Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS

PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR KERAMIK, PORSELEN DAN KACA


YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

Oleh :
Karin Putri Azura Pulungan
S1 Akuntansi
Darwin Lie, Jubi, Astuti

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran likuiditas, leverage dan financial
distress serta pengaruh likuiditas dan leverage terhadap financial distress pada Perusahaan Sub
Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan
dengan metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data
digunakan metode dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda,
koefisien korelasi, koefisien determinasi, uji F, uji t.
Hasil pengujian regresi linier berganda pada penelitian ini adalah Ŷ = -0,712 + 2,501X1 +
0,231X2. Hasil analisis koefisien korelasi yaitu nilai r sebesar 0,506 dan nilai R sebesar 0,256. Hasil uji
F menunjukkan bahwa Fhitung<Ftabel atau 2,576<3,68 dan tingkat signifikansi 0,109>0,05 berarti bahwa
likuiditas dan leverage berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress pada Perusahaan Sub
Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Hasil
uji t untuk likuiditas thitung>ttabel (2,260>2,13145) atau Sig.>alpha (0,039<0,05), berarti likuiditas
berpengaruh siginifikan terhadap financial distress pada Perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen
dan Kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Hasil uji t untuk leverage
thitung<ttabel (0,300<2,13145) atau Sig.>alpha (0,7699>0,05), berarti leverage berpengaruh tidak
siginifikan tergadap financial distress pada Perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

Kata Kunci : Likuiditas, Leverage dan Financial Distress.

Abstract
The Purpose of this research is to know describe liquidity, leverage and financial distress and
influence of liquidity, and leverage towards financial distress at Sub-Sector Keramik, Porselen and
Kaca listed in Indonesia Stock Exchange. The research was conducted by using qualitative descriptive
analysis and quantitative desriptive analysis. The data collection was using documentation. The
analysis techniques used are multiple linear regression, correlation coeffient, coefficient of
determination, F test and t test.
The result of multiple regression analysis obtained the following regression is = -0,712 + 2,501X1
+ 0,231X2. Correlation coefficient of r = 0,506 and R value of 0,256. Where as simultaneous test results
(F) is obtained Fcount<Ftable or 2,576<3,68 and a significance level obtained 0,109>0,05 means liquidity
dan leverage have no significant effect on financial distress at the at the Sub-Sector Keramik, Porselen
and Kaca listed in Indonesia Stock Exchange period 2014-2016. The t-test results show liquidity has
tcount>ttable or 2,260>2,13145 and a significance level of 0,039<0,05, means liquidity have a significant
effect on financial distress at the at Sub-Sector Keramik, Porselen and Kaca listed in Indonesia Stock
Exchange period 2014-2016. The t-test results that leverage to tcount<ttable or 0,300<2,13145 and
significance level of 0,7699>0,05, leverage have no significant effect on financial distress at the at the
Sub-Sector Keramik, Porselen and Kaca listed in Indonesia Stock Exchange period 2014-2016.

Keywords: Liquidity, Leverage, and Financial Distress

A. PENDAHULUAN karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari


1. Latar Belakang Masalah pendapatannya akan mengancam
Kebangkrutan diartikan sebagai kegagalan kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka
perusahaan dalam menjalankan operasi untuk panjang. Untuk mendeteksi kebangkrutan suatu
mencapai tujuannya. Suatu perusahaan perusahaan (financial distress) dapat digunakan
dianggap mengalami kebangkrutan atau beberapa metode, salah satunya adalah
kegagalan keuangan ketika tingkat metode Altman Z-Score.
pengembalian yang diperoleh perusahaan lebih Metode Altman Z-Score merupakan metode
kecil dari total biaya yang harus dikeluarkannya untuk memprediksi keberlangsungan hidup
dalam jangka panjang. Kesulitan keuangan suatu perusahaan dengan mengkombinasikan
yang terus menerus dihadapi perusahaan beberapa rasio keuangan yang umum dan

