Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi tahun 2020 mendatang, kesehatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang
ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi
oleh seluruh negara anggotanya, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta
mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2015
yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pelaksanaan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
atau lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi
atau terbebas dari kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja suatu perusahaan atau tempat kerja.

Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang telah
mengamanatkan antara lain bahwa setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya,yaitu:

1. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan kerja?

2. Bagaimana kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan beban kerja?

3. Bagaimanakah strategi kesehatan kerja?

4 Jenis jenis pelayanan kesehatan kerja?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kesehatan kerja.

2. Dapat membedakan antara kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan beban kerja.

3. Dapat mengetahui apa yang menjadi strategi kesehatan kerja.

4 Mengetahui Jenis jenis pelayanan kesehatan kerja

BAB II

PEMBAHASAN

A. KESEHATAN KERJA

Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah antara pekerjaan dan kesehatan.
Ilmu tidak hanya menyangkut hubungan antara efek lingkungan kerja dengan kesehatan pekerja, tetapi
hubungan antara status kesehatan pekerja dengan kemampuan untuk melakukan tugas yang harus
dikerjakan.

Menurut International Labor Organization ( ILO) salah satu upaya dalam menanggulangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dengan penerapan peraturan perundangan
antara lain melalui :

a. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan ilmu


pengetahuan, teknik dan teknologi ( up to date )

b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.

c. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-pemeriksaan langsung


di tempat kerja.

ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua
jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan
dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan bahwa fokus utama kesehatan kerja , yaitu:
1) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja

2) Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung keselamatan dan kesehatan

3) Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang mendukung kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja juga meningkatkan suasana sosial yang positif dan operasi yang lancar
serta meningkatkan produktivitas perusahaan.

Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan kerja antara lain:

1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja

2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja

3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi

4. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja

5. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja ,

pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat
kerja

6. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus

7. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait terhadap
permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan kerja

B. KAPASITAS KERJA, BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA

Kapasitas kerja,beban kerja, dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam
system kesehatan kerja. Dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga komponen tersebut akan
menghasilkan kesehatan kerja yang baik dan optimal.

Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja terlalu berat atau
kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seseorang pekerja menderita gangguan atau
penyakit akibat kerja.

Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja pada saat bekerja, misalnya
panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam tambahan trhadap pekerja. Beban beban
tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama sama menjadi gangguan atau penyakit akibat
kerja.

Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan risiko bahaya di tempat kerja
menjadikan pekerja dapat lebih nyaman dalam bekerja. Dalam Undang-undang No. 36 tahun 2009
dinyatakan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang
optimal sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja

C. KEBIJAKAN UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK)

Di Indonesia kebanyakan yang dilakukan dalam pelayanan upaya kesehatan kerja di tempat
pelayanan kerja yaitu :

UKK dilaksanakan secara paripurna, berjenjang dan terpadu.

Pelayanan kesehatan kerja merupakan kegiatan integral dari pelayanan kesehatan pada
kesehatan tingkat primer maupun rujukan.

Pelayanan kesehatan kerja diperkuat dengan sistem informasi, surveilans & standar pelayanan
sesuai dengan peraturan undang-undang dan IPTEK.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan kerja paripurna

Promosi K3 dilaksanakan secara optimal

Peningkatan koordinasi pelaksanaan UKK pada Tingkat Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota,


Kecamatan & Kelurahan/Desa.

Memberdayakan Puskesmas sebagai jejaring pelayanan yang efektif dibidang kesehatan kerja
pada masyarakat pekerja utamanya di sektor informal.

Pengembangan wadah partisipatif kalangan pekerja informal (Pos UKK) sebagai mitra kerja PKM
dalam rangka membudayakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
D. STRATEGI UPAYA KESEHATAN KERJA

PEMBINAAN PROGRAM

PEMBINAAN INSTITUSI

PENINGKATAN PROFESIONALISME.

1) Pembinaan Program

· Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh lapisan masyarakat pekerja formal & informal
melalui sistem yankes yang sudah berjalan & potensi pranata sosial yang sudah ada.

· Peningkatan mutu pelayanan dengan standardisasi, akreditasi & SIM (Sistem Informasi
Manajemen)

· Promosi K3 dilaksanakan dengan pendekatan Advokasi, Bina Suasana, dan Pemberdayaan


& Pembudayaan K3 dikalangan dunia usaha & keluarganya serta masyarakat sekelilingnya.

