PT Tigaraksa Satria
1. Latar Belakang
PT Tigaraksa Satria merupakan anak perusahaan dari Tigaraksa Group yang dimiliki
oleh keluarga Widjaja. Pada tahun 1987, lingkup dan skala bisnis Tigaraksa Group mencapai
suatu titik dimana manajemen keluarga tak mungkin melakukan pengendalian secara efektif.
Hal ini berkaitan erat dengan pergantian kepemimpinan keluarga, pertumbuhan yang pesat dan
kebutuhan akan modal. Oleh karena itu, keluarga Widjaja memutuskan untuk melakukan
transisi dari perusahaan yang dikelola oleh keluarga menjadi dikelola oleh manajemen
profesional. Dalam program restrukturisasi ini, PT Tigaraksa Satria dibentuk untuk mengelola
aset operasional Tigaraksa Group. Untuk meningkatkan profesionalisme, pada bulan Mei 1990
masyarakat luas.
PT Tigaraksa Satria menjadi perusahaan yang memegang peran penting dalam industri
tumbuh dan berkembang dengan pesat melalui penyediaan pasokan produk-produk bermerek
asing terkenal baik yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor dari luar negeri
kepada berbagai outlet retail di Indonesia. PT Tigaraksa Satria memiliki reputasi yang baik atas
kualitas dari penyediaan pasokan produk dan promosi. Misi PT Tigaraksa Satria adalah menjadi
berbagai jasa yang dibutuhkan oleh klien, mulai dari penanganan produk yang sederhana
dimilikinya. Saat ini PT Tigaraksa Satria menambah fasilitas penyimpanan dengan pendingin
pada pusat distribusi di pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya). Di luar pulau
Jawa, PT Tigaraksa Satria memiliki sembilan kantor cabang terafiliasi dan joint venture di pulau
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Jaringan dengan subdistributor dan kontraktor telah
akses pada berbagai outlet retail utama di Indonesia. Filosofi operasi PT Tigaraksa Satria
adalah bahwa tiap bisnis didorong oleh hasil lini bawah. Perusahaan harus memberikan
keuntungan yang besar. Setiap unit bisnis perusahaan menjadi anak perusahaan terpisah yang
pengendalian keuangan melalui kepemilikan saham. Saat ini PT Tigaraksa Satria memiliki
2. Permasalahan
Satria hanya mengandalkan ekuitas dan pinjaman jangka pendek untuk mendanai
b. Saat ini banyak bermunculan outlet retail yang menawarkan diskon besar di Indonesia
seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat kelas menengah. Outlet retail
tersebut mampu memberikan diskon besar dengan memotong biaya melalui transaksi
langsung dengan pihak produsen dan membeli dalam jumlah besar. Saat ini outlet
retail tidak membeli produk dari distributor seperti PT Tigaraksa Satria. Namun,
kedudukan PT Tigaraksa Satria sebagai agen tunggal dari berbagai produk bermerek
terkenal merupakan ancaman bagi outlet retail tersebut. Di masa yang akan datang
outlet retail akan mencari berbagai cara untuk memperoleh keuntungan dengan menjual
produk bermerek dari perjanjian agen tunggal yang dimiliki oleh PT Tigaraksa Satria.
Masalah ini perlu ditangani secara memadai agar menjadi kesempatan yang baik untuk
c. Penerapan sistem tata kelola perusahaan baru yang disebut dengan one board system
berbeda dengan sistem tata kelola baku di Indonesia. Komisaris mewakili kepentingan
dimana dalam pengelolaan perusahaan peran komisaris meningkat dan peran direksi
menurun, karena direksi harus menerima instruksi dari komisaris. Hal ini memerlukan
manajemen perubahan yang tepat agar penerapan sistem tata kelola perusahaan yang
baru dapat selaras dengan tujuan PT Tigaraksa Satria. Masalah manajemen perubahan
ini sangat penting sebab berkaitan dengan budaya perusahaan yang telah mengakar
kokoh hingga saat ini. Perubahan dapat mengakibatkan dampak positif dan dampak
d. Pengambilan keputusan yang sulit sehubungan dengan berbagai bisnis yang ditangani
oleh PT Tigaraksa Satria. Misalnya unit binis produk susu bayi yang terdiri dari Sari
Husada dan Sugizindo. PT Tigaraksa Satria terkenal sebagai agen tunggal berbagai
produk bermerek terkenal. Anak perusahaan Sari Husada justru memproduksi produk
yang berbeda. Sari Husada memproduksi produk formula susu bayi dengan harga lebih
murah yang memiliki pangsa pasar besar namun memberikan profit margin yang
rendah. Produk Sari Husada dibuat di Indonesia dengan merek Indonesia merupakan
produk yang sehat dan bergizi, namun memiliki image kualitas yang lebih rendah
dibandingkan merek impor. Sari Husada melakukan promosi dan distribusi produk
mereka bukan melalui PT Tigaraksa Satria melainkan melalui Tigaka (anak perusahaan
Tigaraksa Group). Hal ini bertentangan dengan Sugizindo yang memproduksi produk
nutrisi dengan merek internasional terkenal, harga lebih mahal dan kualitas lebih tinggi.