Jurnal FINANCIAL ISSN : 2502-4574 Vol. 3, No. 2, Desember 2017 1


pemberian bobot yang berbeda satu dengan mendapatkan data informasi yang dibutuhkan
lainnya. Metode ini dipakai karena lebih cocok dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan
digunakan untuk memprediksi keberlangsungan cara mengakses dari situs http://www.idx.co.id
usaha perusahaan-perusahaan yang go public. Desain penelitian yang digunakan dalam
Tabel 1 penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
Gambaran Financial Distress dengan (library research). Teknik analisa data yang
Metode Altman Z-Score pada Perusahaan digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca Asumsi Klasik, Analisa Deskriptif Kualitatif,
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Analisa Deskriptif Kuantitatif
Periode 2014-2016
B. LANDASAN TEORI
Kode Rata-Rata
2014 2015 2016 1. Laporan Keuangan
per
Emiten
Perusahaan
Menurut Baridwan (2004:17), laporan
AMFG 11,48 9,11 5,02 8,54 keuangan merupakan ringkasan dari suatu
ARNA 24,31 9,53 9,84 14,56 proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan
IKAI -1,71 -4,69 -12,93 -6,44 dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
KIAS 12,24 5,25 3,72 7,07 selama dua tahun buku yang bersangkutan.
MLIA 2,17 -1,48 -1,19 -0,17 Menurut Martani, dkk (2012:62), laporan
TOTO 5,48 5,44 9,75 6,89 keuangan merupakan informasi bagi para
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Sub penggunanya, terutama pemilik perusahaan,
Sektor Keramik, Porselen dan Kaca (Data investor, kreditur dan juga manajemen untuk
Diolah) mengambil keputusan-keputusan terkait
Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat dilihat perusahaan di masa mendatang. Menurut
bahwa kondisi financial distress setiap Kasmir (2010:66), laporan keuangan
perusahaan yang diukur dengan menggunakan merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk
metode Altman Z-Score menunjukkan angka membuat dan melaporkannya pada suatu
yang berfluktuasi setiap tahunnya namun periode tertentu.
cenderung meningkat. Nilai Z-Score yang Menurut Martani, dkk (2012:9), secara
semakin meningkat dari tahun 2014-2016 umum tujuan laporan keuangan untuk:
mengindikasikan perusahaan tidak berpotensi a. Memberikan informasi yang menyangkut
mengalami financial distress. posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu entitas yang
2. Rumusan Masalah bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
a. Bagaimana gambaran likuiditas, leverage dalam pengambilan keputusan ekonomi.
dan financial distress pada Perusahaan Sub b. Menunjukkan apa yang telah dilakukan
Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang manajemen (stewardship) dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. pertanggungjawaban sumber daya yang
b. Bagaimana pengaruh likuiditas dan leverage dipercayakan kepadanya.
terhadap financial distress pada Perusahaan c. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian
Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca besar pemakai.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik d. Menyediakan pengaruh keuangan dari
secara simultan maupun parsial. kejadian di masa lalu.

3. Tujuan Penelitian 2. Analisis Rasio Keuangan


a. Untuk mengetahui gambaran likuiditas, Menurut Astuti (2004:29), analisis laporan
leverage dan financial distress pada keuangan adalah segala sesuatu yang
Perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen menyangkut penggunaan informasi akuntansi
dan Kaca yang terdaftar di Bursa Efek untuk membuat keputusan bisnis dan investasi.
Indonesia. Menurut Rudianto (2012:190), analisis laporan
b. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas dan keuangan adalah meneliti hubungan yang ada
leverage terhadap financial distress pada di antara unsur-unsur dalam laporan keuangan
Perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen dan membandingkan unsur-unsur pada laporan
dan Kaca yang terdaftar di Bursa Efek keuangan tahun berjalan dengan unsur-unsur
Indonesia baik secara simultan maupun yang sama dengan tahun lalu atau angka
parsial. pembanding lain serta menjelaskan penyebab
perubahannya. Analisis laporan keuangan
4. Metodologi Penelitian dilakukan agar informasi yang ada dalam
Dalam penelitian ini, penulis mengambil laporan keuangan menjadi lebih wajar bagi
objek penelitian pada Perusahaan Sub Sektor pemenuhan kebutuhan pemakai laporan
Keramik, Porselen dan Kaca yang terdaftar di keuangan untuk membuat keputusan ekonomi.
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2014-2016. Menurut Kasmir (2010:90), analisis laporan
. Penelitian ini dilakukan dengan keuangan perlu dilakukan agar laporan
menggunakan data skunder, untuk keuangan dapat dipahami dan dimengerti oleh

