Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-bahan
kimia buatan (pupuk dan pestisida), membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap
mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak
membahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya menimbulkan kekhawatiran
berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, sedangkan pertanian tradisional
yang bertumpu pada pasokan internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan
kekhawatiran berupa rendahnya tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan
manusia. Kedua hal ini yang dilematis dan hal ini telah (Mugnisjah, 2001). Pertanian
modern dikhawatirkan memberikan dampak pencemaran sehingga membahayakan
kelestarian lingkungan, hal ini dipandang sebagai suatu krisis pertanian modern.
Sebagai alternatif penanggulangan krisis pertanian modern adalah penerapan
pertanian organik. Kegunaan budidaya organik menurut Sutanto (2002) adalah
meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh
budidaya kimiawi. Pemanfaatan pupuk organik mempunyai keunggulan nyata dibanding
dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan keluaran setiap
budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat
dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik berdaya amliorasi ganda dengan bermacam-
macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus
menkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan
terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian penerapan sistem pertanian
organik pada gilirannya akan menciptakan pertanian yang berkelanjutan..
Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan modernitas.
Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya hasil panen yang dihasilkan. Semakin
banyak, semakin dianggap maju. Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia
merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk
memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai
sejak tahun 1970-an.
Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat
itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor,
pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati
swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi

1
serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang
semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah dikontrol
pemerintah. Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat petani. Dalam
sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam dengan
memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Petani
merupakan komunitas mandiri.
Nenek moyang memanfaatkan pupuk hijau dan kandang untuk menjaga
kesuburan tanah, membiakkan benih sendiri, menjaga keseimbangan alam hayati dengan
larangan adat. Mereka mempunyai sistem organisasi sosial yang sangat menjaga
keselarasan, seperti organisasi Subak di Bali dan Lumbung Desa di pedesaan Jawa.
Dengan pertanian modern, petani justru tidak mandiri Padahal, FAO (lembaga
pangan PBB), telah menegaskan Hak-Hak Petani (Farmer‘s Rights) sebagai penghargaan
bagi petani atas sumbangan mereka. Hak-hak Petani merupakan pengakuan terhadap
petani sebagai pelestari, pemulia, dan penyedia sumber genetik tanaman.
Hak-hak petani dalam deklarasi tersebut mencakup: hak atas tanah, hak untuk
memiliki, melestarikan dan mengembangkan sumber keragaman hayati, hak untuk
memperoleh makanan yang aman, hak untuk mendapatkan keadilan harga dan dorongan
untuk bertani secara berkelanjutan, hak memperoleh informasi yang benar, hak untuk
melestarikan, memuliakan, mengembangkan, saling tukar-menukar dan menjual benih
serta tanaman, serta hak untuk memperoleh benihnya kembali secara aman yang kini
tersimpan pada bank-bank benih internasional (Wacana, edisi 18, Juli-Agustus 1999).
Apa yang dikembangkan oleh para ilmuwan telah membedakan mana yang maju
dan terbelakang, modern dan tradisional, serta efisien dan tidak efisien. Sedangkan
buktinya, sistem pertanian yang disebut sebagai yang terbelakang, tradisional dan tidak
efisien itu ternyata lebih bersifat ekologis, tidak merusak alam.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui tentang
pengolahan lahan dengan modern dan apa itu pertanian modern serta apa ciri-ciri
pertanian modern.

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian pertanian modern


Pertanian modern adalah pola bertandi dengan menggunakan alat-alat canggih
dan dengan skala besar. Pertanian modern harus menggunakan peralatan
modern. Apalikasi pertanian modern yang telah terlaksana seperti pertanian gandum,
pertanian padi, pertanian anggur.

