Anda di halaman 1dari 32

OM SWASTYASTU

KELOMPOK 8

ASET TIDAK LANCAR YANG


DIMILIKI UNTUK DIJUAL
dan
OPERASI YANG DIHENTIKAN
Nama kelompok :
1. Putu Ary Sinta Dewi Rahayu ( 15.33.121.057 )
2. Ni Ketut Wahyuni ( 15.33.121.053 )
3. Ni Luh Kadek Ratnaasih ( 15.33.121.022 )
4. Ni Nyoman Ayu Pertiwi ( 15.33.121.013 )
5. Ni Luh Putu Geta Sartika Dewi ( 15.33.121.015 )
6. Bagus Ardi Satia Wibawa ( 15.33.121.069 )
7. Maria Yuliberta ( 15.33.121.008 )
8. Anak Agung Ari Pujawati ( 15.33.121.014 )

KELAS : D1 AKUNTANSI
SEMESTER : III
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu:
1. Memahami tujuan dan ruang lingkup Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual.
2. Menginterprestasikan terminologi dan definisi yang
berkaitan dengan perlakuan Aset Tidak Lancar yang
Dimiliki Untuk Dijual.
3. Memahami prinsip penting terkait dengan
Pengakuan dan Pengukuran Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki Untuk Dijual.
4. Mengetahui prinsip Penyajian dan Pengungkapan
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual.
Kerangka Bab 10
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
Untuk Dijual

Pengertian Pengakuan Pengukuran


Pengukuran Penghentian
dan Ruang Awal Selanjutnya Penyajian Pengungkapan
Lingkup Pengakuan
dan
Perubahan
Rencana
ASET TIDAK LANCAR
YANG DIMILIKI
UNTUK DIJUAL
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dibedakan menjadi 2
bagian pengertian:

Aset Tidak Lancar adalah aset Dimiliki untuk Dijual adalah nilai tercatat
yang tidak memenuhi definisi aset aset akan dipulihkan melalui penjualan,
lancar seperti aset tetap atau aset bukan digunakan dalam kegiatan usaha
tak berwujud

Jadi, Aset yang Dimiliki untuk dijual adalah suatu entitas


berniat untuk tidak menggunakan aset tersebut dalam kegiatan
operasi/usahannya, melainkan berniat untuk menjualnya. Aset ini
diidentifikasikan secara terpisah agar para pengguna laporan keuangan
mendapat informasi mengenai kinerja entitas di masa depan.
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual diatur dalam
PSAK 58 (Revisi 2009):Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi Diberhentikan. PSAK ini berlaku juga untuk
kelompok aset dan liabilitas terkait yang akan dilepas dalam satu
transaksi tunggal ( kelompok lepasan ) .

Pengecualian dalam penerapan PSAK 58 ini adalah


aset yang dinilai dengan nilai wajar, yang perubahannya diakui
secara langsung di Laba Rugi seperti aset pajak tangguhan (
PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan ), aset keuangan (
PSAK 55 (Revisi 2006): Instrumen Keuangan, Pengakuan dan
Pengukuran ), properti investasi( PSAK 13 (Revisi 2007) ) dan
aset biolojik.
PENGAKUAN AWAL
PSAK 58 ( Revisi 2009 ) mengatur bahwa suatu aset tidak lancar harus
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, ketika entitas tidak
dapat menggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasi berkelanjutan, namun
berniat untuk menjualnya dan memulihkan aset tersebut melalui penjualan .

