Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

STOKE HEMORAGIK

Disusun Oleh :

Galuh Fitri Ananda

14.401.17.039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan sindrom yang terdiri dari tanda dan gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal

(atau global) yang berkembangcepat. Gejala-gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan

kematian(Ginsberg, 2011, p. 89).

Menurut Hudak dan Gallo, CVA hemoragik memulai awitan yang mendadak dan berlangsung 24 jam

sebagai akibat penyakit serebrovaskular. Sementara itu CVA bleeding merupakan disfungsi otak fokal yang

akut yang disebabkan oleh perdarahan primer sebstansi otak yang terjadi secara spontan bukan karena

trauma kapitis melainkan pecahnya pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler (Mubarak, 2015, p. 2)

Stroke merupkan penyakit yang menimbulkan masalah serius upaya yang harus dilakukan untuk

penanganan pasien stroke diantaranya menstabilkan tanda tanda vital, mempertahankan jalan nafas dengan

menggunakan intubasi dan ventilasi mekanis, yang bertujuan untuk mencegah hipoksia dan peningkatan

iskemia serebral Penggunan terapi trombolitik diperlukan untuk melarutkan thrombus atau embolus yang

menyumbat aliran darah serabral(Goldszmith, 2013, hal. 53).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :

1. Apakah definisi dari strokehemorargi?


2. Apakah klasifikasi dari stroke hemorargi
3. Bagaimana Gejala klinis dari Stroke hemorargi?
4. Bagaimana Penyebab Stroke Hemoragi?
5. Bagaimana patofisiologi dari stroke hemorargi?
6. Bagaimana komplikasi dari stroke hemorargi?
7. Bagaimana asuhan keperawatan dari stroke hemorargi?

C. Tujuan
1. Tujun Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien stroke hemorargi dengan gangguan perfusi jaringan
serebral
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
1) Memahami definisi dari Stroke hemorargi
2) Memahami gambaran klinis dari Stroke hemorargi
3) Memahami Gejala klinis dari Stroke hemorargi
2
4) Memahami Penyebab Stroke Hemorargi
5) Memahami patofisiologi dari Stroke hemorargi
6) Memahami komplikasi dari Stroke hemorargi
7) Memahami asuhan keperawatan dari Stroke hemorargi

3
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Stroke hemoragi merupakan disfungsi otak fokal yang akut disebabkan oleh pendarahan primer
substansi otak yang terjadi secara spontan bukan karena trauma kapitis, melainkan pecahnya pembuluh
darah arteri, vena, dan kapiler.(Mubarak, 2015, hal. 2)
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan
primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapatis,disebabkan oleh
karena pecahnya pembuluh darah arteri, vena dan kapiler (Muttaqin, 2011, hal. 237)
Stroke hemorhagi merupakan perdarahan serebri dan mungkin perdaraan subarakhnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah pada otak di daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat
melakukan suatu aktivitas atau sedang aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran klien
umumnya menurun.(Wijaya, 2013, hal. 74)
2. Klasifikasi
Menurut(Wijaya, 2013, hal. 73), Perdarah otak dibagi menjadi :
a. Perdarahan intraserebral
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hypertensi mengakibatkan darah
masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan
edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak
dikarenakan herniasi otak. Perdarahan intraserebral yang disebabkan karena hypertensi sering
dijumpai di daerah putamen, talamus, pons dan serebelum
b. Perdarahan subrachnoid
Perdarahan ini terjadi karena pecahnya aneurisma berry atau AVM. Aneurisma yang pecah ini
berasal dari pembuluh darah sirkulasi willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat di luar perenkim
otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang sub arachnoid menyebabakan TIK meningkat
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri dan vasopasme pembuluh darah serebral yang berakibat
disfungsi otak global maupun fokal (hemiprase, gangguan hemi sensorik, afasia,dll).
3. Gejala klinis
Gaejala klinis pada pasien stroke hemoragik antara lain:
a. Sakit kepala hebat
b. Wajah asimetris
c. Tidak sadarkan diri
d. Bingung
e. Lateralisasi/hemiparese/parparese
f. Mual muntah akibat peningkatan tekanan intracranial (TIK)
g. Tekanan darah tinggi
h. Gangguan bicara
i. Polisitemia
4
j. Menurunnya luas lapang pandang
k. Pupil dilatasi
(Mubarak, 2015, p. 2)
Menurut (Batticaca F. B., 2012, hal. 58) pada stroke hemoragik berupa:
a. Defisit neurologis mendadak, didahului gejala prodromal yang terjadi pada saat istirahat atau bangun
pagi
b. Kadang tidak terjadi penurunan kesadaran
c. Terjadi trauma pada usia<50 tahun
d. Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat gangguan pembuluh darah dan okasinya.
Gejala Stroke Hemoragik
Klinis PIS PSA
Gejala Berat ringan
defisit lokal
Nyeri Hebat Sangat
kepala hebat
Muntah Sering sering
pada
awalnya
Hipertensi Hampir Baiasanya
selalu tidak
Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang
sebentar
kaku kuduk Jarang Bisa ada
pada
permulaan
Hamiparesis Sering Tidak ada
sejak awal
Deviasi Bisa ada Tidak ada
mata
Gangguan Sering jarang
bicara
Likuor Sering Selalu
berdarah berdarah

4. Penyebab Stroke Hemoragik


Terhalangnya suplai darah ke otak pada stroke perdarahan (stroke hemoragik) disebabkan oleh arteri
yang mensuplai darah ke otak pecah. Penyebabnya misalnya tekanan darah yang mendadak tinggi dan
atau oleh stress psikis berat. Peningkatan tekanan darah yang mendadak tinggi juga dapat disebabkan oleh
trauma kepala atau peningkatan tekanan lainnya, seperti mengedan, batuk keras, mengangkat beban, dan
5
sebagainya. Pembuluh darah pecah umumnya karena arteri tersebut berdinding tipis berbentuk balon yang
disebut aneurisma atau arteri yang lecet bekas plak aterosklerotik. Selain hal-hal yang disebutkan diatas,
ada faktor-faktor lain yang menyebabkan stroke diantaranya :
a. Faktor risiko medis
Faktor risiko medis yang memperparah stroke adalah:
1) Arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah)
2) Adanya riwayat stroke dalam keluarga (factor keturunan)
3) Migraine (sakit kepala sebelah)
(Wijaya, 2013, hal. 74).

