Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI KEPERAWATAN

ROLEPLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Dosen Pengampu:
Ns. Arena Lestari, M.Kes, Sp.Kep, J

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Mardoni Ustanto (142012018019)


Miftahul Khomsah (142012018023)
Putri Maysaroh (142012018030)
Siti Munawaroh (142012018038)
Wahyu Eko Apriyanto (142012018043)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2019/2020


ROLE PLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN REMAJA

Kelompok 2:
Mardoni Ustanto : Pasien
Miftahul Khomsah : Ibu Pasien
Putri Maysaroh : Perawat
Siti Munawaroh : Perawat
Wahyu Eko Apriyanto : Teman Pasien

Ilustrasi:
Suatu hari seorang pemuda yang berusia 16 tahun yang bernama Mardoni
mengikuti balap motor liar di jalan Ciliwung bersama teman-temannya, namun naas
Mardoni mengalami kecelakaan yang menyebabkan kaki dan tangannya luka. Seorang
laki-laki yang tepat melihat kejadian itu langsung membawa Mardoni ke IGD RS.
Perawat dan dokter kemudian langsung memberikan penanganan kepada Mardoni.
Eko : suss… tolong teman saya ini sus..
Perawat Putri: kenapa dik?
Eko : abis kecelakaan. Cepat tangani sus.
Perawat Putri : baik akan segera kami tangani.. kamu tunggu di luar saja.
Eko: baik sus ..
Setelah diberikan penanganan, kondisi Mardoni membaik dan dia masih
ditempatkan di ruangan IGD karena keluarganya belum datang. Perawat Muna kemudian
menghampiri Mardoni untuk menanyakan kondisinya.
Perawat Muna : “Selamat malam” (Tersenyum).
Mardoni : “malam suster” (Termenung)
Perawat Muna : "Dik, perkenalkan saya perawat Munawaroh, saya senang di panggil
suster Muna. Saya perawat yang bertugas pada malam ini. Jika boleh tahu
nama Adik siapa?”
Doni : “Nama saya Mardoni Ustanto sus, suster panggil saja Doni”
Perawat Muna : “Baiklah dik Doni, bagaimana keadaannya sekarang?”
Doni : “Ya masih begini-begini saja sus”
Perawat Muna : “Maaf dik Doni, bisa dijelaskan lagi maksud dari kata masih begini-
begini saja itu apa?”
Doni : “Begini sus, tangan dan kaki saya masih sedikit sakit, tetapi saya rasakan
sudah lebih membaik setelah diberi tindakan tadi”
Perawat Muna : “Saya mengerti yang anda rasakan dik Doni. Nah bagaimana kalau kita
berbincang-bincang mengenai masalahnya dik Doni, dan mengenai
kronologis kecelakaannya. Apakah dik Doni bersedia?”
Doni : “Hmmm….” (Ragu-ragu)
Perawat Muna : “dik Doni bisa menceritakannya kepada saya, saya akan berusaha
semampu saya untuk membantu” (Mempertahankan kontak mata, sedikit
membungkuk, bersikap terbuka)
doni : “Baiklah saya bersedia suster muna”
Perawat Muna : “Nah kalau begitu kita disini akan berbincang-bincang selama kurang
lebih 20 menit ya dik doni ?”
Doni : “Iya suster”
Perawat Muna : “Nah dik doni sekarang bisa ceritakan dengan saya, kenapa bisa terjadi
kecelakaan? Saya akan mendengarkannya dengan baik”
Doni : “Hmm… Anu suster, tadi itu saya balapan motor dengan teman-teman
saya, nah pas tikungan ban motor saya kepleset dan akhirnya saya seperti
ini” (Menggaruk-garuk kepala)
Perawat Muna : “Jadi dik doni ini kecelakaan gara-gara balapan motor?”
Doni : “Hehe… Iya suster” (Menggaruk-garuk kepala)
Perawat Muna : “Kenapa dik doni bisa ikut balapan motor?”
Ramlan : “Ya beginilah darah muda suster, biar kelihatan sangar”
Perawat Ana : “Nah, terus apakah orang tua dik doni mengetahui kalau dik doni sering
ikut balapan?”
Doni : “Orang tua saya itu tidak peduli dengan saya”
Perawat Muna : (Diam dan mempertahankan kontak mata)
Doni : “Mereka itu sangat jarang di rumah suster, mereka sibuk sendiri dengan
pekerjaan mereka”
Perawat Muna : “Lalu?”
Doni : “Ya saya cari kesibukan juga dong, mendingan saya kumpul dengan anak
motor daripada saya dirumah sumpek sendiri”
Perawat Muna : “Jadi apakah Dik doni sering ikut balapan karena orang tua Adik
jarang memperhatikan Adik?”
Doni : “Iya bisa dibilang begitu sus, Apalagi mereka itu gak peduli dengan saya,
Ya saya jadi kurang betah di rumah”
Perawat Muna : “Iya, saya mengerti apa yang Dik doni rasakan. Kalau saya perhatikan
Adik dari tadi bisa tersenyum menjawab pertanyaan saya, tapi saya rasa
ada yang Adik pikirkan”
Doni : “Iya benar sus” (Menunduk)
Perawat Muna : “Apa yang dik doni pikirkan kalau begitu?”
Doni : “Ya tentang tadi itu suster, nanti kalau mereka datang pasti akan marah-
marah”
Perawat Muna : “Mengenai masalah itu, nanti saya akan bicarakan dengan orang tua
Adik ya, jadi tidak usah cemas dulu, sementara kita tunggu kedatangan
dari orang tua dik doni, tadi sudah dihubungi pihak rumah sakit”
Doni : “Iya suster”
Perawat Muna : “Nah berdasarkan apa yang Adik jelaskan tadi, saya bisa pahami kalau
masalah Dik doni itu sebenarnya karena jarang berkomunikasi dan kurang
mendapat perhatian dari orang tua, apakah benar seperti itu?”
Doni : “Benar sus” (Menunduk)
Perawat Muna : “Iya mungkin itu penyebab adik merasa kurang nyaman di rumah, tetapi
kalau saya boleh berikan pemahaman, yang perlu Dik doni ingat adalah
orang tua Adik itu sibuk bekerja untuk mecukupi kebutuhan adik juga. Itu
karena mereka sayang dengan adik. Tapi nanti saya juga akan beritahukan
kepada orang tua adik agar memberikan sedikit waktu untuk memberikan
perhatian ke adik ya. Nah kalau boleh saya sarankan, adik lebih baik
berhenti ikut balapan liar, karena seperti yang adik rasakan sekarang gak
enak kan rasanya?”
Doni : “Iya sus, saya menyesal” (Menunduk)
Perawat Muna : “Nah sebaiknya Dik doni melakukan hal-hal yang positif mumpung
masih muda, seperti mengembangkan hobi yang adik miliki, bermain
musik, belajar yang giat, siapa tahu adik bisa berprestasi, tentunya akan
membanggakan orang tua dan secara otomatis mereka pasti akan lebih
perhatian dengan adik”
Doni : “Iya suster, saya akan coba untuk berubah”
Ilustrasi:
Saat Perawat Muna dan doni sedang berbincang-bincang, kemudian akhirnya Ibu
nya doni datang dan menemui doni.