· Pengembangan program Upaya Kesehatan Kerja melalui Kabupaten/Kota Sehat

2) Pembinaan Institusi

· Pengembangan jaringan yankesja yg meliputi Pos UKK, Klinik Perusahaan, Puskesmas,


BKKM (Balai Kesehatan Kerja Masyarakat) & Rumah Sakit

· Pengembangan jaringan kerjasama & penunjang yankesja, baik lintas program maupun
lintas sektor

· Pelembagaan K3 di tempat kerja yang merupakan wahana utama penerapan program K3

· Memperjelas peran manajemen & serikat pekerja dalam program K3.

3) Peningkatan Profesionalisme

· Penambahan tenaga ahli K3 di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.

· Peningkatan Kemampuan & Keterampilan K3 petugas kesehatan melalui Diklat.

· Pengembangan profesionalisme K3 bekerjasama dengan ikatan profesi terkait.

E. PELAYANAN KESEHATAN KERJA


Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja
dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap tenaga kerja yang berdampak positif bagi peningkatan produktifitas kerja.

Syarat pengadaan pelayanan kesehatan kerja, didasarkan pada :

UU NO.36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Kepmenkes No. 920 tahun 1986 tentang upaya pelayanan swasta di bidang medik.

Permenakertrans RI No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan kerja dimana Pelayanan


Kesehatan kerja diadakan tergantung pada jumlah tenaga kerja & tingkat bahayanya

RUANG LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA

· Pemeriksaan dan seleksi calon pekerja & pekerja

· Pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif & rehabilitatif)

· Peningkatan mutu & kondisi tempat kerja

· Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja & lingkungan kerja

· Pembentukan & pembinaan partisipasi masyarakat pekerja dalam pelayanan kesehatan


kerja

JENIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:

· Promotif

· Preventif

· Kuratif

· Rehabilitatif dan

· Pelayanan Rujukan

1. Pelayanan Kesehatan Kerja Promotif, meliputi :

· Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


· Pemeliharaan berat badan yang ideal

· Perbaikan gizi, menu seimbang & pemilihan makanan yang sehat & aman, Higiene Kantin.

· Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene & sanitasi)

· Kegiatan fisik : Olah raga, kebugaran

· Konseling berhenti merokok /napza

· Koordinasi Lintas Sektor

· Advokasi

2. Pelayanan Kesehatan Kerja Preventif, meliputi :

· Pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus)

· Imunisasi

· Identifikasi & pengukuran potensi risiko

· Pengendalian bahaya (Fisik, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi)

· Surveilans Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK),
Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) & penyakit lainnya.

· Monitoring Lingkungan Kerja .

3. Pelayanan Kesehatan Kerja Kuratif, meliputi :

· Pertolongan pertama pada kasus emergency.

· Pemeriksaan fisik dan penunjang

· Melakukan rujukan

· Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan kesehatan.

· Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun penyakit


akibat kerja.

· Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi kasual/utama & terapi simtomatis

4. Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi :

· Rehabilitasi medik

· Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang masih
ada secara maksimal.
· Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.

5. Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan yaitu Rujukan pasien /penderita ke sarana kesehatan
yang lebih tinggi.

· RUJUKAN MEDIK –> pengobatan & rehabilitasi –> Pos UKK –> Puskesmas –> BKKM –>
RSU/RS.Khusus

· RUJUKAN KESEHATAN :

1. Sampel Lingkungan –> Balai Teknik Kesehatan Lingkungan/Balai Kesehatan dan


Keselamatan Kerja

2. Sampel Laboratorium –> Balai Latihan Kerja

3. Kasus Pencemaran –> Kabupaten/Ko

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

kesehatan kerja adalah ilmu yang mendalami masalah hubungan dua arah antara pekerjaan dan
kesehatan.

Kapasitas kerja merupakan status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan
fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

Beban kerja merupakan beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja terlalu berat atau
kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seseorang pekerja menderita gangguan atau
penyakit akibat kerja.

Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja, misalnya panas,debu,zat kimia
dan lain-lain, dapat merupakan bebam tambahan trhadap pekerja. Beban - beban tambahan tersebut
secara sendiri-sendiri atau bersama sama menjadi gangguan atau penyakit akibat kerja

Strategi dalam Kesehatan kerja meliputi :

1. Pembinaan program

2. Pembinaan institusi

3. Peningkatan profesionalisme.
Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:

1. Promotif

2. Preventif

3. Kuratif

4. Rehabilitatif dan

5. Pelayanan Rujukan

Sasaran kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi Tenaga Kerja & orang lain yg berada di
tempat kerja , terjadinya kecelakaan kerja , peledakan, penyakit akibat kerja kebakaran, & polusi yang
memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban, perusahaan, teman sekerja korban,
pemerintah, & masyarakat.

B. SARAN

Agar tercipta tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, perlu
dilakukan pelaksanaan upaya Kesehatan sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja .

Lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang Kesehatan melalui Pendidikan dan Pelatihan
terkait Kesehatan kerja

Anda mungkin juga menyukai