Anda di halaman 1dari 43

DIKTAT BAHAN KULIAH

MATEMATIKA

UNI 612105 BOBOT 3(3-0)


SEMESTER I

OLEH

YOHANNES
NIP. 195204071986031001

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
AGUSTUS 2012
KATA PENGANTAR

Matematika adalah ilmu dasar dalam bidang keteknik-sipilan. Banyak permasalahan


teknik sipil yang dapat diatasi dengan pendekatan matematika. Oleh karena itu penguasaan
bidang ilmu ini sangat penting bagi seorang mahasiswa teknik sipil.
Diktat ini disusun sesuai dengan kurikulum 2012 bagi mahasiswa S1 Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung untuk memudahkan pemahaman dalam perkuliahan,
walaupun tidak menutup kemungkinan dipergunakan juga oleh para alumni atau teknisi yang
berkepentingan dengan masalah matematika. Diktat ini berisi penjelasan singkat mengenai
konsep matematika disertai tuntunan praktis dalam contoh-contoh perhitungan. Rumus-rumus
yang ditampilkan tidak diuraikan penjabarannya secara rinci namun hanya dibahas
penggunaannya saja. Oleh karena itu, jika ingin mempelajari Matematika lebih mendalam,
dianjurkan mempelajari buku teks lainnya.
Terima kasih penulis sampaikan kepada para rekan dosen dan mahasiswa yang
memberi saran dan kritik demi penyempurnaan buku ini. Semoga diktat ini bermanfaat.

Bandarlampung, 16 Agustus 2012


Penulis,

Yohannes

i
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL
KATA PENGANTAR …………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………… ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………… iii
Bab I Sistem Bilangan
1.1 Himpunan Bilangan Real …………………………………………… 1
1.2 Pertidaksamaan …………………………………………… 2
1.3 Harga Mutlak …………………………………………… 3
Tugas Mandiri Bab I …………………………………………… 4
BAB II Fungsi dan Grafik
2.1 Pengertian Fungsi …………………………………………… 5
2.2 Menggambar Grafik …………………………………………… 6
2.3 Fungsi Trigonometri …………………………………………… 7
Tugas Mandiri Bab II …………………………………………… 9
BAB III Limit
3.1 Limit Fungsi Aljabar …………………………………………… 10
3.2 Limit Fungsi Trigonometri …………………………………………… 11
3.3 Kontinuitas …………………………………………… 12
Tugas Mandiri Bab III …………………………………………… 13
BAB IV Turunan / Diferensial
4.1. Definisi Turunan …………………………………………… 14
4.2. Turunan Fungsi Aljabar …………………………………………… 15
4.3. Turunan Fungsi Trigonometris ………………........…………………….. 16
4.4. Gradien Garis Singgung …………………………………………… 17
4.5. Fungsi Naik, Stasioner dan Fungsi Turun ............................................ 19
Tugas Mandiri Bab IV …………………………………………… 20
BAB V Turunan Fungsi Transenden
5.1 Pendahuluan …………………………………………… 22
5.2 Fungsi Logaritma Natural …………………………………………… 22
5.3 Fungsi Eksponen …………………………………………… 23
5.4 Fungsi Inversi Trigonometri …………………………………………… 25
5.5 Fungsi Hiperbolik …………………………………………… 27
5.6 Fungsi Inversi Hiperbolik …………………………………………… 28
Tugas Mandiri Bab V …………………………………………… 29
BAB VI Turunan Fungsi Berbagai Variabel
6.1 Geometri Fungsi Dua Variabel …………………………………………… 31
6.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Variabel ................................................. 32
6.3 Turunan Parsial Lebih Tinggi …………………………………………… 33
6.4 Turunan Fungsi Implisit …………………………………………… 33
6.5 Bidang Singgung dan Garis Normal ……………………………………. 34
6.6 Menentukan Jenis Titik Ekstrim …………………………………………… 35
6.7 Turunan Parsial Fungsi Parameter ……………………………………… 35
6.8 Diferensial Total …………………………………………… 36
Tugas Mandiri Bab VI …………………………………………… 37
Sumber Pustaka .......………………………………………………................… 39

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Sketsa Bilangan Real …………………………………………… 1
Gambar 1.2 Skala Bilangan …………………………………………… 1
Gambar 1.3 Interval Hingga …………………………………………… 1
Gambar 1.4 Interval tak Hingga …………………………………………… 1
Gambar 2.1 Grafik Fungsi y = – x + |x| ……..….…………………………… 5
Gambar 2.2 Grafik Fungsi f(x) …………………………………………… 6
Gambar 2.3 Grafik Fungsi f(x) …………………………………………… 6
Gambar 2.4 Segitiga ABC …………………………………………… 7
Gambar 2.5 Fungsi y = sin x …………………………………………… 7
Gambar 2.6 Fungsi y = cos x …………………………………………… 7
Gambar 2.7 Fungsi y = tan x …………………………………………… 8
Gambar 2.8 Grafik y = 2sin ½ (x + 1/3 π) ………………....................…. 8
Gambar 2.9 Grafik y = sin2x dan y = cosx .………………....................…. 8
Gambar 3.1 Sketsa Limit Barisan …………………………………………… 10
Gambar 4.1 Gradien Garis Singgung ............………………………...…… 17
Gambar 4.2 Fungsi Naik, Stasioner dan Fungsi Turun .…………………… 18
Gambar 4.3 Grafik Fungsi y = x3 + x2 ………………………………………. 18
Gambar 4.4 Grafik Fungsi y = x3 – x2 – 8x + 2 …………................……… 19
Gambar 6.1 Paraboloida Eliptik …………………………………………… 31
Gambar 6.2 Bola pusat di (0, 0,0) jari-jari r ...........……….…………………... 31
Gambar 6.3 Elipsoida berpusat di (0, 0, 0) …….................………………… 31
Gambar 6.4 Hiperboloida berdaun satu ……….................………………… 32
Gambar 6.5 Silinder Parabolik …………………………………………… 32
Gambar 6.6 Hiperboloida berdaun dua ……………..........………………… 32
Gambar 6.7 Kerucut Eliptik …………………………………………… 32
Gambar 6.8 Bidang Singgung dan Garis Normal ..........………………… 32

iii
BAB I
SISTEM BILANGAN

1.1 Himpunan Bilangan Real


Himpunan bilangan real terdiri atas bilangan rasional dan irrasional. Rincian terlihat pada gambar 1.1

bil. bulat positip : 0, 1, 2, 3, 4, 5, ….


bil. asli : 1, 2, 3, 4, 5, ….
bil. bulat
bil. bulat negatip : – 1, – 2, – 3, – 4….
Bilangan
bil. prima : 2, 3, 5, 7, 11, 13, ….
rasional
a
Bilangan real bil. pecahan , a dan b bulat
b
Bilangan irrasional : √2 = 1,4242...., π = 3,14159....., dll.

Gambar 1.1 Sketsa Bilangan Real


Dikenal juga bilangan imajiner yaitu √ –1. Paduan bilangan real dan bilangan imajiner disebut bilangan
kompleks. Ditulis a + b√ –1, dimana a dan b bilangan real. Bila i = √ –1 maka ditulis menjadi a + bi.
Sifat-sifat urutan bilangan:
1. Trikotomi : jika x dan y suatu bilangan, berlaku: x < y atau x = y atau x > y
2. Transitif : jika x < y dan y < z maka x < z
3. Penambahan : jika x < y jika dan hanya jika x + z < y + z
4. Perkalian : jika z positip maka x < y jika dan hanya jika xz < yz
jika z negatip maka x < y jika dan hanya jika xz > yz
Skala bilangan merupakan penampilan secara grafis dari himpunan bilangan real oleh simbol titik-titik
pada sebuah garis. Garis tersebut dinamakan garis bilangan. Setiap bilangan dinyatakan hanya oleh satu
titik, dan demikian pula sebuah titik hanya mewakili sebuah bilangan. Jika a dan b adalah dua bilangan
berbeda dan a < b, maka a terletak di sebelah kiri b pada garis bilangan tersebut.
-5/2 -3/2 1/2 2 π
–4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4
Gambar 1.2 Skala Bilangan

Interval bilangan dapat dibedakan atas interval hingga dan interval tak hingga.
a. Interval hingga: jika a dan b adalah dua bilangan real berbeda dimana a < b, himpunan bilangan x
antara a dan b dikatakan memiliki interval hingga. Titik a dan b disebut titik ujung interval.:
o Terbuka : a<x<b
o Tertutup : a≤x≤b
o Semi Terbuka : a < x ≤ b atau a ≤ x < b
x x x x
a b a b a b a b
interval terbuka interval tertutup interval semi terbuka interval semi terbuka
a<x<b a≤x≤b a<x≤b a≤x<b

Gambar 1.3 Interval Hingga

b. Interval tak hingga: jika a sebuah bilangan real, maka himpunan bilangan x yang memenuhi x<
a, x ≤ a, x > a, atau x ≥ a, dikatakan memiliki interval tak hingga.
x x
a a
interval tak hingga x < a interval tak hingga x ≥ a
Gambar 1.4 Interval Tak Hingga

1
1.2 Pertidaksamaan
Pernyataan a < b, a > b, a ≤ b, dan a ≥ b disebut pertidaksamaan dengan beberapa ketentuan, yaitu:
(1) a > 0 jika dan hanya jika a positip
(2) a < 0 jika dan hanya jika a negatip
(3) a > 0 jika dan hanya jika – a < 0
(4) a < 0 jika dan hanya jika – a > 0
(5) jika a < b dan b < c, maka a < c
(6) jika a < b dan c bilangan real, maka a + c < b + c
(7) jika a < b dan c < d, maka a + c < b + d
(8) jika a < b dan c bilangan positip, maka ac < bc
(9) jika a < b dan c bilangan negatip, maka ac > bc
(10) jika 0 < a < b dan 0 < c < d, maka ac < bd

Teorema: | x | < a jika dan hanya jika – a < x < a dimana a > 0
| x | > a jika dan hanya jika x < – a atau x > a

Contoh : Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut


1. – 5 ≤ 2x + 6 < 4 Jawab: – 11 ≤ 2x < – 2 → – 11/2 ≤ x < – 1 HP : { x : – 11/2 ≤ x < – 1 }
x – x < 6 Jawab: faktorisasi (x – 3)(x + 2) < 0 Titik pemecah x = – 2 dan x = 3
2
2.
+ 0 – 0 + berdasarkan skema garis bilangan itu diperoleh
HP : { x : – 2 ≤ x < 3 }
–2 3
3x – x – 2 > 0 Jawab: faktorisasi (3x + 2)(x – 1) > 0 , titik pemecah x = - 2/3 dan x = 1
2
3.
+ 0 – 0 + berdasarkan skema garis bilangan itu diperoleh
HP : { x : x < – 2/3 atau x > 1 }
– 2/3 1
x −1
4. ≥0 Jawab:
x+2
Jangan mengalikan kedua ruas dengan x+2, sebab angka pengali itu bisa positip atau negatip,
Ttitik pemecahnya yaitu x = – 2 dan x = 1.
+ ∞ – 0 + untuk x = 1, nilainya 0 dan x = – 2, nilainya ∞
HP : { x : x < – 2 atau x ≥ 1 }
–2 1
2x − 5
5. ≤1 Jawab:
x−2
Jangan mengalikan kedua ruas dengan x – 2, tapi pindahkan angka 1 ke ruas kiri
2x − 5 2x − 5 x − 2 x−3 ∞
− 1≤ 0 → − ≤0 → ≤0 + – 0 +
x−2 x−2 x−2 x−2
HP : {x: 2<x≤3} 2 3

x – 5x + 4x ≤ 0 Jawab:
3 2
6.
pertidaksamaan di atas dapat difaktorisasi menjadi x(x – 1)(x – 4) ≤ 0, sehingga terdapat 3 titik
pemecah yaitu x = 0, x = 1, dan x = 4. Buat garis bilangan.
– 0 + 0 – 0 +
HP : { x : x ≤ 0 atau 1 ≤ x ≤ 4 }
0 1 4

(x + 1)(x – 1) (x – 3) ≤ 0
2
7. Jawab: Ada 3 titik pemecah, yaitu x = – 1, x = 1, dan x = 3

+ 0 – 0 – 0 +
HP : { x: –1≤x≤3}
–1 1 3

2
8. Sebuah halaman berbentuk persegi panjang memerlukan pagar sepanjang 200 meter.
Panjang salah satu sisinya adalah x meter.
Nyatakan luas L sebagai fungsi dari x. Tentukan pula daerah dari x.
Jawab:
pagar
Panjang pagar = 200 m. Jika lebar = x m, panjang = 100 – x m.
Luas y = panjang x lebar = x (100 – x).
halaman x
Fungsi L = x(100 – x) syarat x > 0 dan 100 – x > 0 atau x < 100
100 – x Daerah x adalah 0 < x < 100 meter.

9. Sebuah kertas berukuran 10 x 14 cm akan dibuat kotak terbuka bagian atasnya. lalu kertas
tersebut digunting ujung-ujungnya berbentuk bujur sangkar bersisi x.
Nyatakan volume kotak itu sebagai fungsi x dan tentukan daerah x.
Jawab:
14 cm
Berdasarkan sketsa di samping diperoleh:
x V = panjang x lebar x tinggi
x V = (14 – 2x)(10 – 2x) x = 4(7 – x)(5 – x) x
14 – 2x syarat volume > 0 atau V > 0, sehingga
10 – 2x 10 cm 4(7 – x)(5 – x) x > 0 Titik pemecah x = 0, x = 5, dan x = 7.
– 0 + 0 – 0 +

0 5 7
HP { x : 0 < x < 5 atau x > 7 } Namun x > 7 tidak mungkin sebab panjang = 14 – 2x akan menjadi
negatip. Jadi daerah x adalah 0 < x < 5

1.3 Harga Mutlak


Harga mutlak | x | dari bilangan real x didefinisikan sebagai :

|x| =x jika x ≥ 0 dan


| x | = – x jika x < 0

Contoh :
1. Tentukan harga x yang memenuhi | 3x + 2 | = 5
Jawab: untuk 3x + 2 = 5, diperoleh x = 1
untuk – (3x + 2) = 5, atau – 3x – 2 = 5, diperoleh x = – 7/3
Jadi HP: { x: x = 1 atau x = – 7/3 }
2. Tentukan harga x yang memenuhi | 2x – 1 | = | 4x + 3 |
Jawab: untuk 2x – 1 = 4x + 3, diperoleh x = – 2
untuk – (2x – 1) = 4x + 3, diperoleh x = – 1/3
Jadi HP: { x: x = – 2 atau x = – 1/3 }
3. Tentukan harga x yang memenuhi | 5x + 4 | = – 3
Jawab: Tidak ada harga x yang memenuhi sebab harga mutlak tidak mungkin negatip
4. Tentukan harga x yang memenuhi | x – 5 | < 4
Jawab: | x – 5 | < 4 sama dengan – 4 < x – 5 < 4 → 1 < x < 9.
Jadi HP: { x: 1 < x < 9 }
5. Hitung: 13 + | – 1 – 4 | – 3 – | – 8 |
jawab: 13 + | – 1 – 4 | – 3 – | – 8 | = 13 + 5 – 3 – 8 = 7
6. Selesaikan | 3x – 5 | ≥ 1
Jawab: untuk 3x – 5 ≤ – 1 diperoleh x ≤ 4/3 dan untuk 3x – 5 ≥ 1 diperoleh x ≥ 2

3
TUGAS MANDIRI BAB I
Tugas Subbab 1.1
Sederhanakan
11 − 3
18 4 6
)−2
49 7 1 5
1. 2. ( − .3. − +
11 + 3 2 2 2 2
x + 3x x x +3
49 7
x 2

x2 + x − 6 x2 + x − 2 2 y 2y + 1 x − 3 x 2 − 4x + 3
4. 5. + − 6.
x 2 − 1 x 2 − 5x + 6 6y − 2 9y 2 − 1 1 − 3y 5 5
+
x −1 x − 3
Tugas Subbab 1.2
x 2 − 5x + 6
1. Tentukan nilai yang memenuhi <0
x 2 − 4x + 3

2. Suatu persegi panjang, panjangnya lebih 3 cm daripada lebarnya. Jika lebarnya x cm dan luasnya
2
minimum 15 cm , tentukan sistem pertidaksamaannya.
Jika y = 2x + 1 dan x – 8x + 15 < 0, tentukan nilai y yang memenuhi.
2
3.

5 7 2x 2 + 5x − 3
4. Selesaikan > 10. Selesaikan <0
x−7 x+5 4x 2 + 2x − 6

2x + 7 x 2 − 3x − 4
5. Selesaikan ≤1 11. Selesaikan <0
x −1 6x − 4

2x − 1 2x 4
6. Selesaikan <1 12. Selesaikan ≥
x ( x − 2) 2 x
( x − 1)(2x + 4)
7. Selesaikan <1 13. Selesaikan (x – 2)(3 – x) ≥ 4(x – 2)
x2 + 4
4 − x2 3x 3 x 1
8. Selesaikan ≥0 14. Selesaikan x − ≥ +
x2 + 2 4 8 2
2x − 6 3 5
9. Selesaikan <0 15. Selesaikan <
2
x − 6x + 5 2 2
x − 3x + 2 x − 4x + 3

Tugas Subbab 1.3


1. Jika | 2x – 3 | < 1 dan 2x < 3, tentukan x
2. Jika | x – 2 | < 4 | x – 2 | + 12, tentukan x
2

3. Jika | –x + 2x – 2 | < 2, tentukan x


2

4. Jika | 2x + 1 | < | 2x – 3 |, tentukan x


5. Jika x ≥ 1 dan x | x – 1 | + | x | | x – 1 | ≤ 2x, tentukan x
3
6. Jika > 1 dimana x ≠ 1/2 , tentukan x.
2x − 1
7. Jika 0 < | x – 3 | ≤ 3, tentukan x
8. Tentukan himpunan penyelesaian untuk ketidak samaan berikut
x 1
a. −2 ≤6 b. −3 >6
3 x
5 3x
c. 2+ >1 d. +1 ≤ 4
x 5

4
BAB II
FUNGSI DAN GRAFIK

2.1 Pengertian Fungsi


Definisi : Fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap obyek x dalam suatu
himpunan, yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai unik f(x) dari himpunan kedua. Himpunan nilai
yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil fungsi tersebut.
x disebut variabel bebas dan y = f(x) disebut variabel tak bebas.

Contoh :
2 f ( 4 + h) − f ( 4)
1. Diketahui f(x) = x – 2x, tentukan Jawab:
h
2
f(4) = 4 – 2.4 = 16 – 8 = 8
2 2 2
f(4+h) = (4+h) – 2(4+h) = 16 + 8h + h – 8 – 2h = 8 + 6h + h

f ( 4 + h) − f ( 4) 6h + h 2
= =6+h
h h

1 g (a + h) − g (a )
2. Diketahui g(x) = , tentukan
x h
1 1

g (a + h) − g (a ) a + h a −h 1 1
Jawab: = = . =−
h h ( a + h) a h 2
a + ah
2
3. Jika f(x) = x – x maka tentukan f(x – 1)
2 2 2
Jawab f(x – 1) = (x – 1) – (x – 1) = x – 2x + 1 – x + 1 = x – 3x + 2

Bila daerah asal tidak dirinci, berarti daerah asal itu adalah himpunan bilangan real terbesar, dimana
aturan fungsi itu bermakna dan memberi nilai bilangan real. Daerah asal itu disebut daerah asal alamiah.
Contoh:
1
1. Tentukan daerah asal alamiah untuk (a) f(x) = (b) g(t) = 9 − t2
x−3
Jawab:
(a) daerah asal alamiah fungsi tersebut adalah x = seluruh bilangan real untuk x ≠ 3.
(b) agar tidak menjadi bilangan imajiner, syaratnya 9 – t ≥ 0.
2

(3 + t)(3-t) ≥ 0. Titik pemecah t = – 3 dan t = 3, diperoleh – 3 ≤ t ≤ 3.


Jadi daerah asal adalah HP: {t: – 3 ≤ t ≤ 3}
2. Diketahui : Daerah asal x = { – 4, – 3, – 2, – 1, 0, 1, 2} dan fungsi y = – x + | x |
Tentukan : daerah hasil fungsi tersebut dan gambarkan grafiknya
Jawab:
y=–x+|x|
sumbu y
x y
8
–4 8
6
–3 6 Fungsi y = – x + x
–2 4 4
–1 2 2
sumbu x
0 0
–4 –3 –2 –1 0 1 2
1 0
Gambar 2.1 Grafik Fungsi y = – x + x
2 0

5
2.2 Menggambar Grafik
Beberapa fungsi khusus yang sering dijumpai adalah:
a. Fungsi identitas : f(x) = x
b. Fungsi konstan : f(x) = a dimana a = konstanta
c. Fungsi modulus (nilai mutlak) : f(x) = x jika x ≥ 0
–x jika x < 0
d. Fungsi tangga : 0 jika 0 ≤ x < 1
f(x) = 1 jika 1 ≤ x < 2
2 jika 2 ≤ x < 3
e. Fungsi linier : f(x) = ax + b, dimana a dan b konstanta
2
f. Fungsi kuadrat : f(x) = ax + bx + c, dimana a, b, dan c konstanta

Contoh :
1. Gambarkan grafik dari fungsi
x + 1 jika x > 3
5
f(x) = 2 jika – 2 ≤ x ≤ 3
2x + 3 jika x < – 2 4
3
jawab:
x y 2
–4 –5 1
–3 –3 0 1 2 3
- –4 –3 –2 –1 4
–2 –1 –1
–2 2 –2
–1 2 –3
0 2 –4
3 2 –5
+
3 4
4 5 Gambar 2.2 Grafik Fungsi f(x)

2. Gambarkan grafik fungsi


–x untuk –3≤x≤–1
Y
–1<x≤2
2
y= x –2 untuk 4
x+1 untuk 2<x≤3
3
Jawab
x y 2
1
–3 3 X
–1 1
+ –3 –2 –1 0 1 2 3
–1 –1
–1
0 –2
–2
1 –1
2 2 –3
+
2 3
3 4 Gambar 2.3 Grafik Fungsi f(x)

2
2. Suatu fungsi linier f: x → x + c , memetakan 6 ke 5. Tentukan x sehingga f(x) = 0
3
2
Jawab: Fungsi linier tersebut dapat ditulis menjadi y = x + c
3
Memetakan 6 ke 5, artinya untuk x = 6 didapat y = 5. Dengan memasukkan nilai x dan y ke fungsi
tersebut diperoleh 5 = 2/3. 6 + c atau c = 1.
2 2 3
Jadi persamaan tersebut adalah y = x + 1 . Jika f(x) = 0, maka x + 1 = 0, didapatkan x = –
3 3 2

6
2.3 Fungsi Trigonometri
Untuk mempelajari fungsi trigonometri, perlu diulang kembali rumus-rumus trigonometri :
2 2 2 2 2 2
sin x + cos x = 1 1 + tan x = sec x 1 + cot x = csc x
Rumus penjumlahan Rumus pengurangan
sin(x + y) = sin x cos y + cos x sin y sin(x – y) = sin x cos y – cos x sin y
cos(x + y) = cos x cos y – sin x sin y cos(x – y) = cos x cos y + sin x sin y
tan x + tan y tan x − tan y
tan(x + y) = tan(x – y) =
1 − tan x tan y 1 + tan x tan y

Rumus sudut ganda


2 2 2 2
sin 2x = 2 sin x cos x cos 2x = cos x – sin x = 1 – 2 sin x = 2 cos x – 1
2 tan x 2 cot x 2
tan 2x = = =
2 2
1 − tan x cot x − 1 cot x − tan x

Rumus perkalian
1 1
sin x cos y = {sin(x+y) + sin(x – y)} sin x sin y = {cos(x+y) – cos(x – y)}
2 2
1 1
cos x sin y = {sin(x+y) – sin(x – y)} cos x cos y = {cos(x+y) + cos(x – y)}
2 2

Rumus faktor
x+y x−y x+y x−y
sin x + sin y = 2 sin cos cos x + cos y = 2 cos cos
2 2 2 2
x+y x−y x+y x−y
sin x – sin y = 2 cos sin cos x – cos y = − 2 sin sin
2 2 2 2
C
γ Rumus Sinus Rumus Cosinus
b a a b c
a = b + c – 2 bc cos α
2 2 2
= =
sin α sin β sin γ
α c β
b = a + c – 2 ac cos β
2 2 2
A B
c = a + b – 2 ab cos γ
2 2 2
Gambar 2.4 Segitiga ABC

Persamaan
a. Jika sin x = sin a, maka . b. Jika cos x = cos a, maka
o o
x = a + k.360 x = a + k.360
0 0 o
x = (180 – a) + k.360 x = – a + k.360
o o
c. Jika tan x = tan a, maka x = a + k.180 d. Jika cot x = cot a, maka x = a + k.180

a. Fungsi Sinus : Y
Bentuk sederhana : y = sin x
X
dimana: x dalam satuan sudut atau radian o o o o o
0 90 180 270 360
y dalam satuan jarak
Gambar 2.5 Fungsi y = sin x
b. Fungsi Cosinus
Y
Bentuk sederhana : y = cos x X
o o o o o
dimana: x dalam satuan sudut atau radian 0 90 180 270 360
y dalam satuan jarak
Gambar 2.6 Fungsi y = cos x

7
c. Fungsi Tangen Y
Bentuk sederhana : y = tan x 0
360
0
180 X
dimana: x dalam satuan sudut atau radian 0 0 0
0 90 270
y dalam satuan jarak

Gambar 2.7 Fungsi y = tan x


Contoh :
1. Gambarkan sketsa grafik y = 2 sin 1 ( x + 1 π) untuk interval 0 ≤ x ≤ 360 .
o o
2 3
Jawab: 1/3 π = 60
o

2
x y x y
o o
0 1 210 1,414 1
o o
30 1,414 240 1
o o 0
60 1,732 270 0,518 0
o
90
o
180
o
270
o
360
o
o o
90 1,932 300 0 –1
o o
120 2 330 – 0,528
o o –2
150 1,932 360 –1
o
180 1,732 Gambar 2.8 Grafik y = 2 sin 1 ( x + 1 π)
2 3

2. Tentukan titik potong persamaan y = sin 2x dan y = cos x dalam interval 0 ≤ x ≤ 360 . Gambarkan
o o

sketsa kedua grafik dan titik potongnya.


