

Globalisasi Pendidikan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat di rumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apa saja hal-hal yang perlu dipersiapkan pendidikan inklusif menuju

pendidikan nasional di globalisasi pendidikan ?

4
C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui ha-hal yang perlu dipersiapkan pendidikan inklusif

menuju pendidikan nasional di globalisasi pendidikan?

5
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan Pendidikan Inklusif menuju Pendidikan

Nasional di Globalisasi Pendidikan

Hal-hal yang perlu di persiapkan pendidikan inklusif menuju

pendidikaan nasional di globalisasi pendidikan yang di tinjau dari hal-hal, yaitu

pemerintah, sekolah, Pendidik, masyarakat dan keluarga. Sebelum kita

membahas hal-hal yang perlu dipersiapkan kita akan terlebih dahulu membahas

mengenai masalah-masalah yang dihadapi pendidikan inklusif untuk

mewujudkan pendidikan nasional di masa mendatang, yaitu sebagai berikut :

1. Kurangnya keterampilan guru tentang bagaimana cara melakukan

pembelajaran kepada ABK dengan tepat.

2. Keterbatasan sarana dan pra sarana yang dimiliki sekolah untuk menunjang

pelaksanaan pendidikan inklusif.

3. Guru yang kurang profesional dalam melaksanakan pembelajaran di kelas

reguler terutama kepada ABK.

4. Belum adanya guru khusus di sekolah reguler untuk memberikan

pembelajaran tersendiri untuk ABK.

5. Kurangnya kepedulian guru terhadap perkembangan belajar ABK.

6. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah kepada guu-guru di

sekolah reguler terkait bagaimana pelaksanaan pendidikan Inklusif yang

benar.
7. Peran orang tua masih sangat minim dalam membantu guru dan sekolah

pada pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah.

8. Kurangnya komunikasi yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua

murid terkait kerjasama dalam mendorong anak-anak

9. Kebijakan sekolah yang tidak tepat sehingga pendidikan tidak efektif

dikarenakan ketidak pahaman guru dan kepala sekolah terkait pelaksanaan

pendidikan inklusif di sekolah reguler.

10. Guru dan pihak sekolah masih kesulitan dalam menerapkan kurikulum

untuk ABK di kelas reguler.

11. Pelatihan- pelatihan yang diberikan pemerintah tentang pendidikan inklusif

kepada guru-guru masih terbatas atau belum merata.

12. Peran ahli pendidikan dan teknologi diharapkan dapat berfungsi sebagai

media konsultasi, advokasi dan pengembangan SDM sekolah masih sangat

minimal.

13. ABK belum bisa bersaing dengan anak-anak yang normal

14. ABK belum mampu menggunakan teknologi dengan baik

15. Kurikulum yang ada pada saat ini belum mencakup kebutuhan ABK

16. Kurangnya perhatian dan simpatik masyarakat terhadapat perkembangan

ABK

17. Kurangnya Apresiasi terhadap karya ABK di lingkungan masyarakat

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas maka hal-hal

yang perlu di persiapkan oleh pendidikan inklusif dalam mewujudkan

7
pendidikan nasional di globalisasi pendidikan ditinjau dari beberapa hal-hal

yaitu sebagai berikut :

1. Pemerintah

Adapun hal-hal yang perlu di persiapkan yaitu :

a. Melengkapi fasilitas yang dibutuhkan dan sesuai dengan ABK

b. Meningkatkan sosialisasi tentang pelaksanaan pendidikan inklusif dan

keterampilan kepada guru secara merata ke seluruh wilayah Indonesia

c. Memodifikasi dan menetapkan kurikulum yang mencakup ABK

d. Menegaskan dan mengarahkan peranan para ahli pendidikan dan

teknologi dalam meningkatkan SDM sekolah.

2. Sekolah

Adapun hal-hal yang perlu di persiapkan yaitu :

a. Sekolah harus menyediakan GPK

b. Membuat kebijakan yang tepat dalam pelaksanaan pendidikan inklusif

c. Melakukan studi banding dengan sekolah lain yang juga menerapkan

pendidikan inklusif sehingga dapat di jadikan acuan dalam menerapkan

kurikulum dalam proses pembelajaran untuk ABK di kelas-kelas reguler.

3. Pendidik

Adapun hal-hal yang perlu di persiapkan yaitu :

a. Meningkatkan Keprofesionalan yang dimilikinya dengan rutin dan

sungguh-sungguh dalam kegiatan pelatihan yang diadakan pemerintah.

b. Meningkatkan kemampuan dasar mengajar yang dimiliki guru

8
c. Adanya Fasilitas teknologi yang disedikan pemerintah dapat digunakan

dengan baik oleh ABK dengan bimbingan guru.

4. Masyarakat

Adapun hal-hal yang perlu di persiapkan yaitu :

a. Menambah wawasan dan meningkatkan rasa simpatik masyarakat tentang

pendidikan inklusif pada ABK melalui kegiatan sosialisasi yang diadakan

pemerintah.

5. Keluarga

Adapun hal-hal yang perlu di persiapkan yaitu :

a. Membangun komunikasi dengan guru dalam meningkatkan proses

pembelajaran disekolah

b. Memberikan motivasi ke anak-anak mereka agar mampu tampil di

lingkungan masyarakat dan mengembangkan kemampuannya melalui

pendidikan inklusif di sekolah

c. Meningkatkan semangat dalam ikut serta pada pelaksaan pendidikan

inklusif disekolah.

9
10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Permasalahan yang muncul dengan adanya pendidikan inklusif yaitu

banyak muncul dari pihak pemerintah, sekolah, pendidik, masyarakat dan

keluarga. Adanya permasalahan-permasalahan yang muncul dengan adanya

pendidikan inklusif ini maka untuk mewujudkan pendidikan nasional seperti

yang tertuang dalam UUD maka ada hal-hal yang perlu di persiapkan

pendidikan inklusif untuk mewujudkannya di globalisasi pendidikan.

Hal-hal yang perlu di persiapkan pendidikan inklusif agar dapat

mewujudkan pendidikan nasional di globalisasi pendidikan yang akan datang

dapat ditinjau dari beberapa hal yaitu pemerintah, sekolah, pendidik,

masyarakat dan pendidik. Pemerintah: mempersiapkan fasilitas yang

dibutuhkan ABK di sekolah-sekolah sesuai dengan apa yang mereka butuhkan,

meratakan pengetahuan tentang pelaksanaan pendidikan inklusif ke guru

seluruh wilayah di indonesia dan lain-lain. Sekolah: menyediakan GPK,

melakukan studi banding sebagai acuan agar dalam melaksanakan pendidikan

inklusif dengan baik. Pendidik : meningkatkan pendidik dengan mengkuti

pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah. Masyarakat : menambah

wawasan tentang pendidikan inklusif melalui sosialisasi yang diadakan

pemerintah. Keluarga : membangun hubungan dengan guru terkait membantu

mendorong semangat ABK dalam proses pembelajaran di kelas melalui

pendidikan inklusif.
B. Saran

Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pendidikan inklusif

sebaiknya menyiapkan hal-hal yang dapat menunjang pendidikan inklusif

dalam mewujudkan pendidikan nasional di globalisasi pendidikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Pendidikan Nasional Indonesia.

Dikutip pada 13 November 2019 dari website pendidikan: https://www.

websitependidikan.com/2016/03/pengertian tujuan dan fungsi pendidika

n-nasional-indonesia.html.

Sahidi A, syukron. 2104. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DALAM


IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF. Dikutip pada 13 November
2019 dari izzaucon: http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/permasalahan-
permasalahan-dalam.html.

12

Anda mungkin juga menyukai