B. Sistem Pertaniaan Modern


Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-bahan
kimia buatan (pupuk dan pestisida), menimbulkan kekhawatiran berupa pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup, sedangkan pertanian tradisional yang bertumpu pada
pasokan internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan kekhawatiran berupa rendahnya
tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan manusia. Kedua hal ini yang
dilematis dan hal ini telah membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap
mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak
mebahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya (Mugnisjah,2001). Pertanian
modern dikhawatirkan memberikan dampak pencemaran sehingga membahayakan
kelestarian lingkungan, hal ini dipandang sebagai suatu krisis pertanian modern.
Sebagai alternatif penanggulangan krisis pertanian modern adalah penerapan
pertanian organik. Kegunaan budidaya organik menurut Sutanto (2002) adalah
meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh
budidaya kimiawi. Pemanfaatan pupuk organik mempunyai keunggulan nyatadibanding
dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinyamerupakan keluaran setiap
budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat
dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik berdaya amliorasi ganda dengan bermacam-
macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanahdan sekaligus
menkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan
terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian penerapan sistem pertanian
organik pada gilirannya akan menciptakan pertanian yang berkelanjutan.
Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan modernitas.
Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya hasil panenyang dihasilkan. Semakin
banyak, semakin dianggap maju. Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia

3
merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk
memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern.

C. Ciri-ciri pertanian Modern (Napitupulu, 2000)


1. Usahanya merupakan industri/perusahaan pertanian, memenuhi skala ekonomi,
menerapkan teknologi maju dan spesifik lokasi termasuk mekanisasi pertanian,
menghasilkan produk segar dan olahan yang dapat bersaing di pasar global (likal dan
internasional), dikelola secara profrsional, mampu tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan, memiliki “brand name” (citra nama) berskala internasional dan
mampu berproduksi di luar musim.
2. Pertanian mampu mengambil keputusankeputusan yang rasional dan inovatif,
memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, mempunyai kemampuan maanajemen
modern dan profesional, mempunyai jaringan (networking) yang luas, mempunyai
akses informasi ke pasar global dan mempunyai posisi tawar yang kuat.
3. Organisasinya mempunyai organisasi/asosiasi di antara petani yang kuat (solid) dan
berjenjang dari tingkat desa ke tingkat nasional, bisa mengakses lembaga keuangan
dan lembaga bisnis lainnya.
4. Aturan mainnya mencerminkan adanya kesadaran tingkat makro dan mikro secara
operasional berpihak kepada petani khususnya dalam konteks perdagangan global,
tidak tumpang tindih, konsisten dengan meminimumkan inkonsistensi di antara
berbagai kebijakan yang ada.

D. Negara Pertanian Modern


Ada 4 daftar negara-negara yang pertaniaan modernnya patut di contoh :

1. Jepang
Sebagai negara dengan budaya teknologi yang tinggi, Jepang menerapkan juga
teknologi untuk bidang pertaniannya. Pertanian di negara ini sangat diatur secara
detail, dikerjakan secara serius, mengutamakan teknologi namun tetap ramah
lingkungan. Dengan keunikan pengelolaannya itu, Badan Pertaniannya PBB (FAO)
menjadikan daerah pertaniaan di Jepang masuk dalam daftar Warisan Penting Sistem
Pertaniaan Global (GIAHS). Dengan porsi lahan pertanian hanya 25 % saja,
masyarakat Jepang benar-benar memanfaatkan lahan mereka secara efisien, mereka

4
menanam di pekarangan, ruang bawah tanah, pinggiran rel kereta, di atas gedung,
pokoknya setiap lahan yang dapat dimanfaatkan mereka optimalkan.
Pasca Tsunami yang meluluh lantahkan sebagian lahan pertaniannya, jepang
merencanakan sitem pertanian yang lebih modern. Sistem pertanian yang dijalankan
oleh robot, seperti traktor tanpa awak, mesin tanam dan mesin panen. Untuk
menghalau hama jepang akan menggunakan teknologi lampu LED.

