Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

DI RUANG KENARI
RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

OLEH:

Fitri Nur Annisa P27820417017


Sindi Mega Silvia P27820417022
Cyndi Anggita A P27820417006
Aditya Sulistiyawati P27820417075
Fajriyyatul Mufidah P27820417074

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


PRODI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO
2019-2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI


Tempat Praktik : Ruang Kenari
RSJ Menur Surabaya
Tanggal Praktik :25 November - 08 Desember 2019

Diajukan untuk Memenuhi Kompetensi Praktek Keperawatan Jiwa

Oleh:

Fitri Nur Annisa P27820417017


Sindi Mega Silvia P27820417022
Cyndi Anggita A P27820417006
Aditya Sulistiyawati P27820417075
Fajriyyatul Mufidah P27820417074

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Ruang Kenari

Supriyanto, S.Kep. Ns, M.Psi, Dwi Nurcahyono


NIP. 19830505 201012 2 006

Kepala Ruang Merpati

Siswo

ii
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan proposal Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) sosialisasi. Proposalini disusun untuk memenuhi tugas profesi departemen
keperawatan jiwa.
Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak tersebut, maka
penulis mengucap terima kasih kepada:
1. Drg. H. Bambang Sugito, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Surabaya yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan sebagai
salahsatu tugas akhir Program Studi D3 Keperawatan Sidoarjo Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Surabaya.
2. Dr. Supriyanto, S.Kp, M.Kes, Selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Surabaya yang telah memberi dorongan moril selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
3. Supriyanto, S.Kep. Ns, M.Psi, Selaku Ketua Program Studi D3 Keperawatan
Sidoarjo Politeknik Kesehatan Kementrian Surabaya yang telah member bimbingan
dan arahan sehingga peneliti dapa tmenyelesaiakan tugas akhir.
4. Supriyanto, S.Kep. Ns, M.Psi, selaku dosen pembimbing dalam asuhan keperawatan
jiwa.
Akhirnya kelompok menyadari bahwa proposal terapi aktivitas kelompok sosialisasi
iniini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik maupun saran guna
menyempurnakan proposalini.

Sidoarjo, 27 November 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

Judul ....................................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ............................................................................................. ii
Kata Pengantar ....................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1


1.2 Tujuan ............................................................................................................... 1
1.2.1 Tujuan Umum .......................................................................................... 1
1.2.2 Tujuan Khusus.......................................................................................... 1
1.3 Manfaat ............................................................................................................ 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isolasi Sosial...................................................................................................... 3


2.1.1 Definisi ..................................................................................................... 3
2.1.2 Karakteristik ............................................................................................. 3
2.1.3 Proses Keperawatan ................................................................................. 4
2.1.4Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 7
2.1.3 Tindakan Keperawatan ............................................................................ 8

2.3 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi ............................................................... 11

BAB 3 PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

3.1 Aktivitas dan Indikasi........................................................................................ 12


3.2 Tugas dan Wewenang ....................................................................................... 12
3.3 Peraturan Kegiatan ............................................................................................ 13
3.4 Tehnik Pelaksanaan ........................................................................................... 14

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 31

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari studi pendahuluan dan pengkajian yang telah kelompok lakukan, didapatkan data bahwa
masalah terbanyak yang terdapat di Ruang Kenari adalah menarik diri. Pasien dengan menarik diri
baik sebagai core problem ataupun sebagai masalah tambahan dari harga diri rendah adalah sebesar
38% dari 32 pasien. Hal ini mendorong kelompok untuk melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK)
yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan untuk mendukung dan mengoptimalkan
Strategi Pelaksanaan yang telah dilakukan oleh perawat.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan terapi modalitas yang ditujukan pada kelompok
klien dengan masalah yang sama, yang dalam hal ini adalah isolasi sosial. Terapi modalitas ini
merupakan terapi yang dikembangkan pada kelompok klien yang merupakan tanda bahwa
asuhankeperawatan jiwa adalah asuhan keperawatan spesialistik namun tetap holistik.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi psikologik yang
dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif dalam rangka pencapaian
penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas
kelompok; tujuan ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar
klien dan sedikit banyak dapat diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif.
Terapi aktivitas kelompok yang ditujukan untuk masalah dalam interaksi sosial adalah Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi. Terapi aktivitas kelompok (TAK) sosialisasimerupakan upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi klien dengan masalah hubungan sosial. Sehingga klien
diharapkan mampu berinteraksi dan meningkatkan aspek positif dirinya. Berbagai penelitian telah
dilakukan terhadap TAK Sosialisasi, menunjukkan bahwa TAK sosialisasi memberi dampak pada
kemampuan klien dalam bersosialisasi. Sehingga pada proposal ini kelompok berkeinginan
mengajukan TAK sosialisasi untuk klien dengan Isolasi Sosial sebagai terapi modalitas untuk
mengurangi hambatan interaksi sosial pada klien dengan Menarik Diri di Ruang Kutilang.