b. Faktor risiko pelaku


1) Mengosumsi minuman bersoda dan beralkhohol
2) Suka menyantap makanan siap saji (fast food/junkfood)
3) Kurangnya aktifitas gerak/olahraga
4) Kebiasaan merokok
5) Suasana hati yang tidak nyaman, seperti sering marah tanpa alasan yang jelas
(Wijaya, 2013, hal. 74).
c. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
1) Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Hipertensi mengakibatkan adanya gangguan aliran darah yang mana diameter pembuluh darah
akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun berkurang. Dengan pengurangan aliran
darah ke otak, maka otak kekurangan suplai oksigen dan glukosa, lamakelamaan jaringan otak
akan mati
2) Penyakit jantung
Penyakit jantung seperti koroner dan infark miokard (kematian otot jantung) menjadi factor
terbesar terjadinya stroke.Gangguan aliran darah dapat mematikan jaringan otak secara
mendadak ataupun bertahap.
3) Diabetes mellitus
Pembuluh darah pada penderita diabetes melltus umumnya lebih kaku atau tidak lentur.
Dikarenakan adanya peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba sehingga
dapat menyebabkan kematian otak.
4) Hiperkolesterlemia
Hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah berlebih. LDL yang
berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah. Kondisi seperti ini lama-
kelamaan akan menganggu aliran darah, termasuk aliran darah ke otak.
5) Obesitas
Pada orang dengan obesitas, biasanya kadar LDL (LowDensity Lipoprotein) lebih tinggi
dibanding kadar HDL (HighDensity Lipoprotein)
(Hunata, 2013, hal. 56)
6
5. Patofisiologi
Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan iskemik otak. Sedangkan iskemik yang
sudah terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan kematian sel permanen dan mengakibatkan infark
pada otak.Pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemik adalah arteri serebral tengah dan arteri
karotis interna.Defisit fokal permanen dapat tidak diketahui jika klien pertama kali mengalami iskemik
otak total yang dapat teratasi.
Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau emboli, maka mulai terjadi
kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak. Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan
gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam waktu yang
lebih lama menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut
infark.
Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau emboli, maka mulai terjadi
kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak. Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan
gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam waktu yang
lebih lama menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut
infark.
Gangguan perdarahan darah otak akan menimbulkan pada metabolisme sel sel neuron, dimana
sel-sel neuron tidak mampu menyimpan glikogen sehingga kebutuhan metabolisme tergantung dari
gukosa dan oksigen yang terdapat pada arteri-arteri yang menuju otak(Batticaca F. B., 2012, hal. 57).

7
Pathway
Peningkatan
tekanan sistemik

aneurisma

Pardarahan
arakhneid/ ventrikel

Hematoma cerebral

PTIK/herniasi
cerebral Vasopasme arteri
cerbral/saraf cerebral

Penurunan Penekanan saluran


kesadaran pernafasan Iscemic/infark

Risiko aspirasi Pola nafas tidak


efektif
Defisit
neurologi
Risiko trauma Area grocca
Hemister
kanan
Kerusakan fungsi N VII
(Muttaqin, 2011)
Risiko jatuh dan N XII
Hemiparese/plegi
kiri
Kerusakan komunikasi
verbal Gangguan mobilitas
fisik

Defisit perawatan
diri

8
6. Komplikasi
Setelah mengalami stroke klien mungkn akan mengalami komplikasi, komplikasi ini dapat
dikelompokkan berdasarkan
1. Dalam hal mobilisasi: infeksi pernapasan, nyeri tekan, konstipasi, dan tromboflebitis
2. Dalam hal paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas, dan terjatuh
3. Dalam hal kerusakan otrak: epilepsi dan sakit kepala
4. Hidrosefalus
(Muttaqin, 2011, hal. 241)

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas
Umur : Stroke parenchymatous hemorrhage biasa menyerang pada seorang yang berumur 45-60
th dan subarachnoid hemorrhage berumur 20-40 th
Jenis kelamin : bisa menyerang laki laki atau perempuan
(Batticaca F. , 2012, hal. 59)
b. Status kesehatan saat ini
Menurut (Muttaqin, 2011, hal. 242) status kesehatan saat ini pada pasien stroke hemoragik
sebagai berikut:
1) Keluhan utama
Didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan penurunan tingkat
kesadaran
2) Alasan masuk rumah sakit
Pasien masuk ke rumah sakit dengan keadaan lemah, bicara pelo dan terjadi penurunan
kesadaran
3) Riwayat penyakit sekarang
Terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala
kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.

4) Riwayat penyakit sebelumnya

Adanya riwayat hipertensi, stroke sebelumnya, trauma kepala, penyakit diabetus militus,

penyakit jantung, anemia, kontrasepsi oral yang lama, riwayat mengkonsumsi obat-obatan

antikogulan, aspirin, vasodilator, obat obat aditif dan kegemukan(Batticaca F. , 2012, hal. 59).

5) Riwayat Penyakit Keluarga

Stroke dapat disebabkan dari berbagai faktor seperti faktor genetik, budaya dan lifestyle.

c. Alergi
9
Makanan penyebabstroke adalah makanan yang mengandung kolestrol tinggi atau

hiperkolesterolemia (kadar kolestrol lebih dari 200 mg)(Batticaca F. , 2012, p. 59)

d. Kebiasaan

Merokok, mengkonsumsi alkohol dan konsumsi makanan (Batticaca F. , 2012, hal. 59).

e. Obat-obatan

pemakaian obat-obatan seperti antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta, dan

lainnya(Muttaqin, 2011, hal. 243).

f. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum

Pada klien stroke umumnya mengalami penurunan kesadaran, gangguan bicara atau pelo,

kelumpuhan sebgaian anggota badan(Muttaqin, 2011, hal. 244)

b. Tanda-tanda vital

Tekanan darah bisa terjadi peningkatan ataupun penurunan, respirasi bervariasi tergantung

kondisi klien, nadi lebih sering terjadi (Muttaqin, 2011, hal. 244).

c. Body system
1) Sistem Pernapasan

Terjadi peningkatan sputum, sesak napas dan peningkatan frekuensi pernapasan, suara

napas tambahan seperti ronchi dan snoring pada klien yang mengalami peningkatan

produksi secret (Muttaqin, 2011, hal. 244).