Jawab
Bila kedua persamaan di atas dipotongkan diperoleh sin 2x = cos x atau
o
sin 2 x = sin (90 – x) berdasarkan persamaan di atas diperoleh
o o o o o o
a. 2x = 90 – x + k.360 didapat 3x = 90 + k.360 atau x = 30 + k.120
o o
untuk k = 0 maka x = 30 dan y = 0,866, untuk k = 1 maka x = 150 dan y = – 0,866
o
untuk k = 2 maka x = 270 dan y = 0
o o o o o o o
b. 2x = 180 – (90 – x) + k.360 didapat 2x = 90 + x + k.360 atau x = 90 + k.360
o
untuk k = 0 maka x = 90 dan y = 0
o o o o
Jadi himpunan titik potong adalah { (30 , 0,866), (90 , 0), (150 , – 0,866), (270 , 0) }
Penggambaran grafiknya sbb
y = sin 2x y = cos x
x y x y x y x y x y
o o o o o
0 0 135 –1 255 0,5 0 1 210 – 0,866
o o o o o
15 0,5 150 –0,866 270 0 30 0,866 240 – 0,5
o o o o o
30 0,866 165 – 0,5 285 – 0,5 60 0,5 270 0
o o o o o
45 1 180 0 300 –0,866 90 0 300 0,5
o o o o o
60 0,866 195 0,5 315 –1 120 – 0,5 330 0,866
o o o o o
75 0,5 210 0,866 330 –0,866 150 – 0,866 360 1
o o o o
90 0 225 1 345 – 0,5 180 –1
o o o
105 – 0,5 240 0,866 360 0
o
120 – 0,866

y = sin 2x y = cos x
o o o
0 180 360
o o
90 270

Gambar 2.9 Grafik y = sin 2x dan y = cos x

8
TUGAS MANDIRI BAB II
Tugas Subbab 2.1
x −1 1
1. Diketahui f ( x) = , hitung f(0), f(2a), dan f( )
2
x +2 x

3x 2 − 5
2. Jika f(x) = , hitunglah f(0) + 6f(2)
x+6

3x 2 − 5
3. Jika f(x) = , tentukan f(2) + 6 f(–3)
x+6

Tentukan daerah asal dari:

x 2 − 2x + 1
4. a. y = x 2 − 16 b. y =
16 − x 2

x2 − 1 x2 − x
5. a. y = b. y =
x2 + 1 x +1

Tugas Subbab 2.2


1. Gambarkan sketsa grafik
2 2
a. y = x – 2x + 4 c. y = 2x – 4x + 3
3 2 2
b. y = x + x – 2x d. y = – 2x – 4x + 3
2. Gambarkan sketsa grafik
( x − 2)( x − 3) 4
a. y = c. y = x – 2
x−5
3. Gambarkan sketsa grafik
x≤–2
2
x +1 jika
–2<x≤1
2
f(x) = 2x – x jika
x+3 jika x>1
4. Gambarkan sketsa grafik
x jika x≤–2
–2<x≤1
3
f(x) = x –1 jika
x>1
2
x +3 jika

Tugas Subbab 2.3


A. Gambarkan sketsa grafik untuk 0 < x < 360
o 0

1. y = sin x – cos x 2. y = 2 sin (x + 1 π) + 1. 3. by = cos 1 x


2 2
5. x = sin 2y – 3 untuk 0 < y < 180
o 0
4. y = 1 – cos 2x
B. Tentukan himpunan x untuk persamaan berikut
1. sin x = 0,5 untuk – 180 < x < 180 4. sin x = cos 2x untuk 0 < x < 360
0 0 o 0

2. cos x = 1 2 untuk 0 < x < 720 5. tan 2x = 1 3 untuk 0 < x < 180
o 0 o 0
2 3

C. Tentukan titik potong antara antara fungsi-fungsi berikut


1. y = sin 2x dengan y = cos x untuk – 180 < x < 180
0 0

2. y = sin 1 x dengan y = cos 1 x untuk 0 < x < 720


o 0
2 2
3. y = sin x + 1 dan y = – sin x – 1 untuk 0 < x < 360
o 0

4. y = sin 3x dan y = 1 3 untuk 0 < x < 360


o 0
2

9
BAB III
LIMIT

3.1 Limit Fungsi Aljabar


Limit Barisan. Jika terdapat suatu barisan 1, 3/2, 5/3, 7/4, 9/5, …….., 2 – 1 /n, lalu diplotkan pada garis
bilangan, maka untuk n sangat besar mendekati tak hingga, nilainya akan mendekati 2.
Dikatakan bahwa limit barisan adalah 2 atau ditulis: lim un = lim (2 − 1/ n) = 2
n→ ∞ n→∞
.........
0 1 3/2 5/3 2
Gambar 3.1 Sketsa Limit Barisan
2
Limit Fungsi. Jika diketahui fungsi f(x) = x , maka untuk x mendekati 2, fungsi akan bernilai 4.
Bila fungsi itu disajikan dalam tabel akan terlihat sebagai berikut

x 1,9 1,99 1,999 1,9999 1,99999 1,999999 .......


y 3,61 3,9601 3,996 3,9996 3,99996 3,999996 .......

Perhatikan, saat x semakin mendekati dua, maka y semakin mendekati 4.


Secara matematis dituliskan sebagai
2
: lim f ( x ) = lim x = 4
x→2 x →2

Perhatian! Pernyataan x a berarti x ≠ a

Limit Kiri dan Limit Kanan


Jika x mendekati a dari kiri, ditulis x → a disebut limit kiri

Jika x mendekati a dari kanan, ditulis x → a disebut limit kanan


+

misalnya x → 2 maka nilai a = 1,9 1,99 1,999 1,9999 dan seterusnya


x → 2 maka nilai a = 2,1 2,01 2,001 2,0001 dan seterusnya


+

mendekati 2 dari kiri mendekati 2 dari kanan


2

Gambar 3.2 Limit kiri dan limit kanan

Suatu fungsi dikatakan mempunyai limit jika limit kiri dan limit kanan ada dan bernilai sama.
lim f ( x ) ada, berarti fungsi mempunyai limit kiri
x →a −
lim f ( x ) ada, berarti fungsi mempunyai limit kanan
x →a +
Jadi, lim f ( x ) ada, berarti fungsi mempunyai limit kiri dan kanan dan bernilai limit sama
x →a

Contoh :
1. Tentukan limit untuk barisan berikut:
1
3, 5/2, 7/3, 9/4, 11/5, …….., 2+1/n, ……… Jawab : lim un = lim (2 + ) = 2
n→∞ n →∞ n

x 3 − 27 ( x − 3 )( x 2 + 3 x + 9 ) x 2 + 3 x + 9 27 9
2. lim = lim = lim = =
x →3 x 2 − 9 x →3 ( x − 3)( x + 3 ) x →3 x+3 6 2

10
1
3. Selidiki lim
x →0 3 + 21/ x
1 1 1
Untuk x → 0 , maka

lim = =
− 1 / x 3 + 0 3
x →0 3 + 2

Untuk x → 0+ , maka
1 1
lim = =0
+ 1 / x ∞
x →0 3 + 2
1
Karena limit kiri ≠ limit kanan, maka lim = tidak ada
x →0 3 + 21/ x

x −1 x −1 x2 + 3 + 2 ( x − 1)( x 2 + 3 + 2)
4. lim = lim . = lim
x →1 x + 3 − 2
2 x →1 x + 3 − 2
2 x2 + 3 + 2 x →1 x2 + 3 − 4

( x − 1)( x 2 + 3 + 2) ( x − 1)( x 2 + 3 + 2) x2 + 3 + 2 4
lim = lim = lim = =2
x →1 2
x −1 x →1 ( x + 1)( x − 1) x →1 ( x + 1) 2

( x + h)3 − x 3 ( x 3 + 3x 2h + 3xh2 + h3 ) − x 3 3 x 2h + 3xh2 + h3


5. lim = lim = lim
x →0 h x →0 h x →0 h
2 2 2
lim 3x + 3xh + h = 3x
x →0

3.2 Limit Fungsi Trigonometri


Dalam limit fungsi trigonometri dinyatakan persamaan sebagai berikut:
x sin x
lim =1 lim =1
x → 0 sin x x →0 x

x tan x
lim =1 lim =1
x → 0 tan x x →0 x

Contoh: Hitunglah

1 − cos 2x 1 − (1 − 2 sin 2 x ) 2 sin2 x


1. lim = lim = lim
x → 0 1 − cos 4 x x → 0 1 − (1 − 2 sin 2 2x ) x →0 2 sin2 2x

sin 2 x 1 1
= lim = lim =
x → 0 (2 sin x cos x ) 2 x →0 4 cos2 x 4

1 x. 1 x 1 1
x tan x x tan x 2 2 1 2 x 2 x tan x x
2. lim = lim . = lim . =2
x → 0 1 − cos x x →0 2 sin 2 1 x 1 x. 1 x x → 0 2 sin 2 1 x x 1x
2 2 2 2 4

cos mx − cos nx − 2 sin 1 (mx + nx ) sin 1 (mx − nx )


3. lim = lim 2 2
x →0 x2 x →0 x2

− 2 sin 1 (m + n) x sin 1 (m − n) x 1 (m + n) x. 1 (m − n) x
lim 2 2 . 2 2 = – 1 (m + n)(m – n)
x →0 x2 1 (m + n) x. 1 (m − n) x 2
2 2

11
3.3 Kontinuitas
Fungsi f(x) disebut kontinu di x = x0, jika
a. f(x0) terdefinisi
b. lim f(x) ada
x →x o syarat fungsi kontinu
c. lim f(x) = f(x0)
x →x o

Contoh :
Selidiki apakah fungsi berikut kontinu. Jika tidak, di titik mana fungsi tersebut diskontinu.
3 + x untuk x ≤ 1
1. Fungsi f ( x ) = 
3 − x untuk x > 1

Jawab: Melihat fungsi di atas, titik yang perlu diselidiki adalah di x = 1


a. Fungsi f(x0) = f(1) = 3 + 1 = 4 → fungsi tersebut ada untuk x = 1
b. lim f(x) = lim 3 + x = 4 (limit kiri) lim f(x) = lim 3 – x = 2 (limit kanan)
x→x0 x →1− x→x0 x →1+

Karena limit kiri ≠ limit kanan, berarti tidak ada limit (syarat kedua tidak terpenuhi)
Kesimpulan : fungsi tersebut diskontinu di x = 1

x2 − 4
2. Fungsi f ( x ) = Jawab:
x−2
Titik yang perlu diselidiki adalah x = 2 dan x = – 2
Untuk x = 2
4−4 0
a. Fungsi f(x0) = f(2) = = = tak terdefinisi
2−2 0
syarat pertama tak terpenuhi. Jadi, fungsi diskontinu di x = 2
Untuk x = – 2
4−4 0
a. Fungsi f(x0) = f(–2) = = = 0 → fungsi tersebut ada untuk x = – 2
−2−2 −4

x2 − 4 ( x + 2)( x − 2)
b. lim f(x) = lim = lim = lim (x + 2) = 0
x→x0 x → −2 x − 2 x → −2 x−2 x → −2

c. lim f(x) = f(x0) = 0


x→x0

Karena memenuhi ketiga syarat, maka fungsi kontinu di x = – 2

x 2 + 4x − 5
3. Fungsi f(x) = untuk x ≠ 1
x −1
6 untuk x = 1
Jawab: Titik yang perlu diselidiki adalah x = 1
a. Fungsi f(x0) = f(1) = 6

x 2 + 4x − 5 ( x + 5)( x − 1)
b. lim f(x) = lim = lim =6
x→x0 x →1 x −1 x →1 x −1

c. lim f(x) = f(x0) = 6


x→x0

Kesimpulan, karena memenuhi ketiga syarat, fungsi kontinu di x = 1

12
TUGAS MANDIRI BAB III

Tugas Subbab 3.1


Hitunglah :

(3 x − 1)2 2x 4 − 6x 3 + x 2 + 3
1. lim 2. lim 3. lim ( x 2 + x − x 2 − x
x →1 ( x + 1)3 x →1 x −1 x →∞

x2 + x − 2 x 3 − a3 x−4
4. lim 5. lim 6. lim
x →∞ 4x 3 − 1 x →a x 2 − a 2 2
x → 4 x − x − 12

4 − x2 x2 + x − 2  
7. lim 8. lim 9. lim  (3 x − 2) − 9 x 2 − 2x + 5 
x →2 3 − x 2 + 5 x →1 ( x − 1)2 x →∞  

a a− b b x2 + x − 2  2 x 2 − 8 x 2 − 2x 
10. lim 11. lim 12. lim  + 
a →b a− b x →1 ( x − 1)2 x → 2  x − 2 2x − 4 

x2 x 2 − (a + 1) x + a  1 
3
13. lim 14. lim 15. lim  − 

x → ∞ 10 + x x x →a x 3 − a3 x →1 1 − x
 3
1− x 

Tugas Subbab 3.2


Hitunglah:
sin x + cos 1 x
tan x − sin x 2 cos x − cos π / 2
1. lim 2. lim 3. lim
x →0 x3 x→π cos 1 x x→π / 2 x − π/2
2
sin x − sin a 2
sin x tan 2 x − sin 2 x
4. lim 5. lim 6. lim
x →a x −a x → 0 − cos x
1 x →0 x

x 2 sin 2 x sin 3 x 1 − cos x


7 lim 8. lim 9. lim
x → 0 1 − cos x x → 0 1 − 2 cos x x → 0 1 − cos 2x

Tugas Subbab 3.3

Selidiki kontinuitas fungsi-fungsi berikut dan gambarkan sketsa grafiknya


 x3 − 8  2 x + 3 untuk x ≤ 1
 untuk x ≠ 2 
1. f ( x ) =  2 2. f(x) =  8 − 3x untuk 1 < x < 2
 x −3 4 untuk x = 2  x + 3 untuk x ≥ 2
 

 x 2 − 4x + 3
9x 2 − 4  untuk x ≠ 3
3. f(x) = 4. f ( x ) =  x−3
3x − 2 
 2 untuk x = 3

x 4 − 16 x2 + x − 2
5. f(x) = 6. f(x) =
x2 − 4 ( x − 3)2

4 − x2 x2 − 4
7. f(x) = 8. f(x) =
3 − x2 + 5 x 2 − 5x + 6

13
BAB IV
TURUNAN / DIFERENSIAL

4.1 Definisi Turunan


Turunan fungsi y = f(x) terhadap x di titik x = x0 didefinisikan sebagai:
∆y ∆f f ( x 0 + ∆x ) − f ( x 0 )
lim = lim = lim jika limitnya ada dan ditulis sebagai f’(x).
∆x →0 ∆x ∆x →0 ∆x ∆x →0 ∆x