1.2 Tujuan
Tujuan umum TAKsosialisasi yaitu klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap. Sementara, tujuan khususnya adalah:
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain

1
6. Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Klien
 Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan menarik diri untuk
berinteraksi dengan orang lain dalam kelompok secara bertahap
 Sebagai jembatan klien untuk mendapatkan teman dalam memulai interaksi
1.3.2 Manfaat Bagi Terapis
 Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara holistik
 Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan Strategi
Pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan keperawatan klien
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
 Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan kepustakaan,
khususnya bagi mahasiswa STIKES ICME JOMBANG sebagai aplikasi dari
pelayanan Mental Health Nurse yang optimal pada klien dengan Isolasi Sosial.
1.3.4 Manfaat Bagi Rumah Sakit Jiwa Radjiman Widyoningrat
 Sebagai masukkan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistik pada
pasien dengan isolasi sosial pada khususnya, sehingga diharapkan keberhasilan
terapi lebih optimal dan waktu rawat lebih singkat.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Isolasi Sosial


2.1. 1 Definisi
Manusia adalah makhluk sosial. Untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan harus
membina hubungan interpersonal yang positif. Bila dalam hubungan interpersonal yang dimiliki
individu kurang maka seseorang akan menarik dirinya dari lingkungan sekitar (Stuart dan
Sundeen, 1998). Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidakmampuan
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan disekitarnya secara
wajar dan hidup pada khayalan sendiri yang tidak realistik. Pada pasien dengan perilaku menarik
diri sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien
melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, pasien
menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya,
semakin sering pasien menarik diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam
mengembangkan hubungan sosial dan emosional dengan orang lain (Nasution, 2004).

2.1. 2 Karakteristik
Karakteristik pada klien dengan menarik diri adalah sikap yang diperlihatkan kurang
sopan, apatis, ekspresi wajah kurang berseri, afek tumpul, tidak merawat dan memperhatikan
kebersihan diri, komunikasi verbal menurun atau tidak ada, mengisolasi diri, kurang sadar
dengan lingkungan sekitar, pemasukan makan dan minuman terganggu, aktivitas menurun,
kurang energik (tenaga), harga diri rendah, dan menolak berhubungan dengan orang lain.
Menurut buku panduan diagnosa keperawatan NANDA (2005), isolasi sosial memiliki
batasan karakteristik meliputi:
Obyektif
a. Tidak ada dukungan dari orang yang penting (keluarga, teman, kelompok).
b. Perilaku bermusuhan.
c. Menarik diri.
d. Tidak komunikatif.
e. Menunjukkan perilaku tidak diterima oleh kelompok kultural dominan.
f. Mencari kesendirian atau merasa diakui didalam sub kultur.
g. Senang dengan pikirannya sendiri.
h. Kontak mata tidak ada.
i. Aktivitas tidak sesuai dengan umur perkembangan.
j. Keterbatasan fisik, mental,atau perubahan keadaan sejahtera.

3
k. Sedih, efek tumpul.
Subyektif
a. Mengekpresikan perasaan kesendirian.
b. Mengekpresikan perasaan penolakan.
c. Minat tidak sesuai dengan umur perkembangan.
d. Tujuan hidup tidak ada atau tidak adekuat.
e. Tidak mampu memenuhi harapan orang lain.
f. Ekspresi permintaan tidak sesuai dengan umur perkembangan.
g. Perubahan penampilan fisik.
h. Tidak merasa aman dimasyarakat.

2.1. 3 Proses Keperawatan


Pengkajian meliputi faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap kecemasan,
sumber koping dan mekanisme koping. Pengkajian meliputi:
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi merupakan sifat dasar dan faktor resiko yang akan mempengaruhi jenis
dan jumlah sumber yang dibangkitkan oleh individu dalam menghadapi stresor. Faktor-faktor
tersebut dibagi dalam 3 aspek yaitu biologis, psikologis dan sosial budaya. Berikut penjabaran
masing-masing aspek tersebut meliputi:
 Biologis
Faktor biologis merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam
hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan
sosial adalah otak. Misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam
hubungan sosial, memiliki struktur yang abnormal pada otak serta perubahan ukuran dan
bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal (Fitria, 2009).
 Psikologis
Aspek psikologis yang perlu dikaji adalah Riwayat tahap tumbuh kembang klien.
Pada setiap tahap tumbuh kembang individu terdapat tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila tugas perkembangan ini
tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan
dapat menimbulkan masalah.

Tahap Perkembangan Tugas


Masa Bayi Menetapkan rasa percaya
Masa Bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri
Masa Prasekolah Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung jawab
dan hati nurani
Masa Sekolah Belajar berkompetisi, bekerjasama dan berkompromi

4
Masa Praremaja Menjalin hubungan intim dengan teman sesama jenis
kelamin
Masa Remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau
bergantung pada orang tua
Masa Dewasa Muda Menjadi saling bergantung antara orangtua dan teman,
mencari pasangan, menikah dan mempunyai anak.
Masa Tengah Baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah dilalui
Masa Dewasa Tua Berduka karena kehilangan dan mengembangkan
perasaan keterikatan dengan budaya
Sumber: Stuart & Sundeen (1995)
 Sosial Budaya
Isolasi sosial atau menarik diri dari lingkungan sosial merupakan suatu faktor
pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-
norma yang salah dan dianut keluarga, dimana setiap anggota keluarga yang tidak
produktif seperti lanjut usia, berpenyakit kronis atau penyandang cacat akan diasingkan
dari lingkungannya.
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam
berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan yaitu suatu keadaan dimana
seseorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu yang
bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk
berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga.