2) Sistem Kardiovaskular

Klien mengalami peningkatan tekanan darah dan terdapat adanya hipertensi, frekuensi

nadi dapat bervariasi dan didapatkan renjatan (syok) hipovolemik(Muttaqin, 2011, hal.

244).

3) Sistem Persyarafan

Pemeriksaan saraf cranial:

Saraf I: tidak ditemukan kelainan pada fungsi penciuman

10
Saraf II. disfungsi persepsi fisual karena gangguan jarak sensori primer di antara mata

dan korteks visual.

Saraf III,IV,VI : paralisis, pada satu sisi otot-otot okularis dan penurunan kemampuan

gerakan konjugat unilateral di sisi yg sakit.

Saraf V : penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah, penyimpangan rahang

bawah ke sisi lateral, serta kelumpuhan satu sisi otot

Saraf VII : indra pengecapan dalam rentang normal serta wajah simetris, kecuali bagian

yang terdapat kelemahan.

Saraf VIII : tidak didapatkan kelainan seperti tuli konduktif dan tuli persepsi untuk pasien

yang tidak mengalami lemah anggota gerak atas

Saraf IX dan X : kemampuan indra menenlan dan membuka mulut terjadi kesulitan

Saraf XI : tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius

Saraf XII : pada saraf ini, lidah simetris, terjadi deviasi pada satu sisi, kadang artikulasi

tidak jelas(Muttaqin, 2011, hal. 244).

4) Sistem Urologi

klien mengalami inkontinensia urine sementara karena konfusi, ketidak, kontrol sfingter

urinarius eksternal hilang atau berkurang.

5) Sistem reproduksi

terjadi penurunan gairah seksual akibat kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis

6) Sistem integumen

Jika terjadi kekurangan oksigen kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan

maka turor kulit akan jelek < 2 detik.

7) Sistem muskuloskeletal

Terdapat kelemahan pada salah satu susu tubuh, CRT biasanya normal yaitu < 2 detik.

Pada nervus XI (aksesorius) : tidak dapat melawan tahanan pada bahu yang diberikan

perawat. Pada pemeriksaan reflek, biasanya saat siku diketuk tidak ada respon apa-apa

dari siku, tidak fleksi maupun ekstensi (reflek bicep (-)) dan pada pemeriksaan tricep

respon tidak ada fleksi dan supinasi (reflek bicep (-)). Sedangkan pada pemeriksaan reflek

hoffman tromer biasanya jari tidak mengembang ketika diberi reflek (reflek Hoffman

tromer (+)). b) Bawah Pada pemeriksaan reflek, biasanya saat pemeriksaan bluedzensky I
11
kaki kiri pasien fleksi ( bluedzensky (+)). Pada saat telapak kaki digores biasanya jari

tidak mengembang (reflek babinsky (+)). Pada saat dorsum pedis digores biasanya jari

kaki juga tidak beresponn (reflek caddok (+)). Pada saat tulang kering digurut dari atas ke

bawah biasanya tidak ada respon fleksi atau ekstensi (reflek openheim (+)) dan pada saat

betis diremas dengan kuat biasanya pasien tidak merasakan apa-apa (reflek gordon (+)).

Pada saat dilakukan reflek patella biasanya femur tidak bereaksi saat di ketukkan (reflek

patella (+))

(Batticaca F. , 2012, hal. 248)

8) Sistem persepsi sensori


a. Pemeriksaan Mata
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, kelopak mata tidak
oedema.
b. Pemeriksaan Hidung
Biasanya simetris kiri dan kanan, terpasang oksigen, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
c. Pemeriksaan Mulut dan gigi
Terdapat gigi kotor, mukosa bibir kering pada pasien apatis, sopor hingga coma.
d. Pemeriksaan Telinga
Pasien kurang bisa mendengarkan dengan jelas jika suara tidak keras dan dengan
artikulasi yang tidak jelas(Muttaqin, 2011, hal. 246).
9) Sistem gastrointestinal
Mual dan muntah pada fase akut. Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan
produksi asam lambung sehingga menimbulkan masalah pemanuhan kebutuhan nutrisi.
Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristalltik usus. Adanya
inkontinensia alvi yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas.(Muttaqin,
2011, hal. 248).
10) Sistem endokrin tidak terdapat gangguan
11) Sistem imun tidak terdapat gangguan

d. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Batticaca F. B., 2012, hal. 61)dapat dilakukan beberapa pemeriksaan diagnostik
yang meliputi:
1) Angiografi serebri
Yaitu menetukan penyebab dari stroke secara spesifik
a. Lumbal Fungsit

12
Tekana yang menigkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan
adanya hemoragik ada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakarnial. Peningkatan
jumlah protein menunjukkan adanya proses inflamasi..
b. CT scan
Mengetahui letak edema, posisi hematoma, jaringan otak yang infark atau iskemia.
Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ke
ventrikel,atau menyebar ke permukaan otak.
c. Magnetic Imaginic Resonance (MRI)
Dengan menggunakan gelombang magnetik atau menentukan posisi besar/luas
terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaaan biasanya didapatkan area ynag
mengalami lesi dan infark akibat hemoragik
d. USG Dopler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena
e. EEG
Melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga
menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak
f. Pemeriksaan darah lengkap
untuk mencari kelainan pada darah secara lengkap

g. Penatalaksanan Medis
1) Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan:
a) Mempertahankan saluran napas yang paten: suction, oksigenasi, trakeostomi.
b) Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi klien
2) Berusaha menemukan danmemperbaiki aritmia jantung
3) Menempatkan klien dalam posisi yang tepat. Posisi klien diubah tiap 2 jam dan dilakukan
latihan gerak pasif
(Batticaca F. B., 2012, hal. 62)
2. Diagnosa keperawatan
Menurut (PPNI, 2016) diagnosa keperawatan yang muncul pada stroke hemoragi yaitu:
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: ketidak mampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan
jalan napas tetap aman.
Penyebab:
Fisiologis
1) Sapasme jalan napas
2) Hipersekresi jalan napsa
3) Disfungsi neuromuskuler
4) Benda asing dalam jalan napas
5) Adanya jalan napas buatan
13
6) Sekresi yang tertahan
7) Hiperplasia dinding jalan napas
8) Proses infeksi
9) Respon elergi
10) Efek agen farmakologis
Situasional
1) Merokok aktif
2) Merookok pasif
3) Terpajan polutan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif (tidak tersedia)