Jurnal FINANCIAL ISSN : 2502-4574 Vol. 3, No. 2, Desember 2017 2


berbagai pihak sehingga laporan keuangan a. Perusahaan yang menghadapi technically
lebih berarti. Laporan keuangan juga akan insolvent, jika perusahaan tidak dapat
memberikan informasi tentang kelemahan dan memenuhi kewajibannya yang segera jatuh
kekuatan yang dimiliki perusahaan. Laporan tempo tetapi nilai aset perusahaan lebih
keuangan tidak akan memberikan makna jika tinggi daripada utangnya.
tidak dilakukan analisis lebih jauh terhadap b. Perusahaan yang menghadapi legally
angka-angka yang tersaji dalam laporan insolvent, jika nilai aset perusahaan lebih
keuangan. Angka-angka dalam laporan rendah daripada nilai utang perusahaan.
keuangan akan saling berhubungan sehingga c. Perusahaan yang menghadapi
membentuk rasio keuangan. kebangkrutan, yaitu jika tidak dapat
membayar utangnya dan oleh pengadilan
3. Likuiditas dinyatakan pailit.
Menurut Sudana (2011:21), rasio likuiditas
(liquidity ratio) yaitu rasio yang mengukur 6. Pengaruh Likuiditas dan Leverage
kemampuan perusahaan untuk memenuhi terhadap Financial Distress
kewajiban keuangan jangka pendek. Likuiditas Likuiditas perusahaan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mendanai
mengacu kepada kemampuan perusahaan
operasional perusahaan dan melunasi
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. kewajiban jangka pendek perusahaan. Menurut
Likuiditas merupakan kemampuan untuk Sudana (2011:21), rasio likuiditas (liquidity ratio)
mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan yaitu rasio yang mengukur kemampuan
untuk memperoleh kas. perusahaan untuk memenuhi kewajiban
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keuangan jangka pendek. Apabila perusahaan
likuiditas, diantaranya : mampu mendanai dan melunasi kewajiban
a. Kekurangan modal kerja, dapat minimbulkan jangka pendeknya dengan baik maka potensi
perusahaan illikuid. Terlalu besar kewajiban perusahaan mengalami financial distress akan
jangka pendek/kewajiban lancar bila semakin kecil. Dengan demikian semakin
dibandingkan dengan modal kerja, juga akan rendah tingkat likuiditas, maka semakin tinggi
menyebabkan perusahaan dalam keadaan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi
illikuid. financial distress.
b. Kebijakan kredit yang dijalankan Selain likuiditas, financial distress juga
perusahaan, dapat juga menyebabkan dipengaruhi oleh leverage. Analisis leverage
illikuid. Syarat kredit penjual yang terlalu diperlukan untuk mengukur kemampuan
lunak, sehingga perputaran piutang lambat. perusahaan dalam membayar utang (jangka
c. Modal kerja yang terlalu besar sehingga pendek dan jangka panjang). Menurut Kasmir
adanya sebagian dana yang menganggur, (2010:112), leverage merupakan rasio yang
akibatnya perusahaan akan berada didalam digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
keadaan over likuid. perusahaan dibiayai dengan hutang. Apabila
d. Kurang adanya manajemen keuangan yang suatu perusahaan pembiayaannya lebih banyak
baik dalam pengaturan keuangan, hal ini menggunakan utang, hal ini berisiko akan
dapat menimbulkan illikuid atau over likuid. terjadi kesulitan pembayaran di masa yang
akan datang akibat utang lebih besar dari aset
4. Leverage yang dimiliki. Dengan demikian semakin tinggi
Menurut Kasmir (2010:112), leverage leverage, maka semakin tinggi kemungkinan
merupakan rasio yang digunakan untuk perusahaan mengalami kondisi financial
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan distress.
dibiayai dengan hutang.Menurut Sudana
(2011:20), leverage adalah rasio yang C. PEMBAHASAN
mengukur seberapa besar penggunaan hutang 1. Analisis
di dalam pembelanjaan perusahaan. a. Analisis Deskripsi Kualitatif
Sedangkan menurut Astuti (2004:35), 1) Gambaran Likuiditas pada Perusahaan
leverage ratio adalah penggunaan pembiayaan Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca
dengan utang. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2016
5. Financial Distress Berikut ini disajikan data likuiditas
Menurut Darsono dan Ashari (2005:101), perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen dan
kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai Kaca yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
ketidakmampuan perusahaan untuk membayar Periode 2014-2016, yang diukur dengan
kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo Current Ratio (CR) disajikan dalam tabel 2
yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. berikut ini:
Menurut Rudianto (2013:252), terdapat tiga
jenis kegagalan perusahaan, yaitu:

Jurnal FINANCIAL ISSN : 2502-4574 Vol. 3, No. 2, Desember 2017 3


Tabel 2 digunakan untuk menjamin utang sebesar Rp
Gambaran Current Ratio (CR) pada 5,29. Sedangkan nilai maksimum DER adalah
Perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen sebesar 5,39. Nilai maksimum DER terdapat
dan Kaca yang Terdaftar di Bursa Efek pada PT Mulia Industrindo, Tbk tahun 2015,
Indonesia Periode 2014-2016 artinya setiap Rp 1 modal sendiri digunakan
Kode 2014 2015 2016 Rata-Rata
untuk menjamin utang sebesar Rp 5,39.
(kali) Sedangkan nilai rata-rata leverage periode
Emiten (kali) (kali) (kali) 2014-2016 pada penelitian ini adalah 1,11.
AMFG 5,68 4,65 2,02 4,12 Terdapat 1 (satu) perusahaan yang memiliki
ARNA 1,61 1,02 1,35 1,33
IKAI 0,84 0,81 0,20 0,62
nilai DER di atas rata-rata yang berarti nilai
KIAS 5,61 3,33 3,13 4,02 DER yang semakin tinggi akan menambah
MLIA 1,11 0,87 0,86 0,95 motivasi manajemen untuk bekerja lebih aktif
TOTO 2,11 2,41 2,19 2,24 dan kreatif karena dibebani untuk membayar
Nilai CR Minimum (kali) 0,20 beban kewajibannya.
Nilai CR Maksimum (kali) 5,68
Rata-Rata CR Keseluruhan (kali) 2,21
3) Gambaran Financial Distress pada
Sumber : Data Diolah
Perusahaan Sub Sektor Keramik,
Dari hasil penelitian, nilai minimum Current
Porselen dan Kaca yang Terdaftar di
Ratio (CR) adalah sebesar 0,20 yang terdapat
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016
PT Intikeramik Alamasri Industri, Tbk tahun
Berikut ini disajikan data financial distress
2016, yang artinya setiap Rp 1 utang lancar
perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen dan
dijamin oleh aset lancar sebesar Rp 0,2.
Kaca yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Sedangkan nilai maksimum untuk CR adalah
Periode 2014-2016, yang diukur dengan
sebesar 5,68. Nilai maksimum CR terdapat
menggunakan Metode Altman Z-Score disajikan
pada PT Asahimas Flat Glass, Tbk tahun 2014,
dalam Tabel 4 berikut ini:
artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh
aset lancar sebesar Rp 5,68. Sedangkan nilai
Tabel 4
rata-rata CR periode 2014-2016 pada penelitian
Gambaran Z-Score pada Perusahaan Sub
ini adalah 2,21. Terdapat 3 (tiga) perusahaan
Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang
yang memiliki nilai CR di atas rata-rata yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berarti aset lancar perusahaan lebih tinggi dari
Periode 2014-2016
utang lancar yaitu di atas 2 banding 1.
Rata-
Kode 2014 2015 2016
Rata Zona
2) Gambaran Leverage pada Perusahaan Emiten (Score) (Score) (Score) (Score)
Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca AMFG 11,48 9,11 5,02 8,54 Aman
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2016 ARNA 24,31 9,53 9,84 14,56 Aman
Berikut ini disajikan data leverage IKAI -1,71 -4,69 -12,93 -6,44 Berbahaya
perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen dan KIAS 12,24 5,25 3,72 7,07 Aman
Kaca yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2016, yang diukur dengan rasio MLIA 2,17 -1,48 -1,19 -0,17 Berbahaya
DER disajikan dalam Tabel 3: TOTO 5,48 5,44 9,75 6,89 Aman
Tabel 3
Nilai Z-Score Minimum (score) -12,93 Berbahaya
Gambaran DER pada Perusahaan Sub
Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang Nilai Z-Score Maksimum (score) 24,31 Aman
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Rata-Rata Z-Score Keseluruhan
5,07 Aman
Periode 2014-2016 (score)
Kode 2014 2015 2016 Rata-Rata Sumber : Data Diolah
Emiten (kali) (kali) (kali) (kali) Nilai rata-rata Z-Score periode 2014-2016
AMFG 0,23 0,26 0,53 0,34 pada penelitian ini adalah 5,07, artinya secara
ARNA 0,38 0,6 0,63 0,54 keseluruhan Perusahaan Sub Sektor Keramik,
IKAI 1,90 4,65 -5,29 0,42 Porselen dan Kaca yang terdaftar di Bursa Efek
KIAS 0,11 0,17 0,22 0,17 Indonesia periode 2014-2016 berada dalam
MLIA 4,46 5,39 3,79 4,55 kondisi aman. Terdapat 4 (empat) perusahaan
TOTO 0,65 0,64 0,69 0,66 yang memiliki nilai Z-Score di atas rata-rata.
Nilai DER Minimum (kali)
-5,29 Nilai Z-Score yang semakin besar tidak akan
mempengaruhi kebangkrutan perusahaan
Nilai DER Maksimum (kali) 5,39
tersebut.
Rata-Rata DER Keseluruhan (kali) 1,11
Nilai minimum Z-Score adalah sebesar -
Sumber : Data Diolah
12,93 yang terdapat pada PT Intikeramik
Dari hasil penelitian, nilai minimum DER
Alamasri Industri, Tbk tahun 2016, yang artinya
adalah sebesar -5,29 yang terdapat pada PT
perusahaan masuk ke dalam zona berbahaya
Intikeramik Alamasri Industri, Tbk tahun 2016,
yang berarti perusahaan mengalami kesulitan
yang artinya setiap Rp (1) modal sendiri