Untuk dapat diklasifikasikan aset sebagai dimiliki untuk dijual, harus memenuhi 2 syarat
atau kriteria yaitu:
1. Berada dalam keadaaan dapat dijual.
Artinya aset ini sudah dalam kondisi siap dijual dengan syarat-syarat yang
biasa dan umum diperlukan dalam penjualan aset tersebut. Misalnya:
a. Suatu entitas yang telah mempunyai pembeli dengan maksud mengalihkan gedung
kepada pembeli setelah mengosongkan gedung tersebut dengan waktu yang telah
disyaratkan dalam penjualan gedung ini.
b. Jika entitas terus menggunakan gedung tersebut, sampai dengan selesainya
konstruksi gedung kantor pusat baru, baru kemudian dialihkan kepada pembeli.
Penundaan waktu pengalihan gedung yang ada ditentukan oleh entitas sebagai
penjual menunjukkan bahwa gedung tersebut tidak tersedia untuk dijual.
2. Penjualan yang sangat mungkin terjadi.
Artinya transaksi penjualan melalui pertukaran aset tidak lancar dengan
aset tidak lancar lainnya ketika pertukaran tersebut memiliki substansi
komersial.
Penjualan diketahui sangat mungkin terjadi jika:
a. Manajemen berkomitmen terhadap rencana penjualan aset
b. Memulai suatu progam aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan
rencana tersebut
c. Aset harus dipaparkan secara aktif pada harga yang pantas sesuai
dengan nilai wajar kininya
d. Penjualan diperkirakan memenuhi ketentuan pengakuan sebagai penjualan
dalam waktu 1 tahun dari tanggal klasifikasi aset.
e. Tidak mungkin terjadi perubahan signifikan atau pembatalan atas
rencana penjualan.
Kriteria tersebut diatas harus terpenuhi agar aset
dapat diklasifikasikan sebagai aset tersedia untuk dijual
sampai dengan atau pada akhir periode pelaporan. Jika
tidak terpenuhi namun terpenuhi setelah periode pelaporan
sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan maka
entitas harus mengungkapkan informasi dalam catatan atas
laporan keuangan.

Kondisi yang harus tercapai agar termasuk ke dalam


kriteria penjualan yang mungkin terjadi yaitu,
penjualannya diharapkan dapat terjadi paling lambat dalam
1 tahun ke depan. Kondisi yang di perbolehkan terjadi agar
aset tersebut tetap di klasifikasikan sebagai tersedia untuk
dijual walaupun kemungkinan realisasi lebih 1 tahun , yaitu:
1. Penundaan disebabkan oleh situasi dan kondisi yang
berada diluar kendali entitas.
2. Terdapat bukti bahwa entitas tetap berkomitmen untuk
menjual aset tersebut.
Contoh, PT Abadi telah mendapatkan komitmen pembelian atas suatu aset
tersedia untuk dijual, tapi pihak pembeli menginginkan perusahaan
melakukan uji kelayakan lingkungan terlebih dahulu, sehingga proses
penjualan diharapkan baru dapat diselesaikan lebih dari 1 tahun. Aset
tersebut tetap dapat diklasifikasikan sebagai aset tersedia untuk dijual, jika
:
1. PT Abadi segera melakukan tindakan sebagai respons terhadap
permintaan pembelian.
2. Hasil dari uji kelayakan lingkungan tersebut diharapkan akan baik.

Jika aset tidak lancar ini diperoleh secara khusus dengan tujuan
untuk kemudian dilepaskan, maka aset tidak lancar ini diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual pada tanggal perolehan jika terpenuhi kondisi :
1. Syarat penjualan terealisasi dalam waktu paling lama 1 tahun.
2. Penjualan bersifat sangat mungkin terjadi.Beberapa kondisi yang belum
terpenuhi pada tanggal perolehan, paling tidak dapat terpenuhi dalam
waktu sangat pendek setelah akuisisi/perolehan (biasanya 3 bulan).
PENGUKURAN
Pada saat aset tersebut diklasifikasi menjadi aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual, aset tersebut diukur pada nilai yang lebih rendah
antara nilai tercatat atau nilai wajar neto.
- Nilai tercatat adalah nilai terakhir yang diakui pada laporan posisi
keuangan.
- Nilai wajar neto adalah nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
- Biaya untuk menjual adalah biaya yang akan terjadi ketika entitas
melepas asetnya. Misalnya biaya transportasi untuk mengantar aset
sampai ke tempat pembeli atau biaya untuk membuat iklan penjualan
aset.