Objektif
1) Batuk tidak efektif
2) Tidak mampu batuk
3) Sputum berlebih
4) Mengi, whezing dan atau/ ronkhi kering
5) Mekonium di jalan napas
Gejala dan tanda minor
Subjektif
1) Dispnea
2) Sulit bicara
3) Ortopnea
Objektif
1) Gelisah
2) Sianosis
3) Bunyi napas menuurun
4) Pola napas berubah
Kondisi klinis yang terkait
1) Gullian barre syndrome
2) Sklerosis multiple
3) Myasthenia gravis
4) Prosedur diagnostik
5) Depresi sistem saraf pusat
6) Cedera kepala
7) Stroke
8) Infeksi saluran napas
(PPNI, 2016, hal. 18)
b. Resiko perfusi serebral tidak efektif
Definisi : Beresiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak
14
Faktor resiko:
1) Keabnormalan masa protombin dan atau masa tromboplastin parsial
2) Penurunan kinerja ventrikel kiri
3) Arterosklerosis aorta
4) Diseksi arteri
5) Fibrilasi atrium
6) Tumor otak
7) Stenosis karotis
8) Miksoma atrium
9) Aneurisma serebri
10) Koagulopati
11) Dilatasi kardiomiopati
12) Hipertensi
13) Neoplasma otak
Kondisi klinis terkait
1) Stroke
2) Cedera kepala
3) Diseksi arteri
4) Embolisme
5) Hipertensi
6) Dilatasi kardiomiopati
(PPNI, 2016, hal. 51)
3. Intervensi
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif(Wilkinson, 2011, hal. 24-27)
Hasil NOC:
1. Pencegahan aspirasi
2. Respon ventilasi mekanik : Orang dewasa
3. Status pernapasan : Kepatenan jalan napas
4. Status pernapasan : Ventilasi
Tujuan/ Kriteria hasil evaluasi
1. Menunjukan bersihan jalan napas yang efektif, yang dibuktikan oleh pencegahan aspirasi; status
pernapasan : kepatenan jalan napas; dan status pernapasan: ventilasi tidak terganggu
2. Menunjukan status pernapasan : kepatenan jalan napas sebagai berikut (frekuensi dan irama
pernapasan, kedalaman inspirasi, kemampuan untuk membersihkan sekresi)

Intervensi NIC

Aktivitas Keperawatan:

Pengkajian

1. Kaji dan dokumentasikan hal berikut


15
2. keefektifan pemberian oksigen dan terapi lain
3. keefektifan oat yang diprogramkan
4. hasil oksimetri nadi
5. kecenderungan pada gas darah arteri, jika tersedia
6. frekuensi, kedalaman, dan upaya pernapasan
7. faktor yang berhubungan seperti, nyeri, batuk tidak efektif, keletihan, mukus kental
8. Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui penurunan atau ketiadaan
ventilasi dan adanya saluran napas tambahan
9. pengisapan jalan napas

Penyuluhan untuk pasien keluarga

1. jelaskan penggunaan yang benar peralatan pendukung (mis., oksigen, mesin penghisap,
spidometer inhaler)
2. informasikan kepada pasien dan keluarga tentang laranga merokok didalam ruangan perawatan:
beri penyuluhan tentang pentingnya berhenti merokok
3. instruksikan pada pasien tentang batuk dan napas dalam untuk memudahkan pengeluaran secret
4. Ajarkan pasien untuk membebat/ mengganjal luka saat batuk
5. ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum, seperti warna, karakter,
jumlah, bau.
6. pengisapan jalan napas

Aktivitas kolaborasi

1. rundingkan dengan terapi pernapasan, bila perlu


2. konsulasikan denga dokter tentang kebutuhan perkusi dan peralatan
3. berikan udara/ oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai dengan kebijakan institusi
4. lakukan atau bantu dalam terapi aerosol, nebulazer ultrasonik, dan perawatan paru lainnya
5. beritahu dokter hasil gas darah abnormal

aktivitas lainnya

1. anjurkan aktivitas fisik untuk memfasilitasi pengeluaran secret


2. anjurkan penggunaan spirometer insersif
3. jika pasien tidak mampu ambulasi, pindahkan pasien dari satu sisi tempat tidur ke sisi lain
4. berikan pasien dukungan emosi
5. atur posisi pasien memungkinkan untuk mengembangkan rongga dada
(Wilkinson, 2011, hal. 24-27)
b. Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif
(Wilkinson, 2011, hal. 443-445)
NOC
Tujuan/ kriteria evaluasi:
1. Menunjukan status sirkulasi dibuktikan denganindikator tekanan darah sistolik dan diastolik
16
2. menunjukan perfusi jaringan serebral, yang dibuktikan oleh indikator:
3. tekanan intrakranial
4. tekanan darah sistolik diastolik
5. menunjukan perfusi jaringan serebral yang dibuktikan dengan indikator
6. agitasi
7. bising karotis
8. gangguan reflek neurologis
9. muntah
Intervensi NIC
Aktivitas keperawatan
pengkajian
1. pantau hal berikut
a. tanda-tanda vital
b. hitung sel darah putih
c. PO2, PCO2, PH
d. PaCO2, SaO2, dan kadar hemoglobin untuk menentukan pengiriman oksigen ke jaringan
e. sakit kepala
f. tingkat kesadaran
g. memori, alam sadar
h. curah jantung
i. reflek korneal, batuk, muntah
2. pemantauan tekanan intrakranial (TIK)
aktivitas kolaborasi
1. pertahankan parameter hemodinamika dalam rentan dianjurkan
2. berikan obat-obatan untuk meningkatkan volume intravaskular, sesuai program
3. induksi hipertensi untuk mempertahankan tekanan perfusi serebral sesuai program
4. berikan loop diuretik dan osmotik sesuai program
5. tinggikan bagian kepala tempat tidur 0-24 derajad

17
DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. (2009). Cara mudah memahami & menghindari hipertensi jantung dan stroke. Yogyakarta: Dianloka .

Batticaca, F. (2012). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba
Medika.

Batticaca, F. B. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien denganGangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba
Medika.

Corwin, E. (2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.

Ginsberg, L. (2011). Lecture Notes Neurologi. Jakarta: Erlangga.

Goldszmith, A. d. (2013). Stroke esensial edisi 2. Jakarta: PT.Indeks.

Hunata, I. (2013). Ilmu Kedokteran Tentang Neurosains. Jogjakarta: D-Medika.

Mubarak, W. I. (2015). Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap Dalam Praktik Kepertawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, A. (2013). buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: salemba
medika.

Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Medis dan Nanda Nic - Noc. Jogjakarta:
Mediaction.

Nurarif, A. h. (2016). asuhan keperawatan kritis berdasarkan penerapan diagnosa. Jogjakarta: MediAction.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

stillwel, s. B. (2011). Pedoman Keperawatan Kritis. Jakaarta: EGC.

Wijaya, a. s. (2013). KMB 2 (keerawata dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.

Wilkinson, j. m. (2011). buku saku diagnosa keperawatan. jakarta: EGC.

18
Soal

1. Tn. M suadah 3 hari berada di ruangan indah dengan penurunan kesadaran, terpasang oksigen tekanan
darah 150/100 nadi 110x/mnt, rr: 25 x/mnt, saat auskultasi terdengar suara ronchi. diagnosa prioritas yang
muncul adalah

a. bersihan jalan nafas tidak efektif

b. pola nafas tidak efektif

c. resiko perfusi jaringan cerbral

d. resiko jatuh

2. aktivitas keperawatan yang tepat pada soal no.1 adalah

a. pengisapan jalan napas


b. ROM pasif
c. ROM aktif
d. Oksigenasi

3. tn. y usia 52 tahun dibawa ke ugd rs indah klien datang dg td 200/180 mmHg gcs 223 saturasi oksigen
60%, dokter mnediagnosa stroke hemoragic. berdasarkan kasus diatas masalah keperawatan yang tepat
adalah

a. perfusi cerbral tidak efektif


b. resiko jatuh
c. intoleransi aktivitas
d. kelebihan volume cairan

4. tindakan keperawatan yang tepat adalah

a. pemantauan tekanan intrakranial (TIK)


b. posisikan foot up
c. posisikan semifoler
d. anjurkan mobilisasi

5. ny. s ditemukan tidak sadar setelah membersihkan kebun, kemudian ny. s di bawa ke rs via ugd
berdasarkan kasus tersebut tindkana keperawatan prioritas yang di lakukan adalah

a. pertahankan jalan nafas

b. posisikan foot up

c. posisikan semifoler

d. anjurkan mobilisasi

6. ny. b datang ke ugd dengan penurunan kesadaran gcs 223, td 200/160 mmHg, didapatkan rr: 32x/mnt.
tindakan prioritas apakah yang harus diberikan pertama kali

a. pemasangan oksigen

b. tracheostomi

19
c. pasang ventilator

d. pasang ETT

7. tn. s sudah 10 hari di rawat di ruang mawar denganmerah diagnosa stroke hemoragic, keesokan harinya
saat visite dokter pasien di perbolehkan pulang. HE yang tepat diberikan oleh perawat sebelum pulang
adalah

a. Diet hipertensi

b. Makan makanan asin

c. Makanmakanan berlemak

d. Kurangi makanan manis

8. tn. s datang ke ugd dengan penurunan kesadaran, td 200/150 mmhg, terjadi peningkatan rr. pemeriksaan
penunjang yang tepat untuk kasus di atas

a. CT scan
b. Tes cultur
c. Tes widal
d. Mantoox test

9. Ny.m datang ke igd setelah tidak sadarkan diri di kebun, dari riwayat kesehatan ny.m menderita DM,
tindakan keperawatan untuk mengatasi komplikasi yang lebih berat

a. pantau ketat gula darah


b. pantau protein urea
c. pantau balance cairan
d. pantau denyut nadi
10. ny. M di bawa keluarga ke rsud genteng dengan keluhan tidak sdarakan diri saat di sawah, ditemukan rr
menuingkat, TD 210/160 mmHg dari kasus di atas diagnosa medis yang muncul adalah
a. hipertensi
b. stroke
c. gagal ginjal
d. kolitis
Plagiasi

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 809 Date September 06,2019

Characters 5777 Exclude Url

0% 100% 0 22
Plagiarism Unique Plagiarized Unique Sentences
Sentences
20
Content Checked For Plagiarism