keuangan (financial distress). Sedangkan nilai
Jurnal FINANCIAL ISSN : 2502-4574 Vol. 3, No. 2, Desember 2017 4
maksimum Z-Score adalah sebesar 24,31. Nilai (likuiditas dan leverage). Sementara koefisien
maksimum Z-Score terdapat pada PT Arwana determinasi (r Square) adalah sebesar 0,256,
Citramulia, Tbk tahun 2014, artinya perusahaan yang berarti 25,6% tinggi rendahnya variabel
masuk ke dalam zona aman yang berarti financial distress dengan proksi Altman Z-Score
perusahaan tidak mengalami kesulitan dapat dijelaskan oleh variabel likuiditas dengan
keuangan (financial distress). proksi CR dan variabel leverage dengan proksi
DER, sedangkan sisanya 74,4% dijelaskan oleh
b. Analisis Deskrisptif Kuantitatif variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
1) Regresi Linier Berganda penelitian ini seperti faktor internal antara lain
Pengujian analisis regresi linier berganda terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada
pada penelitian menggunakan SPSS versi 21 debitur (pelanggan) dan manajemen yang tidak
dapat terlihat pada Tabel 5. efisien serta faktor eksternal antara lain faktor
Tabel 5 politik, ekonomi, sosial dan budaya serta tingkat
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda campur tangan pemerintah.
Coefficientsa 3) Uji Hipotesis
a) Uji Simultan (Uji F)
Model Unstandardized Standardized
Hasil uji F dalam penelitian ini dapat dilihat
Coefficients Coefficients pada Tabel 7.
B Std. Error Beta Tabel 7
Hasil Uji F
(Constant) -,712 3,270 a
ANOVA
1 CR 2,501 1,107 ,516
Model F Sig.
DER ,231 ,770 ,068 b
Regression 2,576 ,109
a. Dependent Variable: ALTMAN_ZSCORE
Sumber: Hasil Pengolahan Data (SPSS 21), 1 Residual
2017 Total
Berdasarkan Tabel 5, model persamaan
regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Dependent Variable: ALTMAN_ZSCORE
Ŷ = -0,712 + 2,501X1 + 0,231X2 b. Predictors: (Constant), DER, CR
Berdasarkan model persamaan regresi Sumber: Hasil Pengolahan Data (SPSS 21),
berganda tersebut, dapat diartikan bahwa 2017
likuiditas dan leverage berpengaruh positif Berdasarkan Tabel 7 di atas, diperoleh nilai
terhadap financial distress pada Perusahaan Fhitung sebesar 2,576 lebih kecil dari Ftabel
Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang dengan (0,05 ; 2 VS (18-2-1 = 15) sebesar
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 3,68), atau dengan signifikansi 0,109 > 0,05
2014-2016. maka H0 diterima, yang berarti bahwa likuiditas
dan leverage berpengaruh tidak signifikan
2) Koefisien Korelasi dan Determinasi
terhadap financial distress pada Perusahaan
Berikut hasil pengolahan data yang
Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang
menunjukkan koefisien korelasi dan determinasi
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
pada Tabel 6.
2016.
Tabel 6
b) Uji Parsial (Uji t)
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan
Hasil uji t dalam penelitian ini dapat dilihat
Koefisien Determinasi
pada Tabel 8.
Model Summaryb Tabel 8
Hasil Uji t
Model R R Adjusted R Std. Error a
Coefficients
Square Square of the Model Standardized t Sig.
Estimate
Coefficients
Beta
1 ,506a ,256 ,156 7,39313 -,218 ,830
(Constant)
a. Predictors: (Constant), DER, CR 1 CR ,516 2,260 ,039
b. Dependent Variable: ALTMAN_ZSCORE DER ,068 ,300 ,769
Sumber: Hasil Pengolahan Data (SPSS 21), a. Dependent Variable: ALTMAN_ZSCORE
2017 Sumber: Hasil Pengolahan Data (SPSS 21),
Berdasarkan Tabel 6, tampak bahwa nilai r 2017
adalah 0,506 yang berarti dapat disimpulkan Berdasarkan Tabel 8 di atas, Likuiditas
bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang mempunyai nilai thitung sebesar 2,260 lebih besar
sedang antara variabel dependen financial dari ttabel dengan df = (18-2-1) sebesar 2,13145
distress dengan variabel independennya
Jurnal FINANCIAL ISSN : 2502-4574 Vol. 3, No. 2, Desember 2017 5
dengan signifikansi 0,039 < 0,05. Berdasarkan Dan nilai aset lancarnya paling rendah dari
nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 perusahaan yang lain. Hal ini terjadi karena
ditolak, artinya likuiditas berpengaruh signifikan perusahaan mengalami penurunan kas, piutang
usaha dan persediaannya selama periode
terhadap financial distress pada Perusahaan
2014-2016. Seperti pada tahun 2014
Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang perusahaan menyisihkan piutang ragu-ragu
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial sebesar Rp 3.024.718.376, dan tahun 2015
periode 2014-2016. Leverage mempunyai nilai perusahaan ini juga menyisihkan cadangan