Aset tidak lancar yang telah diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual
tidak didepresiasikan lagi. Jadi depresiasinya dihentikan sampai sesaat
aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual karena akan
dijual dan sudah dalam keadaan kondisi siap dijual.

Jika penjualan diperkirakan diselesaikan dalam periode waktu lebih


dari 1 tahun dan memenuhi kriteria pengakuan karena penundaan
berasal dari pihak diluar kendali entitas, maka entitas harus mengitung
biaya untuk menjual aset tersebut pada nilai kininya (present value).
Kenaikan nilai kini akibat berjalannya waktu yang disajikan di Laba Rugi
sebagai beban keuangan.
Contoh ( 1 ) PT.Prau Persada:
Tanggal 1 Januari 2012, PT Prau Persada membeli mesin diakui sebagai
aset tetap dengan biaya perolehan Rp 100.000.000. Aset diestimasikan akan
mempunyai nilai residu Rp 10.000.000 dan masa manfaat 10 tahun. Pada tanggal
1 Januari 2015 aset tersebut diklasikfikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Nilai
wajarnya Rp 60.000.000 dan akan diperkirakan mengeluarkan biaya ongkos
angkut ke tempat pembeli sebesar Rp 2.000.000.
Pada tanggal 1 Januari 2015, mesin tersebut diklasifikasikan sebagai aset
tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan diukur pada mana yang terendah antara
nilai tercatat dengan nilai wajar neto.
Jawab:
Nilai tercatat aset = Biaya Perolehan (( Biaya Perolehan Nilai residu)) x
tahun : masa manfaat
= Rp 100.000.000 - ((Rp100.000.000 - Rp10.000.000) x
3/10))
= Rp73.000.000

Nilai wajar neto = Nilai wajar Biaya untuk menjual ( Biaya ongkos angkut )
= Rp 60.000.000 Rp 2.000.000
= Rp 58.000.000
Nilai wajar harus diakui adalah yang lebih rendah yaitu Rp 58.000.000
` Dengan demikian entitas harus mencatat rugi penurunan
nilai untuk menurunkan nilai tercatat ke nilai wajar netonya, yaitu
sebesar
( Nilai tercatat Nilai Wajar Neto )
Rp 73.000.000 - Rp 58.000.000 = Rp 15.000.000
Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Rugi Penurunan Nilai Rp 15.000.000
Mesin Rp 15.000.000

Kemudian entitas juga membuat jurnal reklasifikasi aset


sebagai berikut:
Mesin Dimiliki untuk Dijual Rp 58.000.000
Mesin Rp 58.000.000
( sebesar nilai wajar neto )
Pada PSAK 48: Penurunan Nilai, entitas diwajibkan
melakukan review terhadap nilai tercatat aset. Nilai yang
dapat terpulihkan adalah mana yang lebih rendah antara nilai
pakai dengan nilai wajar neto. Nilai pakai mencerminkan nilai
yang dapat dipulihkan melalui penggunaan, sedangkan nilai
wajar neto mencerminkan nilai yang dapat terpulihkan melalui
penjualan.

Jika terdapat indikasi penurunan nilai, entitas harus


menghitung besarnya penurunan nilai yaitu sebesar selisih
antara nilai tercatat dengan nilai yang dapat terpulihkan.
- Nilai yang terpulihkan yang relevan adalah nilai wajar neto,
karena nilai aset ini akan terpulihkan melalui penjualan.
- Nilai pakai tidak relevan untuk digunakan sebagai nilai
terpulihkan karena nilai aset ini tidak akan terpenuhi melalui
penggunaan.
PENGUKURAN SELANJUTNYA
Dalam pengukuran selanjutnya, entitas me-review nilai
tercata aset dibandingkan dengan nilai wajar netonya.
- Jika nilai wajar neto mengalami penurunan lagi
dibandingkan dengan nilai tercatat terakhir maka
entitas harus kembali mengakui rugi penurunan
nilai tersebut.
- Namun, jika pengukuran selanjutnya nilai wajar neto
mengalami kenaikan, entitas dapat mengakui
pemulihan penurunan nilai tersebut namun tidak
melebihi akumulasi penurunan nilai yang telah dicatat
sejak klasifikasi aset sebagai aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual. Pemulihan atas penurunan nilai
akan diakui sebagai keuntungan di Laba Rugi.
Contoh Lanjutan PT.Prau Persada ( hal.368 )