Ibu mifta : “Ya ampun anakku, kamu tidak apa-apa kan?” (Cemas)
Doni : (Mengangguk dan menunduk)
Perawat muna : “Selamat malam Ibu. Saya perawat muna. Kondisi anak ibu tidak apa-
apa, dia hanya mengalami luka lecet di tangan dan kaki saja, kalau boleh
saya tahu nama ibu siapa?”
Ibu mifta : “Syukurlah kamu tidak kenapa-kenapa, nama saya bu mifta sus. Le leee,
kamu itu kenapa toh lee..? Kok bisa seperti ini?”
Doni : (Diam dan menunduk)
Perawat muna : “Begini Ibu mifta, tadi saya sudah berbincang-bincang dengan Dik
Doni, adik ini ikut balapan motor dengan temannya dan akhirnya
kecelakaan”
Ibu mifta : “Ya ampuun lee, ibu kan sudah sering peringati jangan ikut balapan lagi,
untung saja kamu tidak terjadi apa-apa”
Doni : (Diam dan tertunduk)
Perawat muna: “Begini Ibu mifta, Adik doni ini ikut balapan karena dia ingin mencari
perhatian dari lingkungannya, karena menurut dia di rumah dia tidak
pernah diperhatikan. Kalau boleh saya tahu bagaimana kebiasaan ibu dan
keluarga di rumah dengan doni ?”
Ibu mifta : “Saya di rumah dengan suami saya memang jarang bertemu lama dengan
Doni karena saya dan suami sibuk dengan pekerjaan, tapi sesekali saya
juga sering menegurnya kalau ada kelakuan dia yang menurut saya aneh.
Tapi saya sangat sayang dengan anak saya ini”
Perawat Muna : “Iya saya mengerti dengan keadaan ibu. Anak usia remaja seperti
Doni ini terkadang perlu pengawasan yang lebih Bu, karena mereka pada
usia ini sangat memerlukan pendampingan, karena jika dibiarkan tanpa
pengawasan takutnya anak salah memilih pergaulan”
Ibu Mifta : “Iya suster, mulai sekarang mungkin saya akan lebih memberikan waktu
untuk memperhatikan Doni agar tidak terjadi hal seperti ini lagi”
Perawat Muna : “Iya bagus sekali komitmen Ibu Mifta kalau begitu, nah akan lebih baik
lagi jika Ibu sering berkomunikasi dengan Doni bu”
Ibu Mifta : “Iya suster saya akan berusaha lebih perhatian dengan doni.”
Doni : “Ibu, Doni minta maaf ya selama ini banyak merepotkan ibu”
Ibu Mifta : “Iya Nak, Ibu juga minta maaf sering tidak memperhatikan kamu”
Perawat Muna : “Nah Dik Doni seperti itu seharusnya ya, harus berbakti kepada orang
tua. Bagaimana perasaan adik sekarang?”
Doni : “Terimakasih suster, sekarang saya sudah lega, akhirnya hal yang saya
tidak bisa sampaikan sekarang sudah diketahui ibu saya langsung”
Perawat Muna : “Iya, selanjutnya adik bisa lebih terbuka lagi dengan orang tua ya”
Doni : “Iya sus”
Perawat Muna : “Nah Dik Doni masih ingat tentang pesan saya tadi?”
Doni : “Tentu sus, saya harus lebih terbuka dengan orang tua dan melakukan hal
yang positif dan harus bisa berprestasi”
Perawat Muna : “Iya bagus sekali, nah kalau Ibu Mifta bagaimana?”
Ibu Mifta : “Iya sus, saya dan suami akan lebih meluangkan waktu dan membangun
komunikasi yang baik dengan Doni”
Perawat Muna : “Iya seperti itu ya bu. Nah adik sementara bisa istirahat dulu sekarang,
nanti adik dipindahkan ke ruangan agar diberi perawatan hingga sembuh
ya.
Ibu Mifta : “Iya sus”
Doni : “Iya, terimakasih banyak bantuannya ya suster”

Perawat Muna : “Iya sama-sama Dik Doni, Saya pamit ya.”

Anda mungkin juga menyukai