Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KEBUTUHAN PASAR (MARKET NEED ANALYSIS)

(DPR-02)

Dosen Pembimbing:

Christoper Janwar Saputra Sinaga, S.T., M.AB.

Disusun oleh:

21S16009 Yosua Nadeak

21S16012 Pretti Situmeang

21S16026 Putri Sarah Silitonga

21S16029 Dewi Juliyanti Silaen

21S16043 Immanuel Tampubolon

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN REKAYASA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

2019
1. Market Need Analysis
Berdasarkan laporan DPR-01 tentang market research maka penulis melakukan
penelitian pasar yang merupakan usaha terorganisir untuk mengumpulkan informasi
tentang pasar atau pelanggan. Setelah melakukan market research, langkah selanjutnya
penulis akan melakukan market need analysis yakni melakukan analisis kebutuhan
konsumen atau proses yang terdiri dari pengumpulan data mentah dari pelanggan atau
konsumen, kemudian menginterpretasikan data mentah tersebut kedalam istilah
kebutuhan konsumen, mengelompokan kebutuhan konsumen serta mereflesikan
kedalam hasil dan proses.
Tujuan dari identifikasi kebutuhan konsumen antara lain untuk memastikan
produk terfokus pada kebutuhan konsumen, sebagai dasar dalam penetapan spesifikasi
produk, serta membangun pemahaman bersama tentang kebutuhan konsumen diantara
tim pengembang. Dengan adanya identifikasi kebutuhan konsumen, penulis diharapkan
mampu memahami kebutuhan konsumen sehingga dihasilkan sekumpulan pernyataan
konsumen yang tersusun secara hirarki dengan bobot kepentingan. Menganalisis
kebutuhan pasar merupakan salah satu aktivitas penting yang dijadikan sebagai landasan
untuk melakukan produksi dan berapa produk yang harus disediakan untuk pasar.
Adapun beberapa karakteristik penting yang ingin diperoleh dari analsiis
kebutuhan pasar (market need analysis) dalam merancang sebuah produk antara lain:

a. Analisis Kebutuhan Lansia

Setelah dilakukannya penelitian terhadap pasar atau market research maka ada
Setelah kuisioner disebarkan kepada masyarakat umum maka didapatkan hasil
sebagai berikut:

Keterangan:
- Kursi Roda 1: Kursi roda dengan fitur tambahan meja makan dan dapat
diubah menjadi tempat tidur.
- Kursi Roda 2: Kursi roda dengan fitur tambahan ada tempat untuk buang air
besar dan air kecil.
- Tongkat Cengkram: Tongkat dengan fitur tambahan jari pencengkram
(berfungsi mencapit barang yang jauh) dan alarm pemanggil (jika lansia
membutuhkan sesuatu, tombol alarm ditekan).

50%
43%
40%
29% 28%
30%

20%

10%

0%
kursi roda 1 kursi roda2 tongkat cengkram

persentase

gambar 1. Kebutuhan alat bantu lansia


Dari Gambar 1.diatas, didapatkan bahwa mayoritas responden menjawab
kebutuhan alat pembantu lansia yang paling tinggi adalah tongkat pencengkram
yaitu 43%, selain itu persentase responden memilih produk kursi roda 1 sebesar
29% dan persentase responden memilih kursi roda 2 sebesar 28%. Alasan utama
yang mereka memilih inovasi produk tersebut karena tongkat mudah untuk
digunakan dalam membantu memecahkan beberapa masalah yang dialami lansia
seperti kesulitan dalam menjangkau barang yang jauh akibat sulitnya berjalan.
b. Analisis daya beli pasar (ability to pay)
Ability to pay atau daya beli pasar adalah kemampuan seseorang untuk
membayar jasa/produk yang ditawarkan kepada konsumen dan yang
diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal.
Adapun rentang biaya (ability to pay) yang rela mereka (responden) keluarkan
untuk membeli produk yang kami tawarkan yaitu dapar dilihat pada gambar
grafik dibawah ini.
Rp >500.000 19%

Rp 350.000 - Rp 500.000 27%

Rp 200.000- Rp 350.000 54%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

persentase

Gambar 2. Rentang biaya yang layak dibayarkan menurut responden

Berdasarkan informasi pada gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa dari
100 responden mayoritas memilih rentang biaya yang ingin mereka (responden)
keluarkan dalam membeli produk yang kami tawarkan yaitu Rp 200.000- Rp
350.000 dengan persetanse sebesar 54% kemudian sebesar 27% responden
memilih rentang biaya Rp 350.000 – Rp 500.000 dan 19% responden memilih
rentang biaya sebesar > Rp 500.000.
c. Analisis kemauan untuk membayar (willingness to pay)
Pola permintaan adalah analisis terhadap konsumen dan data permintaan untuk
memprediksi jumlah permintaan yang akan diproduksi dengan lebih baik.
Melalui pola permintaan dapat diprediksi dan menjadi acuan dalam melakukan
produksi. Untuk menentukan permintaan, terlebih dahulu dilakukan penentuan
penyebaran pasar produk tersebut. Penentuan penyebaran pasar produk menjadi
acuan penentuan pola permintaan.
Sehingga dilakukan analisis untuk Willingness To Pay (WTP). Willingness To
Pay adalah kesediaan atau kemauan pelanggan/konsumen untuk membayar
atas jasa/produk yang diperolehnya sehingga kita mengetahui bagaimana pola
permintaan terhadap produk yang akan dibuat.
70%
60%
60%