Contoh :
dy 3 2
1. Tentukan untuk fungsi y = x – x – 4 di titik x = 0 dan x = – 1
dx
Jawab:
y + ∆y = (x + ∆x) – (x + ∆x) – 4
3 2
3 2 2 3 2 2
= x + 3x (∆x) + 3x (∆x) + (∆x) – x – 2x (∆x) – (∆x) – 4
3 2 2 2 2 3
= (x – x – 4) + 3x (∆x) – 2x (∆x) + 3x (∆x) – (∆x) + (∆x)
∆y = (3x – 2x) ∆x + (3x – 1) (∆x) + (∆x)
2 2 3

∆y
= 3x – 2x + (3x – 1) ∆x + (∆x) ,
2 2
∆x
dy
= lim { 3x – 2x + (3x – 1) ∆x + (∆x) } = 3x – 2x
2 2 2
dx ∆x →0
 dy  2  dy  2
Untuk x = 0,   = 3 (0) – 2(0) = 0 dan x = 1,   = 3 (–1) – 2(–1) = 5
 dx  x = 0  dx  x = −1
1
2. Carilah turunan dari fungsi y = di titik x = 1 dan x = 3
x−2
1 1 1
Jawab: y + ∆y = → ∆y = –
( x + ∆x ) − 2 ( x + ∆x ) − 2 x−2
( x − 2) − ( x + ∆x − 2) −∆x ∆y −1
= = maka =
( x − 2)( x + ∆x − 2) ( x − 2)( x + ∆x − 2) ∆x ( x − 2)( x + ∆x − 2)
dy −1 −1
= lim =
dx ∆x → 0 ( x − 2)( x + ∆x − 2) ( x − 2) 2
 dy  −1  dy  −1
  = =–1 dan   = =–1
  x =1
dx (1 − 2) 2   x =3
dx (3 − 2) 2

2
3. Lintasan dengan persamaan s = t + 3t. Hitunglah kecepatan sesaat waktu t = 2
Jawab :
ds ds
Kecepatan sesaat = = 2t + 3. Untuk t = 2, maka = 2.2 + 3 = 7
dt dt
Jadi kecepatan sesaat = 7 satuan kecepatan
2
4. Lintasan dengan persamaan s = (3t + 5) m dengan waktu t berubah dari 2 sampai 3 detik.
Hitunglah kecepatan rata-rata.
∆s s ( t + ∆t ) − s ( t ) {3( t + ∆t )2 + 5} − (3 t 2 + 5 )
Jawab : Kecepatan rata-rata = = =
∆t ∆t ∆t
2 2 2
(3t + 6t∆t + 3∆t + 5) − (3t + 5) 6t∆t + 3∆t 2
= = = 6t + 3∆t
∆t ∆t
∆s
untuk t = 2 dan t1 = 3 maka ∆t = 3 – 2 = 1. Kecepatan rata-rata = = 6.2 +3.1 = 15 m/s
∆t

14
4.2 Turunan Fungsi Aljabar
n
a. Turunan Fungsi y = ax
n
Jika diketahui suatu fungsi f(x) = ax , maka turunan pertama dari fungsi tersebut adalah:
f ( x + h) − f ( x ) a ( x + h)n − ax n
f’(x) = lim = lim
h →0 h h→0 h
a ( x + h) − ax ax + ah − ax ah
untuk n = 1, yaitu f(x) = ax, maka f’(x) = lim = lim = lim =a
h →0 h h→0 h h →0 h
2 a ( x + h)2 − ax 2 ax 2 + 2axh + ah 2 − ax 2
untuk n = 2, yaitu f(x) = ax , maka f’(x) = lim = lim
h→0 h h→0 h

2axh + ah 2
= lim = lim 2ax + ah = 2ax
h→0 h h→0
dan seterusnya
f(x) = ax, turunannya f’(x) = a
2
f(x) = ax , turunannya f’(x) = 2ax
3 2
f(x) = ax , turunannya f’(x) = 3ax
n n-1
Jadi: f(x) = ax , turunannya f’(x) = nax

Contoh: Tentukan turunan dari fungsi berikut


2 2 −1 −1
1.
3
f(x) = 2 x 2 3
Jawab : f(x) = 2 x . f’(x) = 2. 2 x 3 = 4 x 3 = 4
3 3 33x
1 −1
x −1
2. f(x) = Jawab : f(x) = ( x 2 − 1) x −1 = x 2 − x −1 .
x
− 3
Jadi f’(x) = − 1 x 2 − ( −1)x − 2 = −
1 1
+
2 2x x x2

b. Turunan Fungsi dari Fungsi


Jika y = f(u) dan u = g(x), maka y = f{g(x)} adalah fungsi dari x. Jika y fungsi yang dapat diturunkan
terhadap u dan u dapat diturunkan terhadap x, maka y = f{g(x)} adalah fungsi yang dapat diturunkan
terhadap x.

dy dy du
= .
dx du dx

Demikian pula, jika y = f(t) sedangkan x = g(t), maka turunan y terhadap x

dy dy dt
= .
dx dt dx

Contoh :
dy u −1
1. Hitunglah untuk fungsi y = , dimana u = x
dx u +1
dy (u + 1) − (u − 1) 2 2 du 1
Jawab : = = = dan =
du (u + 1) 2 (u + 1) 2 ( x + 1)2 dx 2 x
dy dy du 2 1 1
Jadi = . = . =
dx du dx ( x + 1) 2 2 x x ( x + 1)2

15
dy 2t
2. Hitunglah untuk fungsi y = dan x = t 2 − 1
dx 2
t −1
dy 2
2( t − 1) − 2t.2t 2t 2 − 2 − 4 t 2 − 2 − 2t 2 − 2(1 + t 2 )
Jawab : = = = =
dt ( t 2 − 1)2 ( t 2 − 1)2 ( t 2 − 1)2 ( t 2 − 1)2

dx −1 t dt t2 − 1
= 1 ( t 2 − 1) 2 .2t = → =
dt 2 dx t
t2 − 1

dy dy dt − 2(1 + t 2 ) t2 − 1 − 2(1 + t 2 ) t 2 − 1
= . = =
dx dt dx ( t 2 − 1)2 t t ( t 2 − 1) 2

c. Turunan Fungsi Lebih Tinggi


Jika y = f(x) adalah fungsi yang dapat diturunkan, turunannya disebut turunan pertama.
Jika turunan pertama dapat diturunkan lagi maka turunannya disebut turunan kedua.
d2 y
Ditulis , y”, atau f”(x)
dx 2
Demikian seterusnya turunan dari turunan kedua disebut turunan ketiga dinyatakan dengan
d3 y
, y”’, atau f’”(x), ..................... dan seterusnya
dx 3
Contoh:
4 3 2 d3 y
Jika y = 4x – x + 6x – 7x + 8 Tentukan
dx 3
dy 3 2 d2 y 2 d3 y
Jawab : = 16x – 3x + 12x – 7, = 48x – 6x + 12, dan = 96 x – 6
dx dx 2 dx 3

d. Turunan Fungsi Implisit


Persamaan f(x,y) = 0 pada suatu daerah tertentu menentukan y sebagai fungsi implisit dari x. Turunan y’
dapat diperoleh dengan salah satu cara berikut:
a. Jika mungkin, ubahlah fungsi implisit tersebut menjadi fungsi eksplisit y = g(x). Kemudian turunkan
dengan cara biasa.
b. Pikirkan y sebagai fungsi x. Turunkan persamaan implisit tersebut terhadap x dan persamaan yang
diperoleh diselesaikan untuk y’. Proses penurunan ini disebut penurunan implisit.

dy
Contoh: Hitung dari persamaan implisit xy + x – 2y – 1 = 0
dx
dy dy dy dy −( y + 1)
Jawab : x +y+1–2 = 0, → (x – 2) = – (y + 1) → =
dx dx dx dx ( x − 2)

4.3 Turunan Fungsi Trigonometri


Turunan fungsi trigonometri y = sin x dapat diperoleh sebagai berikut:
x+h+ x x+h−x
2 cos sin
f ( x + h) − f ( x ) sin ( x + h) − sin x 2 2
f’(x) = lim = lim = lim
h→0 h h →0 h h →0 h
2x + h h
2 cos sin
f’(x) = lim 2 2 = lim cos 2x + h = cos x
h→0 h h→0 2

Dengan cara yang sama, dapat pula dihitung turunan f’(x) untuk y = cos x, y = tan x, dan seterusnya.

16
Berikut adalah hasil turunan dari fungsi trigonometri:

dy du dy 2 du
1. Fungsi y = sin u → = cos u 4. Fungsi y = cot u → = – csc u
dx dx dx dx
dy du dy du
2. Fungsi y = cos u → = – sin u 5. Fungsi y = sec u → = tan u sec u
dx dx dx dx
dy 2 du dy du
3. Fungsi y = tan u → = sec u 6. Fungsi y = csc u → = – cot u csc u
dx dx dx dx

dy
Contoh : Hitunglah untuk fungsi-fungsi berikut
dx
2 dy 2
1. y = x sin x Jawab : = 2x sin x + x cos x
dx
2 2 dy 2 2 2 2 2 2
2. y = tan (3x – 2) Jawab : = 2 tan(3x – 2) sec (3x – 2) (6x) = 12x tan(3x – 2) sec (3x – 2)
dx
dy dy sin x
3. sin y + cos x = 1 Jawab : cos y – sin x = 0 → =
dx dx cos y
dy dy −2 sin 2 x
4. sin y = cos 2x Jawab : cos y = – 2sin 2x → =
dx dx cos y
dy dy
5. x cos y = sin(x+y) Jawab : cos y – x sin y = cos(x+y) + cos(x+y)
dx dx
dy dy cos y − cos( x + y )
{– x sin y – cos(x+y)} = – cos y + cos(x+y) → =
dx dx x sin y + cos( x + y )

4.4 Gradien Garis Singgung

y = f(x)
f(x+h) Q(x+h, f(x+h))
Titik P(x, f(x)) adalah sebarang titik yang terletak pada
kurva y = f(x). Garis singgung kurva pada titik P adalah
P(x, f(x)) garis singgung garis lurus melalui P dengan gradien m, dimana:
f(x)
dy f ( x + h) − f ( x )
m = f’(x) = = lim , jika limit itu ada.
dx h→0 h
h
0 x x+h

Gambar 4.1 Gradien Garis Singgung

Contoh soal:
2
1. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = 3x − 5x di titik (1, – 2).
dy
Jawab: Gradien garis singgung kurva m = = 6x – 5. Pada titik (1, – 2), maka m = 6.1 – 5 = 1
dx
Persamaan garis garis singgung dengan m = 1 dan melalui (1, – 2) adalah:
y – y1 = m (x – x1) → y – (– 2) = 1 (x – 1) → y = x – 3 adalah pers. garis singgung tsb.
2
2. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = 2x − x + 3 sejajar garis y = 3x – 2
Jawab:
dy
Gradien garis singgung kurva m1 = = 4x – 1 sejajar berarti m1 = m2
dx
Gradien garis y = x – 3 adalah m2 = 3 4x – 1 = 3, atau x = 1
2
Untuk x = 1, maka pada kurva y = 2x − x + 3 didapat y = 4. Jadi titik singgungnya (1,4)
PGS yang diminta adalah: y – 4 = 3 (x – 1) → y = 3x + 1

17
3. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x melalui titik (– 4, 0)
dy 1
Jawab: Kurva y = x , gradien garis singgung m = =
dx 2 x
1
Pers. garis menyinggung kurva di (x, x ), melalui (– 4, 0) dengan m =
2 x
1
y2 – y1 = m (x2 – x1) → 0– x = (– 4 – x) kedua ruas dikalikan x , didapat
2 x
– 2x = – 4 – x sehingga – x = – 4 atau x = 4
1 1
Untuk titik singgung x = 4 didapat y = 4 = 2, dan m = =
2 4 4
1 1
Jadi, pers. garis singgungnya: y – 2 = (x – 4) atau y = x+1
4 4

4.5 Fungsi Naik, Stasioner, dan Fungsi Turun

f’(x0) = 0 titik f’(x0) = 0


stasioner minimum stationer Ada 3 keadaan kurva berkaitan sifat turunannya, yaitu:
f’(x0) > 0 1. Jika f’(x0) > 0, fungsi y = f(x) naik di titik x = x0
naik turun 2. Jika f’(x0) < 0, fungsi y = f(x) turun di titik x = x0
f’(x0)<0 3. Jika f’(x0) = 0, fungsi y = f(x) stationer di titik x = x0
y = f(x) stasioner titik
titik belok
maksimum f’(x0) = 0
Gambar 4.2 Fungsi Naik, Stasioner, dan Fungsi Turun
Terdapat juga tiga keadaan titik stasioner berkaitan dengan turunan kedua fungsi, yaitu:
a. Jika f’(x0) = 0 dan f”(x0) > 0, maka titik stasioner (x0, y0) adalah titik minimum
b. Jika f’(x0) = 0 dan f”(x0) < 0, maka titik stasioner (x0, y0) adalah titik maksimum
c. Jika f’(x0) = 0 dan f”(x0) = 0, maka titik stasioner (x0, y0) adalah titik belok