d. Pemeriksaan Diagnostik Menurut (Batticaca F. B., 2012) dapat dilakukan beberapa pemeriksaan diagnostik yang meliputi: 1)
Angiografi serebri Yaitu menetukan penyebab dari stroke secara spesifik a. Lumbal Fungsit Tekana yang menigkat dan disertai
bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan adanya hemoragik ada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakarnial.
Peningkatan jumlah protein menunjukkan adanya proses inflamasi.. b. CT scan Mengetahui letak edema, posisi hematoma,
jaringan otak yang infark atau iskemia. Dari hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ke
ventrikel,atau menyebar ke permukaan otak. c. Magnetic Imaginic Resonance (MRI) Dengan menggunakan gelombang
magnetik atau menentukan posisi besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaaan biasanya didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat hemoragik d. USG Dopler Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena e. EEG Dilihat
dari masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak f.
Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari kelainan pada darah secara lengkap (Batticaca F. , 2012) g. Penatalaksanan Medis
1) Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan: a) Mempertahankan saluran napas yang paten: suction, oksigenasi,
trakeostomi. b) Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi klien 2) Berusaha menemukan danmemperbaiki aritmia
jantung 3) Menempatkan klien dalam posisi yang tepat. Posisi klien diubah tiap 2 jam dan dilakukan latihan gerak pasif
(Batticaca F. B., 2012) 2. Diagnosa keperawatan Menurut (PPNI, 2016) diagnosa keperawatan yang muncul pada stroke
hemoragi yaitu: a. Bersihan jalan napas tidak efektif Definisi: ketidak mampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan
napas untuk mempertahankan jalan napas tetap aman. Penyebab: Fisiologis 1) Sapasme jalan napas 2) Hipersekresi jalan
napsa 3) Disfungsi neuromuskuler 4) Benda asing dalam jalan napas 5) Adanya jalan napas buatan 6) Sekresi yang tertahan 7)
Hiperplasia dinding jalan napas 8) Proses infeksi 9) Respon elergi 10) Efek agen farmakologis Situasional 1) Merokok aktif 2)
Merookok pasif 3) Terpajan polutan Gejala dan tanda mayor Subjektif (tidak tersedia) Objektif 1) Batuk tidak efektif 2) Tidak
mampu batuk 3) Sputum berlebih 4) Mengi, whezing dan atau/ ronkhi kering 5) Mekonium di jalan napas Gejala dan tanda
minor Subjektif 1) Dispnea 2) Sulit bicara 3) Ortopnea Objektif 1) Gelisah 2) Sianosis 3) Bunyi napas menuurun 4) Pola napas
berubah Kondisi klinis yang terkait 1) Gullian barre syndrome 2) Sklerosis multiple 3) Myasthenia gravis 4) Prosedur diagnostik
5) Depresi sistem saraf pusat 6) Cedera kepala 7) Stroke 8) Infeksi saluran napas b. Resiko perfusi serebral tidak efektif Definisi
: Beresiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak Faktor resiko: 1) Keabnormalan masa protombin dan atau masa
tromboplastin parsial 2) Penurunan kinerja ventrikel kiri 3) Arterosklerosis aorta 4) Diseksi arteri 5) Fibrilasi atrium 6) Tumor
otak 7) Stenosis karotis 8) Miksoma atrium 9) Aneurisma serebri 10) Koagulopati 11) Dilatasi kardiomiopati 12) Hipertensi 13)
Neoplasma otak Kondisi klinis terkait 1) Stroke 2) Cedera kepala 3) Diseksi arteri 4) Embolisme 5) Hipertensi 6) Dilatasi
kardiomiopati 3. Intervensi a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (Wilkinson, 2011) Tujuan: menunjukan status pernapasan yang
paten dan dibuktikan oleh indikator gangguan sebagai berikut (1-5: gangguan ekstrim, berat, sedang ringan): frekuensi dan
irama pernapasan, kedalam inspirasi, kemampuan untuk memberika sekresi. Kriteria hasil: 1. batuk efektif 2. mengeluarkan
secret secara efektif 3. mempunyai jalan napas yang paten 4. pada pemeriksaan auskultasi memiliki suara napas jernih NOC
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan bersihan jalan menjadi efektif dengan kriteria hasil 1. Status pernafasan : a.
Frekuensi pernafasan normal (16-25x/menit) b. Irama pernafasan teratur c. Kemampuan untuk mengeluarkan sekret 2. Tanda-
tanda vital: a. Irama pernafasan teratur b. Tekanan darahnormal (120/80mmHg) c. Tekanan nadi normal (60-100 x/menit) NIC
Manajemen jalan nafas a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi b. Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien
untuk memasukkan alat membuka jalan nafas c. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau
menyedot lender d. Instruksikan bagaimana agar bias melakukan batuk efektif e. Auskultasi suara nafas f. Posisikan untuk
meringankan sesak nafas Monitor pernafasan a. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas b. Catat
pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi otot c. Monitor suara nafas
tambahan d. Monitor pola nafas e. Auskultasi suara nafas, catat area dimana terjadi penurunan atau tidak adanya ventilasi
dan keberadaan suara nafas tambahan f. Kaji perlunya penyedotan pada jalan nafas dengan auskultasi suara nafas ronki di
paru g. Monitor kemampuan batuk efektif pasien h. Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan, nebulezer (Wilkinson, 2011)
b. Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif NOC Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perfusi jaringan
serebral pasien menjadi efektif dengan kriteria hasil : a. Tanda-tanda vital normal b. Status sirkulasi lancer c. Pasien
mengatakan nyaman dan tidak sakit kepala d. Peningkatan kerja pupil e. Kemampuan komunikasi baik NIC 1. Kaji status
neurologic setiap jam 2. Kaji tingkat kesadaran dengan GCS 3. Kaji pupil, ukuran, respon terhadap cahaya, gerakan mata 4. Kaji

21
reflek kornea 5. Evaluasi keadaan motorik dan sensori pasien 6. Monitor tanda vital setiap 1 jam 7.
Hitung irama denyut nadi, auskultasi adanya murmur 8. Pertahankan pasien bedrest, beri
lingkungan tenang (Wilkinson, 2011)

Sources Similarity

PLAGIARISM
SCAN REPORT

Words 334 Date September 06,2019

Characters 2353 Exclude Url

0% 100% 0 18
Plagiarism Unique Plagiarized Unique Sentences
Sentences
Content Checked For Plagiarism

4) Sistem perkemihan klien mengalami inkontinensia urine sementara karena konfusi, ketidak, kontrol
sfingter urinarius eksternal hilang atau berkurang. 5) Sistem integumen Jika terjadi kekurangan oksigen
kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turor kulit akan jelek < 2 detik. 6) Sistem
muskuloskeletal Terdapat kelemahan pada salah satu susu tubuh, CRT biasanya normal yaitu < 2 detik.
Pada nervus XI (aksesorius) : tidak dapat melawan tahanan pada bahu yang diberikan perawat. Pada
pemeriksaan reflek, biasanya saat siku diketuk tidak ada respon apa-apa dari siku, tidak fleksi maupun
ekstensi (reflek bicep (-)) dan pada pemeriksaan tricep respon tidak ada fleksi dan supinasi (reflek
bicep (-)). Sedangkan pada pemeriksaan reflek hoffman tromer biasanya jari tidak mengembang
ketika diberi reflek (reflek Hoffman tromer (+)). b) Bawah Pada pemeriksaan reflek, biasanya saat
pemeriksaan bluedzensky I kaki kiri pasien fleksi ( bluedzensky (+)). Pada saat telapak kaki digores
biasanya jari tidak mengembang (reflek babinsky (+)). Pada saat dorsum pedis digores biasanya jari
kaki juga tidak beresponn (reflek caddok (+)). Pada saat tulang kering digurut dari atas ke bawah biasanya
tidak ada respon fleksi atau ekstensi (reflek openheim (+)) dan pada saat betis diremas dengan kuat
biasanya pasien tidak merasakan apa-apa (reflek gordon (+)). Pada saat dilakukan reflek patella
biasanya femur tidak bereaksi saat di ketukkan (reflek patella (+)). (Batticaca F. , 2012) 7) Sistem
penginderaan a. Pemeriksaan Mata Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, kelopak
mata tidak oedema. b. Pemeriksaan Hidung Biasanya simetris kiri dan kanan, terpasang oksigen, tidak
ada pernapasan cuping hidung. c. Pemeriksaan Mulut dan gigi Terdapat gigi kotor, mukosa bibir kering
pada pasien apatis, sopor hingga coma. d. Pemeriksaan Telinga Pasien kurang bisa mendengarkan
dengan jelas jika suara tidak keras dan dengan artikulasi yang tidak jelas (Muttaqin, 2013). 8) Sistem
pencernaan Mual dan muntah pada fase akut. Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan
produksi asam lambung sehingga menimbulkan masalah pemanuhan kebutuhan nutrisi. Pola defekasi
biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristalltik usus. Adanya inkontinensia alvi berkelanjutan

1
yang menunjukkan kerusakan neurologis luas. (Muttaqin, 2013).