2. Belanda
Menurut saya negara ini sangat mengagumkan dalam hal pengelolaan pertaniannya.
Dengan luas wilayah yang relatif kecil bila dibandingkan Indonesia, pada tahun 2011
Belanda mampu menjadi negara peringkat 2 untuk negara pengekspor produk pertanian
terbesar didunia dengan nilai ekspor mencapai 72,8 miliar Euro. Produk andalannya
adalah benih dan bunga. Sektor pertanian merupakan pendorong utama ekonomi di
Belanda dengan menyumbang 20% pendapatan nasionalnya.
Kunci dari majunya pertanian di Belanda adalah Riset. Kebijakan-kebijakan dan
teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan para ahli. Salah satu pusat riset
pertanian yang terkenal disana adalah universitas Wageningen.

3. Amerika Serikat
Amerika Serikat terkenal sebagai penghasil kacang kedelai, gandum, kapas, kentang
dan tembakau di dunia. Harga produk-produk tersebut sangat mempengaruhi harga di
dunia. Pertanian di sana dikerjakan dengan luas kepemilikan lahan yang luas, dikerjakan
dengan teknologi pertanian yang hampir separuhnya dilakukan oleh mesin. Sistem irigasi
dalam pengelolaan air pun di buat lebih efisien.

4. Taiwan
Hasil ekspor produk pertanian di negara ini adalah USD 11,8 miliar atau 1,5%
pendapatan nasionalnya. Seperti juga di negara dengan pertanian lainnya, separuh
pengerjaan dilakukan dengan teknologi canggih. Contohnya dalam penanaman padi,
mereka menerapkan sistem yang sangat berbeda dengan Indonesia. Bila di Indonesia bibit
padi di semai pada satu hamparan sebelum dipindah pada lahan sawah, di Taiwan bibit
padi dimasukan suatu wadah pot segi empat dengan ketinggian 2 cm, saat tanam
menggunakan mesin dengan kecepatan 3 jam/ha. Cara ini dapat menghemat waktu,
tenaga, biaya serta menghasilkan pertumbuhan padi lebih baik, karena pada saat tanam

5
tidak perlu mencabut bibit dari persemaiaan yang akan membuat tanaman stress dan
memerlukan waktu untuk adaptasi.
Dari kesemua negara yang saya sebutkan tadi, ada “benang merah” yang membuat
mereka maju dan terdepan dalam teknologi pertaniaan, yaitu dukungan pemerintahnya
melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak terhadap petani, mengatur dan menata
pengelolaan pertanian menjadi teratur, tertata dan mensejahterakan. Saya amat yakin,
dalam hal sumberdaya manusia Indonesia pun tak kalah hebat, tinggal bagaimana
menciptakan suasana yang kondusif di pertanian kita, Malaysia dan Thailand pun udah
mulai menata pertaniaannya, sektor ini maju pesat di sana.

E. Manajemen Pertanian Modern


1. Obat – obatan Manajemen pertanian modern menitik beratkan pada segi:
Produktivitas
Efisiensi

a. Produktivitas
Merupakan upaya untuk menaikkan jumlah produksi dari lahan pertanian yang
tersedia.
Faktor – faktor yang dapat menunjang hasil produksi antara lain:
1) Lahan
2) Kesuburan tanah
3) Bibit yang di gunakan
4) Tenaga kerja
5) Pupuk
6) Aspek manajemen pengolahan hasil
7) Modernisasi alat pertanian

b. Efisiensi
Efisiensi menurut pengertian ilmu ekonomi di bagi menjadi tiga :
1) Efisiensi teknis
2) Efisiensi alokatif (harga)
3) Efisiensi ekonomi

6
2. Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis apabila faktor
produksi yang di pakai menghasilkan produksi yang maksimum.
3. Efisiensi harga di lihat dari profit (keuntungan) yang di dapatkan.
4. Efisiensi ekonomi yaitu apabila usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis
dan harga

Di Indonesia Gebrakan revolusi hijau terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu,
pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk
kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada
beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai menghadapi serangan hama, kesuburan
tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida
yang tidak manjur lagi.
Contoh sistem pertanian modern
Corporate Farming adalah sebuah sistem pertanian dengan menerapkan cara
panggarapan lahan yang relatif luas secara bersamasama dalam satu sistem pengelolaan
oleh sebuah perusahaan atau korporasi.

F. Pertanian Modern
Pertanian modern bertujuan untuk memutus ketergantungan petani terhadap input
eksternal dan penguasa pasar yang mendominasi sumber daya agraria. Pertanian modern
merupakan tahapan penting dalam menata ulang struktur agraria dan membangun sistem
ekonomi pertanian yang sinergis antara produksi dan distribusi dalam kerangka
pembaruan agraria.
Pelaksanaan pertanian modern bersumber dari tradisi pertanian keluarga yang
menghargai, menjamin dan melindungi keberlanjutan alam untuk mewujudkan kembali
budaya pertanian sebagai kehidupan. Oleh karena itu, SPI mengistilahkannya sebagai
“Pertanian modern berbasis keluarga petani”, untuk membedakannya dengan konsep
pertanian organik berhaluan agribisnis. Pertanian modern merupakan tulang punggung
bagi terwujudnya kedaulatan pangan (Serikat Petani Indonesia, 2008)
Pertanian modern meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan
sosioekonomi. Pertanian modern direpresentasikan dengan sistem pertanian yang
melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia, mengendalikan erosi tanah dan
gulma, serta memelihara kesuburan tanah

7
Pertanian modern memiliki konsep dasar yaitu mempertahankan ekosistem alami
lahan pertanian yang sehat, bebas dari bahan-bahan kimia yang meracuni lingkungan.
Dalam pertanian modern terdapat komponen dasar agroekosistem baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang, dimana komponen dasar agroekosistem tersebut
memadukan antara produktivitas (productivity), stabilitas (Stability), Pemerataan
(equlity).
Pertanian modern merupakan suatu ajakan moral untuk berbuat kebijakan pada
lingkungan Sumber Daya Alam dalam usaha pertanian dengan mempertimbangkan 3
aspek, yaitu:
a. Kesadaran Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budidaya pertanian tidak boleh
menyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbangan lingkungan adalah
indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismenya dikendalikan
oleh hukum alam.
b. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus mengacu
pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka
pandek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar
sistem ekologi. Sumber daya alam terlanjutkan (tidak tereksploitasi).
c. Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus selaras
dengan norma-noma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi oleh
masyarakat setempat. (Lisa navita)

1. Pertanian modern berdasarkan fungsi dasar Ekonomi


Penerapan pertanian organik, memberikan manfaat bagi masyarakat dalam upaya
pemberdayaan ekonomi rakyat antara lain :
a. Produksi pertanian organik jauh dibawah hasil produksi sistem konvensional
Adanya perbedaan hasil ini mencerminkan adanya perbedaan teknik bercocok
tanam dan pengalaman petani. Industri pangan organik berkembang sangat cepat
sementara petani belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk
menerapkan sistem pertanian organik yang benar. Perbedaan hasil juga seringkali
bergantung pada jenis tanaman yang diusahakan. Beberapa hasil penelitian di kawasan
Timur Canada menunjukkan bahwa hasil gandum organik adalah 75% lebih rendah
dibanding dengan gandum konvensional. Pada kasus cuaca yang tidak normal, misalnya
musim kering yang panjang, maka produktivitas pertanian organik biasanya lebih tinggi