Tanggal 31 Januari 2015, akhir periode pelaporan bulanan, nilai


wajar neto mesin menjadi Rp. 55.000.000, maka entitas membuat jurnal
penyesuaian pada 31 Januari 2015 sebagai berikut:
Jawab :
Rugi Penurunan Nilai Rp 3.000.000
Mesin Dimiliki untuk Dijual Rp 3.000.000
( Rp. 58.000.000 Rp 55.000.000 = Rp. 3.000.000 )

Pada tanggal 30 Juni 2015, nilai wajar neto tersebut mengalami


kenaikan menjadi Rp. 57.000.000 dan diasumsikan antara 31 Januari 2015
s/d 30 Juni 2015 tidak terdapat perubahan nilai, maka PT. Prau Persada
harus membuat jurnal penyesuaian pada 30 Juni 2015, sebagai berikut:
Jawab:
Mesin Dimiliki untuk Dijual Rp 2.000.000
Keuntungan dari Pemulihan Rugi Penurunan Nilai Rp 2.000.000
( Rp 57.000.000 Rp 55.000.000 = Rp 2.000.000 )
Aset Tidak Lancar yang Diukur Menggunakan Model Revaluasi

Ketika suatu perusahaan menggunakan model


revaluasi dalam mengukur aset tidak lancar yang
kemudian diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual,
maka aset tersebut harus direvaluasi ke nilai
wajarnya sesaat sebelum di reklasifikasi. Setelah
reklasifikasi, biaya menjual dikurangkan dan diakui
sebagai rugi penurunan nilai sebagai bagian laba rugi
periode berjalan.
Contoh Pengukuran dengan Model Revaluasi
PT. FGH mempunyai aset tetap berupa tanah dan mengukur tanahnya
menggunakan model revaluasi. Sebidang tanah tersebut mempunyai nilai
tercatat sebesar Rp 120.000.000. Tanah tersebut pada 1 Januari 2015
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, dan
diketahui nilai wajarnya Rp 140.000.000 dan estimasi biaya menjual Rp
4.000.000. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2015 pada harga Rp
134.000.000.
Pada tanggal 1 Januari 2015, tanah tersebut harus direvaluasi ke nilai
wajarnya Rp. 140.000.000. Keuntungan Rp 20.000.000 diakui sebagai surplus
revaluasi pada pendapatan komprehensif lain. Selanjutnya tanah tersebut
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual. Kemudian,
biaya menjual sebesar Rp 4.000.000 akan diakui di laba rugi periode berjalan
sebagai rugi penurunan nilai, sehingga nilai tercatatnya menjadi Rp
136.000.000.
Pada saat penjualan tanggal 30 Juni 2015, terdapat rugi sebesar Rp.
2.000.000 yang diakui sebagai rugi pelepasan aset karena harga jual lebih
rendah dari nilai tercatat ( Rp 136.000.000 Rp 134.000.000 ). Pada saat ini,
surplus revaluasi telah direalisasi dan ditransfer seluruhnya ke saldo laba.
PENGHENTIAN PENGAKUAN DAN PERUBAHAN
RENCANA
Kriteria pengakuan aset tidak lagi terpenuhi, maka entitas harus
menghentikan pengklasifikasian aset tidak lancar sebagai dimiliki untuk dijual
misalnya manajemen memutuskan akan menggunakan kembali aset ini.
Aset tidak lancar yang dihentikan pengklasifikasiannya diukur pada nilai
yang lebih rendah antara lain :
1. Nilai tercatat aset tersebut sebelum aset diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual sesuai dengan penyusutan, amortisasi atau penilaian kembali
yang telah diakui.
2. Nilai terpulihkan pada saat tanggal keputusan untuk tidak menjual.
Contoh nya seperti PT Prau Persada, pada tanggal 31 Desember 2015
karena upaya mendapatkan kontrak pembelian belum dapat segera terealisasi,
maka manajemen memutuskan untuk membatalkan rencana penjualan tersebut
dan menggunakan kembali aset tersebut sebagai aset tetap, dan menghitung nilai
tercatat yang baru.
Diketahui nilai terpulihkan aset tersebut sebesar Rp57.000.000, sama
dengan nilai tercatat aset saat ini pada tanggal 31 Desember 2015 sebelum
penyesuaian adalah Rp57.000.000. Nilai tercatat aset jika tidak diklasifikasikan
sebagai aset tersedia untuk dijual dapat dihitung = Rp100.000.000-
((Rp100.000.000-Rp10.000.000)x4/10)) = Rp64.000.000. Nilai yang lebih rendah
adalah nilai terpulihkan sebesar Rp57.000.000 akan digunakan sebagai nilai aset
pada 31 Desember 2015.
Dengan demikian, tidak ada jurnal penyesuaian atas nilai tercatat yang
perlu dibuat pada 31 Desember 2015, kecuali jurnal reklasifikasi aset
sebagai berikut.
Mesin Rp 57.000.000
Mesin Dimiliki untuk Dijual Rp 57.000.000