2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi merupakan penyebab langsung yang dapat memicu munculnya isolasi
sosial, dengan rentang maksimal 3 bulan sebelum masalah kesehatan muncul.
 Sifat stresor
Terdiri dari 4 aspek yaitu biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Isolasi sosial yang
bersifat biologis misalnya isolasi sosial yang diakibatkan adanya gangguan pada otak,
misalnya pada klien dengan skizofrenia. Isolasi sosial yang bersifat psikologis mungkin
dapat muncul akibat adanya gangguan pemenuhan tugas perkembangan saat ini maupun
sebelumnya. Isolasi sosial yang bersifat sosial berarti ada keterkaitannya dengan hubungan
klien dengan teman, keluarga, dan masyarakat lain. Misalnya pada pasien HIV yang
merasa tidak akan diterima keluarga dan masyarakat, sehingga ia memilih untuk
mengasingkan diri dari lingkungan. Bersifat spritual dapat muncul pada klien yang merasa
Tuhan sedang melupakannya disaat klien mendapat masalah yang berat (Fitria, 2009).
 Asal stresor
o Eksternal : stressor sosial budaya

5
o Internal : stressor psikologis, yaitu stress yang terjadi akibat kecemasan yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu
untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan
orang terdekat atau terpenuhinya kebutuhan individu.
 Waktu
Yang perlu dikaji antara lain lamanya klien mengalami isolasi sosial dan frekwensi
terjadinya isolasi sosial.
 Jumlah
Pengkajian mengenai kuantitas isolasi sosial yang dialami klien dalam satu periode.

3. Penilaian terhadap Stresor


Penilaian stresor merupakan bagian dari pengkajian keperawatan untuk
mengidentifikasi tingkat stres. Komponen dalam penilaian stresor ada lima, yaitu perilaku,
sosial, kognitif, afektif, dan fisiologis.
 Perilaku
o Komunikasi verbal berkurang atau hilang sepenuhnya.
o Kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
o Penurunan aktifitas.
o Perubahan postur tubuh.
 Sosial
o Menarik diri
o Menghindar
 Kognitif
o Produktifitas menurun
o Bingung
o Obyektifitas menghilang
 Afektif
o Rendah diri
o Apatis
 Fisiologis
o Terjadi penurunan reflek dan tidak spontan pada sistem neuromuskuler.
o Penurunan nafsu makan, kurangnya nutrisi, serta retensi feses pada sistem
gastrointestinal.
o Terjadi retensi urine pada saluran kemih.

4. Sumber Koping

6
Sumber koping dapat berasal dari kemampuan personal, aset materi, keyakinan
positif, dan dukungan sosial. Kemampuan personal merupakan suatu keterampilan yang
dimiliki klien. Aset materi dapat dilihat dari ada tidaknya modal ekonomi yang dimiliki klien.
Keyakinan positif merupakan teknik pertahanan dan motivasi klien. Ini merupakan faktor
penting yang harus dikaji perawat yang dapat menentukan berhasil atau tdaknya terapi yang
akan diberikan. Yang terakhir adalah adanya dukungan sosial, dukungan emosional dan
bantuan yang didapatkan untuk penyelesaian tugas.

5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi stressor, baik yang
berorientasi pada tugas maupun mekanisme pertahanan ego.
 Reaksi yang berorientasi pada tugas (Task Oriented Reaction).
Merupakan pemecahan masalah secara sadar yang digunakan untuk menanggulangi
ancaman stressor yang ada secara realistis, yaitu: perilaku menyerang, menarik diri dan
kompromi.
 Mekanisme pertahanan Ego (Ego Oriented Reaction)
Mekanisme ini digunakan untuk melindungi diri dan dilakukan secara sadar atau
tidak sadar untuk mempertahankan keseimbangan. Misalnya rasionalisasi, kompensasi,
disosiasi, isolasi dan lain-lain.

2.1. 4 Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan penilaian stressor pada tahap pengkajian, didapatkan data objektif dan
subjektif mengenai tanda dan gejala yang menunjang ditegakkannya diagnosa keperawatan
sehingga diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan menarik diri adalah Isolasi
Sosial (Fitria, 2009).

2.1. 5 Tindakan Keperawatan


1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan:
Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu
1) Menyadari penyebab isolasi sosial
2) Berinteraksi dengan orang lain
b. Tindakan:
1) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini adalah sebagai berikut:
 Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain

7
 Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang
lain
2) Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain
Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak
teman dan bergaul akrab dengan mereka
3) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain
Dilakukan dengan cara:
 Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain
 Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
4) Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi sebagai berikut:
 Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang
dilakukan di hadapan perawat
 Mulai membantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien, perawat atau
keluarga)
 Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, meningkatkan jumlah interaksi
dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya.
 Memberi pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien
 Mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain.
Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Memberi
dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
2.2 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Tujuan :
Tujuan umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap. Sementara tujuan khususnya adalah
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topic percakapan
5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
6. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan.

8
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

3.1 Aktivitas Dan Indikasi


Aktivitas TAKsosialisasi dilakukan tujuh (7)aktivitas yang melatih kemampuan klien dalam
meningkatkan kemampuan klien dalam membina hubungan sosial secara bertahap dalam 7 sesi. Klien
yang mempunyai indikasi TAKsosialisasi adalah klien dengan gangguan sebagai berikut berikut:
1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
2. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan stimulus

3.2 Tugas Dan Wewenang


1. Tugas Leader dan Co-Leader
- Memimpin acara; menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan.
- Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan klien
- Memberikan motivasi kepada klien
- Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan
- Memberikan reinforcemen positif terhadap klien
2. Tugas Fasilitator
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok
- Memastikan lingkungan dan situasi aman dan kondusif bagi klien
- Menghindarkan klien dari distraksi selama kegiatan berlangsung
- Memberikan stimulus/motivasi pada klien lain untuk berpartisipasi aktif
- Memberikan reinforcemen terhadap keberhasilan klien lainnya
- Membantu melakukan evaluasi hasil
3. Tugas Observer
- Mengamati dan mencatat respon klien
- Mencatat jalannya aktivitas terapi
- Melakukan evaluasi hasil
- Melakukan evaluasi pada organisasi yang telah dibentuk (leader, co leader, dan fasilitator)
4. Tugas Klien
- Mengikuti seluruh kegiatan
- Berperan aktif dalam kegiatan
- Mengikuti proses evaluasi

3.3 Peraturan Kegiatan


1. Klien diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hinggga akhir
2. Klien tidak boleh berbicara bila belum diberi kesempatan; perserta tidak boleh memotong

9
pembicaraan orang lain
3. Klien dilarang meninggalkan ruangan bila acara belum selesai dilaksanakan
4. Klien yang tidak mematuhi peraturan akan diberi sanksi :
- Peringatan lisan
- Dihukum : Menyanyi, Menari, atau Menggambar
- Diharapkan berdiri dibelakang pemimpin selama lima menit
- Dikeluarkan dari ruangan/kelompok

3.4 Teknik Pelaksanaan


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI 1

Tema : Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


Sasaran : Pasien gangguan jiwa dengan isolasi sosial
Hari/ tanggal : Jum'at, 29 November 2019
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Di Ruang Terapi Aktifitas Ruang Kenari RSJ Menur Surabaya
Terapis :
1. Leader dan Co leader : Cyndi Anggita A
2. Fasilitator 1 : Sindi Mega Silvia
3. Fasilitator 2 : Aditya Sulistiyawati
4. Fasilitator 3 : Fajriyyatul Mufidah
5. Observer : Fitri Nur Annisa

A. Tujuan
 Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi.

B. Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
3. Sehat jasmani

C. Nama Klien
1. Kino
2. Iwan
3. Waras
4. Aditya

10
5. Sudirman
6. Usman
.
D. Setting
Terapis dan klien berdiri membentuk lingkaran

E. MAP

C
L
K
K
K
F
F
K
O
K
F K

Keterangan :
L : Leader
C: Co Leader O : Observer
F : Fasilitator K : Klien

F. Alat
- Bola
- Spidol
- Bolpoin
- Lembar Observasi
- Speaker dan Handphone

G. Metode
Metode yang digunakan adalah permainan geser bola dengan musik untuk menentukan giliran
untuk melakukan perkenalan diri, dengan menyebutkan nama, alamat asal dan hobi.

H. Langkah-Langkah Kegiatan
Persiapan :
 Terapis Menyiapkan tempat dan alat untuk kegiatan TAK

11
 Terapis mengingatkan kontrak klien TAK
 Memberikan dan membantu klien memasang name tag
Orientasi :
1. Salam terapeutik
 Leader mengucapkan salam terapeutik, memulai kegiatan dengan do’a
 Leader memperkenalkan seluruh tim Terapis
2. Evaluasi/Validasi
 Leader menanyakan perasaan klien saat ini
 Leader menanyakan apakah sudah bisa berkenalan dengan teman lainnya.
3. Kontrak
 Leader menjelaskan tujuan kegiatan
 Leader membuat kontrak waktu kegiatan TAK selama 45 menit
 Leader menjelaskan aturan main yaitu :
 Setiap klien harus mengikuti kegiatan TAK dari awal sampai akhir
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin pada
pemimpin TAK
Tahap Kerja
 Leader menjelaskan dan meminta klien membentuk lingkaran dengan bantuan fasilitator
 Musik diputar dan Leader meminta klien untuk meleparkan bola ke arah klien yang lain
dengan dimulai oleh Leader
 Leader memberi contoh cara memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama,alamat
dan hoby
 Memulai permainan :
a. Lagu dimulai dengan dipimpin leader kemudian klienmelemparkan bola ke klien
lain hingga lagu berhenti
b. Klien yang berada dalam gerbang ketika lagu berhenti diminta untuk
memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, alamat dan hobi. Kemudian
nama, alamat, dan hobi.
c. Permainan dimulai lagi, ulangi lagi a dan b hingga semua pemain mendapat
giliran untuk memperkenalkan diri
Tahap Terminasi
1. Evaluasi :
 Leader mengemukakan kesimpulan setelah kegiatan selesai
 Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Rencana Tindak Lanjut :

12
 Menganjurkan tiap klienuntuk berlatih memperkenalkan diri pada orang lain di
kehidupan sehari-hari
 Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri ke dalam jadwal harian klien
3. Kontrak yang akan datang :
 Leader mengakhiri kegiatan dengan membuat kontrak waktu untuk pertemuan
berikutnya
 Leader menutup kegiatan dengan berdo’a
 Leader mengucapkan salam

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOMPOK ( TAK) SESI 2

Tema : Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


Sasaran : Pasien gangguan jiwa dengan isolasi sosial
Hari/ tanggal : Jumat, 29 November 2015
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Di Ruang Terapi Aktivitas Ruang Kenari RSJ Menur Surabaya
Terapis :
1. Leader dan Co leader : Cyndi Anggita A
2. Fasilitator 1 : Sindi Mega Silvia
3. Fasilitator 2 : Aditya Sulistiyawati
4. Fasilitator 3 : Fajriyyatul Mufidah
5. Observer : Fitri Nur Annisa

A. Tujuan
 Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok:
o Memperkenalkan diri sendiri: nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
o Menanyakan diri anggota kelompok lain: nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi.

B. Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
3. Sehat jasmani

C. Nama Klien
1. Asmad

13
2. Iwan
3. Waras
4. Aditya
5. Sudirman
6. Usman
D. Setting
Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
E. MAP

Keterangan :
L : Leader O : Observer
C : Co Laader F : Fasilitator K : Klien

F. Alat
- Kertas karton
- Bola
- Spidol
- Lembar Observasi
- Bola

G. Metode
Metode yang digunakanmodifikasi permainan dengan lagu ampar-ampar pisanguntuk
menentukan urutan dalam berkenalan.

H. Langkah-Langkah Kegiatan
Persiapan :
 Terapis Menyiapkan tempat dan alat untuk kegiatan TAK
 Terapis mengingatkan kontrak klien TAK

14
 Memberikan dan membantu klien memasang name tag
Orientasi :
1. Salam terapeutik
 Leader mengucapkan salam terapeutik, memulai kegiatan dengan do’a
 Leader memperkenalkan seluruh tim Terapis
2. Evaluasi/Validasi
 Leader menanyakan perasaan klien saat ini
 Leader menanyakan apakah sudah berkenalan dengan teman lainnya.
3. Kontrak
 Leader menjelaskan tujuan kegiatan
 Leader membuat kontrak waktu kegiatan TAK selama 45 menit
 Leader menjelaskan aturan main yaitu :
 Setiap klien harus mengikuti kegiatan TAK dari awal sampai akhir
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin pada
pemimpin TAK
Tahap Kerja
 Leader menjelaskan dan meminta klien membentuk lingkaran dengan bantuan fasilitator
 Leader memimpin klien untuk menyanyikan lagu cuklak-cublak suweng sambil memutar
bola ke arah kiri
 Klien yang memegang bola saat lagu berhenti mendapat giliran untuk berkenalan dengan
anggota kelompok yang adadi sebelah kanannya dengan cara:
o Memberi salam
o Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
o Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
o Dimulai oleh leader sebagai contoh
 Ulangi tahap diatas hingga semua klien mendapat giliran
 Beri pujian untuk setiap keberhasilan dengan memberi tepuk tangan.

Tahap Terminasi
1. Evaluasi :
 Leader mengemukakan kesimpulan setelah kegiatan selesai
 Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Rencana Tindak Lanjut :
 Menganjurkan tiap klienuntuk berlatih berkenalan dengan orang lain di kehidupan
sehari-hari
 Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri ke dalam jadwal harian klien

15
3. Kontrak yang akan datang :
 Leader mengakhiri kegiatan dengan membuat kontrak waktu untuk pertemuan
berikutnya
 Leader menutup kegiatan dengan berdo’a
 Leader mengucapkan salam

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI SESI 3


A. Tujuan
 Tujuan umum TAK yaitu klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap
 Tujuan instruksional khusus TAK Sosialisasi Sesi 3 adalah klien mampu bercakap-cakap
dengan anggota kelompok
B. Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
3. Sehat jasmani
C. Nama Klien
1. Asmad
2. Iwan
3. Waras
4. Aditya
5. Sudirman
6. Usman
D. Setting
Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
E. MAP

16
Keterangan :
L : Leader O : Observer
C : Co. Leader F : Fasilitator K : Klien
F. Alat
- Kursi
- Laptop dengan musik yang di tentukan
- Lembar Observasi
G. Metode
Metode yang digunakan adalah berinteraksi dengan
H. Langkah-Langkah Kegiatan
Persiapan :
 Terapis Menyiapkan tempat dan alat untuk kegiatan TAK
 Terapis mengingatkan kontrak klien TAK
 Memberikan dan membantu klien memasang name tag
Orientasi :
4. Salam terapeutik
 Leader mengucapkan salam terapeutik, memulai kegiatan dengan do’a
 Leader memperkenalkan seluruh tim Terapis
5. Evaluasi/Validasi
 Leader menanyakan perasaan klien saat ini
 Leader menanyakan apakah klien telah mencoba berkenalan dengan orang lain
6. Kontrak
 Leader menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bertanya dan menjawab tentang kehidupan
pribadi
 Leader membuat kontrak waktu kegiatan TAK selama 45 menit
 Leader menjelaskan aturan main yaitu :
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Tahap Kerja
 Leader menjelaskan dan memberikan contoh cara bercakap-cakap dengan anggota
kelompok
 Leader mengarahkan fasilitator untuk membantu setiap klien mencoba bercakap-cakap
 Memulai permainan :

17
a Menyiapkan 9 buah kursi dengan posisi melingkar menghadap keluar, Menyalakan
musik menginstruksikan klien untuk berbaris dan mengelilingi kursi-kursi tersebut.
b Pada saat musik dimatikan, klien harus bergerak cepat untuk menempati kursi yang
disediakan, 2 dari 11anggota kelompok yang tidak mendapat kusi untuk diduduki
mendapat giliran untuk memperagakan cara bercakap-cakap.
c Ulangi a dan b dengan mengurangi dua kursi sampai semua klien mendapat giliran
d Berikan pujian untuk setiap klien yang melakukan teknik bercakap-cakap dengan
benar
Tahap Terminasi
1. Evaluasi :
 Leader mengemukakan kesimpulan setelah kegiatan selesai
 Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS
 Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Rencana Tindak Lanjut :
 Menganjurkan tiap klien untuk menggunakan dan mempraktekkan bercakap-cakap
dengan teman lain
3. Kontrak yang akan datang :
 Leader mengakhiri kegiatan dengan membuat kontrak waktu untuk pertemuan
berikutnya
 Leader menutup kegiatan dengan berdo’a
 Leader mengucapkan salam

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI 4


A. Tujuan
 Tujuan umum :
Klien mampu menyampaikan topic pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok
 Tujuan Khusus:
- Klien mampu menyampaikan topic yang ingin dibicarakan
- Klien mampu memilih topic yang ingin dibicarakan
- Klien mampu memberi pendapat tentang topic yang dipilih
B. Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
3. Sehat jasmani
C. Nama Klien
1. Asmad

18
2. Iwan
3. Waras
4. Aditya
5. Sudirman
6. Usman
D. Setting
Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
E. MAP

K
K
K O
L K
F C
K K
K

Keterangan :
L : Leader O : Observer
C: Co. Leader F : Fasilitator K : Klien

F. Alat
-Name tag
-Lembar Observasi

G. Metode
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran

H. Langkah-Langkah Kegiatan
Persiapan :
 Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 4 TAKS
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Orientasi :
1. Salam terapeutik
 Leader mengucapkan salam terapeutik, memulai kegiatan dengan do’a

19
 Leader memperkenalkan kembali seluruh tim perawat dan memakai papan nama atau
tanda pengenal
2. Evaluasi/Validasi
 Leader menanyakan perasaan klien saat ini
 Leader menanyakan apakah telah latihan bercakao-cakap tentang topic atau hal
tertentu dengan orang lain

3. Kontrak
 Leader menjelaskan tujuan kegiatan dengan cara menyampaikan, memilih, dan member
pendapat tentang masalah pribadi.
 Leader membuat kontrak waktu kegiatan TAK selama 30 menit
 Leader menjelaskan aturan main yaitu :
 Setiap klien harus mengikuti kegiatan TAK dari awal sampai akhir
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin pada pemimpin
TAK
Tahap Kerja
 Memulai permainan :
a. Bernyanyi ‘’domikado’’ bersama-sama dengan menepuk satu tangan teman
disebelahnya secara bergantian dengan posisi duduk melingkar bersama.
b. Pada saat lagu habis, anggota kelompok yang mendapat bait lagu terakhir maka
klien TAK tersebut wajib menyampaikan satu topik yang ingin dibicarakan.
Dimulai terlebih dahulu dari leader.
c. Tuliskan masalah yang disampaikan pada kertas besar (ditulis oleh Fasilitator)
d. Ulangi poin a, b, dan c sampai semua klien TAK menyampaikan topik yang
ingin dibicarakan
e. Mulai lagi permainan dengan menyanyikan lagu “domikado” bersama-sama
dengan menepuk satu tangan teman disebelahnya secara bergantian (seperti poin
a)
f. Pada saat lagu habis pada salah satu klien TAK, maka klien tersebut harus
memilih topik yang disukai dan dibicarakan dari daftar yang ada.
g. Ulangi poin e sampai semua klien TAK memilih topic
h. Leader membantu menetapkan topic yang paling banyak dipilih
i. Mulai lagi permainan seperti poin e, pada saat lagu habis pada salah satu klien
TAK , maka klien harus menyampaikan pendapat tentang topic yang dipilih dan
disepakati
j. Ulangi poin i sampai semua klien TAK menyampaikan pendapatnya

20
k. Berika pujian untuk setiap keberhasilan klien TAK dengan memberikan tepuk
tangan dan bersorak.
Tahap Terminasi
1. Evaluasi :
 Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Rencana Tindak Lanjut :
 Menganjurkan tiap klienatau anggota kelompok bercakap-cakap tentang
masalah pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari
 Memasukkan kegiatan bercakap-cakap tentang masalah pribadi pada jadwal
kegiatan harian klien
3. Kontrak yang akan datang :
 Menyepakati kegiatan berikutnya, yaitu bekerja sama dalam kelompok
 Menyepakati waktu dan tempat TAK sesi selanjutnya

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAKS) SESI 5


A. Tujuan
1. Tujuan umum TAKS yaitu klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah
pribadi dengan orang lain
2. Tujuan Khusus TAKS halusinasi Sesi 5:
 Klien mampu menyampaikan masalah pribadi
 Klien memilih satu permasalahan untuk dibicarakan
 Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih
B. Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
3. Sehat Jasmani
C. Nama Klien
1. Asmad
2. Iwan
3. Waras
4. Aditya
5. Sudirman
6. Usman
D. Setting

21
Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran

E. MAP

C
K K
K
O

F K K

K K

F
Keterangan :
L : Leader O : Observer
C: Co Leader F : Fasilitator K : Klien

F. Alat
-Name tag
-Lembar Observasi

G. Metode
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran

H. Langkah-Langkah Kegiatan
Persiapan :
 Terapis Menyiapkan tempat dan alat untuk kegiatan TAKS
 Terapis mengingatkan kontrak klien TAKS
 Memberikan dan membantu klien memasang name tag
Orientasi :
1. Salam terapeutik
 Leader mengucapkan salam terapeutik, memulai kegiatan dengan do’a

22
 Leader memperkenalkan kembali seluruh tim Terapis dan memakai papan nama
2. Evaluasi/Validasi
 Leader menanyakan perasaan klien saat ini
 Leader menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang topik/hal tertentu
dengan orang lain
3. Kontrak
 Leader menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan, memilih dan memberi
pendapat tentang masalah pribadi
 Leader membuat kontrak waktu kegiatan TAK selama 45 menit
 Leader menjelaskan aturan main yaitu :
 Setiap klien harus mengikuti kegiatan TAK dari awal sampai akhir
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin pada pemimpin
TAK
► Tahap Kerja
 Leader menjelaskan dan memberikan contoh cara menyampaikan masalah pribadi kepada
teman lainnya.
 Leader menjelaskan dan memberikan contoh cara menyampaikan pendapat kepada orang
lain.
 Memulai permainan :
a. Klien dibariskan membentuk lingkaran
b. Tiap klien diberikan 1 sendok makan.
c. Sendok diletakkan dimulut
d. Klien pertama disuruh untuk mengoper kelereng yang dibawanya ke klien lain yang
sendoknya masih kosong.
e. Lakukan operan kelereng terus melingkar mengikuti barisan klien, sampai ada pasien
yang menjatuhkan kelereng
f. Pasien yang menjatuhkan kelerengnya disuruh untuk menceritakan masalah
pribadinya kepada seluruh klien sedangkan klien lain memberikan tanggapan atas
masalah temannya tersebut
g. Ulangi langkah (d) dan (e) untuk mendapatkan klien selanjutnya.
► Tahap Terminasi
1. Evaluasi :
 Leader mengemukakan kesimpulan setelah kegiatan selesai
 Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

2. Rencana Tindak Lanjut :

23
 Menganjurkan tiap klien untuk mengungkapkan setiap masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari
 Memasukkan kegiatan bercerita tentang masalah pribadi yang dihadapi dalam
jadwal kegiatan harianklien TAKS
3. Kontrak yang akan datang :
 Leader mengakhiri kegiatan dengan membuat kontrak waktu untuk pertemuan
berikutnya
 Leader menutup kegiatan dengan berdo’a
 Leader mengucapkan salam

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK SOSIALISASI) SESI 6


A. Tujuan
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok:
 Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain.
 Menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan.
B. Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
3. Sehat jasmani
C. Nama Klien
1. Asmad
2. Iwan
3. Waras
4. Aditya
5. Sudirman
6. Usman
D. Setting
Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
E. MAP

L
K K

K
K

C O

24
F F
K
K
Keterangan :
L : Leader O : Observer
C: Co Leader F : Fasilitator K : Klien

F. Alat
-Name tag
-Kartu kwartet
-Handphone dengan musik yang di tentukan
-Lembar Observasi
G. Metode
 Dinamika kelompok
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran
H. Langkah-Langkah Kegiatan
Persiapan :
 Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 5 TAKS.
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
Orientasi :
Pada tahap ini terapis melakukan:
a. Memberi salam terapeutik
1. Salam dari terapis.
2. Klien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan apakah klien telah latihan bercakap-cakap tentang masalah pribadi
dengan orang lain.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan bertanya dan meminta kartu yang
diperlukan serta menjawab dan memberi kartu pada anggota kelompok.
2. Menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Tahap Kerja
a. Terapis membagi empat buah kartu kwartet untuk setiap anggota kelompok. Sisanya
diletakkan diatas meja.

25
b. Terapis meminta tiap anggota kelompok menyusun kartu sesuai dengan seri (satu seri
mempunyai 4 kartu).
c. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum
jam.
d. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola memulai permainan
berikut.
1. Meminta kartu yang dibutuhkan (seri yang belum lengkap) kepada anggota kelompok
di sebelah kanannya.
2. Jika kartu yang dipegang serinya lengkap, diumumkan pada kelompok dengan
membaca judul dan subjudul.
3. Jika kartu yang dipegang serinya tidak lengkap diperkenankan mengambil satu kartu
dari tumpukan kartu di atas meja.
4. Jika anggota kelompok memberikan kartu yang dipegang pada yang meminta, ia
berhak mengambil satu kartu dari tumpukan kartu di atas meja.
5. Setiap menerima kartu, diminta mengucapkan terima kasih.
e. Ulangi c. Dan d. Jika d.2 atau d.3 terjadi.
f. Beri pujian untuk setiap anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.
Tahap Terminasi
a. Evaluasi :
1. menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut:
1. Menganjurkan setiap anggota kelompok latihan bertanya meminta, menjawab, dan
memberi pada kehidupan sehari-hari (kerja sama).
2. Memasukkan kegiatan bekerja sama pada jadwal kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang :
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu mengevaluasi kegiatan TAKS
2. Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan formulir di bawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klin sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 6, dievaluasi kemampuan verbal klien dalam bertanya,
meminta, menjawab, dan memberi serta kemampuan nonverbal.