8
dibanding pertanian konvensional. Di samping itu, pertanian organik juga relative lebih
tahan terhadap gangguan hama dan penyakit.
b. Minimnya akses transportasi pada lokasi-lokasi yang memenuhi syarat untuk
budidaya pertanian organik
Minimnya akses transportasi disebabkan karena daerah yang memenuhi syarat
untuk budidaya pertanian organik adalah daerah yang minim pencemaran lingkungan.
Hal ini menimbulkan beberapa implikasi lanjutan antara lain : (a). sulitnya
mendistribusikan bahan input atau sarana produksi pertanian seperti pupuk dan pestisida
organik, benih, dan peralatan kerja; (b). sulitnya membawa hasil/produk pertanian
organik dari lahan ke pasar; (c). mahalnya biaya untuk transportasi dari dan ke lokasi
budidaya pertanian organik.
c. Pertanian modern memerlukan biaya produksi relatif lebih rendah dibandingkan
pertanian konvensional.
Khususnya untuk penyediaan input produksi pertanian konvensional memiliki
biaya produksi lebih tinggi daripada pertanian modern. Dalam pertanian modern
pembelian pupuk dan pestisida sintetis tidak diperlukan lagi. pengendalian gulma
dilakukan secara mekanis. Pengolahan tanah untuk pengendalian gulma setelah tanaman
tumbuh dilakukan dengan cara minimal. Banyak orang berpendapat bahwa pengendalian
gulma akan meningkatkan frekuensi pengolahan tanah dan juga biaya. Dalam
prakteknya, ternyata tidaklah demikian. Dengan perbaikan struktur tanah dan praktek
pengelolaan yang baik, pertanian modern justru meminimalkan pengolahan tanah, atau
lebih sedikit, dibanding pertanian konvensional.
d. Pendapatan petani modern sedikit lebih besar dibanding dengan petani konvensional.
Secara umum, biaya produksi lebih rendah dan pendapatan lebih besar
(karena premium price). Industri organik berubah sangat cepat sehingga mempengaruhi
ketidakstabilan harga. Sebagai contoh, adanya harga tinggi pada satu jenis komoditi telah
mendorong banyak petani menanam komoditi yang sama secara bersamaan. Ini
menyebabkan harga turun ketika musim panen. Banyak orang berpendapat bahwa sejalan
dengan waktu premium price akan stabil. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
petani akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani, sebagai contoh biaya
pembelian pupuk organik lebih murah dari biaya pembelian pupuk kimia; Harga jual hasil
pertanian organik seringkali lebih mahal. Contoh, harga beras organik saat ini Rp. 8.000
– 13.000,-/kg sedang beras biasa Rp. 5.500 – 7.000,-/kg; Petani dan peternak bisa
mendapatkan tambahan pendapatan dari penjualan jerami dan kotoran ternaknya;Bagi
9
peternak, biaya pembelian pakan ternak dari hasil fermentasi bahan organik lebih murah
dari pakan ternak konvensional; Pengembangan pertanian organik berarti memacu daya
saing produk agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional akan
produk pertanian organik yang terus meningkat. Ini berarti akan mendatangkan devisa
bagi pemerintah daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani.
e. Menciptakan lapangan kerja baru dan keharmonisan kehidupan sosial di pedesaan.
Pertanian modern akan merangsang hadirnya industri kompos rakyat yang berarti
adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat pedesaan. Disamping itu, penerapan
pertanian modern juga akan merangsang adanya kerjasama kemitraan antara petani
peternak-pekebun untuk menerapkan sistem pertanian terpadu. Dalam hubungan ini,
peternak mendapatkan bahan makanan ternak dari limbah pertanian (jerami dan dedak,
misalnya) dari petani, sedangkan petani mendapatkan kotoran hewan dari peternak
sebagai bahan kompos untuk usaha pertanian organiknya. Hal ini secara langsung akan
menciptakan keharmonisan kehidupan sosial di pedesaan.

2. Pertanian modern berdasarkan fungsi dasar Ekologi


Prinsip ekologi dalam penerapan pertanian organik dapat dipilahkan sebagai berikut:
a. Memperbaiki kondisi tanah
Dengan menggunakan sistem pertanian modern, tanah yang rusak dapat
diperbaiki sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman, terutama pengelolaan bahan
organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah.
b. Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara
Jika menggunakan sistem pertanian modern ketersediaan dan keseimbangan
daur hara dapat dioptimalisasi melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan
dan daur pupuk dari luar usaha tani.
c. Membatasi kehilangan hasil panen akibat aliran panas, udara dan air dengan cara
mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan erosi.
d. Membatasi terjadinya kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit dengan
melaksanakan usaha preventif melalui perlakuan yang aman.
e. Pemanfaatan sumber genetika (plasma nutfah) yang saling mendukung dan bersifat
sinergisme dengan cara mngkombinasikan fungsi keragaman sistem pertanian
terpadu.
f. Menghasilkan bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya
serta tidak merusak lingkungan