Keputusan yang diambil terhadap Sari Husada mungkin akan merugikan Sugizindo dan
begitu pula sebaliknya, keputusan yang diambil terhadap Sugizindo dapat merugikan
Sari Husada. PT Tigaraksa Satria perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan yang
tepat.
ini memiliki peran penting karena memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan.
Sari Husada 23%, Sugizindo 3%, Tira Fashion 10% dan Tira Lestari 21%. Ditambah
seluruh divisi dan anak perusahaan harus dilakukan secara hati-hati dan penuh
pengelolaan perusahaan.
Dihadapkan pada berbagai masalah tersebut PT Tigaraksa Satria memerlukan strategi yang
tepat sebagai solusi yang mampu menyelesaikan berbagai masalah yang saat ini dan di masa
3. Pembahasan
dilakukan analisis Environmental Threaths and Opportunities Profile (ETOP) dan Strategic
Advantages Profile (SAP). Dengan analisis ETOP dan SAP dapat diketahui keunggulan dan
kelemahan yang dimiliki oleh PT Tigaraksa baik pada masa sekarang maupun masa yang akan
datang dan dapat pula diketahui seberapa jauh peluang dan ancaman lingkungan masa
sekarang maupun masa yang akan datang. PT Tigaraksa Satria harus dapat mengembangkan
profil keunggulan strategi dan menyesuaikan dengan profil peluang dan ancaman lingkungan.
Peluang dan ancaman lingkungan yang dihadapi oleh PT Tigaraksa Satria antara lain
1. Peluang
berkualitas tinggi. Hal ini menjadi suatu hal yang mempermudah PT Tigaraksa
Satria untuk menarik klien baru yang potensial agar menggunakan jasa
Tigaraksa Satria yang memiliki reputasi baik dalam pelayanan jasa pemasaran
kandidat utama sebagai perantara bagi berbagai merek terkenal luar negeri
d. Munculnya toko-toko outlet retail baru yang memberikan diskon besar bagi
e. Banyak berbagai daerah geografi terpencil yang belum tersentuh oleh produk-
produk konsumsi sejenis lain. Hal ini membuka kemungkinan potensial untuk
2. Ancaman
dengan potensi keuntungan yang dapat diperoleh melalui industri ini di masa
tinggi dengan harga yang relatif lebih mahal. Hal ini dapat menutup
bermerek lokal yang memiliki image berkualitas lebih rendah dengan harga
ini karena kreditor atau investor enggan memberikan pinjaman jangka panjang
kepada perusahaan besar yang memiliki risiko besar pula seperti PT Tigaraksa
Satria.
Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT Tigaraksa Satria adalah sebagai
berikut:
1. Kekuatan
lagi.
i. Produk konsumsi:
viii. Produk Sinar Meadow (GFW Australia dan Sinar Mas Indonesia)
ix. Produk chilled and frozen foods (New Zealand dan Sara Lee Amerika
Serikat)
outlet retail Hani & Robert yang mengkhususkan diri pada T-shirt
iv. Tira Wahari Lestari, merupakan agen tunggal dan distributor produk
c. Tata kelola perusahaan yang baru one board system memungkinkan komisaris
memiliki sembilan kantor cabang terafiliasi dan joint venture di pulau Sumatera,
utama di Indonesia.