Penghentian pengakuan juga dapat terjadi ketika aset tersebut dijual.


Keuntungan/kerugian muncul dari selisih antara nilai tercatat akhir aset
tersebut dengan harga penjualan. Keuntungan/kerugian tersebut diakui di
Laba Rugi.
Contoh ( 3 ) :
PT OPQ telah merefklasifikasikan aset tetapnya sebagai aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual pada2 Januari 2015. Penjualan terjadi pada tanggal 2 Juli
2015 dengan harga jual Rp70.000.000, nilai tercatat aset tidak lancar dimiliki
untuk dijual pada 2 Juli 2015 adalah sebesar Rp70.000.000. PT OPQ harus
mencatat penjualan tersebut sebagai berikut.
Kas Rp 70.000.000
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual Rp 70.000.000
PENYAJIAN
Aset yang diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual harus disajikan secara terpisah dengan
kelompok aset lainnya pada laporan posisi keuangan. Aset
semacam ini disajikan sebagai kelompok aset terpisah
dalam kelompok aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dalam
kelompok aset lancar. Aset ini disajikan dalam kelompok
aset lancar karena akan direalisasikan melalui penjualan
dalam jangka waktu satu tahun.

Perlu diperhatikan bahwa penyajian terpisah atas aset


yang dimiliki untuk dijual ini tidak memerlukan perlakuan
penyajian kembali atas informasi pada periode komparasi.
Hal ini dilakukan agar laporan posisi keuangan
mencerminkan pengklasifikasian aset yang dilakukan di
periode kini.
Ilustrasi penyajian aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual pada laporan
posisi keuangan adalah sebagai berikut.

(ribuan rupiah)
Aset lancar : 2015 2014
Kas dan setara kas 20.000 24.000
Piutang Usaha 150.000 135.000
Persediaan 365.000 402.000

Aset tidak lancar dimliki untuk


dijual 56.500 -

Aset tidak lancar :


