Kejang Demam
Pembimbing :
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
1
BAB I
STATUS PENDERITA
Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan alloanamnesis dari ibu pasien pada tanggal 19Februari 2019
pukul 18.00 di ruang anakRSAY.
I. ANAMNESIS
a. Identitas
Nama pasien : An. M
Agama : Islam
Suku : jawa
Pendidikan : SMK
Umur : 40 tahun
Pendidikan : SMA
2
b. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama : Kejang
Igd, pasien mengeluh pilek disertai demam tinggi, namun keluarga tidak mengukur
suhu badan.Pasien telah meminum obat yaitu paracetamol diminum 4 kali dalam
sehari, namun demam belum juga turun. Pada esok harinya, di pagi hari jam 7.30
pasien dibawa oleh orang tuanya ke mantri dan diberi obat berupa racikan, namun
Pada pukul 09:00 pagi tanggal 19 februari 2019, pasien mengalami kejang, kemudian
orang tua pasien membawa pasien ke Igd RSAY. Kejang berlangsung sekitar kurang
lebih 2 menit, orang tuanya mengatakan bahwa kejang ini baru pertama kali dialami
oleh pasienn, kejang meliputi seluruh tubuh, dengan mata menghadap ke atas, pasien
3
Riwayat Sosial dan Lingkungan:
Pasien diberi jajanan di luar dan tidak rutin mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan. Terdapat paparan asap dari pembakaran sampah di lingkungan rumah. Ibu
merasa sanitasi dan ventilasi di rumah cukup baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia/IDAI, kejang demam adalah bangkitan kejangyang terjadi pada kenaikan suhu
terjadi antara umur3 bulan dan 5 tahun(Pusponegoro, Widodo dan Ismael, 2006; Deliana,
2002).
4
Kejang demam terbagi menjadi dua, yakni kejang demam sederhana(simple febrile seizure)
dan kejang demam kompleks (complex febrile seizure). Keduanya dapat dibedakan berdasarkan
Jenis Kejang kejang umum (tonik dan atau Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau
Ulangan Kejang tidak berulang dalam waktu Berulang atau lebih dari 1 kali dalam
Kejang demam sederhana merupakan 80%di antara seluruh kejang demam, pada jenis
kejang ini anak akanpulih dengan spontan pasca kejang. Kejangdemam kompleks
biasanya menunjukkangambaran kejang fokal atau parsial satu sisiatau kejang umum
menit atau kejangberulang lebih dari 2 kali, dan di antarabangkitan kejang kondisi anak
tidak sadarkan diri. Kejang lama terjadi pada sekitar 8%kejang demam.Kejang fokal
adalah kejangparsial satu sisi, atau kejang umum yangdidahului kejang parsial.Kejang
berulangadalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari,di antara 2 bangkitan anak
5
merupakanpirogen endogen atau lipopolisakarida (LPS)dinding bakteri gram negatif
antagonist (IL-1ra), dan prostaglandin E2 (PGE2). Reaksisitokin ini mungkin melalui sel
6
1.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
dapat dikerjakan atas indikasimisalnya darah perifer, elektrolit, dan gula darah.
2. Pungsi lumbal
tidak dilakukan secara rutin padaanak berusia <12 bulan yang mengalami kejang demam
gejala meningitis.
3. Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan EEG tidak diperlukan untuk kejang demam, kecuali apabila bangkitan bersifat
fokal.EEG hanya dilakukan pada kejang fokal untuk menentukan adanya focuskejang di otak
epilepsi pada pasien kejangdemam. Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada
keadaan kejang demam yangtidak khas, misalnya pada kejang demamkompleks pada
7
4. Pencitraan
Pemeriksaan neuroimaging (CT scan atau MRI kepala) tidak rutin dilakukanpada
1.5 Penatalaksanaan
Pada umumnya kejang berlangsung singkat (rerata 4 menit) dan padawaktu pasien
datang, kejang sudah berhenti.Apabila saat pasien datingdalam keadaan kejang, obat
mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit,dengan dosis maksimal 10 mg. Secara umum,
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di rumah(prehospital)adalah diazepam
rektal. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak
dengan berat badan kurangdari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.Bila
setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapatdiulang lagi dengan cara dan
dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit.Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal
masih tetap kejang, dianjurkanke rumah sakit.Di rumah sakit dapat diberikan diazepam
8
2. Pemberian obat pada saat demam
a. Antipiretik
4 kali sehari.
b. Antikonvulsan
Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
dengan cepat.
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oralatau rektal 0,5
mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mguntuk berat badan >12 kg),
9
yang tidak diinginkan,maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus
pilihan saat iniadalah asam valproat.Pada sebagian kecil kasus, terutama yang
c. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila terdapat muntah,bersihkan muntahan
g. Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5menit. Jangan berikan
bila kejang telah berhenti. Diazepam rektalhanya boleh diberikan satu kali oleh orangtua.
h. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit ataulebih, suhu tubuh
lebih dari 40 derajat Celsius, kejang tidak berhentidengan diazepam rektal, kejang fokal,
10
BAB III
ANALISIS KASUS
Diagnosis pada kasus belum sesuai, karena pada kasus diagnosisnya adalah kejang
demam kompleks. Namun dari hasil anamnesis didapatkan kesan kejang deman simple.
Hasil anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Temperature: 37, 8
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin: dalam batas normal
EEG: tidak dilakukan sesuai
rekomendasi
11
3.2 Apakah Penatalaksanaan dari Kasus ini sudah tepat ?
12
DAFTAR PUSTAKA
Deliana, M. 2002. Tata Laksana Kejang Demam pada Anak.Sari Pediatri. 4(2):59 – 62
13