Long Case Ikj Hanum PDF
Long Case Ikj Hanum PDF
Pembimbing:
dr. Isomoyowati Putri Utami, Sp.KJ
Disusun oleh:
Afifah Hanum Rozana
NPM: 1102015010
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
serta bimbingannya dalam penulisan tugas long case ini sehingga tugas makalah
long case yang berjudul “Skizoafektif Tipe Manik” ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dr. Ismoyowati Putri Utami, Sp.KJ selaku pembimbing penulis selama
kepaniteraan klinik Psikiatri di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan periode
11 November – 14 Desember 2019.
2
PENGESAHAN
NIM : 1102015010
Pembimbing,
Ditetapkan di : Jakarta
3
Status Pasien Long Case
4
Alloanamnesis:
Tanggal 13 November 2019 pukul 21.00 WIB dilakukan alloanamnesis dengan
adik pasien di IGD RSJ dr. Soeharto Heerdjan
Tanggal 3 Desember 2019 pukul 21.00 WIB dilakukan alloanamnesis dengan
adik pasien melalui telefon.
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa ke IGD RSJSH oleh keluarganya karena berkelahi
dengan warga sekitar 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang diantar oleh keluarga ke IGD RSJSH karena berkelahi
dengan warga sekitar 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Perkelahian ini
disebabkan karena pasien menggoda wanita sehingga pasien dipukul oleh
warga sekitar dan terdapat luka di pelipis kiri. Keluarga pasien mengatakan jika
pasien sering iseng, berbicara terus menerus, kacau dan tidak bisa diam. Pasien
jarang berada di rumah, keluarga mengatakan pada pagi hari pasien sudah pergi
keluar rumah dan baru kembali pada malam hari. Pasien sering datang
berkunjung ke rumah saudara, jalan-jalan dan iseng mengambil barang untuk
dibawa pulang. Pengakuan keluarga yaitu terkadang pasien berangkat memakai
sepatu namun saat pulang pasien membawa sandal. Pasien sendiri mengaku jika
senang pergi jalan-jalan dan menghabiskan uang, jika sudah habis pasien akan
pulang.
Pasien merasa kurang tidur dan mengeluh pusing sudah sejak beberapa
bulan yang lalu. Pasien mengaku bahwa pasien sering mendengar bisikan-
bisikan yang sering membangunkan pasien disaat tidur dan terkadang disaat
aktivitas juga terdapat bisikan-bisikan. Pasien sering dibangunkan oleh
seseorang yang bernama “Nabi Hidir”. Pasien menyakini jika Nabi Hidir itu
ada dan merupakan utusan yang diberikan kepada pasien karena pasien merasa
5
sebagai orang baik. Pasien juga mengaku bahwa pasien pernah menjabat
sebagai direktur di PT. Dulton. Pasien masih dapat mandi, makan, dan
mengurus dirinya sendiri. Sepengetahuan keluarga pasien, pasien tidak pernah
mengalami sedih yang berlebihan hingga mengurung diri atau melakukan
percobaan untuk melukai dirinya.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Keluarga pasien mengatakan jika gejala pasien ini sudah timbul sejak
kurang lebih 25 tahun yang lalu yaitu saat pasien masih sekolah. Lalu
keluarga membawa pasien berobat ke tempat pengobatan alternatif dan
diberi obat-obatan herbal. Keadaan pasien setelah itu menjadi lebih baik.
Beberapa tahun kemudian gejala pasien kambuh dan keluarga pasien
membawa kebeberapa tempat pengobatan alternatif namun keadaan pasien
tidak membaik dan semakin parah. Pada tahun 2011 akhirnya keluarga
pasien membawa pasien ke Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan dan
pada tahun 2011 merupakan kali pertama pasien dirawat. Pasien sudah 3
kali dirawat di RSJSH yaitu pada tahun 2011, 2014, 2017. Keluarga pasien
mengatakan jika pasien tidak rutin berobat. Pasien hanya rutin berobat 3
bulan setelah pulang rawat, lalu setelah 3 bulan pasien tidak mau berobat
dan minum obat. Pasien sudah tidak minum obat sejak tahun 2017. Menurut
keluarganya pasien tidak mau meminum obatnya lagi karena merasa sudah
sembuh dan tidak memerlukan obat lagi.
6
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien mengatakan bahwa ia merokok dan menghabiskan 1/2 bungkus
dalam sehari. Penggunaan NAPZA disangkal. Riwayat minum alkohol
disangkal.
Tahun 1994
- Pasien pertama kali mendengar suara-suara dan terdapat perubahan
sikap lalu dibawa ke pengobatan alternative dan sedikit membaik.
- Tahun 2005 pasien menikah yang pertama.
