Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Oleh :
Galuh Fitri Ananda (14.401.17.039)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM D III KEPERAWATAN
KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Mata Ajar : Promosi Kesehatan


B. Topik : Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
C. Sub Topik : Waspada Hipertensi Kendalikan Tekanan Darah
D. Sasaran : Warga Masyarakat
E. Waktu : 08.00-08.30 Pertemuan: 30 Menit

F. Analisa Situasi
1. Penyuluh : Galuh fitri ananda, mahasiswa AKES RUSTIDA semester 3
2. Sasaran : Seluruh warga masyarakat Dusun Krajan, Kalibaru
3. Tempat : Tempat yang akan dilakukan penyuluhan merupakan tempat
terbuka di balai dusun krajan, tempat memadai, cuaca sejuk dan cerah.

G. Tujuan Penyuluhan Umum :

Setelah di berikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan mampu


mengetahui dan memahami tentang bahaya Hipertensi.

H. Tujuan Penyuluhan Khusus :

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran mampu:

1. Memahami pengertian Hipertensi


2. Memahami gejala dan tanda Hipertensi
3. Memahami klasifikasi Hipertensi
4. Memahami cara pencegahan Hipertensi
I. Materi:

dalam penyuluhan materi yang akan disampaikan adalah:

1. Pengertian Hipertensi
2. Gejala Dan Tanda Hipertensi
3. Klasifikasi Hipertensi
4. Cara Pencegahan Hipertensi

J. Kegiatan penyuluhan:
a. Pendekatan yang digunakan dengan menggunakan metode:
1. Ceramah
2. Diskusi
b. Langkah-langkah
No Pertemuan Materi Penyuluh Sasaran
Tugas
1 5 menit Pembukaan a. Memberikan salam dan a. Menjawab salam
memperkenalkan diri b. Mendengarkan
b. Menyampaikan tujuan penyuluh
dan manfaat penyuluhn menyampaikan
pada sasaran tujuan dan
c. Menjelaskan kontak manfaat
waktu yang diperlukan c. Mendengarkan
dan
d. Menyebutkan materi yang
memperhatikan
akan diberikan penyaji.

2. 15 menit Penyajian a. Menjekaskan a. memperhatikan


pengertian Hipertensi
dan
b. Gejala Dan Tanda
Hipertensi mendengarkan
c. Klasifikasi Hipertensi
b. Bertanya pada
d. Cara Pencegahan
Hipertensi penyuluh jika
masih ada yang
belum jelas
3 5 menit Evaluasi a. Memberikan pertanyaan a. Menjawab
kepada peserta pertanyaan
b. Mengulang secara
stimulasi materi yang
telah disampaikan
5 menit Penutup a. Mengucapkan maaf dan a. Memperhatikan
terimakasih b. Menjawab salam
b. Mengucapkan salam
penutup

K. Alat/ Sarana/ Sumber

Media/ Alat : Leaflet, Laptop, LCD

Sumber :

Jambia, A., & dkk. (2017, April 4). Penyakit Tidak Menular " Hipertensi".
Dipetik November 12, 2018, dari
http://amsarjambia.blogspot.com/2017/04/makalah-hipertensi-kimia-
klinik.html

Vitahealth. (2006). Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka tama.

Wijayakusuma, H. (2008). Ramuan Lengkap Herbal Takhlukan Penyakit.


Jakarta: Pustaka Bunda.

L. Penilaian:
a. Prosedur
1. Penyuluh telah mempersiapkan materi yang akan disampaikan pada
sasaran 3 hari sebelum melakukan penyuluhan.
2. Penyuluh mempersiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan pada
sasaran sesuai dengan materinya yang disampaikan.
3. Kontrak waktu dengan sasaran.
b. Penilaian/Hasil

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu


menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh.
HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi, yang dibawa oleh darah, terlambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya.
Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih
keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung
lama dan menetap, timbullah gejala yang disebut sebagai penyakit darah
tinggi. (Vitahealth, 2006)
Terjadi karena tekanan darah yang berlebihan terhadap dinding arteri. jika
kondisi ini berjalan terus mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah dan
kekurangan aliran darah ke jaringan tubuh. kondisi demikian mengakibatkan
kerusakan jaringan jantung, ginjal, otak, mata. Seseorang dikatakan hipertensi
jika nilai tekanan darah sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastolik diatas 90
mmHg. (Wijayakusuma, 2008)
Hipertensi seringkali disebut sebagi pembuluh darah gelap (silent killer),
karena termasuk penyakit mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya
lebih dahulu sebgai peringatan bagi korban. Jika muncul sering dianggap
sebagai gangguan biasa, sehingga korban terlambat menyadari akan
datangnya penyakit. (Vitahealth, 2006)
B. Penyebab
Sekitar 90-95% penderita hipertensi tidak diketahui pasti penyebabnya.
Kondisi ini disebut hipertensi esensial. Hipertensi yang diketahui
penyebabnya disebut hipertensi sekunder, antara lain disebabkan oleh
penyakit pembuluh darah ginjal, pemakaian obat, atau kelainan endokrin.
Sekitar 5-10% penderita masuk kategori hipertensi sekunder. (Wijayakusuma,
2008)
C. Tanda dan gejala
Hipertensi jarang menunjukan gejala, kadang seseorang baru mengetahui
menderita hipertensi sewaktu diukur tekanan darahnya. Namun secara umum,
penderita mengalami gejala, seperti sakit kepela, pusing, perasaan berputar
serasa ingin jatuh, jantung berdebar, rasa pegal pada tengkuk, nyeri dada dan
bahu kiri, serta telinga berdenging. (Wijayakusuma, 2008)
D. Klasifikasi
Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik,
hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated
systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti
peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut.
Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri apabila
jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan
maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah
sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada
anak-anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh
darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan
terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan
diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri bila
jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan. Hipertensi
campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 %
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-
angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca
intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas,
alkohol, merokok, serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan
sindrom Cushing, feokromositoma, koartasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII),
klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok
normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II.
Tabel 1.
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah


Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 –139 80 –89
Hipertensi derajat I 140 –159 90–99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100

Tabel 2.
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO / ISH

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah


Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Hipertensi berat ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sedang 160 –179 100 –109
Hipertensi ringan 140 –159 90 –99
Hipertensi perbatasan 120 –149 90 –94
Hipertensi sistolik perbatasan 120 –149 < 90
Hipertensi sistolik terisolasi > 140 < 90
Normotensi < 140 < 90
Optimal < 120 < 80
(Jambia & dkk, 2017)
E. Pencegahan
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, demikian juga terhadap
hipertensi. Apabila hipertensinya tergolong ringan maka masih dapat
dikontrol melalui sikap hidup sehari-hari.
Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan
pencegahan yang baik (Stop High Blood Pressure), antara lain dengan cara
menghindari faktor risiko hipertensi.
1. Pola makan
Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah.
Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan
yang rendah lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah,
sayur, serta produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat
menurunkan tekanan darah. Untuk menanggulangi keadaan tekanan
darah yang tinggi, secara garis besar ada empat macam diet, yaitu :
a. Diet rendah garam
Ada tiga macam diet rendah garam (sodium) yaitu :
1) Diet ringan, boleh mengkonsumsi 1,5-3 gram sodium perhari,
senilai dengan 3,75-7,5 gram garam dapur.
2) Diet menengah, boleh mengkonsumsi 0,5-1,5 gram sodium
perhari, seniali 1,25-3,75 gram garam dapur.
3) Diet berat, hanya boleh mengkonsumsi dari 0,5 gram sodium atau
kurang dari 1,25 gram garam dapur perhari.
Tujuan diet rendah garam untuk membantu menghilangkan
retensi (penahan) air dalam jaringan tubuh sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Walaupun rendah garam, yang penting
diperhatikan dalam melakukan diet ini adalah komposisi makanan
harus tetap mengandung cukup zat-zat gizi, baik kalori, protein,
mineral maupun vitamin yang seimbang.
b. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
Diet ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan
menurunkan berat badan bagi penderita yang kegemukan. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam mengatur diet ini antara lain
sebagai berikut :
1) Hindari penggunaan lemak hewan, margarin dan mentega
terutama goreng-gorengan atau makanan yang digoreng dengan
minyak.
2) Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis lainnya serta sea
food (udang, kepiting), minyak kelapa dan kelapa (santan).
3) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir dalam
seminggu.
4) Lebih sering mengkonsumsi tempe, tahu, dan jenis kacang.
5) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis manis, seperti
sirup, dodol, kue, dan lain-lain.
6) Lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan buah, kecuali durian
dan nangka. Selain itu, juga harus memperhatikan gabungan
makanan yang dikonsumsi karena perlu disesuaikan dengan kadar
kolesterol darah.
c. Diet tinggi serat
Diet tekanan darah tinggi dianjurkan setiap hari mengkonsumsi
makanan berserat tinggi. Beberapa contoh jenis bahan makanan yang
mengandung serat tinggi yaitu :
1) Golongan buah-buahan, seperti jambu biji, belimbing,papaya,
mangga, apel, semangka dan pisang.
2) Golongan sayuran, seperti bawang putih, daun kacang panjang,
kacang panjang, daun singkong, tomat, wortel, touge.
3) Golongan protein nabati seperti kacang tanah, kacang hijau,
kacang kedelai, kacang merah, dan biji-bijian.
4) Makanan lainnya seperti agar-agar dan rumput laut.
d. Diet rendah kalori bagi yang kegemukan
Orang yang berat badannya lebih (kegemukan) akan beresiko tinggi
terkena hipertensi. Demikian juga orang yang berusia diatas usia 40
tahun. Penanggulangan hipertensi dapat dilakukan dengan pembatasan
asupan kalori, hal yang harus diperhatikan yaitu :
1) Asupan kalori dikurangi sekitar 25
2) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi
3) Aktivitas olahraga dipilih yang ringan-sedang
4) Pola istirahat
5) Pemulihan anggota tubuh yang lelah beraktifitas sehari penuh
untuk menetralisir tekanan darah.
e. Pola aktivitas
Tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah
yaitu : bejalan kaki, bersepeda, berenang, aerobik. Kegiatan atau
pekerjaan sehari-hari yang lebih aktif baik fisik maupun mental
memerlukan energi / kalori yang lebih banyak. Orang dengan gaya
hidup yang tidak aktif akan rentan terhadap tekanan darah tinggi.
Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk dan
berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah.
(Jambia & dkk, 2017)
SKENARIO

Berdasarkan hasil survei lingkungan di puskesmas, di Dusun Krajan,


Kalibaru. Terlihat dari catatan medis banyak sekali warga yang mendrita tekanan
darah tinggi atau Hipertensi, hal ini dikarena sebagian warganya mengalami
obesitas dan terlihat pula pola makan yang tidak sehat dan kurang nya olah raga.
Hal itu memicu masyarakat yang sudah terkena hipertensi tapi tidak ada tanda
gejala yang signifikan membuat masyarakat tidak terlalu khawatir akan kesehatan
nya selagi mereka tidak benar-benar merasakan sakit. Dan hasil wawancara
dengan sebagian warga ternyata angka kejadian stroek meningkat di daerah
tersebut. Oleh karena itu perlu diadakan penyuluhan tentang bahaya kepada
masyarakat, agar pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat meningkat akan
penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai