PENDAHULUAN
maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain, termasuk salah
Tuberculosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah
melaporkan bahwa setengah persen dari penduduk dunia terserang penyakit ini,
Indonesia setiap tahun ditemukan 539.000 kasus baru TB BTA positif dengan
mudah, yaitu melalui udara atau droplet infection. Sumber penularan TB BTA
1
2
positif yaitu melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya (Kemenkes RI,
2016).
Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
lama paparannya seperti contohnya bila salah satu anggota rumah tangga
terkena TB maka faktor resiko 1 dari 3 orang kemungkinan tertular. Faktor usia
juga dapat meningkatkan resiko TB, Orang lanjut usia dan anak-anak memiliki
resiko lebih tinggi terkena TB karena sistem kekebalan tubuh yang kurang kuat
kemungkinan penularan TB. Pada pasien dengan TB laten, tujuan terapi adalah
Anti Tuberkulosis) di lakukan selama 6 bulan atau lebih di lihat dari kuat nya
usia, kondisi kesehatan, respon terhadap obat, jenis TB dan lokasi terinfeksinya
membuat tidak nyaman namun tidak membahayakan, seperti Mual dan muntah,
Kehilangan nafsu makan, Kulit menjadi berwarna kuning, Urin atau kencing
Indonesia mencapai 842 ribu kasus dengan angka mortalitas 107 ribu kasus.
Jumlah ini membuat Indonesia berada di urutan ketiga tertinggi untuk kasus
TBC setelah India dan China. Dari angka insiden ini dilakukan perhitungan
dan memberantas penyakit tuberkulosis atau yang biasa disebut penyakit TBC.
Salah satunya adalah dengan gerakan TOSS (Temukan TBC Obati Sampai
Sembuh). Saat ini penyakit TBC di Jawa Timur menempati urutan kedua di
penemuan dan pengobatan kasus TBC mencapai angka 57.442 kasus, angka
tersebut naik dibandingkan dengan tahun 2017 yaitu 55.865 (Dinkes Jatim,
2019)
penderita TBC di Kab Sidoarjo berada di posisi ketiga, setelah Surabaya dan
4
2019).
2017 jumlah penderita TB paru mencapai 110 pasien. Dan data pada tahun 2018
2018)
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, kita perlu menyadari bahwa TB
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kepatuhan minum obat pada pasien dengan TB paru di wilayah kerja
Puskesmas Buduran.
paru.
selanjutnya.
BAB 2
6
TINJAUAN PUSTAKA
menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India, Indonesia dan
yaitu berturut-turut 23%, 10%, dan 10% dari seluruh penderita di dunia
(WHO, 2015).
lesi pada jaringan paru. Pasien yang menderita TB paru dan sekaligus
paru.
Mycobacterium tuberculosis.
TB terakhir, yaitu:
8
up): adalah pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to follow
lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan
golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua
2.1.3 Etiologi
diwarnai, tetapi berbeda dengan basil lain, setelah diwarnai tidak dapat
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang
sampai ke area lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga dapat
menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain
(ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru-paru sendiri.
Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembangbiak
pada daerah lain meliputi meninges, ginjal, tulang dan nodul limfe.
alveoli.
seluruh tubuh. Setelah itu organisme dikenali oleh sel T dan reaksi
terinfeksi.
dapat tumbuh dan kavitasi mungkin timbul pada area yang terinfeksi.
12
Di paru (di mana lebih dari 80% penyakit ditemukan) kavitas menjadi
area deposit bagi bakteri TB dalam jumlah besar bersama debris dari
Tanda dan gejala atau keluhan yang mungkin muncul pada penderita
TB paru adalah :
1. Demam
2. Batuk
Batuk dapat terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini
3. Batuk darah
13
Hemoptosis atau batuk darah bisa banyak, atau bisa pula sedikit
4. Sesak nafas
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana
5.Nyeri dada
pleuritis.
6.Malaise
makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot,
keringat malam, dll. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan
selanjutnya bagi penderita TB. Dan akan menjadi lebih parah jika
1. Umur
2. Jenis kelamin
suatu faktor resiko untuk TB. Diabetes melitus juga sebagai suatu faktor
4. Tingkat pendidikan
5. Sosial ekonomi
6. Kepadatan (crowding)
segar. Luas ventilasi rumah yang < 10% dari luas lantai (tidak memenuhi
8. Kelembaban
pemeriksaan laboratorium.
pemeriksaan fisik.
mediastinum.
limfositosis)
diagnosis TB yaitu:
lobus bawah
Adanya kalsifikasi
Bayangan milier
asam, dimana dibutuhkan paling sedikit 5000 batang kuman per mil
Gabbet.
Sampai saat ini tes kulit adalah satu-satunya tes untuk mendeteksi
Mycobacterium tuberculosis.
2.1.9 Penatalaksanaan
1. Pengobatan TB
kualitas hidup.
buruk selanjutnya.
memenuhi prinsip:
resistensi.
dalam dua (2) tahap yaitu tahap awal serta tahap lanjutan, sebagai
membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya
rendah.
22
karena bila pengobatan tidak dilakukan secara teratur dan tidak sesuai
beban pemerintah
Motivasi atau keinginan yang kuat dari dalam diri sendiri, menjadi
mengontrol penyakitnya.