dan penambahan berbagai lini produk yang baru. Profit PT Tigaraksa Satria
menjaga tingkat kualitas yang tinggi serta promosi produk sehubungan dengan
negeri baik yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor dari luar
2. Kelemahan
situasi dimana para investor dan kreditor enggan memberikan pinjaman jangka
panjang. Hal ini telah ditangani dengan pendanaan melalui hutang jangka
Misalnya unit binis produk susu bayi yang terdiri dari Sari Husada dan
Sugizindo. Sari Husada memproduksi produk formula susu bayi dengan harga
lebih murah yang memiliki pangsa pasar besar namun memberikan profit
margin yang rendah. Produk Sari Husada dibuat di Indonesia dengan merek
Indonesia merupakan produk yang sehat dan bergizi, namun memiliki image
lebih mahal dan kualitas lebih tinggi. Keputusan yang diambil terhadap Sari
keputusan yang diambil terhadap Sugizindo dapat merugikan Sari Husada. Bila
Sari Husada akan dipindahkan ke segmen dengan harga yang lebih tinggi
memproduksi produk susu dengan harga yang lebih rendah akan menjadi
c. Tata kelola perusahaan yang baru one board system memungkinkan dampak
pada prinsip-prinsip lama dimana komisaris dan direksi adalah pihak yang
berbeda dan tidak dapat dijadikan satu karena akan mengganggu pengelolaan
Kekuatan yang dimiliki oleh PT Tigaraksa Satria menjadi faktor-faktor keunggulan strategis yang
berbagai ancaman serta kelemahan yang ada saat ini maupun di masa yang akan datang.
4. Strategi
Strategi merupakan suatu rencana tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan
bukan hanya tujuan jangka pendek, akan tetapi juga jangka menengah dan jangka panjang.
Untuk menyusun strategi perlu dilakukan analisis lingkungan baik eksternal (ETOP) maupun
internal (SAP), yaitu sejauh mana peluang dan ancaman/tantangan maupun kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Keputusan pilihan dan pelaksanaan strategi yang tepat dan terarah
menjadi penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi PT Tigaraksa Satria diharapkan
Strategi yang telah diterapkan oleh PT Tigaraksa Satria adalah mencakup strategi
usaha.
4.1.1.Strategi Bisnis
Strategi tingkat bisnis merupakan bisnis yang terjadi pada tingkat divisional, yang
menekankan pada posisi kompetitif untuk suatu produk atau segmen tertentu yang dilakukan di
suatu divisi. Setiap bisnis merupakan bagian dari perusahaan. Setiap divisi di PT Tigaraksa
Satria merupakan unit bisnis strategi (SBU) yang merumuskan dan melaksanakan strateginya
sendiri dalam mencapai tujuan. Dalam operasinya, tiap unit bisnis dapat dikombinasikan dalam
satu SBU dengan strategi tunggal. Namun, apabila mereka tidak mampu, maka setiap unit
bisnis dalam SBU itu dapat dibagi dua atau lebih. Menyatu atau terpisah-pisah tergantung pada
Secara spesifik, strategi bisnis ini dimaksudkan untuk memberikan keunggulan berupa
keunggulan differentiation, cost leadership atau focus. Keunggulan kompetitif ini dapat dicapai
apabila terdapat kesesuaian antara kekuatan dan kelemahan perusahaan, peluang dan
ancaman lingkungan. Misalnya, SBU Sari Husada memproduksi produk formula susu bayi
dengan harga lebih murah yang memiliki pangsa pasar besar namun memberikan profit margin
yang rendah. Produk SBU Sari Husada dibuat di Indonesia dengan merek Indonesia merupakan
produk yang sehat dan bergizi, namun memiliki image kualitas yang lebih rendah dibandingkan
merek impor. SBU Sari Husada dapat menerapkan strategi keunggulan cost leadership.