Contoh soal :
3 2
1. Tentukan titik-titik ekstrim pada persamaan y = x + x . Gambarkan sketsanya
Jawab:
2
Turunan fungsi f’(x) = 3x + 2x = x (3x + 2)
Titik ekstrim terjadi jika f’(x) = 0, sehingga x (3x + 2) = 0.
Didapat x = 0 atau x = – 2/3. Untuk x = 0, maka y = 0, untuk x = – 2/3, maka y = 4/27
Jadi titik ekstrim terdapat pada titik (0, 0) dan titik (– 2/3, 4/27)
Untuk menyelidiki jenis titik ekstrim tersebut dihitung f”(x) = 6x + 2
Untuk titik (0, 0) diperoleh f”(x) = 2 > 0, titik tersebut adalah titik minimum
Untuk titik (– 2/3, 4/27) diperoleh f”(x) = – 2 < 0, titik tersebut adalah titik maksimum
Sketsa grafik untuk kurva tersebut sebagai berikut
Y
titik maksimum 2
(– 2/3, 4/27)
1
–1 X
–2 0 1 2
–1 titik minimum
(0, 0)

3 2
Gambar 4.3 Grafik y = x + x

18
3 2
2. Diketahui persamaan y = x – x – 8x + 2. Tentukan interval fungsi y naik dan turun.
Gambarkan sketsa grafiknya
Jawab:
dy dy
> 0 dan fungsi turun jika <0
3 2
y = x – x – 8x + 2, fungsi naik jika
dx dx
dy 4
= 3x – 2x – 8 = (3x + 4) (x – 2). Titik pemecah x = − dan x = 2
2
dx 3
dy
Fungsi naik saat > 0 dan fungsi turun saat f’(x ) < 0
dx
Dari sketsa di samping diperoleh kesimpulan bahwa + – +
4
Fungsi naik untuk x < − atau x > 2 −
4 2
3 3
4
Fungsi turun untuk − <x<2
3
4 d2 y
Untuk menyelidiki sifat titik x = − dan x = 2, maka dihitung = 6x – 2
3 dx 2
4 d2 y
Untuk x = − diperoleh = – 10 < 0, maka titik tersebut adalah titik maksimum
3 dx 2
d2 y
Untuk x = 2 diperoleh = 10 > 0, maka titik tersebut adalah titik minimum
dx 2
4 230
Untuk x = − , didapat y = dan untuk x = 2, didapat y = – 10.
3 27
4 230
Jadi ( − , ) adalah titik maksimum, sedangkan (2, – 10) adalah titik minimum
3 27

Sketsa grafik untuk kurva tersebut sebagai berikut

(-4/3, 230/27) Y
3 2
titik maksimum y = x – x – 8x + 2

0 X

(2, – 10)
titik minimum
3 2
Gambar 4.4 Grafik y = x – x – 8x + 2

3. Bagilah bilangan 150 menjadi 2 bagian sehingga perkalian bagian pertama dengan kuadrat bagian
kedua menjadi bernilai maksimum. Tentukan nilai kedua bilangan itu.
Jawab :
Misalnya bilangan bagian kedua = x, maka bagian pertama = 150 – x
2
Jadi fungsinya menjadi f(x) = (150 – x) x . Fungsi ini harus bernilai maksimum.
2
Harga ekstrim terjadi jika f’(x) = 0, sehingga 300 x – 3 x = 0
Persamaan menjadi 3x (100 – x) = 0 didapat x = 0 dan x = 100. (x = 0 tidak memenuhi)
f”(x) = 300 – 6x, untuk x = 100, maka f”(x) = – 300 < 0, jadi x = 100 bernilai maksimum.
Jadi bilangan bagian pertama = 150 – 100 = 50 dan bagian kedua = 100.

19
TUGAS MANDIRI BAB IV

Tugas Subbab 4.1


∆y 2
1. Hitung jika diberikan y = x + 4x dan x berubah dari 0,7 menjadi 0,85.
∆x
2
2. Tentukan kecepatan rata-rata jika t berubah dari 2 sampai 5 detik dan s = (2t + 5t – 3) m.
2x − 1
3. Tentukan turunan dari y =
2x + 1
4
4. Tentukan kemiringan dari kurva y = di titik x = 1
x +1
2
5. Tentukan kemiringan garis singgung parabola y = – x + 5x – 6 di titik parabola memotong sumbu x.

Tugas Subbab 4.2

1. Tentukan dy dari fungsi berikut


dx
a. y = 2x + 2 x c. x = y +5 e. x+ y =1
1 1
b. y = d. y = x3 −
3 2x x5
2. Tentukan turunan dy dari
dx
x3 − 1 x −1
a. y= ( x 3 + 6x − 2)3 e. y= i. y=
2x 3 + 1 x +1

b. y = ( x 2 + 4)3 (2x 3 − 1)2 f. y = ( x 2 + x + 1) (2x 2 + 3 x ) j. y= 2x + 2x

(2x + 1) (3 x 2 − 2) 3 4
c. y = ( x 2 − 3) 4 g. y= k. y=6 x4 +
( x 3 + 5 )2 x
2
3  x 
d. y= , a konstan h. y=  l. y = 2x 2 2−x
(a 2 − x 2 ) 2  1+ x 

3. Tentukan turunan dy dari fungsi implisit berikut


dx

a. x 2 y − xy 3 + 3x 2 + 2y 2 = 0 c. y= xy + xy e. xy 3 − x 2 y + x 2 − 5x + 6 = 0

x3 − y
b. =2 d. x 4 + 3y − 4 x 3 y 3 = 5 x + 1
2x + y 2

4. Diketahui f ( x ) = 2x 3 + 9x 2 − 24x + 5 . Jika f’(x) < 0, tentukan nilai x


5. Tentukan turunan pertama dan kedua dari persamaan berikut:
a. x 3 y + xy3 = 2 untuk x = 1 b. x + xy + y = 2

Tugas Subbab 4.3


x x sin x
1. y = 1 tan x sin 2x 4. y = x (3 x + 4 cos x) 7. y = 10. y =
2 sin x + cos x sin x + cos x
cos 4 x x sin x
2. y = 5. y = 8. y =
1 − sin 4 x x + sin x sin x + cos x
x + sin x sin x − cos x
3. y = tan x 6. y = 9. y =
1 + cos x sin x + cos x

20
Tugas Subbab 4.4
Tentukan persamaan garis singgung pada kurva :
2
1. y = 2x + 3 sejajar garis 8x – y + 3 = 0
2
2. y = 9 – x melalui titik di luar kurva (0, 11)
1
3. y = melalui titik di luar kurva (1, – 2)
2x 2
3
4. y = x melalui titik singgung (8,2)
5. y = x (x – 1) (x – 2) di titik potong kurva dengan sumbu X.
2
6. y = (4x – 3) – 1 tegak lurus garis x + 2y – 11 = 0
3 2
7. Tentukan kedudukan titik-titik pada kurva y = 2 x + 13 x + 5x + 9
dimana garis singgung di titik-titik tersebut melalui (0, 0)
b
8. Jika garis singgung pada kurva y = (a + ) x di titik (4, 8)
x
mempunyai gradien 2, tentukan harga a dan b

Tugas Subbab 4.5


1
1. Selidiki apakah persamaan y = mempunyai nilai maksimum atau minimum.
x−2
Tentukan pula interval fungsi y naik atau turun. Gambarkan sketsa grafiknya.
2. Selidiki fungsi y = 3 x 4 − 10 x 3 − 12 x 2 + 60 x − 7 untuk titik belok, interval fungsi naik atau turun, serta
titik maksimum dan minimum. Gambarkan sketsa grafiknya
3. Sebatang kawat 60 meter dipotong menjadi 2. Satu potong dibentuk menjadi lingkaran dan potongan
kedua menjadi bujur sangkar. Agar luas kedua bentuk itu maksimum, tentukan panjang masing-
masing potongan kawat tersebut.
4. Selembar karton berukuran 100 x 140 cm akan dibuat menjadi sebuah kotak tanpa tutup. Setiap
sudut karton dipotong berbentuk bujur sangkar. Jika ingin diperoleh volume kotak maksimum,
tentukan tinggi kotak tersebut.
5. Ongkos produksi x buah TV per hari Rp ( 1 x 2 + 35 x + 25 ), harga jual total Rp (50 – 1 x). Berapa
4 2
buah televisi harus diproduksi per hari agar keuntungannya maksimum?
6. Diberikan y = 1 x 3 + 1 x 2 − 6x + 8 . Tentukan titik-titik kritis, interval y naik dan turun, dan nilai
3 2
maksimum dan minimum. Gambarkan sketsa grafiknya.
3
7. Tunjukkan bahwa y = x – 8 tidak memiliki titik maksimum maupun minimum.
5
8. Tunjukkan bahwa y = x + 20 x – 6 adalah fungsi naik untuk semua nilai x.
3 7
9. Tunjukkan bahwa y = 1 – x – x adalah fungsi turun untuk semua nilai x.
10. Jika dalam sebuah lingkaran berjari-jari r akan digambarkan sebuah trapesium yang alasnya 2r
dengan luas maksimum, buktikan luas trapesium itu = 3 r 2 3.
4
2 2
11. Tentukan titik maksimum dan minimum dari 2x – 4xy + 3y – 8x + 8y – 1 = 0.
12. Tentukan nilai absolut maksimum dan minimum dari y = (x – 3) dalam interval 0 ≤ x ≤ 4.
2

13. Tentukan persamaan garis melalui titik (3, 4) yang memotong kuadran pertama dalam bentuk
segitiga dengan luas minimum

21
BAB V
TURUNAN FUNGSI TRANSENDEN

5.1 Pendahuluan
Salah satu fungsi non aljabar adalah fungsi transenden. Fungsi transenden mencakup antara lain fungsi
logaritma, fungsi eksponen, fungsi trigonometri, dan fungsi hiperbolik

5.2 Fungsi Logaritma Natural

Dalam matematika dikenal bentuk logaritma natural : ln x = e log x


1n 1/ k
dimana : e = lim (1 + ) = lim (1 + k ) = 2,7182818284589…….
n→∞ n k →0
bilangan e adalah irasional dan tak terukur
1
Telah dibuktikan secara matematis bahwa fungsi y = ln x turunannya dy =
dx x

Secara umum, jika y = ln u maka turunannya dy = 1 du


dx u dx

Catatan : Aturan dalam logaritma natural mirip logaritma biasa, yaitu:


b
a. ln (ab) = ln a + ln b c. ln a = b ln a
a
b. ln = ln a – ln b d. ln e = 1
b

Contoh soal:
Tentukan turunan dari
dy 1 2x
= 1 du =
2
1. y = ln (x – 1) Jawab : 2x =
dx u dx 2
x −1 2
x −1
dy 1 2 (6 x − 1)
(24 x 2 − 4 x ) =
2
2. y = ln {2x (4x – 1) Jawab: =
dx 2
2x ( 4 x − 1) x ( 4x − 1)
2
Jawab : y = ln (x – 1) = 2 ln (x – 1) Jadi dy =
2 2
3. y = ln (x – 1)
dx x −1

b. Diferensiasi menggunakan logaritma natural


Diferensiasi secara logaritmik adalah membuat kedua ruas menjadi fungsi logaritma natural, sehingga
menjadi ln y = ln f(x). Kedua ruas lalu diturunkan menjadi:
1 dy 1 dy f ' ( x)
= f ' ( x ) diperoleh =y
y dx f ( x ) dx f (x)

Contoh soal: Tentukan turunan dari


3 7 2 3
1. y = (x + 1) (2 – x ) Jawab:
3 7 2 3 3 2
ln y = ln(x +1) (2 – x ) atau ln y = 7 ln (x + 1) + 3 ln (2 – x )
1 dy 7 (3 x 2 ) 3 ( −2x ) 7 (3 x 2 ) 3 ( −2x) 21 x 2 −6x
= + → dy = y ( + ) = ( x 3 +1)7 ( 2 − x 2 )3 { + }
y dx x3 + 1 2 − x2 dx x3 + 1 2−x 2 3
x +1 2 − x2
dy 7 (3 x 2 ) 3 ( −2x) 21 x 2 −6x
=y( + ) = ( x 3 +1)7 ( 2 − x 2 )3 { + }
dx 3
x +1 2 − x2 x3 + 1 2 − x2
42 x 2 − 21x 4 − 6 x 4 − 6 x
= ( x 3 +1)7 ( 2 − x 2 )3 { } = ( x 3 +1) 6 ( 2 − x 2 )2 3x (– 9x + 14x – 2)
3
3 2
( x + 1) ( 2 − x )

22
1− x2
2. y = Jawab:
3 ( x + 1) 2

ln y = 1 ln (1 − x 2 ) − 2 ln ( x + 1) → 6 ln y = 3 ln (1 − x 2 ) − 4 ln ( x + 1) lalu kedua ruas diturunkan


2 3
6 dy 3 ( −2x ) 4 dy y 3 ( −2x ) 4
= − → = ( − )
y dx 1− x 2 x +1 dx 6 1− x 2 x +1

dy 1 1− x 2 − 6 x 2 − 6x − 4 + 4 x 2 1 1− x 2 − 2x 2 − 6 x − 4
= ( )= ( )
dx 6 3 (1 − x 2 ) ( x + 1) 6 3 2
( x + 1)2 ( x + 1)2 (1 − x ) ( x + 1)

dy 1 1− x 2 −( x + 2)( x + 1) −( x + 2)
= ( )=
dx 3 3 2 3
( x + 1)2 (1 − x ) ( x + 1) 3 ( x + 1)2 1 − x 2

a
c. Diferensiasi Fungsi y = log x
ln x
y = log x sama dengan a = x, atau ln a = ln x → y ln a = ln x → y =
a y y
ln a = konstan
ln a
a ln x dy 1
Untuk y = log x = maka =
ln a dx x ln a
a dy 1 du
Secara umum, untuk y = log u, turunannya =
dx u ln a dx

Contoh soal: Tentukan turunan dari


2 2 dy 2x
1. y = log (x – 1) Jawab: =
dx 2
( x − 1) ln 2

4 2 dy 4x 3 + 6x
2. y = log (x + 3x ) Jawab: =
dx ( x 4 + 3 x 2 ) ln10

5.3 Fungsi Eksponen


x u x u
Fungsi eksponen ada dua jenis, yaitu y = e atau y = e dan y = a atau y = a
Teorema: Jika a dan b adalah bilangan real maka berlaku:
a+b a b
e = e .e
a–b a b
e = e /e
ab a b b a
e = (e ) = (e )
x x ln a x
a =e sehingga ln a = x ln a
Catatan
e adalah singkatan dari nama seorang ahli matematika dan fisika berkebangsaan Swiss, Leonhard Euler.
x
a. Turunan fungsi y = e
Fungsi y = e diubah menjadi ln y = ln e → ln y = x ln e → ln y = x.
x x

1 dy dy x
Jika fungsi tersebut diturunkan didapat, = 1 atau = y =e
y dx dx
dy x x u dy u du
Jadi y = e maka= e atau secara umum y = e maka = e
dx dx dx
1
2
Contoh Soal : Tentukan turunan dari y = e x
1
1 2
dy 2 2 2ex
Jawab: = ex . (− ) = −
dx x3 x3

23
x
b. Turunan fungsi y = a
Fungsi y = a diubah menjadi ln y = ln a → ln y = x ln a. Jika diturunkan didapat,
x x

1 dy dy x
= ln a atau = y ln a = a ln a
y dx dx

x dy x
Jadi y = a turunannya adalah = a ln a
dx
u dy u du
y=a turunannya adalah = a ln a
dx dx

Contoh soal:
Tentukan turunan dari y = 2 4x −1 Jawab:

y = 2 4x −1 maka turunannya = 2 4x −1 ln 2 . 4 = 2 4x +1 ln 2
dy
dx

x h(x)
c. Turunan fungsi y = x dan f(x) = g(x)
Ada perbedaan antara fungsi pangkat dan fungsi eksponen, yaitu:
a a
Fungsi pangkat : y = x atau y = u dimana bilangan pokok x atau u adalah variabel dan bilangan
pangkat a tetap
x u x u
Fungsi eksponen : y = e atau y = e dan y = a atau y = a dimana bilangan pokok e atau a tetap dan
bilangan pangkat x atau u adalah variabel
x h(x)
Namun, fungsi y = x dan f(x) = g(x) bukanlah fungsi pangkat maupun eksponen, sebab bilangan pokok
dan bilangan eksponen adalah variabel. Oleh karena itu, turunan untuk fungsi ini tidak boleh
menggunakan turunan untuk fungsi pangkat maupun eksponen. Untuk menurunkannya kedua ruas harus
dijadikan logaritma natural.

Contoh soal: Tentukan turunan fungsi berikut


x
1. y = x
Jawab: Ubah menjadi logaritma natural ln y = x ln x, turunkan
1 dy x dy
= ln x + = ln x + 1 Jadi = y (ln x + 1) = x x (ln x + 1)
y dx x dx
2
2. y = x x − 2x → ln y = (x – 2x) ln x diturunkan
2

1 dy 1
= (2x − 2) ln x + ( x 2 − 2x )
y dx x
dy 2
= x x − 2x (2x ln x – 2 ln x + x – 2)
dx
Contoh soal esai:
1. Dalam suatu kondisi tertentu, laju pertumbuhan bakteri dinyatakan sebanding dengan jumlah bakteri
yang ada. Jika ada 1000 bakteri saat ini, lalu 12 menit kemudian bertumbuh menjadi 2000 bakteri.
Berapa lamakah bakteri tersebut menjadi 1.000.000?
Jawab:
dA
Misal A = jumlah bakteri saat t, t = waktu, k = konstanta, dan
= laju pertumbuhan bakteri,
dt
dA dA
maka laju pertumbuhan bakteri dinyatakan sebagai = k.A atau = k dt.
dt A
Kedua ruas diintegralkan menjadi:
menghasilkan ln A = kt + C1 atau A = ekt +C1 = ekt e C1
dA
∫ = ∫ k dt
A

Jika eC1 = C, didapat persamaan A = C e kt


0
Untuk t = 0 dan A = 1000, maka 1000 = C.e , didapat C = 1000
Untuk t = 12, A = 2000, dan C = 1000, maka

24
ln 2
= 2 → 12k = ln 2 → k =
12 k 12 k
2000 = 1000.e sehingga e = 0,05776
12
Jadi untuk A = 1.000.000, C = 1.000, dan k = 0,05776,
1.000.000 = 1.000 e0,05776 t → e0,05776 t = 1000 → 0,05776 t = ln 1000
ln 1000
t= = 119, 6. Jadi waktu yang diperlukan = 119, 6 menit
0,05776
0,0001t
2. Sebatang besi panjangnya L meter pada suhu t dengan persamaan L = 60 e . Hitung
0 0
pertambahan panjang batang besi tersebut jika suhunya berubah dari 0 menjadi 25 .
Jawab:
0,0001t dL 0,0001t
L = 60 e turunannya adalah = 60 e . 0,0001
dt
0,0001t
Jadi perubahan panjang terhadap suhu dL = 0,006 e dt
0 0 0 0 0
Diketahui t1 = 0 , t2 = 25 , maka dt = 25 – 0 = 25 , maka
0,0001x0
dL = 0,006 e 25 = 0,150 meter

5.4 Fungsi Inversi Trigonometri


Definisi untuk fungsi inversi trigonometri sebagai berikut:
a. y = arc sin x jika dan hanya jika siny = x untuk – π/2 ≤ y ≤ π/2
b. y = arc cos x jika dan hanya jika cos y = x untuk 0≤y≤π
c. y = arc tan x jika dan hanya jika tan y = x untuk – π/2 < y < π/2
d. y = arc cot x jika dan hanya jika cot y = x untuk 0<y<π
e. y = arc sec x jika dan hanya jika sec y = x untuk – π ≤ y ≤ – π/2, 0 ≤ y < π/2
f. y = arc csc x jika dan hanya jika csc y = x untuk – π ≤ y ≤ – π/2, 0 < y ≤ π/2

a. Turunan Fungsi y = arc sin x


dy 1
y = arc sin x → sin y = x, kedua ruas diturunkan cos y dy = dx atau =
dx cos y

sin y = x dan cos y = 1− x 2


1 dy 1 1
x maka, = =
dx cos y
y 1− x2
dy 1
1− x 2 Jadi untuk y = arc sin x turunannya adalah =
dx
1− x2
dy 1 du
Secara umum y = arc sin u turunannya adalah =
dx 2 dx
1− u

b. Turunan Fungsi y = arc cos x


dy −1
y = arc cos x → cos y = x, kedua ruas diturunkan – sin y dy = dx atau =
dx sin y

1 cos y = x dan sin y = 1 − x 2


1− x 2 dy −1 −1
maka, = =
y x dx sin y
1− x2
dy −1
Jadi untuk y = arc cos x turunannya adalah =
dx
1− x 2

dy 1 du
Secara umum y = arc cos u turunannya adalah = –
dx 2 dx
1− u

25
c. Turunan Fungsi y = arc tan x
dy 1
y = arc tan x → tan y = x, kedua ruas diturunkan sec y dy = dx atau
2
=
dx sec 2 y

x2 + 1
tan y = x dan sec y = x2 + 1
x
dy 1 1
y 1 maka, = =
dx sec 2 y 2
x +1
dy 1
Jadi untuk y = arc tan x turunannya adalah =
dx 2
x +1
dy 1 du
Secara umum y = arc tan u turunannya adalah =
dx 2
u + 1 dx
d. Turunan Fungsi y = arc cot x
dy −1
y = arc cot x → cot y = x, kedua ruas diturunkan csc y dy = dx atau
2
=
dx csc 2 y

x2 + 1 cot y = x dan csc y = x2 + 1


1 dy −1 −1
maka, = =
y x dx csc 2 y 2
x +1

dy 1
Jadi: y = arc cot x turunannya adalah = –
dx 2
x +1
dy 1 du
Secara umum y = arc cot u turunannya adalah = –
dx 2
u + 1 dx
e. Turunan Fungsi y = arc sec x
dy 1
y = arc sec x → sec y = x, kedua ruas diturunkan sec y tan y dy = dx atau =
dx sec y tan y

x sec y = x maka tan y = x2 − 1


x2 − 1 dy 1 1
= =
y 1 dx sec y tan y
x x2 − 1
dy 1
Jadi: y = arc sec x turunannya adalah =
dx
x x2 − 1
dy 1 du
Secara umum y = arc sec u turunannya adalah =
dx dx
u u2 − 1

f. Turunan Fungsi y = arc csc x


dy −1
y = arc csc x → csc y = x, kedua ruas diturunkan – csc y cot y dy = dx atau =
dx csc y cot y

x csc y = x maka cot y = x2 − 1


1 dy −1 −1
= =
y x2 − 1 dx csc y cot y
x x2 − 1

dy 1
Jadi: y = arc csc x turunannya adalah = –
dx
x x2 − 1
dy 1 du
Secara umum y = arc csc u turunannya adalah = –
dx dx
u u2 − 1

26
Contoh : Tentukan turunan dari
 1+ x  x
1. y = arc cot   2. y = x a 2 − x 2 + a 2 arc sin
 1− x  a
Jawab:
dy 1 du
1. Menurut rumus jika y = arc cot u maka = –
dx 2
u + 1 dx
1+ x du 2 1 1 1 − 2x + x 2
Misal u = maka = dan = =
1− x dx 1 − 2x + x 2 u2 + 1  1+ x 
2 2(1 + x 2 )
  +1
 1− x 
dy 1 − 2x + x 2 2 1
= – = −
dx 2
2(1 + x ) 1 − 2x + x 2 1+ x 2

(a − x 2 ) −1/ 2 ( −2x ) + a 2
dy 1 2 1 1
2. = a2 − x 2 + x
dx 2 x 2 a
1− ( )
a
x2 a2 2 (a 2 − x 2 )
= a2 − x 2 – + = = 2 a2 − x 2
a2 − x 2 a2 − x 2 a2 − x2

5.5 Fungsi Hiperbolik


a. Definisi fungsi hiperbolik
e x − e −x
1. Sinus hiperbolik : sinh x =
2
e + e −x
x
2. Cosinus hiperbolik : cosh x =
2
sinh x e x − e −x
3. Tangent hiperbolik : tanh x = =
cosh x ex + ex
cosh x e x + e −x
4. Cotangent hiperbolik : coth x = =
ex − ex
sinh x
1 2
5. Secant hiperbolik : sech x = =
cosh x e + e− x
x
1 2
6. Cosecant hiperbolik : csch x = =
sinh x e − e− x
x

Persamaan dasar mirip dengan fungsi trigonometri biasa:


Fungsi Hiperbolik Fungsi Trigonometri
1 1
a. tanh x = tan x =
coth x cot x
2 2 2 2
b. cosh x – sinh x = 1 cos x + sin x = 1
2 2 2 2
c. 1 – tanh x = sech x 1 + tan x = sec x
2 2 2 2
d. 1 – coth x = – csch x 1 + cot x = csc x

b. Turunan Fungsi Hiperbolik


e x − e −x dy e x + e −x
a. y = sinh x = = = cosh x
2 dx 2
e + e −x
x dy e x − e −x
b. y = cosh x = = = sinh x
2 dx 2
2
e x − e −x dy  2 
c. y = tanh x = =   = sech2 x
 x 
ex + ex dx  e + e−x 

27
2
e x + e −x dy  2 
d. y = coth x = = −   = – csch2 x

ex − ex dx  ex − e− x 
2 dy 2 e x − e −x
e. y = sech x = =– = – sech x tanh x
e + e− x
x dx ex + e− x e x + e − x
2 dy − 2 (e x + e − x )
f. y = csch x = = = – csch x coth x
x −x ( e x − e − x )2
e −e dx
Secara umum:
dy du dy du
a. y = sinh u → d. y = coth u →
2
= cosh u = – csch u
dx dx dx dx
dy du dy du
b. y = cosh u → = sinh u e. y = sech u → = – sech u tanh u
dx dx dx dx
dy du dy du
y = tanh u → f. y = csch u →
2
c. = sech u = – csch u coth u
dx dx dx dx

Contoh : Tentukan turunan dari


2 dy 2 2
1. y = tanh (1 – x ) Jawab : = – 2x sech (1 – x )
dx
dy cosh x
2. y = ln (sinh x) Jawab : = = coth x
dx sinh x
4x + 1 dy 4 4x + 1
3. y = tanh ( ) Jawab : = sec h 2 ( )
5 dx 5 5

5.6 Fungsi Inversi Hiperbolik


dy 1 du
1. y = arc sinh u =
dx 2 dx
u +1
dy 1 du
2. y = arc cosh u =
dx dx
u2 − 1
dy 1 du
= dimana u < 1
2
3. y = arc tanh u
dx 1 − u2 dx
dy 1 du
= dimana u > 1
2
4. y = arc coth u
dx 1 − u2 dx
dy 1 du
5. y = arc sech u = dimana 0 < u < 1
dx 2 dx
u 1− u
dy −1 du
6. y = arc csch u = dimana u ≠ 0
dx 2 dx
u 1+ u

Contoh :
dy 1 du
1. Buktikan jika y = arc sinh u, turunannya =
dx dx
u2 + 1
du dy dy 1 du
Bukti: Misal u = sinh y, maka = cosh y atau =
dx dx dx cosh y dx

1+ u2 = u2 + 1
2 2 2
cosh y = 1 + sinh y = 1 + u maka cosh y =
dy 1 du
Jadi = terbukti
dx dx
u2 + 1

28
TUGAS MANDIRI BAB V

Tugas Subbab 5.2


A. Tentukan turunan dari:
2 2
1. y = ln {(4x + 3) (2x – 1)} 6. y = ln cos x
3 2 2
2. y = ln (x + 2) (x + 3) 7. y = (x – 2) ln sin x
x4
3. y = ln 8. xy + y ln x – ln y = 0
(3 x − 4 )2
3 2 3
4. y = {ln (x – 4) } 9. xy (ln y + ln x) = 1
2
5. y = ln x ( x 3 + 3) 10. y = (ln x 2 ) x

B. Tentukan turunan dari fungsi-fungsi berikut

x2 + 1 x 2 ( x 2 − 3 )2
1. y = 3. y = 3
x2 − 1 x 2 − 3x + 5
3 2
x +1 x (1 − x 2 )2
2. y = 4. y =
x3 − 4 1+ x 2

C. Tentukan turunan dari


a 2
1. y = log (3x – 5) 4. y = log (ln x)
3
2. y = log (2x + 5)2
3
5. y = ln (log x)
5 2
3. y = log sin x

Tugas Subbab 5.3


a. Tentukan turunan dari fungsi berikut
2
1. y = e x 4. y = e −x sin 2x
2
2, y = e x ln x 5. y = e −x ln x
e x − e −x e ax − e −ax
3. y = 6. y =
ex + e−x e ax + e − ax

b. Tentukan turunan dari


x 2x − 1
1. y = 5 3. y =
2x + 1
2
4. Y = ( 4 x 2 − 3 x ) 3 x
2 x
2. y = x 3
c. Tentukan turunan dari
7. y = 53x − 4
x
1. y = ( x 2 + 1)sin x 4. y = 3 10. y = x e + e x
−x2
2. y = x e 5. y = ( x 2 − 3) x +1 8. y = x ln x
2 2
3. y = (2x − 1) x + 4 6. y = (ln x 2 )2x + 3 9. y = ( x 2 + 1)10 + 10 x +1
d. Soal esai:
Laju pertumbuhan penduduk di suatu kota dinyatakan sebanding dengan jumlahnya pada setiap saat.
Jika jumlah penduduk bertambah dari 40.000 menjadi 60.000 dalam 40 tahun, kapankan jumlah
penduduk mencapai 100.000?