10
g. Kualitas SDA dipertahankan
h. Ramah lingkungan karena menggunakan pupuk kompos, ataupun pupuk kandang
yang keseluruhannya berasal dari alam,
i. Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian.
j. Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah
Dalam pertanian modern diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan
erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan
diversitas biologi tanah. Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan
tanpa menggunakanpupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan teknik-teknik
seperti rotasi tanaman secara tepat, mixed cropping dan integrasi tanaman dengan ternak,
meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah,menggunakan
tanaman dalam strip dan tumpang sari.
k. Penghematan energi
Hasil studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan
50–80% energi minyak untuk menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan dengan
sistem produksi pertanian konvensional. Namun demikian, ini tidak berlaku untuk semua
sistem produksi sayuran dan buah-buahan.

l. Tidak mencemari air


Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem
pertanian lestari(sustainable agriculture system). Kenyataan menunjukkan bahwa polusi
air tanah(groundwater) dan air muka tanah (surface water) oleh nitrat dan fosfat menjadi
hal yang umum terjadi di kawasan pertanian. Residu pupuk dan pestisida sintetis serta
bakteri penyebab penyakit seperti Escherichia Coli juga seringkali terdeteksi di sistem
perairan.
Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan menghindari praktek-
praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan pencucian nutrisi, pencemaran air
akibat penggunaan bahan kimia. Kotoran hewan yang akan digunakan untuk pupuk
organik selalu dikelola dengan hati-hati dan dikomposkan sebelum digunakan. Di
samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis juga dilarang dalam sistem
pertanian organik.
m. Tidak mencemari udara
Pertanian modern terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global karena
emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik lebih rendah

11
dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak menggunakan
pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk buatan
tersebut. Penggunaan minyak bumi juga lebih rendah sehingga menurunkan emisi gas
karbon dioksida. Lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan
penampungan (sink) untuk karbon dioksida melalui peningkatan kandungan bahan
organik di tanah serta penutupan permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah.
n. Dapat memanfaatkan limbah
Praktek pertanian modern mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah
menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya yang selama
ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi
dan bahan organik bagi pertanian organik.
o. Menciptakan keanekaragaman hayati
Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis, namun
juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi pertanaman,
tumpang sari serta pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu
meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi
banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar. Pertanian organik
tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika(Genetic Enggineering
Organism) atau organisme transgenik (Genetically Modified Organism)serta produknya
karena alasan keamanan lingkungan, kesehatan dan sosial. Produk-produk seperti ini
tidak dibutuhkan karena mungkin menyebabkan resiko yang tidak dapat diterima pada
integritas spesies.

3. Pertanian modern berdasarkan fungsi dasar Sosial


a. Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Pada sistem pertanian berkelanjutan, tidak digunakan pupuk kimia secara
berlebihan sehingga produk-produk yang dihasilkan layak konsumsi dan aman serta
bergizi bagi masyarakat.
b. Kebutuhan dasar seluruh masyarakat terpenuhi
Dengan menerapkan sistem pertanian modern, hasil produksi yang di dapat stabil
sehingga seluruh kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi.
c. Segala bentuk kehidupan dihargai

12
Manusia hidup di dunia tidak sendiri, melainkan berdampingan dengan hewaan
dan tumbuhan. Dengan menerapkannya sistem pertanian modern, manusia, hewan, dan
tumbuhan dan bekerjasama dengan baik dan semua berperan dalam menghadapi hidup.
Sehingga semua bentuk kehidupan dapat dihargai.
d. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani.
Dengan digunakannya sistem pertanian modern dapat menciptakan lingkungan
kerja yang aman dan sehat bagi petani. Hal ini dikarenakan petani akan terhindar dari
paparan(exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik
dalam produksi pertanian.