Sedangkan SBU Sugizindo yang memproduksi produk nutrisi dengan merek internasional
terkenal, harga lebih mahal dan kualitas lebih tinggi. SBU Sugizindo lebih tepat untuk
dalam membantu mengatasi hambatan pada strategi bisnis, strategi perusahaan dan strategi
internasional. Setiap fungsi dalam PT Tigaraksa Satria membangun strategi secara bersama-
sama yang dikenal dengan value chain. Masing-masing fungsi memiliki peran yang unik dalam
penambahan nilai bagi perusahaan secara menyeluruh dan masing-masing fungsi memiliki
konsumen tersendiri, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Misalnya, fungsi Finance
menyedikan data keuangan kepada konsumennya fungsi lain di perusahaan, sedangkan fungsi
Commercial menyediakan layanan promosi baik untuk konsumen internal SBU perusahaan
maupun klien eksternal. Fungsi Commercial, Direct Sales, Finance, General, Human Resource,
pelanggan dengan menggunakan seluruh sarana dan fasilitas yang ada di PT Tigaraksa Satria
serta memanfaatkan sistem informasi manajemen dan sumber daya manusia yang ada secara
akurat dan maksimal. Dalam melaksanakan tugasnya manajer berbagai fungsi berusaha untuk
mencapai paduan mutu, biaya dan kecepatan yang menguntungkan dan dapat diwujudkan.
melakukan analisis dan diagnosis lingkungan eksternal, yaitu bagaimana peluang dan ancaman
(ETOP) serta lingkungan internal (SAP), yaitu bagaimana kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Eksekutif puncak dapat melakukan kerjasama memperluas usahanya termasuk ekspansi melalui
diversifikasi, yaitu suatu proses dengan penekanan dipusatkan pada kepentingan pelanggan
dan keunggulan kompetitif ke dalam SBU baru. Agar strategi diversifikasi mencapai hasil yang
maksimal, maka perlu dirancang melalui proses perencanaan strategi formal yang
memperhatikan setiap pelanggan yang dapat diraih dan memaksimalkan sumber-sumber daya
Pada saat ini PT Tigaraksa Satria sedang mempergunakan strategi pertumbuhan atau
perluasan usaha karena industri distribusi produk di Indonesia dalam keadaan tingkat
persaingan yang sangat ketat dan juga rawan sehingga posisi PT Tigaraksa Satria di pasar
relatif labil. PT Tigaraksa Satria melakukan ekspansi baik internal maupun ekternal.
meningkatkan penjualan, laba dan bagian pasar produk perusahaan pada saat sekarang
dengan lebih cepat dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini dapat dicapai dengan mencari klien
distribusi baru, penetapan harga baru yang lebih menarik dan bersaing, perubahan pada
layanan distribusi dan pemasaran misalnya memberikan konsultasi sebagai layanan tambahan
seperti Sari Husada yang memiliki karakteristik berbeda dari SBU lama. SBU lama memiliki
karakteristik memproduksi dengan merek internasional terkenal, image kualitas yang terjamin
dan harga yang relatif lebih mahal. Sedangkan produk SBU baru Sari Husada memiliki
karakteristik memproduksi produk dengan harga lebih murah dan image kualitas yang lebih
rendah dibandingkan merek SBU lama, dengan pangsa pasar besar namun memberikan profit
Pada dasarnya strategi yang telah ditempuh oleh PT Tigaraksa Satria telah tepat
selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yakni menjadi menjadi perusahaan distribusi
profesional terkemuka di Indonesia. Alternatif strategi lainnya yang dapat diterapkan oleh PT
Tigaraksa Satria adalah Boston Consulting Group Portfolio Strategy dengan mempertimbangkan
berbagai faktor penting. Di samping itu, setiap strategi yang ditempuh oleh PT Tigaraksa Satria
sebaiknya bersifat fleksibel dalam arti memungkinkan perubahan apabila ada tekanan dan
salah satu pilihan strategi. Gambaran BCG Portfolio Strategy ada pada matriks growth-share.
perusahaan terdiversifikasi dengan basis tingkat pertumbuhan industri dan pangsa pasar relatif.
Tingkat pertumbuhan industri menjadi sumbu horizontal dan pangsa pasar relatif menjadi sumbu
Tingkat pertumbuhan industri dibagi antara tingkat pertumbuhan industri tinggi dan
rendah. Unit bisnis yang berada pada industri dengan pertumbuhan lebih cepat daripada
ekonomi keseluruhan akan berada pada kotak “high-growth” dan unit bisnis yang berada pada
industri dengan pertumbuhan lebih lambat daripada ekonomi keseluruhan berada pada kotak
“low-growth” (industri “low-growth” biasanya industri yang mengalami mature, aging, stagnant
atau declining).
