Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Revolusi Industri dalam bidang Pariwisata

Dewi Juliyanti Silaen-21S16029

Connecting Paper 3

Revolusi industri merupakan suatu perubahan besar yang cepat dan radikal yang
mempengaruhi corak kehidupan manusia. Sejarah mencatat sekitar tahun 1800-1900
merupakan periode Revolusi Industri 1.0. salah satu sector industri yang mengawali Revolusi
Industri 1.0 yaitu industri transportasi. Sebelum revolusi industry barang-barang hasil
produksi diangkut dengan mengunakan tenaga hewan. Namun setelah ditemukannya mesin
uap dan kapal uap proses pengiriman barang produksi ke lokasi yang jauh bisa menggunakan
kapal laut dan kereta api.

Pada periode revolusi industri 2.0 terjadi kemajuan industri yang sangat cepat di Inggris,
Jerman, Amerika, Perancis, dan Jepang dan menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika.
Revolusi Industri 2.0 dikenal juga dengan revolusi teknologi dimana dalam periode ini
terjadi lompatan besar dan radikal dalam perkembangan teknologi dan budaya masyarakat
yang berlangsung sekitar tahun 1900-1960 yang bercirikan dengan ditemukannya mekanisasi
system produksi missal dengan menggunakan jalur perakitan yang lebih efektif dan efisien
antara lain periode awal teknologi listrik yaitu penemuan arus listrik AC dan DC yang
difungsikan untuk pembuatan motor listrik (elektrifikasi).

Perkembangan zaman mendorong kita untuk melakukan inovasi. Dan berikutnya muncullah
revolusi industri 3.0 yang diawali dengan munculnya teknologi informasi dan elektronik yang
masuk ke dalam dunia industri yaiut system otomatisasi berbasis computer dan robot.
Peralatan industri sudah tidak lagi dikendalikan oleh manusia, namun sudah dikendalikan
oleh computer atau lebih dikenal dengan istilah komputerisasi.

Tibalah saatnya kita memasuki revolusi industri 4.0 yaitu era yang ditandai dengan adanya
konektivitas manusia, data, dan mesin dalam bentuk virtual atau dikenal dengan cyber
physical. Perkembangan revolusi industri membawa perubahan yang sangat cepat. Pada era
ini ada pergeseran trend inovasi ke arah teknologi digital. Kehadiran revolusi industry 4.0
akan mengancam lini usaha yang ada, karena profesi dan lapangan kerja digantikan oleh
system otomatis dan robot. Penggunaan tenaga robot berdampak pada biaya yang lebih
murah, efektif dan efisien
Di era industri 4.0 saat ini akan banyak peluang-peluang yang bisa dikembangkan dan akan
banyak mengubah industri dan karakter pekerjaan, untuk bisa bersaing di era ini kita harus
bisa membaca dan responsif terhadap perubahan dan membekali diri dengan keterampilan
terkini. Di sisi lain pada saat yang sama kehadiran revolusi industry 4.0 akan mengancam lini
usaha yang ada, karena profesi dan lapangan kerja digantikan oleh system otomasi dan robot.
Penggunaan tenaga robot berdampak pada biaya yang lebih murah, efektif dan efisien.
Disruptif teknologi hadir begitu cepat dan banyak perusahaan yang mundur.

Oleh Karena itu hal yang harus kita persiapkan dalam menghadapi revolusi industry 4.0
dengan meningkatkan kompetensi di bidang teknologi digital, kemampuan beradaptasi,
keterampilan berpikir kritis dan kemampuan berinovasi.

Hubungan tentang revolusi industri 4.0 dengan dampak atau implikasi pada sektor pariwisata
yaitu pada sektor pariwisata 4.0 atau tourism 4.0 yaitu revolusi industri sudah menjadi
tuntutan sesuai kebutuhan zaman yang tidak bisa dihindarkan. Pariwisata merupakan industri
yang menjajikan untuk Indonesia sebagai salah satu destinasi unggulan pariwisata
internasional. Pada Maret lalu, Indonesia diwakili oleh Bali masuk ke dalam sepuluh besar
destinasi wisata terbaik dunia menurut TripAdvisor. Untuk terus mendukung keunggulan
pariwisata nasional, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengajak milenial terlibat
dalam Tourism 4.0. Menurut Arief, Pariwisata Indonesia telah memasuki era revolusi industri
4.0. Hal ini ditandai dengan berubahnya perilaku wisatawan yang sangat digital dan semakin
dominannya wisatawan milenial.

“Sekitar 70% wisatawan melakukan search and share melalui platform digital dan lebih dari
50% inbound travellers kita adalah kaum milenial. Untuk itu, milenial harus
memanfaatkan tourism 4.0 sebagai sumber keunggulan kompetitif baru dalam memenangkan
pariwisata di pasar global,” ujar Arief Yahya pada acara Millennials Gathering 2019 di
Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, Kalimantan Timur pada Sabtu (30/03/2019).

Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR-RI melanjutkan bahwa era industri 4.0 akan
mengubah serta mendisrupsi industri pariwisata secara mendasar. Hal ini didorong dengan
terwujudnya ”cost value” atau dikenal dengan “more orless, experience value (personalized)
dan plarform value (resource sharing) yang dapat dinikmati para wisatawan.

“Terwujudnya seamless dan personalized experience didorong dengan adanya peran


teknologi 4.0. Teknologi ini diantaranya big data analytics, artificial intelligence, internet of
things, robotics, augmented reality, cloud computing, dan blockchain. Contoh paling konkret
adalah robotic airport guide/helper yang membantu wisatawan mempercepat proses check-
in dan boarding di bandara,” lajut Arief

Tidak hanya itu, Menpar juga memanfaatkan teknologi augmented reality (AR). Teknologi
ini memungkinkan munculnya pelayanan e-concierge, mobile payment, atau asisten pribadi.
Sementara itu, teknologi virtual reality memungkinkan penyedia jasa pariwisata mengurangi
jumlah brosur. “Cepat atau lambat kemajuan ini akan terjadi di seluruh sektor. Sebagai
persiapan menyambut era industri 4.0 Kemenpar kini sedang menyiapkan platform digital
dengan nama New ITX atau Indonesia Tourism Exchange. Platfom ini menjadi etalase
produk pariwisata berwujud digital untuk mengakomodasi penggiat UMKM kecil, mikro, dan
menengah,” tutup Arief.

Anda mungkin juga menyukai