Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan

metabolisme yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai dengan peningkatan gula

darah atau sering disebut dengan kondisi hiperglikemia yang disebabkan karena

menurunnya jumlah insulin dari pankreas (ADA, 2012).

Penyakit Diabetes Mellitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi baik

makrovaskuler maupun mikrovaskuler (Brunner and Suddarth, 2013). Dampak dari

Diabetes Mellitus terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya

kesehatan cukup besar, sehingga sangat diperlukan program pengendalian DM tipe

dua. Menurut (Kemenkes, 2010) penyakit Diabetes Mellitus tipe dua bisa dilakukan

pencegahan dengan mengetahui faktor resiko. Faktor resiko penyakit DM terbagi

menjadi faktor yang beresiko tetapi dapat dirubah oleh manusia, dalam hal ini dapat

berupa pola makan, pola kebiasaan sehari-hari, pola istirahat, pola aktifitas dan

pengelolaan stres. Faktor yang kedua adalah faktor yang beresiko tetapi tidak dapat

dirubah seperti usia, jenis kelamin serta faktor pasien dengan latar belakang keluarga

dengan penyakit Diabetes (Suiraoka, 2012). International Diabetes Federation (IDF)

menyebutkan ketika pankreas tidak lagi mampu membuat insulin atau ketika tubuh tidak

dapat memanfaatkan secara efektif insulin yang dihasilkannya maka akan menyebabkan

kadar glukosa dalam darah tinggi (hiperglikemia). Keadaan hiperglikemia jika terjadi dalam

jangka panjang akan berhubungan dengan kerusakan tubuh dan kegagalan berbagai organ dan

jaringan. Pengendalian diabetes melitus dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu edukasi,

latihan jasmani, terapi nutrisi medis dan terapi farmakologi.


Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2013 penyakit diabetes melitus naik dari 6,9%

menjadi 8,5% di tahun 2018. Menurut data pada tahun 2015 dari Perkumpulan Endokrinologi

(PERKENI) menyatakan bahwa jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia telah

mencapai 9,1 juta orang. Indonesia disebut-sebut telah bergeser naik dari peringkat 7 menjadi

peringkat ke 5 teratas diantara negara-negara dengan jumlah penderita diabetes melitus

terbanyak dunia.

Sementara prevalensi diabetes melitus di Sidoarjo pada tahun 2018 sebesar 3,59%.

Kota Sidoarjo masih terdapat tingginya angka kejadian DM. Pada survey yang dilakukan di

RSUD Sidoarjo terdapat 5.936 jiwa penderita DM pada tahun 2016 sampai 2018, pada tahun

2016 terdapat sebanyak 2.882 jiwa, pada tahun 2017 terdapat seba7yak 1.241 jiwa, pada

tahun 2018 terdapat sebanyak 1.813 jiwa pada semua jenjang usia yang menderita diabetes

melitus.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada klien diabetes melitus dengan

ketidakseimbangan nutrisi di RSUD Kabupaten Sidoarjo

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada klien diabetes

melitus dengan ketidakseimbangan nutrisi di RSUD Kabupaten Sidoarjo

dengan menggunakan metode proses keperawatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan, peneliti dapat :


a. Mengkaji klien diabetes melitus dengan ketidakseimbangan nutrisi di

RSUD Kabupaten Sidoarjo.


b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien diabetes melitus dengan

ketidakseimbangan nutrisi di RSUD Kabupaten Sidoarjo.


c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien diabetes melitus dengan

ketidakseimbangan nutrisi di RSUD Kabupaten Sidoarjo.


d. Melakukan tindakan keperawatan pada klien diabetes melitus dengan

ketidakseimbangan nutrisi di RSUD Kabupaten Sidoarjo.


e. Mengevaluasi klien diabetes melitus dengan ketidakseimbangan nutrisi di

RSUD Kabupaten Sidoarjo.

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Bagi Peneliti

Tugas akhir ini sebagai penerapan ilmu dan teori yang didapat selama

perkuliahan ke dalam praktik yang nyata di lapangan dan hasil penelitian ini

dapat menambah ilmu pengetahuan serta keterampilan peneliti dalam

memberikan asuhan keperawatan pada klien diabetes melitus dengan

ketidakseimbangan nutrisi.
1.4.2 Bagi Tempat Studi Kasus
Penelitian ini sebagai kajian ilmu pengetahuan bagi petugas pelayanan

kesehatan khususnya di bidang keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan klien diabetes melitus dengan ketidakseimbangan nutrisi. Peneliti

berharap pihak RSUD Kabupaten Sidoarjo dapat memberikan pelayanan melalui

pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan kepada klien dan keluarganya

tentang penatalaksanaan penderita diabetes melitus dengan ketidakseimbagan

nutrisi.
1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Sebagai instrumen di pendidikan keperawatan khususnya kepada

mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan tentang

pencegahan dan penanganan diabetes melitus dengan ketidakseimbangan nutrisi

dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan

semakin meningkat baik.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Diabetes Melitus


2.1.1 Definisi
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan

hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,

lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan

sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,

makrovaskular, dan neuropati (Yuliana elin, 2009). Terdapat dua tipe diabetes melitus,

yaitu :
a. Diabetes tipe I, yang disebut Insulin dependent diabetes melitus (IDDM) atau

diabetes melitus tergantung insulin.


b. Diabetes tipe II, yang disebut Non insulin dependent diabetes melitus

(NIDDM) atau diabetes melitus tak tergantung insulin.


2.1.2 Etiologi
a. Diabetes Melitus tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta

pankreas yang disebabkan oleh :


1) Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi

mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah

terjadinya diabetes tipe I.


2) Faktor imunologi (autoimun).
3) Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses

autoimun yang menimbulkan ekstruksi sel beta.


b. Diabetes Melitus tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor

resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II :


1) Usia
2) Obesitas
3) Riwaya dan keluarga

2.1.3 Pathway
2.1.4 Patofisiologi
2.1.5 Klasifikasi
1) Diabetes Melitus tipe 1 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh

kenaikan kadar gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta pankreas karena

suatu sebab tertentu yang menyebabkan produksi insulin tidak ada sama sekali

sehingga penderita sangat memerlukan tambahan insulin dari luar.


2) Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh

kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas

dan atau fungsi insulin (resistensi insulin).


3) Diabetes Melitus tipe lain adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh

kenaikan kadar gula darah akibat kelainan genetik fungsi sel beta, kelainan genetik

pada kinerja insulin, penyakit pankreas eksokrin, gangguan endokrin, karena obat

atau zat kimia, infeksi.


4) Diabetes Melitus tipe Gestasional adalah penyakit gangguan metabolik yang

ditandai oleh kenaikan kadar gula darah yang terjadi pada wanita hamil, biasanya

terjadi pada usia 24 minggu masa kehamilan, dan setelah melahirkan gula darah

kembali normal.
2.1.6 Manifestasi klinis
Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya :
a. Gejala awal
1) Pengeluaran urin (poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam

meningkat melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM

dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak

sanggup untuk menguranginya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui

urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada malam hari dan urin

yang dikeluarkan mengandung glukosa (PERKENI, 2011).


2) Timbul rasa haus (Polidipsia)
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar

glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan

asupan cairan (Subekti, 2009).


3) Timbul rasa lapar (Polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan

karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam

darah cukup tinggi (PERKENI, 2011).


4) Penyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh

terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi (Subekti,

2009).
b. Gejala kronis
1) Gangguan penglihatan
Pada fase awal penderita diabetes sering mengeluh dengan gangguan

penglihatan yang menyebabkan penderita sering mengganti kacamata agar

dapat melihat dengan baik.


2) Gangguan saraf tepi
Penderita diabetes mengeluh rasa sakit dan kesemutan terutama pada daerah

kaki di waktu malam hari.


3) Gatal-gatal
Keluhan gatal sering dirasakan oleh penderita diabetes, biasanya gatal

didaerah kemaluan dan daerah lipatan kulit seperti ketiak. Kadang sering

timbul bisul dan luka yang lama sembuhnya akibat hal yang sepele seperti

luka lecet karena sepatu dan tertusuk peniti atau jarum.


2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.8 Komplikasi

Anda mungkin juga menyukai