29
Tugas Subbab 5.4
Tentukan turunan dari
2 x
1. y sin x + y = arc tan x 5. y = ln ln sec 2x 9. y = arc sin e
x x x2 − 4 1 x
2. y = – arc sin 6. y = + arc sec 10. y = arc sin x
a 2 2 2
a2 − x2 x
2 2 sin x x
3. y = x arccos 7. y = x 11. ln (x+y) = arc tan
x y
3
4. y = arc tan 8. y = arc sin (x-1)
x

Tugas Subbab 5.5


A. Buktikan
x 2 2
1. cosh x + sinh x = e 6. cosh 2x = cosh x + sinh x
-x
2. cosh x – sinh x = e 7. sinh 2x = 2 sinh x cosh x
1 cosh x − 1
3. sinh 2 x = 8. sinh (x + y) = sinh x cosh y + cosh x sinh y
2 2
2 tanh x
4. tanh 2x = 9. cosh (x + y) = cosh x cosh y + sinh x sinh y
1 + tanh 2 x
1 cosh x + 1
5. cosh2 x=
2 2

B. Tentukan turunan dari


2 2 2
1. y = x sech x 4. y = csch (x + 1)
x
2. y = ln cosh x 5. y = a cosh
a
1
3. y=
tanh x + 1

Tugas Subbab 5.6


1. Buktikan turunan fungsi inversi hiperbolik no 2 – 6 di atas.
2. Buktikan persamaan 8 – 10

30
BAB VI
TURUNAN FUNGSI BEBERAPA VARIABEL

6.1 Geometri Fungsi Dua Variabel


Persamaan z = f(x, y) atau F(x, y, z) = 0 bila dilukiskan pada ruang 3 dimensi dengan sistem koordinat
XYZ, umumnya berbentuk permukaan. Untuk melukiskan permukaan, perlu diperhatikan 4 hal, yaitu:
1. Daerah definisi dan rentang fungsi f tersebut.
2. Sifat simetri fungsi f tersebut.
3. Kurva perpotongan dengan bidang koordinat (XOY, XOZ, dan YOZ) dengan memasukkan
• nilai z = 0 untuk mendapatkan kurva perpotongan permukaan dengan bidang XOY
• nilai y = 0 untuk mendapatkan kurva perpotongan permukaan dengan bidang XOZ
• nilai x = 0 untuk mendapatkan kurva perpotongan permukaan dengan bidang YOZ
4. Perpotongan dengan bidang lainnya, misal dengan bidang sejajar bidang XOY pada jarak z0 didapat
dengan memasukkan z = z0, bidang sejajar bidang XOZ pada jarak y0 didapat dengan memasukkan
y = y0, atau bidang sejajar bidang YOZ pada jarak x0 didapat dengan memasukkan x = x0. Kurva
perpotongan disebut level kurva dan proyeksinya pada bidang koordinat disebut garis kontur.
Contoh :
2 2
a. Gambarkan permukaan 4 x + y = z
2 2
Jawab : Pers. tsb diubah menjadi z = 4 x + y Dalam bentuk z = f(x, y), daerah definisi Df adalah
bidang XOY. Nilai z selalu positip sebab variabel x dan y dalam bentuk kuadrat. Rentang fungsi Rf
adalah z ≥ 0. Level kurva didapat dari persamaan 4x + y = c dimana c bilangan riel > 0, ini
2 2
2
persamaan elips pada z = c. Untuk y = 0, didapat z = 4 x yaitu persamaan parabola pada bidang
2
XOZ. Untuk x = 0, didapat z = y yaitu persamaan parabola pada bidang YOZ.
Bentuk lukisannya sebagai berikut:
Z
Pada z = c, kurva berbentuk elips

2
Pada y = 0, z = 4 x , dan
Permukaan ini disebut 2
x = 0, z = y , kurva berbentuk
paraboloida eliptik
parabola
Y

X
Z
Gambar 6.1 Paraboloida Eliptik
2 2 2 2
b. Gambarkan permukaan x + y + z = r
Jawab : Persamaan itu dilukiskan sebagai bola dengan pusat di Y
(0,0,0) dan jari-jari r. Untuk x = 0, persamaan memotong bidang X (0, 0, 0)
2 2 2
YOZ menjadi y + z = r berupa lingkaran, untuk y = 0
2 2 2
memotong bidang XOZ menjadi x + z = r berupa lingkaran,
2 2 2
untuk z = 0 memotong bidang XOY menjadi x + y = r berupa Gambar 6.2 Bola pusat
lingkaran. di (0, 0, 0) dan jari-jari r
x2 y2 z2
c. Gambarkan permukaan + + = 1 dimana a, b, dan c positip, dan a = b
a2 b2 c 2
Jawab : Z
Perpotongannya dengan bidang koordinat
x2 y2
• XOY, dengan z = 0 adalah + =1 Y
a2 b2
a = b, membentuk persamaan lingkaran X (0, 0, 0)
x2 z2
• XOZ, dengan y = 0 adalah + =1
a2 c2 Gambar 6.3 Elipsoida
y2 z2 berpusat di (0, 0, 0)
• YOZ, dengan x = 0 adalah + =1
b2 c2
keduanya membentuk persamaan elips. Jadi persamaan tersebut berbentuk elipsoida (elips putaran)

31
x2 y2 z2
d. Gambarkan permukaan + − = 1 dimana a, b, dan c positip, dan a = b
a2 b2 c 2 Z
Jawab : Perpotongan persamaan itu dengan bidang:
x2 y2
• XOY, dengan z = 0 adalah + =1 Y
a2 b2
untuk a = b, membentuk persamaan lingkaran X
x2 z2
• XOZ, dengan y = 0 adalah − =1
a2 c 2
y2 z2 Gambar 6.4 Hiperboloida
• YOZ, dengan x = 0 adalah − =1 berdaun satu
b2 c 2
keduanya membentuk persamaan hiperbola. Dengan demikian persamaan tersebut
dilukiskan berbentuk hiperboloida berdaun satu.
Z
2
e. Gambarkan permukaan z = y
Jawab : Persamaan itu tidak memiliki variabel x, artinya
nilai x dapat diambil sembarang. Perpotongan dengan Y
2
bidang YOZ dengan x = 0 tetap adalah z = y yaitu
X
berupa parabola. Permukaannya berbentuk silinder
parabolik Gambar 6,5 Silinder
parabolik
Z
z2 y 2 x2
f. Gambarkan permukaan − − = 1 dimana a, b,
c 2 b2 a2
Y
dan c positip, dan a = b
Jawab: Persamaan tersebut menghasilkan gambar X
sebagaimana tercantum di samping. Jelaskan sendiri
penyelesaiannya.
Gambar 6.6 Hiperboloida
berdaun dua
Z

x2 y2 z2
g. Gambarkan permukaan + = dimana a, b, Y
a2 b2 c2
dan c positip, dan a = b X
Jawab : Persamaan tersebut menghasilkan gambar
sebagaimana di samping.
Jelaskan sendiri penyelesaiannya. Gambar 6.7 Kerucut eliptik

6.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Variabel


Turunan parsial dari fungsi z = f(x, y) adalah:
 ∂z 
  = turunan parsial dari fungsi z terhadap x di T(xt, yt, zt) dimana y dianggap konstan
 ∂x  T
 ∂z 
  = turunan parsial dari fungsi z terhadap x di T(xt, yt, zt) dimana x dianggap konstan
 ∂y  T
Contoh:
Tentukan turunan parsial dari:
2 2 ∂z ∂z
a. z = x + y Jawab : = 2x dan = 2y
∂x ∂y
∂z ∂z
b. z = xy Jawab : = y dan =x
∂x ∂y

32
6.3 Turunan Parsial Lebih Tinggi
Turunan parsial tingkat dua fungsi z = f(x, y) terbagi atas 4 macam, yaitu:

∂ 2f ∂  ∂f  ∂2f ∂  ∂f 
1. =   3. =  
∂x 2 ∂x  ∂x  ∂x ∂y ∂x  ∂y 

∂2f ∂  ∂f  ∂2f ∂  ∂f  ∂2f ∂2f


2. =   4. =   catatan : =
∂y 2 ∂y  ∂y  ∂y ∂x ∂y  ∂x  ∂x ∂y ∂y ∂x

Turunan parsial tingkat tiga fungsi z = f(x, y) terbagi atas 8 macam, yaitu:

∂3f ∂  ∂  ∂f  ∂3f ∂  ∂  ∂f   ∂3f ∂  ∂  ∂f  


1. =    4. =    7. =   
∂x 3 ∂x  ∂x  ∂x  2
∂ x ∂y ∂x  ∂x  ∂y   2
∂x ∂ y ∂x  ∂y  ∂y  

∂3f ∂  ∂  ∂f   ∂3f ∂  ∂  ∂f  ∂3f ∂  ∂  ∂f 


2. =    5. =    8. =   
∂y 3 ∂y  ∂y  ∂y   2
∂ y ∂x ∂y  ∂y  ∂x  2
∂y ∂ x ∂y  ∂x  ∂x 

∂3f ∂  ∂  ∂f  ∂3f ∂  ∂  ∂f  
3. =    6. =   
∂x ∂y ∂x ∂x  ∂y  ∂x  ∂y ∂x ∂y ∂y  ∂x  ∂y  
Contoh soal :
Tentukan semua turunan parsial tingkat dua untuk fungsi:
2 ∂z 2 ∂z
a. z = x sin y Jawab := sin y dan = 2 x sin y cos y = x sin 2y
∂x ∂y

∂ 2z ∂ 2z ∂ 2z ∂ 2z
= 0, = 2x cos 2y, = 2 sin y cos y = sin 2y, dan = sin 2y
∂x 2 ∂y 2 ∂x ∂y ∂y ∂x

∂z ∂z ∂ 2z 2
b. z = sin (xy) Jawab : = y cos (xy) dan = x cos (xy), = – y sin (xy),
∂x ∂y ∂x 2

∂ 2z 2 ∂ 2z ∂ 2z
= – x sin (xy), = cos (xy) – xy sin (xy), dan = cos (xy) – xy sin (xy)
∂y 2 ∂x ∂y ∂y ∂x

6.4 Turunan Fungsi Implisit

Persamaan f(x,y,z) = 0 adalah fungsi implisit dalam ruang tiga dimensi. Untuk menghitung dz maka
dx
dz
variabel z dan x diturunkan terhadap x dengan menganggap y konstan, dan untuk menghitung maka
dy
variabel z dan y diturunkan terhadap y dengan menganggap x konstan.

