Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN BEST PRACTISE

PELATIHAN GURU SASARAN

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)

GURU KELAS RENDAH

PB SD NEGERI 001 PASAR BARU KECAMATAN PANGEAN

KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PROVINSI RIAU

INSTRUKTUR :

SYAFRIYANTI,S.Pd
Nip.197104172001092001

Disusun Oleh :

DESMAWITA, S.Pd

SD NEGERI 001 SIMPANG TANAH LAPANG


KECAMATAN KUANTAN HILIR
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
PROVINSI RIAU
2019
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL………………………………………………………………………...
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………….
BIODATA PENULIS…………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Best Practice Berjudul” Pembelajaran Tata Kalimat dan Tata


Wacana Melalui Pendekatan Sain Tific dengan Metode Discovery
Learning” di SDN 001 Simpang Tanah Lapang Kecamatan Kuantan Hilir
Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau

Nama : DESMAWITA, S.Pd


Asal Sekolah : SDN 001 Simpang Tanah Lapang
Telah disetujui dan Disahkan Oleh :

Hari :
Tanggal : 03 November 2019

Yang Mengesahkan,

ERMAN,S.Pd.
Nip.19700704 1994031003
BIODATA PENULIS

Nama : DESMAWITA, S.Pd


Tempat Tanggal Lahir : Baserah, 29 Desember 1980
Alamat : Desa Simpang Tanah Lapang Baserah Kecamatan
Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi
Riau
Tempat Mengajar : SD Negeri 001 Simpang Tanah Lapang Kecamatan
Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi
KATA PENGANTAR

Syukur Allhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat limpahan


rahmat dan karunia NYA, penulis dapat menyelesaikan laporan Best Practise
dengan judul: Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II (dua) Sekolah Dasar Negeri
001 Simpang Tanah Lapang Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Singingi.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Ibu Syafriyanti,SPd. sebagai guru inti/fasilitator yang telah memberi
petunjuk,bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
2. Bapak Pengawas sebagai pengamat praktek pembelajaran.
3. Bapak Kepala Sekolah sebagai pembimbing dalam proses
pembuatan RPP.
4. Bapak dan ibu guru sasaran yang turut berperan aktif memberi
pandangan dan saran dalam membuat laporan ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sebab itu
diharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap
semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amien….

Simpang Tanah Lapang,03-11-2019

Penulis

DESMAWITA, S.Pd
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………………


Lembar Pengesahan …………………………………………………………………...
Daftar Lampiran………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………….
B. Jenis Kegiatan …………………………………………………………………..

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Tujuan dan Sasaran ……………………………………………………………
B. Bahan/ Materi Kegiatan ………………………………………………………..
C. Cara Melaksanakan Kegiatan …………………………………………………
D. Media dan Instrumen …………………………………………………………..
E. Waktu dan Tempat Kegiatan ………………………………………………….

BAB III HASIL KEGIATAN


A. Hasil ……………………………………………………………………………...
B. Masalah yang Dihadapi ………………………………………………………..
C. Cara Mengatasi Masalah ………………………………………………………

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. Simpulan …………………………………………………………………………
B. Rekomendsi ……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013 merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa
muatan pelajaran dalam satu pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya
Bahasa Indonesia, Matematika, dan SBdP disatukan dalam tema yang sama
kemudian disajikan dalam satu pembelajaran utuh yang saling berkaitan.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama
ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa
buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis
mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan
latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan
pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan
demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami
(C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran
yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran.
Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak
ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi
bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru
dengan cara ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru
adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang
hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu
model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis penemuan
(Discovery Learning) . Discovery Learning merupakan model pembelajaran
yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan penemuan
masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan menemukan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam
Discovery Learning siswa dituntut untuk mampu menemukan permasalahan
nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, Discovery
Learning membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta
mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk
menemukan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan model
Discovery Learning, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa
meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model
Discovery Learning ini diterapkan pada kelas II yang lain ternyata proses dan
hasil belalajar siswa sama baiknya. Praktik pembelajaran Discovery Learning
yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik
baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model Discovery Learning.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di kelas II untuk pasangan KD Bahasa Indonesia,
Matematika, dan SBdP

C. Manfaat Kegiatan

Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan kompetensi siswa


dalam pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS.
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik
baik penulis dalam meerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking
skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas II semester 1 di
SD Negeri 001 Simpang Tanah Lapang sebanyak 29 orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi
kelas II untuk tema Hidup Rukun yag merupakan pembelajaran tematik
gabungan KD Bahasa Indonesia, Matematika, dan SBdP berikut ini.