thitung sebesar 0,300 lebih kecil dari ttabel dengan penurunan nilai piutang sebesar Rp
df = (18-2-1) sebesar 2,13145 dengan 2.319.912.933 yang mengakibatkan nilai
signifikansi 0,7699 > 0,05. Berdasarkan nilai piutang menjadi turun.
tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima,
b. Evaluasi Leverage pada Perusahaan Sub
artinya leverage berpengaruh tidak signifikan Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang
terhadap financial distress pada Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang 2014-2016
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial Dari hasil penelitian menunjukkan nilai rata-
periode 2014-2016. rata Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebesar
1,11, artinya setiap Rp 1 modal sendiri
2. Evaluasi digunakan untuk menjamin utang sebesar Rp
a. Evaluasi Likuiditas pada Perusahaan 1,11. Nilai minimum Debt to Equity Ratio (DER)
Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca adalah sebesar -5,29 yaitu berada pada PT
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Intikeramik Alamasri Industri, Tbk tahun 2016.
Periode 2014-2016 Nilai CR sebesar -5,29 artinya setiap Rp (1)
Dari hasil penelitian diperoleh nilai minimum modal sendiri atau ekuitas digunakan untuk
Current Ratio (CR) adalah sebesar 0,20 yaitu menjamin sebesar Rp 5,29. Nilai DER negatif
berada pada PT Intikeramik Alamasri Industri, terjadi karena PT Intikeramik Alamasri Industri,
Tbk tahun 2016. Nilai CR sebesar 0,20 artinya Tbk tahun 2016 mengalami posisi ekuitas
dari setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh aset negatif. Posisi ekuitas negatif disebabkan saldo
lancar sebesar Rp 0,20. Nilai CR minimum rugi tahun 2015 sebesar Rp (62.034.362.731),
terjadi karena utang lancar pada PT Intikeramik hal inilah yang membuat ekuitas negatif atau
Alamasri Industri, Tbk tahun 2016 lebih besar mengalami defisiensi modal. PT Intikeramik
dari aset lancarnya. PT Intikeramik Alamasri Alamasri Industri, Tbk selama periode 2014-
Industri, Tbk selama periode 2014-2016 selalu 2016 selalu mengalami fluktuasi nilai DER.
mengalami penurunan nilai CR. Hal ini Tahun 2015 DER perusahaan naik kemudian
disebabkan utang lancar pada perusahaan turun drastis pada tahun 2016 bahkan
tersebut selalu mengalami peningkatan, mencapai angka minus. Akibat penurunan nilai
sementara aset lancarnya mengalami DER ini, maka perusahaan berada di bawah
penurunan. Akibat penurunan nilai CR ini, maka rata-rata bahkan paling rendah di antara
perusahaan berada di bawah rata-rata bahkan perusahaan yang lain. Semakin rendah DER,
paling rendah di antara perusahaan yang lain. semakin tinggi tingkat pendanaan bagi
Nilai maksimum Current Ratio (CR) adalah peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan
sebesar 5,68 yaitu berada pada PT Asahimas terhadap nilai aktiva.
Flat Glass, Tbk tahun 2014. Nilai CR sebesar Nilai maksimum Debt to Equity Ratio (DER)
5,68 artinya dari setiap Rp 1 utang lancar adalah sebesar 5,39 yaitu berada pada PT
dijamin oleh aset lancar sebesar Rp 5,68. Nilai Mulia Industrindo, Tbk tahun 2015. Nilai DER
CR maksimum terjadi karena aset lancar pada sebesar 5,39 artinya setiap Rp 1 modal sendiri
PT Asahimas Flat Glass, Tbk tahun 2014 lebih digunkan untuk menjamin utang sebesar Rp
besar dari utang lancarnya. Untuk tahun 2015- 5,39. Nilai DER maksimum terjadi karena utang
2016 PT Asahimas Flat Glass, Tbk mengalami pada PT Mulia Industrindo, Tbk tahun 2015
penurunan nilai CR, disebabkan utang lancar lebih besar dari modal sendiri. PT Mulia
pada perusahaan tersebut selalu mengalami Industrindo, Tbk tahun 2015 memang
peningkatan, sementara aset lancarnya mengalami kenaikan nilai DER tetapi di tahun
mengalami penurunan. 2016 DER perusahaan turun. Penurunan nilai
Nilai rata-rata CR per perusahaan yang DER ini disebabkan total utang dan total ekuitas
paling rendah terdapat pada PT Intikeramik perusahaan mengalami kenaikan, tetapi
Alamasri Industri, Tbk sebesar 0,62 artinya dari kenaikan ekuitas masih jauh lebih besar dari
setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh aset kenaikan utang perusahaan. Jika DER semakin
lancar sebesar Rp 0,62. Nilai rata-rata per tinggi maka bagi bank (kreditor), akan semakin
perusahaan yang paling rendah terjadi pada PT tidak menguntungkan karena akan semakin
Intikeramik Alamasri Industri, Tbk disebabkan besar risiko yang ditanggung atas kegagalan
nilai aset lancar dan utang lancarnya selalu yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun
mengalami penurunan dari tahun 2014-2016.