Contoh:
dz
1. Hitung dz dan
2 2 3
dari persamaan implisit xyz + x z – 2y z – xy + 2 = 0
dx dy
Jawab : yz + xy dz + 2xz + x dz – 6y z dz – y = 0
2 2 2
dx dx dx
2 dz2 2 dz y − yz − 2 xz
(xy + x – 6y z ) = y – yz – 2xz maka =
dx dx xy + x 2 − 6 y 2 z 2

dz 2 dz 3 2 2 dz
xz + xy +x – 4yz – 6y z –x=0
dy dy dy
2 2 2 dz 3 dz x − xz − 4 yz 3
(xy + x – 6y z ) = x – xz – 4yz maka =
dy dx xy + x 2 − 6 y 2 z 2

33
dz
2. Hitung dz dan
2 2 2 2
dari persamaan implisit xy sin z + x cos z – y – xy = 0
dx dy
Jawab : y sin z + xy cos z dz + 2xcos z – 2x cos z sin z dz – y = 0
2 2 2 2
dx dx
2 2 dz 2 2
(xy cos z – 2x cos z sin z) = y – y sin z – 2xcos z
dx
y − y 2 sin z − 2 x cos 2 z
maka dz =
dx xy 2 cos z − 2 x 2 cos z sin z

2dz 2 dz
2xy sin z + xy cos z – 2x cos z sin z – 2y – x = 0
dy dy
2 2 dz
(xy cos z – 2x cos z sin z) = x – 2xy sin z + 2y
dy
x − 2 xy sin z + 2 y
maka dz =
dx xy cos z − 2 x 2 cos z sin z
2

6.5 Bidang Singgung dan Garis Normal


Persamaan bidang yang menyinggung fungsi z = f(x, y) di titik T (x0, y0, z0) adalah:
 ∂z   ∂z 
z − z o =   ( x − x o ) +   ( y − y o ) garis normal

 T
x  ∂y  T bidang
singgung
Sedangkan, persamaan garis normalnya adalah:
X = (x o, yo , zo ) + t N T(x0, y0,
dimana: z)
X = vektor garis normal
t = parameter bidang permukaan
 ∂z   ∂z  z = f(x, y)
N = (1, 0,   ) X (0, 1,  
 ∂x  T  ∂y  T Gambar 6.8 Bidang Singgung
X = perkalian cross (silang) vektor dan Garis Normal

Contoh:
3 2 3 2
Diketahui bidang permukaan z = x + x y + y + y x + 1. Tentukan :
a. Persamaan bidang singgung melalui titik T (1, 1, 5) pada permukaan tersebut.
b. Persamaan garis normal
Jawab:
∂z 2 2  ∂z 
a. = 3x + 2xy + y maka   = 3 + 2 + 1 = 6
∂x  ∂x  T
∂z 2 2  ∂z 
= x + 3y + 2xy maka   = 1 + 3 + 2 = 6
∂y  ∂y  T
maka persamaan bidang singgung:
 ∂z   ∂z 
z − z o =   ( x − x o ) +   ( y − y o )

 T
x  ∂y  T
z – 5 = 6 (x – 1) + 6 (y – 1) maka z = 6x + 6y – 7
b. Persamaan garis normal : X = ( x o , y o , z o ) + t N
 ∂z   ∂z 
N = (1, 0,   ) X (0, 1,   = (1, 0, 6) X (0, 1, 6)
 ∂x  T  ∂y  T
i j j
= 1 0 6 = – 6i – 6j + k = (– 6, – 6, 1)
0 1 6

Jadi X = (1, 1, 5) + t (– 6, – 6, 1) dengan t = parameter

34
6.6 Menentukan Jenis Titik Ekstrim
Jika titik T (x0, y0, z0) adalah titik stasioner dari fungsi z = f (x, y) dan berlaku
 ∂z   ∂z 
  = 0 dan   = 0
 ∂x  T  ∂y  T
serta diskriminan fungsi f = ∆, dimana
2
∂ 2f ∂ 2f  ∂2f 
∆ = –  
 ∂x ∂y 
∂x 2 ∂y 2  

maka berlaku ketentuan sebagai berikut:


∂ 2f ∂ 2f
1. Jika di T berlaku ∆ > 0, dan < 0 atau < 0, maka T adalah titik maksimum
∂x 2 ∂y 2
∂2f ∂2f
2. Jika di T berlaku ∆ > 0, dan > 0 atau > 0, maka T adalah titik minimum
∂x 2 ∂y 2
3. Jika di T berlaku ∆ < 0, maka T bukan titik ekstrim
4. Jika di T berlaku ∆ = 0, maka tidak dapat ditarik kesimpulan mengenai T
2 2
Contoh : Tentukan titik-titik ekstrim dan jenisnya dari persamaan z = x + y
Jawab: Hitung turunan parsialnya, yaitu:

∂z ∂ 2z ∂2z
= 2x =0 =2
∂x ∂y ∂x ∂x 2
∂z ∂ 2z ∂ 2z
= 2y =0 =2
∂y ∂x ∂y ∂y 2
2
∂2f ∂2f  ∂2f 
∆ = –   = 2.2 – 0 =4>0
 ∂x ∂y 
∂x 2 ∂y 2
 
∂z ∂z
Titik stasioner didapat dari = 0 dan = 0, diperoleh 2x = 0 atau x = 0 dan 2y = 0 atau y = 0,
∂x ∂y
2 2
sedangkan z = x + y = 0 + 0 = 0. Jadi titik stasioner (0, 0, 0). Tentukan jenis titik stasioner ini,
∂ 2z
maksimum atau minimum. Di titik (0, 0, 0) diperoleh ∆ = 4 > 0, = 2 > 0 maka sesuai ketentuan di
∂x 2
atas, disimpulkan titik tersebut minimum.

6.7 Turunan Parsial Fungsi Parameter


Jika diketahui suatu fungsi z = f (x, y) dimana x = f(t) dan y = f(t) maka turunan parsial z terhadap
parameter t adalah:
∂z ∂z ∂x ∂z ∂y
= +
∂t ∂x ∂t ∂y ∂t
Contoh
∂z 2 2 2
1. Tentukan jika z – 3xy + 2yz + 5 = 0, x = t – 5t +7, dan y = sin t
∂t

Jawab : Persamaan di atas adalah persamaan implisit. Diturunkan diperoleh:


∂z ∂z ∂z ∂z 3y
2z – 3y + 2y =0 → (2z + 2y) = 3y → =
∂x ∂x ∂x ∂x 2z + 2 y
∂z ∂z ∂z ∂z 3 x − 2z
2z – 3x + 2z + 2y =0 → (2z + 2y) = 3x – 2z → =
∂y ∂y ∂y ∂y 2z + 2 y

35
∂x ∂y
x = t – 5t +7 → = 2t – 5 dan y = sin t →
2 2
= 2 sin t cos t = sin 2t
∂t ∂t
∂z ∂z ∂x ∂z ∂y 3y 3 x − 2z
= + = (2t – 5) + sin 2t
∂t ∂x ∂t ∂y ∂t 2z + 2 y 2z + 2 y
∂z 3 y( 2t − 5 ) (3 x − 2z ) sin 2t
= +
∂t 2z + 2 y 2z + 2 y
2
2. Diketahui suatu persamaan volume silinder v = πR T, dimana R = jari-jari lingkaran
silinder dan T = tinggi silinder Jika pada silinder itu berlaku bahwa tingginya
berkurang dengan kecepatan 0,3 cm/detik, dan jari-jarinya bertambah dengan T
kecepatan 0,5 cm/detik. Hitung kecepatan berubahnya volume silinder pada saat R
tingginya 10 cm dan jari-jari 7 cm. Silinder
2 ∂v ∂v 2
Jawab: v = πR T maka = 2πRT dan = πR sedangkan
∂R ∂T
∂T ∂R
= – 0,3 cm/dt dan = 0,5 cm/dt
∂t ∂t
Jadi kecepatan berubahnya volume silinder
∂v ∂v ∂ R ∂v ∂T 2
= + = 2πRT 0,5 + πR (– 0,3)
∂t ∂R ∂t ∂T ∂t
untuk T = 10 cm dan R = 7 cm maka
∂v 2 3
= 2π 7 10 0,5 – π 7 0,3 = (70 – 14,7) π = 55,3π cm /dt
∂t

6.8 Diferensial Total


Jika z = f (x, y) maka diferensial total dari fungsi tersebut adalah
∂z ∂z
dz = dx + dy
∂x ∂y
Artinya, jika pada x terjadi perubahan sebesar dx dan pada y terjadi perubahan sebesar dy maka pada z
akan terjadi perubahan sebesar dz sebesar persamaan di atas.
Contoh:
1. Di lapangan akan dibuat empat persegi panjang dengan panjang 421 m dan lebar 314 m, setelah
dipatok dan diukur kembali, diperoleh data baru panjangnya berubah menjadi 421,02 m dan lebarnya
menjadi 313,97 m. Berapa perubahan (kesalahan) yang terjadi pada luasnya?
Jawab:
Luas = panjang x lebar. Misal Luas = L, panjang = x, dan lebar = y, maka L = xy
∂L ∂L
= y dan = x, dx = 421,02 – 421 = 0,02 m dan dy = 313,97 – 314 = – 0,03 m
∂x ∂y
∂L ∂L 2
dL = dx + dy = y dx + x dy = 314 . 0,02 + 421 (– 0,03) = – 6,35 m
∂x ∂y

2. Tentukan nilai taksiran ( 4,02)1,1 sampai 3 desimal. Jawab :


Ambil harga bulat, x = 4 maka dx = 4,02 – 4 = 0,02
dan y = 1 maka dy = 1,1 – 1 = 0,1
y
Fungsi tersebut adalah z = x
∂z ∂z
= y x y −1 = 1. 4 = 1 dan
0 y 1
turunan parsialnya = x ln x = 4 ln 4 = 4 ln 4
∂x ∂y
∂z ∂z
dy = y x y −1 dx + x ln x dy = 1. 0,02 + 4 ln 4. 0,1 ≈ 0,575
y
dz = dx +
∂x ∂y

Jadi ( 4,02)1,1 = 4 + dz = 4 + 0,575 = 4,575


1

1,1
Check : 4,02 = 4,620071092

36
TUGAS MANDIRI BAB VI

Tugas Subbab 6.3


Tentukan turunan parsial untuk fungsi berikut:
2 2 2
1. z = x sin y 4. z = x + 3xy + y 7. z = x cos y – y cos x
y
x2 + y2
y
2. z = ln 5. z = arctan 8. z = x
x
x x y
3. z = 6. z = −
y2 y2 x2
∂z ∂z
9. Diketahui z = x 2 + y 2 , buktikan x +y =z
∂x ∂y
∂z ∂z
10. Diketahui z = ln x 2 + y 2 , buktikan x −y =1
∂x ∂y
Tugas Subbab 6.4
Tentukan turunan parsial tingkat dua dan tiga untuk semua soal 1 – 8 di atas
Tugas Subbab 6.5
∂z ∂z 2 3
1. Tentukan turunan dan dari ysin(xz) – 2 tan x + y cos x + xsin z = 0
∂x ∂y

x 2z y x ∂z ∂z
2. Diketahui persamaan = xy – xz + yz. Tentukan turunan dan
e y + z log xy ∂x ∂y

2 2
3. Diketahui suatu persamaan implisit x z – 3yz = – 2

∂z ∂z ∂ 2 z ∂ 2 z ∂ 2z
Hitung , , , , di titik (1, 1, 1)
∂x ∂y ∂x 2 ∂y 2 ∂y ∂x

Tugas Subbab 6.6


x+y
1. Diketahui persamaan z = dan titik T (1, 1, 2) terletak pada permukaan tersebut.
x
Tentukan persamaan bidang singgung dan persamaan garis normal yang melalui T.
3 2
2. Idem, persamaan z = x – 2xy + y dan titik T (1, – 1, 4)

3. Idem, persamaan z = x2 + y2 dan titik T (4, – 3, 5)


x y
4. Idem, persamaan z = − dan titik T (1, – 1, 2)
y 2 x2
x
5. Idem, persamaan z = dan titik T (2, – 1, 2)
y2
Tugas Subbab 6.7
1. Tentukan nilai ekstrim dan jenisnya (jika ada) untuk fungsi-fungsi berikut:
3 2 3 2 2 2
a. z = x + x y – 2y + 3y d. z = 2x – y + 20x – 11y
3 3 2 2 2 2 3
b. z = x + y + x – 5y – x + 3y e. z = 4xy – 2x y – x volume 108 cm
2 2
c. z = x + y + 3xy
Z
3
2. Akan dibuat sebuah kotak tanpa tutup atas dengan volume 108 cm .
Berapa ukuran kotak tersebut agar luas permukaannya minimum?
Y
X

37
Tugas Subbab 6.8
∂z
1. Tentukan jika
∂t
2 2
a. z = x + 3xy + 5y , x = sin t, dan y = cos t
2 2 -t t
b. z = ln (x + y ), x = e , dan y = e
2. Jika pada suatu kerucut berlaku bahwa tingginya berkurang dengan kecepatan 0,2 cm/detik, jari-jari
bertambah dengan kecepatan 0,3 cm/detik. Hitung kecepatan berubahnya volume kerucut pada saat
tingginya 15 cm dan jari-jari 10 cm.
Petunjuk : Volume kerucut v = 1 π x 2 y , dimana x = jari-jari lingkaran alas kerucut
3
dan y = tinggi kerucut.
∂V ∂V ∂x ∂V ∂y
Kecepatan berubahnya volume = = +
∂t ∂x ∂t ∂y ∂t

Tugas Subbab 6.9


1. Tentukan diferensial total dari
2 2
c. z = e x − y
3
a. z = x y + 2xy
y −1
b. z = arctan d. z = x ( x 2 + y 2 ) 2
x
2. Akan dibuat segitiga siku-siku seperti gambar dengan x = 6 meter z
dan y = 8 meter. Pada pengukuran x terdapat kesalahan 0,25 cm x
dan pada pengukuran y terdapat kesalahan – 0,125 cm. y
Berapa kesalahan pada z?
C
3. Dalam suatu pengukuran untuk menentukan luas segitiga ABC,
diperoleh data sbb:
x = 152 m dengan kesalahan dx = 2 cm y
y = 210 m dengan kesalahan dy = 2 cm
θ = 60 dengan kesalahan dθ = 0,5 .
o o
A θ x B
Jika luas L = 1 x y sin θ, tentukan besar kesalahan luas dL
2
dengan menggunakan perhitungan diferensial total
∂L ∂L ∂L
dL = dx + dy + dθ
∂x ∂y ∂θ
Catatan: besaran sudut harus diubah dalam bentuk radian

38
Sumber Pustaka
1. Purcell, E.J., dan D. Varberg, 1987, Kalkulus dan Geometri Analitis, Jilid 1, Alih Bahasa: I.N. Susila, B.
Kartasasmita, dan Rawuh, Penerbit Erlangga, Jakarta
2. Soemartojo, N., 1988, Kalkulus, Penerbit Erlangga, Jakarta

39

Anda mungkin juga menyukai