Bahasa Indoesia
Merinci ungkapan ajakan, perintah, penolakan yang terdapat
KD 3.1 dalam teks cerita atau lagu yang menggambarkan sikap hidup
rukun.

Menirukan ungkapan, ajakan, perintah, penolakan dalam cerita


KD 4.1
atau lagu anak-anak dengan bahasa yang santun.

Matematika
Menjelaskan makna bilangan cacah dan menentukan
KD 3.1 lambangnya berdasarkan nilai tempat dengan menggunakan
model konkrit serta cara membacanya.
Membaca dan menyajikan bilangan cacah dan lambangnya
KD 4.1
berdasarkan nilai tempat dengan menggunakan model konkrit.

SBdP
KD 3.2 Mengenal pola irama sederhana melalui lagu anak-anak.

KD 4.2 Menampilkan pola irama sederhana melalui lagu anak-anak.

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah
menerapkan pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran
Discovery Learning.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah
dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang
ada di kelas II, penulis memilih tema modernisasi untuk membelajarkan
pasangan KD 3.1-4.1 muatan Bahasa Indoesia; KD 3.1– 4.1
muatanMatematika dan KD 3.2 – 4.2 muatan SBdP di kelas II semester 1.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

IPK Bahasa Indoesia


Mengidentifikasi perintah yang terdapat dalam teks cerita
3.1.1 yang menggambar kan sikap hidup rukun.

Memilih perintah yang terdapat dalam teks cerita yang


3.1.2 menggambarkan sikap hidup rukun.

Memilih perintah yang terdapat dalam lagu yang


3.1.3
menggambarkan sikap hidup

Menirukan perintah dalam cerita anak-anak dengan bahasa


4.1.1 yang santun.

Menirukan perintah, dalam lagu anak-anak dengan bahasa


4.1.2
yang santun

Menirukan ungkapan ajakan, perintah, penolakan dalam cerita


KD 4.1 atau lagu anak-anak dengan bahasa yang santun.

Matematika

Menyatakan kalimat matematika yang berkaitan dengan


3.1.1 masalah tentang penjumlahan dengan tepat.
Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari
3.1.2
berkaitan dengan penjumlahan.
Menyelesaiakan kalimat matematika yang berkaitan dengan
4.3.1 masalah tentang penjumlahan.
Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari berkaitan
4.3.2 dengan penjumlahan.

SBdP

Mengidentifikasi langkah-langkah mewarnai gambar imajinatif


3.1.4 dengan tepat.
.
3.1.5 Mewarnai gambar imajinatif dengan tepat.
Mengenal karya imajinatif dua dan tiga dimensi..
3.1.6

Membuat karya imajinatif dua dan tiga dimensi.


4.1

4. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah Discovery Learning .
5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model
Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Discavery Learning.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan model Discovery Learning.
Sintak Model Guru Siswa
Pembelajaran
Orientasi 1. Guru memotivasi 1.Siswa mengamati teks
Masalah siswa untuk percakapan yang mengandung
menanyakan hal-hal ungkapan yang berkaitan
yang berkaitan
dengan ungkapan dengan hidup rukun.
2. Siswa memperagakan
yang terdapat dalam
teks percakapan percakapan antara Mutiara
tentang hidup rukun. dan Udin. Sikap yang dapat
diamati adalah percaya diri