Kepatuhan Pasien
jarak.
4. Ketidakpatuhan Pasien
lama.
Etambutol (E)
Isoniazid (H) dosis tinggi
D2 OAT baru Bedaquiline (Bdq)
Delamanid (Dlm)*
Pretonamid (PA-824)*
D3 OAT tambahan Asam para aminosalisilat
(PAS)
Imipenemsilastatin (Ipm)*
Meropenem (Mpm)*
Amoksilin clavulanat
(Amx-Clv)*
Thioasetazon (T)*
Keterangan:
**Tidak termasuk obat suntik lini kedua, tetapi dapat diberikan pada
5(HR)E.
4) Paduan OAT untuk pasien TB Resistan Obat: terdiri dari OAT lini ke-2
obat TB baru lainnya serta OAT lini-1, yaitu pirazinamid and etambutol.
Pertama untuk pasien Dewasa). Penyediaan OAT dengan dosis harian saat
paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini
terdiri dari kombinasi 2 dan 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya
disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam 1 (satu)
Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid
(H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z) dan Etambutol (E) yang dikemas
dalam bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk pasien
Blaschke 2005).
dengan nilai total yang lebih rendah. Pasien dengan nilai yang lebih
rendah memiliki resiko yang lebih besar untuk berperilaku tidak patuh
(CMSA 2006).
memberikan angka 1 jika “tidak” dan angka 0 jika “iya” pada item
pertanyaan nomer 5 diberikan nilai 1 jika “iya” dan 0 jika “tidak”. Item
dan tidak patuh dari hasil penggabungan sel yaitu skor ≥ 6 untuk patuh
perubahan berat badan dan perlu dilakukan tes BTA terhadap sputum.
Rumus:
c.Perilaku kesehatan
b.Pelayanan kesehatan
negatif bila kedua spesimen tersebut negatif. Bila salah satu spesimen
kemungkinan :
BAB 3
METODE PENELITIAN
TB Paru.
populasi diambil dan bagaimana sampel dipilih. Pada bagian ini juga
dituliskan dasar karakteristik subjek, misalnya usia, jenis kelamin serta hal
30 orang dengan kriteria usia (20 – 60) tahun di wilayah kerja Puskesmas
Buduran.
Fokus studi dalam penelitian ini adalah kepatuhan minum obat pasien
dibandingkan
pasien dengan
nilai total yang
lebih rendah.
Pasien dengan
nilai yang lebih
rendah memiliki
resiko yang
lebih besar
untuk
berperilaku
tidak patuh
(CMSA2006).
penelitian.
Dalam studi kasus ini, peneliti menggunakan metode hasil kuisioner dan
terlebih dahulu maksud dan tujuan dari penelitian. Dan peneliti menanyakan
penelitian meliputi :
manusia)
menjamin kerahasiaan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika
41
Brunner & Suddart, 2001. Buku Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta:
EGC
Chris Tanto, Frans Liwang, Sonia Hanifati dkk. 2017. Buku KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN, Edisi 4. Jakarta : Media Aesculapius
Dinkes Jatim., 2019. Provinsi Jatim Terbanyak Kedua Penderita TBC se-
Indonesia. Surabaya : Bhirawa Online tersedia di
https://www.harianbhirawa.co.id/provinsi-jatim-terbanyak-kedua-
penderita-tbc-se-indonesia/ (diaskes 15 Desember 2019)
Lampiran 1
Kepada
Yth. Responden
Di Tempat
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya Program Studi D3 Keperawatan
Kampus Sidoarjo, akan melakukan penelitian tentang “Studi Kasus Kepatuhan
Minum Obat pada Pasien Tb Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Buduran
Kabupaten Sidoarjo”.
NAMA : Tatuth Eunike
NIM : P27820417057
Tujuan penelitian ini adalah untuk Menggambarkan kepatuhan minum
obat pasien Tb Paru berdasarkan teori. Bersama ini saya mohon kesediaan
Saudara/I untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Jawaban yang Anda
berikan akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Data yang Anda berikan akan digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan khusunya di bidang keperawatan dan tidak dipergunakan untuk
maksud yang lain.
Atas kesediaan Anda sebagai responden kami ucapkan terima kasih.
Sidoarjo, ………………2020
Hormat Saya
Lampiran 2
43
Inisial Nama :
Umur :
Alamat :
“Studi Kasus Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Tb Paru di Wilayah Kerja
Surat pernyataan ini dibuat dengan sadar tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
Sidoarjo, ………………2020
( )
Lampiran 3
KUISIONER
NAMA :
44
USIA :
JENIS KELAMIN :
Penyakit yang pernah dialami :
Berilah jawaban Ya atau Tidak pada pertanyaan berikut yang menurut anda paling
No Pertanyaan
a.Tidak pernah/jarang
b.Sekali-sekali
c.Kadang
45
d.Biasanya
e.Selalu
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
KESEMBUHAN TB PARU
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
46
Umur :
Alamat :
Tanggal Pertama Pemeriksaan :
Tanggal Terakhir Kali Pemeriksaan :
Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4
Bulan ke-5
Bulan ke-6
Lampiran 5
NIM : P27820417057
Lampiran 5
NIM : P27820417057