Jurnal FINANCIAL ISSN : 2502-4574 Vol. 3, No. 2, Desember 2017 6


bagi perusahaan justru semakin besar rasio mengalami penurunan nilai Z-Score. Hal ini
akan semakin baik. disebabkan utang pada perusahaan tersebut
Nilai rata-rata DER per perusahaan yang mengalami penurunan di tahun 2015 dan
paling rendah terdapat pada PT Keramika mengalami penaikan lagi di tahun 2016,
Indonesia Assosiasi, Tbk sebesar 0,17 artinya sementara aset maupun modal sendiri
dari setiap Rp 1 modal sendiri digunakan untuk mengalami penurunan selama periode 2014-
menjamin utang sebesar Rp 0,62. Nilai rata-rata 2016. Akibat penurunan nilai Z-Score ini, maka
per perusahaan yang paling rendah terjadi pada Z-Score perusahaan berada di bawah rata-rata
PT Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk bahkan paling rendah di antara perusahaan
disebabkan nilai ekuitas atau modal sendiri dan yang lain.
lebih besar daripada nilai utangnya. Nilai maksimum Z-Score adalah sebesar
24,31 yang terjadi pada perusahaan PT Arwana
c. Evaluasi Nilai Perusahaan pada PT Citramulia, Tbk pada tahun 2014. Nilai Z-Score
Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. sebesar 24,31 artinya perusahaan masuk ke
Dari hasil penelitian diketahui bahwa PT dalam zona aman yang berarti perusahaan
Asahimas Flat Glass, Tbk memiliki nilai rata- tidak mengalami kesulitan keuangan (financial
rata Z-Score selama periode 2014-2016 distress). Nilai Z-Score maksimum terjadi
sebesar 8,54 yang artinya perusahaan masuk karena utang pada PT Intikeramik Alamasri
ke dalam zona aman yang berarti perusahaan Industri, Tbk pada tahun 2016 lebih kecil dari
tidak mengalami kesulitan keuangan (financial aset maupun modal sendiri. PT Arwana
distress) selama periode tersebut. Pada PT Citramulia, Tbk selama periode 2014-2016
Arwana Citramulia, Tbk nilai rata-rata Z-Score mengalami penurunan nilai Z-Score di tahun
sebesar 14,56 yang artinya perusahaan masuk 2015 dan mengalami kenaikan di tahun 2016.
ke dalam zona aman yang berarti perusahaan Hal ini disebabkan utang pada perusahaan
tidak mengalami kesulitan keuangan (financial tersebut mengalami kenaikan di tahun 2015-
distress) selama periode 2014-2016. Pada PT 2016, tetapi tetap tidak mengimbangi nilai aset
Intikeramik Alamasri Industri, Tbk nilai rata-rata maupun modal sendiri selama periode 2014-
Z-Score sebesar -6,44 yang artinya perusahaan 2016. Akibat kenaikan nilai Z-Score ini, maka Z-
masuk ke dalam zona berbahaya yang berarti Score perusahaan berada di atas rata-rata
perusahaan mengalami kesulitan keuangan bahkan paling tinggi di antara perusahaan yang
(financial distress). lain.
Pada PT Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk Nilai rata-rata Z-Score per perusahaan yang
nilai rata-rata Z-Score sebesar 7,07 yang paling rendah terdapat pada PT Intikeramik
artinya perusahaan masuk ke dalam zona aman Alamasri Industri, Tbk sebesar -6,44 artinya
yang berarti perusahaan tidak mengalami perusahaan masuk ke dalam zona berbahaya
kesulitan keuangan (financial distress) selama yang berarti perusahaan mengalami kesulitan
periode 2014-2016. Pada PT Mulia Industrindo, keuangan (financial distress). Nilai rata-rata per
Tbk nilai rata-rata Z-Score sebesar -0,17 yang perusahaan yang paling rendah terjadi pada PT
artinya perusahaan masuk ke dalam zona Intikeramik Alamasri Industri, Tbk disebabkan
berbahaya yang berarti perusahaan mengalami perusahaan ini selama periode 2014-2016
kesulitan keuangan (financial distress) selama selalu mengalami rugi. Hal ini disebabkan
periode 2014-2016. Selanjutnya PT Surya Toto karena aset perusahaan selalu mengalami
Indonesia, Tbk memiliki nilai rata-rata Z-Score penurunan dan modal sendiri serta laba
sebesar 6,89 yang artinya mengalami kesulitan ditahannya selama periode 2014-2016 memiliki
keuangan (financial distress) selama periode saldo negatif.
2014-2016.
Rata-rata keseluruhan Z-Score untuk d. Evaluasi Pengaruh Likuiditas terhadap
seluruh perusahaan selama periode 2014-2016 Financial Distress pada Perusahaan Sub
adalah sebesar 5,07. Hal ini menunjukkan Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang
bahwa perusahaan berada dalam kondisi aman terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dan tidak mengalami kesulitan keuangan Periode 2014-2016
(financial distress). Berdasarkan hasil regresi linier berganda,
Nilai minimum Z-Score adalah sebesar - diketahui bahwa likuiditas memiliki pengaruh
12,93 yang terjadi pada PT Intikeramik Alamasri positif terhadap financial distress. yaitu Ŷ = -
Industri, Tbk pada tahun 2016. Nilai Z-Score 0,712 + 2,501X1 + 0,231X2. Besar pengaruh
sebesar -12,93 artinya perusahaan masuk ke yang dimaksud adalah 2,501 yang berarti
dalam zona berbahaya yang berarti perusahaan bahwa setiap CR meningkat sebesar satu
mengalami kesulitan keuangan (financial satuan, Z-Score akan meningkat sebesar 2,501
distress). Nilai Z-Score minimum terjadi karena satuan. Sebaliknya setiap CR menurun sebesar
utang pada PT Intikeramik Alamasri Industri, satu satuan, Z-Score akan menurun sebesar
Tbk pada tahun 2016 lebih besar dari aset 2,501 satuan.
maupun modal sendiri. PT Intikeramik Alamasri Hasil analisis regresi linier berganda
Industri, Tbk selama periode 2014-2016 selalu tersebut sesuai dengan pendapat ahli di atas,