Mengorganisasi 1. Siswa bersama


dengan teman
sebelahnya
memperagakan teks
percakapan yang
sudah dibuatnya
bersama teman di
sebelahnya
Membimbing 1. Guru mengamati 2. Siswa dibimbing
dan kemampuan siswa untuk mengucapkan
dalam membaca terima kasih dan
mengorganisasi menjawab ucapan
bilangan dengan tiga terima kasih dengan
angka dan santun.
menerapkan ungkapan 3. siswa diajak untuk
mengamati nilai
dalam teks percakapan
tempat bilangan dua
(Rubrik Penilaian 2, angka, kemudian
Matematika KD 3.1 siswa mengamati
nilai tempat
dan 4.1; Bahasa bilangan dengan tiga
Indonesia KD 3.1 dan angka.
4.1). Sikap yang 4. Siswa menuliskan
dikembangkan adalah lambang bilangan
tiga angka sesuai
percaya diri dan teliti soal pada Buku
Siswa.
5. Siswa menuliskan
nama bilangan tiga
angka sesuai soal
pada Buku Siswa.
6. Siswa menuliskan
kalimat yang
mengandung lambang
bilangan tiga angka di
dalam teks percakapan
dengan cara
berdiskusi dengan
teman sebangkunya.
.

Menganalisis dan 1) Menganalisis dan 1) Menyimak


mengevaluasi mengevaluasi hasil penjelasan guru.
2) Mengajukan
kerja siswa.
2) Memberi penguatan pertanyaan dan atau
hasil belajar siswa. tanggapan bila belum
paham.
Pembelajaran setelah istirahat
1) Guru menyediakan
1. Siswa menyanyikan
lembar kegiatan berupa teks
lagu anak Peramah
lagu yang sudah diatur agar
dan Sopan secara
siswa dapat menandai
bergiliran satu persatu
bagian panjang pendek nada
atau berpasangan.
dan kuat lemah nada. Ketika 2. Ketika temannya
temannya menyanyi, siswa
2. Guru menilai
menandai lagu pada
kemampuan siswa
lembar kegiatan yang
dalam menyanyikan
dinyanyikan sebagai
lagu anak birama 2
latihan agar dapat
sesuai dengan
menyanyikan lagu dengan
panjang pendek dan
benar.
kuat lemah bunyi
3.Siswa mengumpulkan
(Rubrik Penilaian 3,
hasil kerjanya
SBdP KD 3.2 dan
4.2). Sikap yang
dikembangkan adalah
percaya diri

Menganalisis dan 1) Menganalisis dan 1) Menyimak penjelasan


mengevaluasi mengevaluasi hasil guru.
2) Mengajukan
proses kerja kelompok.
2) Memberi penguatan pertanyaan bila belum
pemecahan
hasil belajar siswa. paham.
masalah.
3) Membimbing siswa
membuat simpulan
hasil belajar hari itu
mulai dari teks
percakapan, nilai
tempat, dan
menyanyikan
sebuah lagu anak
yang berkaitan
dengan Hidup
Rukun.

2. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan hasil kerja 1 higga 5 di atas kemudian disusun perangkat
pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian.
RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan
pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a)
contoh teks percakapan yang mengandung ungkapan (b) video percakapan
yang mengandung ungkapandiambil dari https://www.youtube.com/ watch?
v=cx0DRUawd-, dan (c) lembar kerja siswa (LKS) tematik.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a)
instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi
dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan
(a) tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober tahun 2019
bertempat di kelas II SD Negeri 001 Simpang Tanah Lapang, Kecamatan
Kuantan Hilir, Kabupaten Kuantang Singingi.
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih
aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan
pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang
sesuai sintak Discovery Learning megharuskan siswa aktif selama proses
pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan transfer knowledge.
Setelah membaca, meringkas, dan mendiskusikan teks percakapan yang
mengandung ungkapan, siswa tidak hanya memahami konsep teks
percakapan yang mengandung ungkapan dan bagaimana membuat
percakapan yang mengandung ungkapan, tetapi juga memahami
makna/arti dari ungkapan tersebut. Pemahaman ini menjadi dasar siswa
dalam mempelajari materi Bahasa Indonesia tentang tata kalimat yang
mengandung ungkapan. Pemahaman tentang konsep kalimat yang
mengandung ungkapan membantu siswa dalam menganalisis ungkapan-
ungkapan yang ada dijumpainya didalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa
berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa
cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat
menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir
siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan
dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang
dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung
menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang
diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi
HOTS dengan menerapkan Dicovery Learning. Dalam pembelajaran ini
pemahaman siswa tentang konsep teks percakapan yang mengandung
ungkapan benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan
diskusi yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
3. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam menemukan suatu masalah. Discovery Learning
yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi
menemukan permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa
merumuskan penemuan masalah.
Sebelum menerapkan Discovery Learning, penulis melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun
permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai
dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis
teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan discovery learning, siswa tak hanya belajar dari teks
tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari
data, materi dari sumber lainnya.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa
belajar dengan model Dicovery Learning. Dengan tujuan untuk mendapat
nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan metode ceramah, siswa
pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah
mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai
untuk membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media
pembelajaran,. Video juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga
harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learning
dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru
memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan
manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan
pentingnya HOTS ajkan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar
menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan
HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi
dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik
dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain
menerapkan kegiatan literasi baca = tulis, siswa juga dapat meningkatkan
literasi digitalnya.
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning
layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena
dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer
pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara
sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Discovery Learning yang dilaksanakan tidak sekadar
berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan
kecakapan abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Disvcovery Learning, berikut disampaikan rekomendasi yang
relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku
siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan,
tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual
sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.
Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar
dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih
mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif
sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan
kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka
menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKS
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraia
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran
Lampiran 8 : Kuesioner motivasi belajar siswa
Lampiran 1:

Contoh Teks Percakapan yang mengandung “Ungkapan”

Udin : “Buku kakak banyak sekali.”


Mutiara : “Kakak memang senang membaca buku.”
Udin : “Wah, kakak memang pantas dijuluki kutu buku.”
Mutiara : “Ayo kamu juga harus rajin membaca. Ini ada buku cerita bagus,
judulnya Bintang Lapangan.”
Udin : “Ceritanya tentang apa, kak?”
Mutiara : “Cerita tentang pemain sepak yang rendah hati, meskipun sudah
terkenal”.
Udin : “Berarti dia tidak besar kepala ya, Kak. Terima kasih ya, Kak.
Saya boleh meminjam buku kakak.”
Mutiara : “Sama-sama,Dik.”
R-9 Rubrik Laporan Best Practise
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.

A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:

1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-9!


2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian anda terhadap hasil
kerja peserta sesuai rubrik berikut!

B. Kegiatan Praktik

1. Memuat Lembar Judul


2. Memuat Halaman Pengesahan yang ditanda tangani Kepala Sekolah
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan
kenyataan yang ada dengan jelas
6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas
7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara
Melaksanakan Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan
dengan jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh,
masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10. Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11. Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil
pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik

90  nilai  100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria

80  nilai  90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek


kurang sesuai

70  nilai  80 Tujuh sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai

60  nilai  70 Lima sesuai dengan kriteria, enam aspek kurang sesuai

<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang


sesuai
PELATIHAN GURU SASARAN

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)

GURU KELAS RENDAH

PB SD NEGERI 001 PASAR BARU KECAMATAN PANGEAN

KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PROVINSI RIAU

INSTRUKTUR :

SYAFRIYANTI,S.Pd
Nip.197104172001092001

Disusun Oleh :

DESMAWITA, S.Pd

SD NEGERI 001 SIMPANG TANAH LAPANG


KECAMATAN KUANTAN HILIR
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
PROVINSI RIAU
2019

24
DAFTAR ISI

A. In 1

 Intrumen Penilaian Diri

 LK-1 Pengembangan Pembelajaran

 LK-2 Unit Pembelajaran

B. In 2

 LK-3 Unit 1

 LK- 4 Unit 1

C. In 3

 LK-6

 LK-4d

D. In 4

 LK-8

 LK-6

 LK-4d

E. On 1

 OJL

 LK-5

 LK-3 Unit 2

 LK-4 Unit 2
F. On 2

← * OJL

← * LK- 8

← * LK-5

← * LK-7

G. On 3

 LK-8

 LK-7

 OJL

H. In 5

 Laporan Best Practise (LK- 9)

 Format Monitoring dan Penilaian Hasil Belajar/Tagihan

Anda mungkin juga menyukai