50%

40%

30% 24%
20% 15%

10%
1%
0%
sangat ingin ingin cukup ingin tidak ingin

persentase

Gambar 3. Kemauan responden untuk membayar

Dari Gambar 3. diatas bahwa dari survey yang kami lakukan terhadap 100
responden maka kemamuan mereka (responden) untuk membayar atau membeli produk
yang ditawarkan cukup tinggi yaitu sebesar 60% responden berkeinginan untuk
membeli produk tersebut, 24% responden memilih cukup berkeingin dalam membeli
produk tersebut, sebesar 15% responden memilih sangat ingin dalam membeli produk
yang ditawarkan dan 1% responden tidak berkeinginan dalam membeli produk tersebut.

2. Studi banding (Benchmarking)


Studi banding (benchmarking) adalah membandingkan dua atau lebih produk
yang ada untuk mengidentifikasi produk yang terbaik. Studi banding memberikan
wawasan yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam memahami proses dan
produknya dengan cara membandingkannya dengan produk yang sudah ada di pasar.
Tujuan utama dari studi banding adalah untuk memahami dan mengevaluasi
proses ataupun produk yang ada saat ini sehingga menemukan kekurangan (gap) yang
harus dilakukan untuk proses produksi produk, jasa maupun sistem dalam suatu
organisasi.
Proses studi banding merupakan proses yang melihat keluar (produk lain,
organisasi lain, sistem lain) untuk mengetahui bagaimana orang lain mencapai tingkat
kinerja mereka dan memahami proses kerja yang mereka gunakan. Dengan demikian,
studi banding dapat menjelaskan apa yang terjadi dibalik kinerja baik proses ataupun
produk yang dibandingkan. Jika diterapkan dengan tepat, studi banding dapat
membantu suatu organisasi dalam meningkatkan kinerja organisasinya ataupun proses
produksinya. Berikut adalah table 2. benchmarking produk yang akan dikembangkan:
Tabel 1. Hasil Benchmarking
Tongkat Tongkat Cengkram
Product Benchmarking -Berbentuk batang -Berbentuk batang
vertikal vertikal
-Memiliki pegangan -Memiliki pegangan
bagian atasnya bagian atasnya
- Memiliki tombol alarm
-Memiliki alat
pencengkram menyerupai
penjepit
Marketing -Pemasaran tidak -Pemasaran dilakukan
dilakukan secara besar masih melalui pengguna
besaran karna selain kursi ke pengguna lain sehingga
roda alat bantu berjalan alat ini belum populer
hanya masih dikalangan masyarakat
menggunakan tongkat -Market share lebih kecil
-Penjualan dilakukan karena belum populer
secara langsung dan pada kalangan masyarakat
secara online -Penjualan dilakukan
-Market share cukup besar secara langsung dan
karena barang ini hanya secara online
dapat di jangkau oleh
orang tertentu yakni orang
yang memiliki gangguan
berjalan dan daksa
Complexity Low karena ini adalah Medium karena alat ini
produk yang dalam sekali memeiliki tiga fungsi
produksi dalam jumlah yakni membantu berjalan,
yang banyak alat pemanggil dan alat
bantu untuk mengambil
barang yang posisinya
jauh.
Usage Dapat digunakan setiap Dapat digunakan setiap
hari untuk membantu hari untuk berjalan, serta
berjalan saat kesulitan dalam
mengambil barang yang
tinggi
Financial Biaya produksi rendah Biaya produksi medium

3. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian pasar diperoleh:

 Produk yang dibutuhkan customer adalah tongkat cengkram yakni tongkat


dengan fitur tambahan jari pencengkram (berfungsi mencapit barang yang jauh)
dan alarm pemanggil yang fungsinya jika lansia membutuhkan sesuatu, tombol
alarm dapat ditekan.
 Ability to Pay oleh cutomer adalah sebesar Rp 200.000- Rp 350.000 dengan
persetanse sebesar 54%.
 Willingness to Pay oleh customer sangat besar terhadap produk yang kami
tawarkan yaitu tongkat cengkram
 Benchmarking produk ini adalah tongkat, dari segi fungsi dan harga Tongkat
Cengkram lebih unggul

Anda mungkin juga menyukai