Jurnal FINANCIAL ISSN : 2502-4574 Vol. 3, No. 2, Desember 2017 7


bahwa apabila nilai CR mengalami kenaikan d. Hasil persamaan regresi linier berganda
maka akan diikuti kenaikan Z-Score dan yaitu : Ŷ = -0,712 + 2,501X1 + 0,231X2,
kemungkinan perusahaan mengalami financial menunjukkan bahwa likuiditas yang diukur
distress akan semakin kecil. dengan CR dan leverage yang diukur
dengan DER berpengaruh positif terhadap
e. Evaluasi Pengaruh Leverage terhadap financial distress yang diukur dengan Z-
Financial Distress pada Perusahaan Sub Score pada perusahaan Sub Sektor
Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang Keramik, Porselen dan Kaca yang terdaftar
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode pada Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2014-2016 2016.
Berdasarkan hasil regresi linier berganda, e. Hasil uji koefisien korelasi diperoleh nilai r
diketahui bahwa likuiditas memiliki pengaruh adalah 0,506 yang berarti bahwa terdapat
positif terhadap financial distress. yaitu Ŷ = - korelasi atau hubungan yang sedang antara
0,712 + 2,501X1 + 0,231X2. Besar pengaruh antara variabel dependen (Financial
yang dimaksud adalah 0,231 yang berarti Distress) dengan variabel independennya
bahwa setiap variabel DER meningkat sebesar (Likuiditas dan Leverage). Sementara
satu satuan, maka Z-Score akan meningkat koefisien determinasi (r Square) adalah
sebesar 0,231 satuan. Hasil analisis regresi 0,256, yang berarti 25,6% tinggi rendahnya
linier berganda tersebut tidak sesuai dengan financial distress dapat dijelaskan oleh
pendapat ahli bahwa yang menyebutkan likuiditas dan leverage. Sedangkan sisanya
apabila suatu perusahaan pembiayaannya lebih 74,4% dijelaskan oleh variabel lain yang
banyak menggunakan utang, hal ini berisiko tidak dimasukkan dalam penelitian ini seperti
akan terjadi kesulitan pembayaran di masa faktor internal antara lain terlalu besarnya
yang akan datang. Dengan demikian semakin kredit yang diberikan kepada debitur
tinggi leverage, maka semakin tinggi (pelanggan) dan manajemen yang tidak
kemungkinan perusahaan mengalami kondisi efisien serta faktor eksternal antara lain
financial distress. Tetapi hasil penelitian faktor politik, ekonomi, sosial dan budaya
menunjukkan bahwa apabila nilai DER serta tingkat campur tangan pemerintah.
mengalami kenaikan maka akan diikuti f. Hasil uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar
kenaikan Z-Score dan kemungkinan 2,576 dan nilai ini lebih kecil dari Ftabel
perusahaan mengalami financial distress akan sebesar 3,68 atau dapat dikatakan 2,576 <
semakin kecil. 3,68. Sementara nilai signifikansi sebesar
0,109 lebih besar dari nilai α = 0,05 atau
D. KESIMPULAN DAN SARAN dapat dikatakan 0,109 < 0,05 maka H0
1. Kesimpulan diterima. Hal ini berarti likuiditas dan
a. Rata-rata Current Ratio (CR) pada leverage berpengaruh tidak signifikan
Perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen terhadap financial distress pada Perusahaan
dan Kaca yang terdaftar di Bursa Efek Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca
Indonesia Periode 2014-2016 sebesar 2,21 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang artinya setiap Rp 1 utang lancar periode 2104-2016.
dijamin oleh aset lancar sebesar Rp 2,21. g. Hasil uji t variabel likuiditas yang diukur
Nilai minimum Current Ratio (CR) adalah dengan Current Ratio (CR), thitung sebesar
sebesar 0,20, Current Ratio (CR) maksimum 2,260 lebih besar dari ttabel sebesar 1,753
adalah sebesar 5,68. atau dapat dikatakan 2,260 > 1,753.
b. Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) pada Sementara nilai signifikansi CR sebesar
Perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen 0,039 lebih kecil dari nilai α = 0,05 atau
dan Kaca yang terdaftar di Bursa Efek dapat dikatakan 0,039 < 0,05, maka H0
Indonesia Periode 2014-2016 sebesar 1,11, ditolak artinya likuiditas berpengaruh
artinya Rp 1 modal sendiri digunakan untuk signifikan terhadap financial distress pada
menjamin utang sebesar Rp 1,11. Nilai Debt Perusahaan Sub Sektor Keramik, Porselen
to Equity Ratio (DER) minimum perusahaan dan Kaca yang terdaftar di Bursa Efek
adalah sebesar -5,29 dan nilai maksimum Indonesia Periode 2014-2016. Sedangkan
Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 5,39. Leverage yang diukur dengan Debt to Equity
c. Rata-rata Z-Score pada Perusahaan Sub Ratio (DER) mempunyai nilai thitung sebesar
Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang 0,300 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,753
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode atau dapat dikatakan 0,300 < 1,753.
2014-2016 sebesar 5,07. Hal ini Sementara nilai signifikansi DER sebesar
menunjukkan bahwa perusahaan berada 0,7699 lebih besar dari nilai α = 0,05, atau
dalam kondisi aman dan tidak mengalami dapat dikatakan 0,7699 > 0,05, maka H0
financial distress. Nilai minimum Z-Score diterima atau dapat dikatakan leverage
sebesar -12,93 dan nilai maksimum Z-Score berpengaruh tidak signifikan terhadap
sebesar 24,31. financial distress pada Perusahaan Sub
Sektor Keramik, Porselen dan Kaca yang

Jurnal FINANCIAL ISSN : 2502-4574 Vol. 3, No. 2, Desember 2017 8


terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Martani, Dwi, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan
2014-2016. Menengah Berbasis PSAK. Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat.
2. Saran Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi.
a. Perusahaan sebaiknya tetap memperhatikan Jakarta: Erlangga.
nilai aset lancarnya, dan tetap melihat aset .......... 2013. Akuntansi Manajemen Informasi
apa yang membuat nilai CR bisa mengalami untuk Pengambilan Keputusan
kenaikan. Jika nilai kas dan persediaan yang Strategis. Jakarta: Erlangga.
mengalami kenaikan maka itu tidak terlalu Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan
bagus, karena jika nilai persediaan yang Perusahaan Teori dan Praktek. Jakarta:
terlalu tinggi berarti persediaan itu terlalu Erlangga.
lama disimpan.
b. Perusahaan sebaiknya memperhatikan nilai
modal sendiri atau ekuitas yang dibiayai oleh
utang. Dan perusahaan sebaiknya tetap
mempertahankan nilai DER yang di bawah 1
dengan cara menambah utang tetap
dibarengi dengan penambahan ekuitas.
c. Perusahaan juga sebaiknya bisa
memperkecil Financial Distress, dengan cara
memperhatikan nilai aset dan ekuitasnya
terhadap utang. Jangan sampai terlalu besar
utang daripada aset dan ekuitas, ini akan
membuat perusahaan mengalami kesulitan
keuangan (financial distress).

E. DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dewi, 2004. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Cetakan I, Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate
Accounting. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis
Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
http://www.ix.co.id/id-
id/beranda/perusahaantercatat/laporanke
uangandan tahunan.aspx. diakses tahun
2017
Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen
Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan
Kesatu. Jakarta: Kencana.

Jurnal FINANCIAL ISSN : 2502-4574 Vol. 3, No. 2, Desember 2017 9

Anda mungkin juga menyukai