Aset tetap 670.000 740.000
Aset tak berwujud 159.000 165.000
PENGUNGKAPAN
Pada periode yang dilakukannya klasifikasi aset tidak lancar
yang dimiliki untuk dijual atau pada periode saat aset tersebut dijual,
entitas mengungkapkan informasi berikut ini pada catatan atas laporan
keuangan yaitu:
1. Uraian mengenai aset tersebut
2. Uraian fakta dan kondisi keadaan tentang penjualan, atau yang
mengarah kepada pelepasan yang diharapkan, cara, serta waktu
pelepasan.
3. Keuntungan atau kerugian yang diakui.
Jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi
komprehensif, maka dijelaskan judul pos dalam laporan laba rugi
komprehensif yang didalamnya terdapat keuntungan atau kerugian
tersebut.
4. Dalam hal terdapat dalam rencana penjualan, maka diungkapkan
uraian fakta dan keadaan yang mendukung keputusan tersebut dan
dampaknya terhadap hasil operasi untuk periode komparasi.
OPERASI YANG
DIBERHENTIKAN
PENGERTIAN
Operasi yang dihentikan (discontinued operation)
adalah suatu komponen dalam entitas yang dilepas atau
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan:
- Mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang
terpisah, atau
- Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk
melepaskan lini usaha atau area geografi operasi utama
yang terpisah, atau
- Entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan
dijual kembali.
PENYAJIAN
PSAK 58 mensyaratkan pengungkapan terinci mengenai
pendapatan, beban, laba atau rugi sebelum pajak, secara terpisah di
Laporan Laba Rugi dan di Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan
pada Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan yang terkait dengan Operasi Dihentikan harus disajikan
terpisah. Ini dilakukan agar jelas terlihat, mana arus kas yang berasal dari
Operasi Berlanjut, mana yang berasal dari Operasi Dihentikan.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mungkin saja suatu


aset (atau kelompok lepasan) yang memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki
untuk dijual dapat juga memenuhi kriteria sebagai Operasi yang Dihentikan.
Aset ini akan disajikan terpisah baik di Laporan Posisi Keuangan, sebagai
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan di Laporan Laba Rugi serta
Laporan Arus Kas, sebagai Operasi Dihentikan. Selain itu mungkin saja
kriteria klasifikasi hanya terpenuhi salah satu. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.
Kriteria yang terpenuhi Kondisi Penyajian di Laporan Keuangan

Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Aset dihentikan penggunaannya dan - Laporan Posisi Keuangan: Aset
untuk Dijual dan Operasi yang akan dijual serta memnuhi kriteria Tidak Lancar Dimiliki untuk
Diberhentikan sebagai Operasi Dihentikan. Dijual
- Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas Operasi
Dihentikan.
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Aset yang diberhentikan - Laporan Posisi Keuangan : Aset
untuk Dijual penggunaannya, tidak memenuhi Tidak Lancar yang Dimiliki
kriteria sebagai Operasi Dihentikan untuk Dijual
karena bukan suatu lini operasi/ area - Laporan Laba Rugi dan
geografis terpisah. Laporan Arus Kas Operasi
Diberhentikan.
Operasi Diberhentikan - Aset yang akan ditinggalkan Laporan Posisi Keuangan :
dan tidak memenuhi kriteria - Aset Lancar/ Tidak Lancar
sebagai Aset Tidak Lancar yang - Tidak muncul lagi karena telah
Dimiliki untuk Dijual dilepas pada periode berjalan
- Kelompok aset ( operasi sebelum tanggal neraca
dihentikan ) yang telah dilepas Laporan Laba Rugi dan Laporan
pada periode berjalan Arus Kas Operasi Diberhemtikan.
Contoh Penyajian Operasi Dihentikan
pada Laporan Laba Rugi Komperehensif
PENGUNGKAPAN
Selain penyajian terpisah pada Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas, pengungkapan berikut ini juga harus
ditambahkan, yaitu:
- Penyesuaian yang dibuat pada periode berjalan terkait
dengan Operasi Dihentikan
- Jika entitas menghentikan klasifikasi sebagai komponen
aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, maka hasil yang
sebelumnya disajikan sebagai Operasi Dihentikan harus
direklasifikasi dan dimasukkan ke dalam Laba dari
Operasi Berlanjut.

Anda mungkin juga menyukai