Pangsa pasar relatif diperoleh dengan cara mencari rasio pangsa pasar bisnis terhadap
pangsa pasar perusahaan pesaing terbesar di industri, di mana pangsa pasar diukur
berdasarkan unit volume, bukan rupiah. Unit bisnis yang merupakan penguasa pangsa pasar di
industrinya akan memiliki pangsa pasar relatif yang lebih besar dari pada 1,0. Unit bisnis yang
berada di belakangnya akan memiliki pangsa pasar kurang dari 1,0. Awalnya BCG
menggunakan batas “high” dan “low” pada angka 1,0. Namun seiring dengan
perkembangannya, para analis portofolio menurunkan batas angka 1,0 tersebut. Hal ini karena
apabila batasnya angka 1,0 digunakan maka hanya bisnis dengan pangsa pasar terbesarlah
yang akan menempati kotak kiri pada matriks. Selanjutnya, para analis portofolio menetapkan
batas pada angka 0,75 atau 0,80, sehingga bisnis yang masuk kuadran kiri adalah bisnis
dengan posisi pasar yang kuat atau di atas rata-rata (bukan hanya penguasa pangsa pasar
saja) dan bisnis yang masuk kuadran kanan adalah bisnis dengan posisi pasar yang lemah
SBU pada kuadran kanan-atas dalam matrik growth-share disebut sebagai “question
mark” atau “problem children”. Pertumbuhan pasar yang cepat menjadikan SBU tersebut
menarik bila dilihat dari sudut industri. Namun, pangsa pasar relatifnya yang rendah
menimbulkan tanda tanya mengenai apakah SBU tersebut memiliki kekuatan untuk bersaing
secara sukses terhadap pesaing yang lebih besar, memiliki efisiensi biaya yang lebih baik. Oleh
karena itu kuadran ini disebut “question mark” atau “problem children”. Bisnis question mark
disebut juga sebagai “cash hog” karena bisnis tersebut memiliki arus kas internal yang tidak
memadai untuk memenuhi kebutuhan kas yang tinggi untuk modal kerja dan investasi modal
baru. Kebutuhan kas tinggi karena kebutuhan investasi dalam rangka membiayai pertumbuhan
yang cepat dan pengembangan produk baru. Arus kas masuk rendah karena pangsa pasar
yang rendah, tidak memiliki skala ekonomis, dan akibatnya profit margin yang lebih rendah.
BCG memberikan dua pilihan strategi untuk bisnis “question mark” yaitu:
PT Tigaraksa Satria dapat melakukan divestasi hanya pada bisnis “question mark” yang
lemah dan tak punya kesempatan untuk mengejar penguasa pangsa pasar. Sebaliknya,
perusahaan dapat melakukan investasi pada SBU “question mark” yang berpotensi tinggi dan
memeliharanya agar menjadi “star” di masa yang akan datang. SBU Sari Husada dianggap
sebagai “question mark” yang berpotensi tinggi. PT Tigaraksa Satria dapat memeliharanya agar
menjadi “star”.
4.2.1.2. Star
SBU dengan pangsa pasar relatif yang tinggi berposisi pada pasar dengan
pertumbuhan yang tinggi disebut sebagai “star” karena bisnis ini menawarkan profit yang baik
dan kesempatan pertumbuhan. SBU inilah yang menjadi tumpuan PT Tigaraksa Satria untuk
meningkatkan kinerja total portofolio menyeluruh. Contohnya adalah SBU Johnson and Johnson
yang memiliki pangsa pasar relatif tinggi dengan pertumbuhan yang tinggi.
SBU “star” memiliki kebutuhan investasi kas yang besar untuk melakukan perluasan
fasilitas produksi dan memenuhi kebutuhan modal kerja mengingat berada pada posisi pangsa
pasar dominan dan lingkungan pertumbuhan yang cepat. Meskipun demikian, SBU “star” dapat
menghasilkan arus kas internal yang besar sendiri karena keunggulan low cost dari skala
ekonomis dan pengalaman produksi kumulatif. SBU “star” dapat menjadi cash hog maupun
bukan cash hog. SBU “star” yang mampu memenuhi kebutuhan investasinya dari arus kas
sendiri adalah SBU “star” yang bukan cash hog. Sedangkan SBU “star” yang memerlukan
penambahan modal dari induk perusahaannya agar tetap dapat mengikuti pertumbuhan industri
SBU dengan pangsa pasar relatif tinggi berposisi pada pasar dengan pertumbuhan
a. Dengan pangsa pasar relatif yang tinggi dan posisi leadership industri, bisnis ini
memiliki volume penjualan dan reputasi untuk menghasilkan profit yang menarik.