Sources Similarity

PLAGIARISM
SCAN REPORT

Words 525 Date September 06,2019

Characters 3851 Exclude Url

0% 100% 0 25
Plagiarism Unique Plagiarized Unique Sentences
Sentences
Content Checked For Plagiarism

6. Komplikasi Setelah mengalami stroke klien mungkn akan mengalami komplikasi, komplikasi ini
dapat dikelompokkan berdasarkan 1. Dalam hal mobilisasi: infeksi pernapasan, nyeri tekan,
konstipasi, dan tromboflebitis 2. Dalam hal paralisis: nyeri timbul pada daerah punggung, dislokasi
sendi, deformitas, dan terjatuh 3. Dalam hal kerusakan otrak: epilepsi dan sakit kepala 4.
Hidrosefalus (Muttaqin, 2013) B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Identitas Umur :
Stroke parenchymatous hemorrhage biasa menyerang pada seorang yang berumur 45-60 th
dan subarachnoid hemorrhage berumur 20-40 th Jenis kelamin : bisa menyerang laki laki atau
perempuan (Batticaca F. , 2012) b. Status kesehatan saat ini Menurut (Muttaqin, 2013) status
kesehatan saat ini pada pasien stroke hemoragik sebagai berikut: 1) Keluhan utama Didapatkan
kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan penurunan tingkat kesadaran 2) Alasan
masuk rumah sakit Pasien masuk ke rumah sakit dengan keadaan lemah, bicara pelo dan terjadi
penurunan kesadaran 3) Riwayat penyakit sekarang Terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang
sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
4) Riwayat penyakit sebelumnya Adanya riwayat hipertensi, stroke sebelumnya, trauma kepala,
penyakit diabetus militus, penyakit jantung, anemia, kontrasepsi oral yang lama, riwayat
mengkonsumsi obat-obatan antikogulan, aspirin, vasodilator, obat obat aditif dan kegemukan
(Batticaca F. , 2012). 5) Riwayat Penyakit Keluarga Stroke dapat disebabkan dari berbagai faktor
seperti faktor genetik, budaya dan lifestyle. c. Alergi Makanan penyebabstroke adalah makanan yang
mengandung kolestrol tinggi atau hiperkolesterolemia (kadar kolestrol lebih dari 200 mg) (Batticaca F. ,
2012).
d. Kebiasaan Merokok, mengkonsumsi alkohol dan konsumsi makanan (Batticaca F. , 2012). e. Obat-
obatan pemakaian obat- obatan seperti antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta, dan lainnya
(Muttaqin, 2013). f. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum Pada klien stroke umumnya mengalami
penurunan kesadaran, gangguan bicara atau pelo, kelumpuhan sebgaian anggota badan (Muttaqin,
2013). b. Tanda-tanda vital Tekanan darah bisa terjadi peningkatan ataupun penurunan, respirasi

2
bervariasi tergantung kondisi klien, nadi lebih sering terjadi (Muttaqin, 2013). c. Body system 1) Sistem
Pernapasan Terjadi peningkatan sputum, sesak napas dan peningkatan frekuensi pernapasan, suara
napas tambahan seperti ronchi dan snoring pada klien yang mengalami peningkatan produksi
secret (Muttaqin, 2013). 2) Sistem Kardiovaskular Klien mengalami peningkatan tekanan darah
dan terdapat adanya hipertensi, frekuensi nadi dapat bervariasi dan didapatkan renjatan (syok)
hipovolemik (Muttaqin, 2013). 3) Sistem Persyarafan Pemeriksaan saraf cranial: Saraf I: tidak ditemukan
kelainan pada fungsi penciuman Saraf II. Pemeriksaan ketajaman penglihatan berada pada batas
normal. kecuali jika terdapat komplikasi Saraf III,IV,VI : pada pemeriksaan fungsi dan reaksi pupil
terjadi isokor/ anisokor, luas pandang baik 90o, visus 6/6. klien dapat megikuti semua arahan perawat
dalam pemeriksaan Saraf V : penderita meningitis biasanya tidak ditemukan paralisis atau
kelumpuhan pada otot wajah serta reflex kornea biasanya tidak dijumpai kelainan. Saraf VII : indra
pengecapan dalam rentang normal serta wajah simetris, kecuali bagian yang terdapat kelemahan.
Saraf VIII : tidak didapatkan kelainan seperti tuli konduktif dan tuli persepsi untuk pasien yang tidak
mengalami lemah anggota gerak atas Saraf IX dan X : kemampuan indra menenlan dalam batas
normal Saraf XI : tidak dapat melawan melawan tahanan yang diberikan Saraf XII : pada saraf ini, lidah
simetris, tidak terjadi deviasi pada satu sisi serta tidak terjadi fasikulasi, namun kadang artikulasi tidak
jelas (Muttaqin, 2013).

Sources Similarity

PLAGIARISM
SCAN REPORT

Words 529 Date September 06,2019

Characters 3966 Exclude Url

0% 100% 0 24
Plagiarism Unique Plagiarized Unique Sentences
Sentences
Content Checked For Plagiarism

4. Penyebab Stroke Hemoragik Terhalangnya suplai darah ke otak pada stroke perdarahan (stroke
hemoragik) disebabkan oleh arteri yang mensuplai darah ke otak pecah. Penyebabnya misalnya
tekanan darah yang mendadak tinggi dan atau oleh stress psikis berat. Peningkatan tekanan darah
yang mendadak tinggi juga dapat disebabkan oleh trauma kepala atau peningkatan tekanan lainnya,
seperti mengedan, batuk keras, mengangkat beban, dan sebagainya. Pembuluh darah pecah
umumnya karena arteri tersebut berdinding tipis berbentuk balon yang disebut aneurisma atau arteri
yang lecet bekas plak aterosklerotik. Selain hal-hal yang disebutkan diatas, ada faktor-faktor lain yang
menyebabkan stroke diantaranya : a. Faktor risiko medis Faktor risiko medis yang memperparah
stroke adalah: 1) Arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah) 2) Adanya riwayat stroke dalam

3
keluarga (factor keturunan) 3) Migraine (sakit kepala sebelah) (Wijaya, 2013). b. Faktor risiko pelaku
1) Mengosumsi minuman bersoda dan beralkhohol 2) Suka menyantap makanan siap saji (fast
food/junkfood) 3) Kurangnya aktifitas gerak/olahraga 4) Kebiasaan merokok 5) Suasana hati yang
tidak nyaman, seperti sering marah tanpa alasan yang jelas (Wijaya, 2013). c. Faktor risiko yang dapat
dimodifikasi 1) Hipertensi (tekanan darah tinggi) Hipertensi mengakibatkan adanya gangguan aliran
darah yang mana diameter pembuluh darah akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak
pun berkurang. Dengan pengurangan aliran darah ke otak, maka otak kekurangan suplai oksigen
dan glukosa, lamakelamaan jaringan otak akan mati 2) Penyakit jantung Penyakit jantung seperti
koroner dan infark miokard (kematian otot jantung) menjadi factor terbesar terjadinya
stroke.Gangguan aliran darah dapat mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap.
3) Diabetes mellitus Pembuluh darah pada penderita diabetes melltus umumnya lebih kaku atau tidak
lentur. Dikarenakan adanya peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba sehingga
dapat menyebabkan kematian otak. 4) Hiperkolesterlemia Hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana
kadar kolesterol dalam darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada
pembuluh darah. Kondisi seperti ini lama-kelamaan akan menganggu aliran darah, termasuk aliran
darah ke otak. 5) Obesitas Pada orang dengan obesitas, biasanya kadar LDL (LowDensity Lipoprotein)
lebih tinggi dibanding kadar HDL (HighDensity Lipoprotein) (Hunata, 2013) 5. Patofisiologi Hipoksia
yang berlangsung lama dapat menyebabkan iskemik otak. Sedangkan iskemik yang sudah terjadi
dalam waktu lama dapat menyebabkan kematian sel permanen dan mengakibatkan infark pada
otak.Pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemik adalah arteri serebral tengah dan arteri
karotis interna.Defisit fokal permanen dapat tidak diketahui jika klien pertama kali mengalami iskemik
otak total yang dapat teratasi. Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau
emboli, maka mulai terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak. Kekurangan oksigen
dalam satu menit dapat menunjukkan gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran.
Sedangkan kekurangan oksigen dalam waktu yang lebih lama menyebabkan nekrosis mikroskopik
neuron-neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut infark. Jika aliran darah ke tiap bagian otak
terhambat karena trombus atau emboli, maka mulai terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan
otak. Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan gejala yang dapat pulih seperti
kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam waktu yang lebih lama menyebabkan
nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut infark. Gangguan
perdarahan darah otak akan menimbulkan pada metabolisme sel sel neuron, dimana sel- sel neuron
tidak mampu menyimpan glikogen sehingga kebutuhan metabolisme tergantung dari gukosa dan
oksigen yang terdapat pada arteri-arteri yang menuju otak (Batticaca F. B., 2012).

Sources Similarity

PLAGIARISM
SCAN REPORT

Words 357 Date September 06,2019

Characters 2622 Exclude Url

4
0% 100% 0 12
Plagiarism Unique Plagiarized Unique Sentences
Sentences
Content Checked For Plagiarism

1. Definisi Stroke hemoragi merupakan disfungsi otak fokal yang akut disebabkan oleh pendarahan
primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan karena trauma kapitis, melainkan pecahnya
pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. (Mubarak, 2015) Stroke hemoragik adalah disfungsi
neurologis fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara
spontan bukan oleh karena trauma kapatis,disebabkan oelh karena pecahnya pembuluh darah arteri,
vena dan kapiler (Muttaqin, 2013) Stroke hemorhagi merupakan perdarahan serebri dan mungkin
perdaraan subarakhnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah pada otak di daerah otak
tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan suatu aktivitas atau sedang aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat. Kesadaran klien umumnya menurun. (Wijaya, 2013) 2. Klasifikasi Menurut
(Wijaya, 2013), Perdarah otak dibagi menjadi : a. Perdarahan intraserebral Pecahnya pembuluh darah
(mikroaneurisma) terutama karena hypertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan
otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak. Peningkatan TIK
yang terjadi cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak dikarenakan herniasi otak. Perdarahan
intraserebral yang disebabkan karena hypertensi sering dijumpai di daerah putamen, talamus, pons dan
serebelum b. Perdarahan subrachnoid Perdarahan ini terjadi karena pecahnya aneurisma berry atau
AVM. Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi willisi dan cabang- cabangnya
yang terdapat di luar perenkim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang sub arachnoid
menyebabakan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka nyeri dan vasopasme pembuluh
darah serebral yang berakibat disfungsi otak global maupun fokal (hemiprase, gangguan hemi sensorik,
afasia,dll). 3. Gejala klinis Gaejala klinis pada pasien stroke hemoragik antara lain: 1. Tiba-tiba
mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan 2. Tiba-tiba hilang rasa peka 3. Bicara cedal
atau pelo 4. Gangguan bicara dan bahasa 5. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai 6.
Gangguan daya ingat 7. Nyeri kepala hebat 8. Vertigo 9. Kesadaran menurun 10. Gangguan penglihatan
11. Proses kencing terganggu 12. Gangguan fungsi otak (Nurarif A. h., 2016) Menurut (Batticaca F. B.,
2012) pada stroke hemoragik berupa: a. Defisit neurologis mendadak, didahului gejala prodromal yang
terjadi pada saat istirahat atau bangun pagi b. Kadang tidak terjadi penurunan kesadaran c. Terjadi
trauma pada usia<50 tahun d. Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat gangguan pembuluh
darah dan okasinya.

Sources Similarity

5
Lembar konsul

6
7

Anda mungkin juga menyukai