Anda di halaman 1dari 6

Anamnesis keluhan utama

 Keputihan (leucorrhoe) atau infeksi genitalia.

 Perdarahan pervaginam.

 Tumor abdomen atau payudara.

 Nyeri abdomen.

Riwayat penyakit sekarang

 Apa yang dirasakan mengganggu?

 Sejak kapan?

 Menetap, menjadi semakin berat atau ringan?

 Hal apa yang meringankan atau memberatkan keluhan?

 Kapan pemeriksaan medik terakhir.

 Pada kunjungan lanjutan :

 Apa masalah anda setelah bertemu dengan saya beberapa waktu yang lalu?

 Bagaimana keadaan anda sekarang?

 Pada kunjungan pertama perlu diperoleh keterangan atau riwayat mengenai masalah medis,
pembedahan atau alergi.

 Di beberapa pusat pelayanan kesehatan tertentu, terdapat kebiasaan dimana sebelum bertemu
dengan dokter, pasien diminta terlebih dahulu untuk mengisi formulir yang berupa daftar.
pertanyaan. Pada saat bertemu dengan dokter, dokter akan mengklarifikasi jawaban yang
diberikan oleh pasien.

Riwayat penyakit dahulu dan keluarga

 Penyakit Metabolik

 Penyakit Keturunan

 Penyakit Menular
Riwayat pengobatan / Riwayat medis

 Obat yang selalu diminum secara teratur oleh pasien.

 Secara tidak langsung dapat menjelaskan perihal masalah kesehatan pasien secara umum.

 Sejumlah terapi dapat memberikan dampak obstetrik atau ginekologik ( terapi hormon –
antibiotika) “

 Apakah sebelum ini , anda minum obat – obat tertentu dari dokter lain ?

Riwayat Haid dan Masalah Ginekologi

 Catatan tentang periode haid.

 Usia menarche – regularitas haid – durasi – banyaknya jumlah perdarahan haid, PMS (kejang
haid, meteorismus, nyeri kepala), Dismenorea.

 Catatan mengenai Periode Haid Terakhir :

 HPHT_________

 Usia Menarche______

 Haid regular/irregular

 Lama haid_____ hari

 Masalah ginekologi yang ada :

 Kelainan hasil Pap smear,

 Perdarahan pervaginam,

 Penyakit menular seksual, dsb.

Riwayat Paritas

 Jumlah Anak

 Riw. Persalinan

 Riw. Abortus

Riwayat pemakaian Konstrasepsi

 Jenis kontrasepsi

 Kapan?

 Berapa lama?
Pemeriksaan fisik

 Keadaan Umum

 Kesadaran

 Tanda Vital

 Tinggi Badan

 Berat Badan

 BMI

Status Generalis

 Kepala :

 Mata

 Konjungtiva

 Sklera

 Leher : kelenjar tiroid

 Jantung

 Paru-paru

 Ekstremitas Atas

 Ekstremitas Bawah

 Inspeksi abdomen :

 Pembesaran perut kearah depan yang berbatas jelas umumnya disebabkan oleh
kehamilan atau tumor.

 Pembesaran perut kearah samping umumnya terjadi pada asites.

 Striae, jaringan parut, peristaltik.

 Palpasi abdomen :

 Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum terlebih dahulu.

 Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan santai.

 Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut jari-jari dalam
keadaan rapat yang dimulai dari bagian hipochondrium secara perlahan-lahan dan
kemudian diteruskan kesemua bagian abdomen dengan tekanan yang meningkat secara
bertahap.

 Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah :


 Terdapat “defance muscular” akibat peritonitis atau rangsangan peritoneum yang lain.

 Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas.

 Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar telapak tangan kanan dilakukan
pemeriksaan untuk mencari kelainan lain dalam cavum abdomen.

 Bila dijumpai adanya masa tumor dalam cavum abdomen, tentukan lebih lanjut mengenai :

 Perkusi abdomen :

 Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat ditentukan apakah pembesaran
perut tersebut disebabkan oleh cairan bebas, udara (meteorismus) atau tumor.

 Auskultasi abdomen

 Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan mencari denyut jantung


janin).

 Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).

 Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan.

 GENITALIA

 Vulva dan Uretra

 Inspekulo : vagina dan portio

 VT Bimanual :

Vagina

Portio

Corpus Uteri

Adneksa parametrium

Cavum Douglas

 Rectal toucher : dikerjakan pada

 Virgin

 Pasien yang mengaku “belum pernah bersetubuh”

 Kelainan bawaan (atresia himenalis atau atresia vaginalis)

 Wanita diatas usia 50 tahun

 Recto vaginal toucher :

 Pemeriksaan rectovaginal dikerjakan untuk menilai keadaan septum rectovaginalis.


 Penebalan dinding vagina dan infiltrasi karsiona rektum lebih mudah ditentukan dengan
pemeriksaan rectovaginal.

Diagnosis

 PAH

 Temuan

Pemeriksaan Penunjang

 LABORATORIUM

 Pemeriksaan darah lengkap dan urinalisis

 Pada kasus dengan dugaan sifilis dapat diminta pemeriksaan VDRL

 Pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas

 Pemeriksaan tes kehamilan

 Pemeriksaan hormonal pada kasus dengan gangguan endokrin :

 FSH-folicle stimulating hormone

 LH-Luteinizing hormone

 Estrogen

 Progesteron

 Prolaktin

Pemeriksaan Tambahan

 Ultrasonografi : dapat dikerjakan transabdominal atau transvaginal

 Histerosalfingografi : dengan pemberian cairan kontras, keadaan cavum uteri , tuba falopii
dapat diamati untuk melihat adanya patensi tuba falopii

 Sonohisterografi : modifikasi pemeriksaan ultrasonografi dengan memasukkan cairan kedalam


cavum uteri sehingga keadaan cavum uteri dapat dilihat.

 Kolposkopi : digunakan untuk melihat servik secara langsung.

 Histeroskopi : digunakan untuk melihat keadaan dalam cavum uteri dan melakukan tindakan –
tindakan pembedahan tertentu.

 IVA Tes : Untuk deteksi lesi prakanker.


 Schiller tes : Untuk deteksi lesi prekanker. Lesi prakanker tidak mengandung glikogen sehingga
tak dapat menyerap larutan lugol yang dibubuhkan

 Kuldosintesis : pemeriksaan untuk menentukan adanya cairan dalam cavum douglassi

 Biopsi : Biopsi dapat dilakukan pada vulva-vagina atau servik atau endometrium

 Computed Tomography ( CT-scan) : Teknik diagnostik dengan menggunakan bayangan 2


dimensi yang memiliki resolusi tinggi.

 Magnetic Resonance Imaging ( MRI) : Teknik yang menggunakan absorsi dari pancaran
gelombang radio yang berasal dari perangkat Magnetic Resonance Imaging.

Anda mungkin juga menyukai