b. Dengan industri yang bertumbuh lambat, arus kas dari operasi biasanya lebih besar
daripada yang dibutuhkan untuk melakukan reinvestasi modal dan tindakan kompetitif
SBU “cash cows” menghasilkan surplus kas yang sangat besar sehingga melebihi
jumlah yang dibutuhkan bisnis tersebut untuk reinvestasi dan pertumbuhan. Arus kas surplus ini
digunakan untuk:
c. Menyediakan dana untuk melakukan investasi pada bisnis “emerging star” dan bisnis
“problem children” yang dipelihara agar menjadi “star” di masa yang akan datang.
PT Tigaraksa Satria memiliki SBU “cash cows” cukup banyak. Produk-produk dengan margin
yang tinggi seperti produk merek terkenal Sara Lee, Johnson and Johnson, BASF, Cadbury’s,
Berbagai usaha dilakukan untuk menjaga SBU “cash cows” agar tetap pada kondisi
yang baik dalam rangka melindungi kemampuannya menghasilkan kas untuk jangka panjang.
Strategi yang dapat digunakan adalah fortify and defend posisi pasar SBU “cash cows”. SBU
“cash cows” yang melemah dapat menjadi kandidat dalam melaksanakan harvesting and
eventual divestiture yakni apabila terjadi persaingan yang sangat berat atau kebutuhan modal
yang meningkat (karena munculnya teknologi baru) menyebabkan surplus arus kas menjadi nol
4.2.1.4. Dogs
SBU dengan pangsa pasar relatif rendah pada industri dengan pertumbuhan yang
lambat disebut sebagai “dogs” karena prospek pertumbuhan yang buruk, posisi pasar yang
berada di belakang, dan tekanan dari penguasa pangsa pasar. SBU “dogs” yang lemah sering
kali tidak mampu menghasilkan arus kas jangka panjang yang menarik. Kadang-kadang, SBU
ini tidak mampu menghasilkan kas yang cukup untuk mendukung strategi rear-guard-fortify-
and-defend khususnya ketika persaingan makin memanas dan profit marginnya terus menurun.
Akibatnya terhadap SBU “dogs” yang lemah dapat dilakukan harvested, divested, atau
liquidated. SBU “dogs” yang kuat dapat tetap dipertahankan selama profit dan arus kas yang
Kontribusi utama dari matriks growth-share BCG adalah fokusnya pada karakteristik
arus kas, investasi dan profitabilitas untuk berbagai jenis SBU dan bagaimana sumber daya
perusahaan dapat dialihkan antar SBU untuk mengoptimalkan kinerja portofolio PT Tigaraksa
Berdasarkan analisis BCG, strategi PT Tigaraksa Satria jangka panjang yang baik
harus memanfaatkan surplus kas yang dihasilkan oleh SBU “cash cow” yang menyediakan dana
untuk digunakan bagi peningkatan pangsa pasar SBU cash hog “star” yang tidak mampu
menyediakan dana untuk pertumbuhan dirinya sendiri dan “problem children” yang berpotensi
menjadi “star”.
star” (mungkin masih cash hog) selanjutnya menjadi “self suporting star” akhirnya menjadi
“cash cow”.
a. Ketika posisi “star” mengalami kemunduran sehingga menjadi “problem child” dan
kategori “dog”.
b. Ketika “cash cow” kehilangan penguasaan pasar turun ke titik di mana berada pada
Kesalahan strategik lainnya yang sering terjadi sehingga perlu dihindari oleh PT
c. Mengalokasikan sumber daya secara merata untuk seluruh question mark daripada
menjadi star.
Matriks portofolio bisnis BCG dapat memberikan kontribusi nyata sebagai alat bagi
penyusun strategi di PT Tigaraksa Satria dalam mengevaluasi daya tarik bisnis perusahaan
terdiversifikasi dan merencanakan strategi dan arah untuk setiap unit bisnis dalam portofolio.