4. Pertanian Modern :
a. lebih banyak dan lebih bagus hasil yang akan dihasilkan jika dibandingkan dengan
tradisional
b. lebih efisien dan lebih simpel karena dibantu alat2 mekanik

13
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertanian modern adalah pola bertandi dengan menggunakan alat-alat cangih dan
dengan skala besar. Pertanian modern harus menggunakan peralatan modern. Apalikasi
pertanian modern yang telah terlaksana seperti pertanian gandum, pertanian padi,
pertanian anggur.
Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-bahan
kimia buatan (pupuk dan pestisida), menimbulkan kekhawatiran berupa pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup, sedangkan pertanian tradisional yang bertumpu pada
pasokan internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan kekhawatiran berupa rendahnya
tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan manusia. Kedua hal ini yang
dilematis dan hal ini telah membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap
mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak
mebahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya
Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan modernitas.
Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya hasil panenyang dihasilkan.
Usahanya merupakan industri/perusahaan pertanian, memenuhi skala ekonomi,
menerapkan teknologi maju dan spesifik lokasi termasuk mekanisasi pertanian. Pertanian
mampu mengambil keputusan-keputusan yang rasional dan inovatif. Organisasinya
mempunyai organisasi/asosiasi di antara petani yang kuat (solid) dan berjenjang dari
tingkat desa ke tingkat nasional.

B. Saran
Untuk menghindari krisis pangan negara, penerapan pertanian modern harus
diperhatikan sisi positifnya, agar penggunaan lahan dapat seimbang. Dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, dan demi kesempurnaannya mohon kritik dan
sarannya, guna perbaikan makalah ini dan kedepannya. Atas partisipasinyaa penulis
mengucapkan terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://bageafajar17.blogspot.com/2013/03/ciri-ciri-pertanian-modern-napitupulu.html

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091015051007AAYFeK3

http://juvita.blog.com/pertanian-modern/

http://kenzhi17.blogspot.com/2012/09/pertanian-tradisionalkonvesional-dan.html

http://nico03soil.wordpress.com

http://sahabatppl.blogspot.com/2012/05/konsep-pertanian-modern.html

https://sites.google.com/site/dangaulubai/legenda-sumpah-puyang-lubai/pertanian-mod

http://suginugroho27.blogspot.com/2013/12/makalah-pertanian-modern.html

http://tentangbajang.blogspot.com/2013/04/4-negara-dengan-pertanian-
modern.html#sthash.A52eI5YR.dpuf
http://www.academia.edu/4677864/Buku_pertanian_modern

http://www.anneahira.com/pertanian-modern.htm

15
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Konsep Teknologi Pertanian
Moderen”
Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan,
sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari
banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih dan kepada teman-teman yang ikut
berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang, dan penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kuta Blang, 2019


Penulis,

MAHMUDIN, SP
Nip. 19690210 200801 1
001

16
17
Daftar isi

Kata pengantar....................................................................................................i
Daftar isi ..............................................................................................................ii
Bab I pendahuluan ..............................................................................................1
A. Latar belakang. ...............................................................................................1
B. Tujuan ................ ............................................................................................ 2

Bab II Pembahasan.............................................................................................. 3
A. Pengertian Pertanian Modern.........................................................................3
B. Sistem Pertanian Modern... ............................................................................3
C. Ciri-ciri Pertanian Modern ............................................................................. .4
D.Negara Pertanian Modern........................................................................... ....4
E.Manajemen Pertanian Modern.........................................................................6
F.Pertanian Moderm............................................................................................7

Bab III Penutup...................................................................................................13


A. Kesimpulan ....................................................................................................13
B. Saran ..............................................................................................................13
Daftar pustaka ....................................................................................................14

18

Anda mungkin juga menyukai