Tahun 2011
- Pasien cerai dengan istri pertama. Gejala pasien semakin parah,
pasien pertama kali dirawat di RSJ dr. Soeharto Heerdjan
Tahun 2014
- Pasien putus obat selama 3 tahun, gejala pasien kambuh, lalu dirawat
yang kedua di RSJ dr. Soeharto Heerdjan.
Tahun 2017
- Tahun 2015 pasien menikah yang kedua kali dan pada tahun 2017
cerai.
7
- Pasien putus obat selama 3 tahun, gejala pasien kambuh dan kacau
kembali. Pasien dirawat yang ketiga di RSJ dr. Soeharto Heerdjan.
Tahun 2019
- Pasien putus obat 2 tahun, gejala pasien kambuh.
- Menggoda wanita sehingga dipukul warga, akhirnya keluarga
membawa ke RSJ dr. Soeharto Heerdjan dan dirawat yang keempat.
8
menjadi orang yang lebih tertutup dan mengganggu kegiatan sekolah
pasien.
d. Masa Dewasa
Pasien dapat menyelesaikan SMA namun pasien sempat berpindah-
pindah sekolah karena gejala-gejala yang timbul pada pasien
mengganggu kegiatan sekolah pasien. Setelah lulus SMA pasien
langsung bekerja.
3. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah sampai SMA, tidak dilanjutkan ke jenjang lebih tinggi
karena masalah biaya dan gangguan suara-suara.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai fasilitator di sebuah pesantren dekat tempat tinggal
pasien.
7. Riwayat Perkawinan
Pada tahun 2005 pasien menikah dan memiliki satu orang anak perempuan.
Pada tahun 2011 pasien cerai dengan istrinya dan anak pasien tinggal
bersama pasien. Pada tahun 2015 pasien menikah lagi namun tidak memilik
anak dari pernikahan yang kedua kemudian bercerai pada tahun 2017.
9
8. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sudah Meninggal
: Sudah Meninggal
: Pasien
10
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan Umum : Laki-laki berpenampilan sesuai usia, menarik
perhatian dengan menggunakan kaos lengan
pendek, rompi army, sarung dan peci serta
memakai gelang emas dan cincin besar.
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Perilaku dan Psikomotor : Selama wawancara pasien berbaring dan
terkadang duduk di bed, tidak difiksasi
4. Sikap terhadap Pembicara : Kooperatif
5. Pembicaraan : Volume meningkat dan intonasi meningkat,
artikulasi jelas, banyak bicara.
B. ALAM PERASAAN
1. Mood : Hipertim
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) Auditorik
2. Ilusi : Tidak Ada
3. Depersonalisasi : Tidak Ada
4. Derealisasi : Tidak Ada
11
Kecerdasan Baik (Pasien dapat membaca, menulis dan
menghitung dengan benar)
Konsentrasi dan Baik (Pasien dapat menjawab pertanyaan
Perhatian dengan baik, dan masih dapat menjawab soal
hitungan)
Orientasi
o Waktu Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan
malam)
o Tempat Baik (pasien mengetahui dirinya sedang berada
di RSJ)
o Orang Baik (Pasien mengetahui sedang diwawancara
oleh dokter muda dan mengingat namanya).
Daya Ingat
o Jangka Panjang Baik (pasien dapat menceritakan keluarganya
dan alamat tempat tinggalnya)
o Jangka Pendek Baik (pasien mengingat kegiatan yang dilakukan
sebelum wawancara)
o Segera Baik (saat akhir wawancara, pasien masih
mengingat nama dokter muda)
Pikiran abstraktif Baik (pasien dapat mendeskripsikan mengenai
persamaan buku dan pintu)
Visuospasial Baik (Pasien dapat menggambar jam sesuai
instruksi pemeriksa)
Kemampuan menolong Baik (Pasien bisa makan, minum, mandi, serta
diri sendiri merawat diri sendiri)
12
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Banyak
b. Kontinuitas : Flight of idea
c. Hendaya Bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir → Banyak ide
a. Waham : (+) Kebesaran
b. Preokupasi : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Terganggu
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. Daya nilai realitas : Terganggu
H. TILIKAN
Derajat 1 : Pasien menyangkal sepenuhnya mengenai penyakitnya
I. RELIABILITAS
Dapat dipercaya Pasien dapat menceritakan apa yang ia rasakan dan ia
yakinkan
13
Tanda Vital :
- Tekanan Darah : 125/90 mmHg
- Nadi : 90x/menit
- Pernafasan : 20x/menit
- Suhu : 36,6°C
Status Generalis :
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban normal
Kepala : Normosefal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis
-/-, sklera ikterik -/-
Hidung: Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga: Normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Toraks
a. Paru :
- Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi (-)
- Palpasi : Gerakan dada simetris
- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
- Auskultasi: Suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
b. Jantung:
- Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : Iktus kordis teraba
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
14
- Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
- Inspeksi : Bentuk datar
- Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar
- Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
- Auskultasi: Bising usus (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Status Neurologis
Saraf kranial : Dalam batas normal
Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
Refleks fisiologis : Dalam batas normal
Refleks patologis : Tidak ada
Motorik : Dalam batas normal
Sensorik : Dalam batas normal
Fungsi Luhur : Baik
Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-) tremor
(-), distonia (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anjuran pemeriksaan (saat pasien masuk IGD):
- EKG
- Darah lengkap
15
Follow-up pasien
Perilaku : Normal
Pembicaraan : Spontan, volume dan intonasi meningkat
Sikap : Koperatif
Afek : Luas
Tilikan : Derajat 1
16
Isi pikir : Waham Kebesaran masih ada
Tilikan : Derajat 2
17
- Distress/penderitaan: Pasien memiliki halusinasi auditorik dan waham
kebesaran
2. Gangguan merupakan gangguan fungsional karena:
- Tidak ada riwayat trauma kepala
- Tidak ada riwayat kejang maupun gangguan kesadaran neurologis lain
- Tidak disebabkan gangguan medik umum
- Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif
3. Gangguan merupakan gangguan psikotik karena:
- Terdapat halusinasi auditorik
- Terdapat waham kebesaran
Diagnosis kerja merupakan F25.0 Skizoafektif Tipe Manik karena:
- Terdapat gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif yang
sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan:
Dalam episode yang sama terdapat sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua
gejala skizofrenia yang khas: pada pasien terdapat halusinasi auditorik dan
terdapat waham kebesaran.
Terdapat gangguan afektif pada pasien ini yaitu Manik, dimana ditemukan
trias Manik:
a. Mood yang elasi / iritabel
b. Bicara terus menerus (logore)
c. Adanya peningkatkan energi sehingga terjadi peningkatan aktivitas
18
Aksis IV : Masalah Psikososial dan Lingkungan
Tidak ada masalah pada psikososial dan lingkunga pasien.
X. TERAPI
1. Rawat inap
Dengan indikasi:
- Mengganggu lingkungan sekitar
- Pengobatan pasien di rumah tidak terkontrol
- Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
- Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
19
2. Psikofarmaka
- Risperidon 2 x 2 mg per oral
Risperidon merupakan obat antipsikotik, golongan APG-II (atipikal), salah satu
obat yang menjadi first-line treatment pada pasien dengan gejala psikosis. Obat
ini memiliki pengaruh yang lebih baik dan efek samping minimal (efek samping
ekstrapiramidal rendah). Mekanisme kerja obat ini adalah sebagai Serotonine –
Dopamine Receptor Antagonist (SDA), sehingga bermanfaat untuk gejala
positif maupun negative.
- Triheksifenidil 2 x 2 mg per oral
Triheksifenidil merupakan antikolinergik yang bekerja melalui neuron
dopaminergik. Obat ini digunakan untuk mengatasi sindrom ekstrapiramidal.
- Asam valproat 1 x 500 mg per oral
Merupakan salah satu obat anti-mania atau biasanya disebut sebagai mood
stabilizers. Obat ini digunakan untuk mengatasi hiperaktivitas, impulsivitas,
iritabilitas dengan onset of action yang cepat.
3. Psikoedukasi
- Dilakukan edukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang
dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang
diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan, prognosis penyakit dan
pengawasan pasien untuk minum berobat.
- Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat.
- Melibatkan keluarga dalam pemulihan pasien, memberikan pengarahan kepada
keluarga agar tetap memberi dukungan untuk perbaikan pasien.
4. Psikoterapi
Diberikan kepada pasien berupa psikoterasi suportif, diantaranya adalah:
- Menunjukkan empati dan membangun support dengan pasien
- Ventilasi : Pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan masalahnya
20
- Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya dapat
dikendalikan dan mengajarkan cara distraksi/menghardik halusinasi dan
waham yang dialami oleh pasien
- Reassurance : Menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya minum obat
untuk menghilangkan gejala – gejala tersebut
- Pendekatan Cognitive-Behavioral : Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
pasien dalam menyelesaikan masalah, komunikasi, kontrol impuls dan emosi.
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad malam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam, selama pasien meminum obat dengan
dosis yang tepat, gejalanya akan terkontrol.
Quo ad sanationam : Dubia ad malam, pasien tidak menyadari dirinya sakit,
dan tidak menyadari bahwa meminum obat ialah suatu
kebutuhan.
21