26
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK SOSIALISASI) SESI 7

A. Tujuan
 Tujuan umum TAK Sosialisasi yaitu klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan kelompok yang telah dilakukan.
 Tujuan khusus TAK Sosialiasi yaitu klien mampu berinteraksi kembali dengan orang lain dan
menilai kemampuan positif yang dimilikinya
B. Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
3. Sehat jasmani
C. Nama Klien
1. Asmad
2. Iwan
3. Waras
4. Aditya
5. Sudirman
6. Usman
D. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama membentuk persegi empat.
2. Lingkungan yang bersih dan nyaman
E. MAP

L
K K

K F

F K

K O

C K K
F

Keterangan :
L : Leader O : Observer
F : Fasilitator K : Klien

27
F. Alat
- Name tag
- Handphone dengan musik yang di tentukan
- Lembar Observasi
G. Metode
 Dinamika Kelompok
 Diskusi dan tanya jawab
H. Langkah-Langkah Kegiatan
Persiapan :
 Mengingat kontrak dengan anggota kelompok pada Sesi 6 TAKS.
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
Orientasi :
1. Salam terapeutik
 Leader mengucapkan salam terapeutik, memulai kegiatan dengan do’a.
 Leader memperkenalkan kembali seluruh tim Terapis.
2. Evaluasi/Validasi
 Leader menanyakan perasaan klien saat ini.
 Leader menanyakan apakah telah latihan bekerja sama dengan orang lain.
3. Kontrak
 Leader menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan manfaat enam kali
pertemuan TAKS.
 Leader membuat kontrak waktu kegiatan TAK selama 30 menit
 Leader menjelaskan aturan main yaitu :
- Setiap klien harus mengikuti kegiatan TAK dari awal sampai akhir
- Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus mintaijin pada pemimpin
TAK.

Tahap Kerja
 Memulai permainan :
a. Menyalakan musik dan mengajak seluruh klien bergoyang bersama serta edarkan bola
berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dimatikan, leader menunjuk salah satu klienyang memegang bola untuk
mendapat kesempatan menyampaikan pendapat tentang manfaat dari enam kali
pertemuan yang tela berlalu.
c. Ulangi a dan b sampai semua klien mendapat giliran
d. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member tepuk tangan.

28
Tahap Terminasi
1. Evaluasi :
 Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
 Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan yang lalu
2. Rencana Tindak Lanjut :
 Menganjurkan tiap kelompok tetap melatih diri untuk enam kemampuan yang telah
dimiliki, baik di RS maupun di rumah
 Memasukkan kegiatan yang telah disepakati ke dalam jadwal kegiatan harian
3. Kontrak yang akan datang :
 Leader mengakhiri kegiatan dengan membuat kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
 Leader menutup kegiatan dengan berdo’a
 Leader mengucapkan salam

29
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
2. Kelompok merupakan kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lainnya, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama. Tujuannya dibentuk
kelompok dalam TAK adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
merubah perilaku yang destruktif dan maladaptive. Kekuatan pada kelompok ada pada
kontribusi tiap anggota kelompoknya dan pemimpin dalam mencapai tujuannya.
3. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama
lain untuk menemukan cara penyelesaikan masalah. Kelompok merupakan tempat untuk
menemukan hubungan interpersonal yang baik serta mengembangkan perilaku yang adaptif.
4. Dari 6 peserta di awal TAKS dapat dilihat hasilnya bahwa 5 peserta dapat lulus TAKS sesi
7. 1 orang peserta memang belum mampu lulus sesi 1 karena keterbatasan komunikasi
verbal dan telah dilakukan terapi individu sebagai tindak lanjut.Sehingga dari sini, dapat
disimpulkan terapi aktivitas kelompok merupakan solusi untuk memperbaiki hubungan
sosial antar individu yang memiliki kesulitan dalam mengembangkan komunikasi
interpersonalnya.

4.2 Saran
1. Sebagai tenaga kesehatan, perawat harus mampu memfasilitasi pasien dengan isolasi
sosial, dimana pasien dengan isolasi sosial membutuhkan perhatian yang lebih untuk
meningkatkan kemampuannya dalam berinteraksi secara verbal maupun non verbal
dalam lingkungan disekitarnya.
2. Sebaiknya TAK dilakukan secara teratur tiap minggu terutama dilakukan di ruangan
perawatan, sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien
3. Perlu dilakukan modifikasi ulang untuk melakukan TAKS yang sudah banyak
dilakukan di ruangan, sehingga harapannya dapat meningkatkan hasil yang maksimal
untuk menumbuhkan interaksi antar pasien dalam kelompok.

30
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

FMPKJ. 2009. Isolasi Sosial: Menarik Diri. http://fmpkj-samarinda.com/2009/01/isolasi-sosial-


menarik-diri.html. Diakses tanggal 12 September 2010. Pukul 18.00 WIB.

Ircham, R. 2008. Menarik Diri. http://asuhanjiwa.com/2008/09/menarik-diri.html. Diakses tanggal 25


September 2010. Pukul 15.00 WIB.

Keliat, Budi Anna. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Nasution, M. 2004. Gangguan Alam Perasaan: Menarik Diri.


http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/3580. Diakses tanggal 12 September
2010. Pukul 19.30 WIB.

Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.

Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Sutrisno. 2008. Menarik Diri. http://trisnoners.com/2008/02/pojok-jiwa.html. Diakses tanggal 12


september 2010. Pukul 19.00 WIB.
Syahbana, A. 2009. Laporan Pendahuluan Menarik
Diri.http://therizkikeperawatan.com/2009/03/laporanpendahuluan-menarik-diri.html. Diakses
tanggal 25 September 2010. Pukul 16.00 WIB

31
32

Anda mungkin juga menyukai