Melihat kelompok SBU yang terdiversifikasi dari segi arus kas masuk dan arus kas keluar (saat
ini dan masa yang akan datang) merupakan langkah yang baik dalam memahami aspek
keuangan strategi perusahaan. Matriks BCG yang berfokuskan pada interaksi keuangan dalam
diperlukan dan menjelaskan mengapa prioritas alokasi sumber daya perusahaan berbeda dari
satu bisnis dengan bisnis lainnya. Matriks ini juga memberikan rasionalisasi yang baik untuk
Namun, matriks BCG memiliki kekurangan antara lain adalah sebagai berikut:
kenyataan bahwa ada bisnis yang berada pada pasar dengan tingkat pertumbuhan
rata-rata dan memiliki pangsa pasar relatif yang menengah (berada di antara tinggi
dan rendah).
dalam satu dari empat kategori. Beberapa penguasa pangsa pasar tidak benar-benar
berada pada kategori star dilihat dari profitabilitasnya. Sebaliknya, dalam beberapa
kasus, bisnis dengan pangsa pasar relatif yang rendah tidak masuk kategori dogs atau
penguasa. Tren pada pangsa pasar relatif belum terukur. Hal ini diatasi dengan jalan
c. Matriks BCG bukan indikator ideal bagi kesempatan investasi relatif antar unit bisnis.
Misalnya berinvestasi pada star tidak selalu lebih menarik daripada berinvestasi pada
d. Menjadi penguasa pasar dalam industri dengan pertumbuhan lambat bukan berarti
selalu cash cow karena: (1) kebutuhan investasi untuk strategi fortify-and-defend,
dan peralatan yang telah usang, dapat mengakibatkan turunnya arus kas internal, dan
(2) seiring dengan semakin matangnya pasar, tekanan persaingan semakin meningkat
dan selanjutnya timbulnya persaingan hebat dalam volume dan pangsa pasar
e. Untuk mengukur daya tarik jangka panjang relatif dari kelompok bisnis, penyusun
strategi perusahaan perlu mendalami bukan hanya pertumbuhan industri dan pangsa
pasar relatif.
SBU yang dibawah kendali PT Tigaraksa Satria. Misalnya penerapan strategi agresive invest-
a. Strategi penerobosan pasar, lini produk diperluas dan frekuensi pasar dikembangkan
apabila:
iii. Manajemen menunjukkan orientasi risiko relatif kecil antara prestasi yang
ii. ETOP menunjukkan bahwa pasar telah jenuh atau terdapat ancaman terhadap
i. SAP menunjukkan kekuatan yang lebih besar, terutama kekuatan distribusi yang
d. Strategi kombinasi yaitu pengembangan produk dan pasar secara bersamaan dilakukan
apabila:
e. Strategi kombinasi jangka panjang yaitu strategi kombinasi secara bertahap dilakukan
apabila:
Selain strategi yang berfokus pada dalam negeri, PT Tigaraksa Satria dapat meluaskan
layanan distribusi dan pemasarannya ke luar negeri. Hal ini dimungkinkan oleh lingkungan
Tigaraksa Grup yang menaungi PT Tigaraksa Satria yang telah memiliki akses jaringan
internasional. Oleh karena itu, strategi internasional menjadi penting, khususnya di era
globalisasi seperti pada saat ini. Bila PT Tigaraksa Satria memutuskan untuk bersaing secara
internasional maka ada beberapa perbedaan dalam bersaing secara internasional dibandingkan
d. Perbedaan dalam tujuan, sumber daya dan kemampuan untuk mengamati perubahan-
yang potensial dan bertentangan satu sama lain. Serangkaian kekuatan mendorong para
dimasuki oleh PT Tigaraksa Satria. Strategi ini dikenal dengan sebutan Strategi Multidomestik.
mengembangkan suatu strategi terpadu yang akan diterapkan di semua negara yang
a. Konsistensi sasaran. Apakah strategi tersebut konsisten dengan misi, sasaran dan
tujuan PT Tigaraksa Satria? Apakah strategi tersebut konsisten satu sama lain?
d. Kelayakan politis. Apakah strategi tersebut menemui hambatan yang berlebihan dari
pejabat utama perusahaan seperti direksi dan manajemen atau kelompok kepentingan
strategi untuk memastikan bahwa kebijakan dan rencana-rencana telah ditaati dan agar
keputusan yang diambil konsisten dengan strategi. Sistem pengendalian strategi menjadi
penting untuk menjamin efisiensi dan efektivitas penerapan strategi tersebut. Hal ini dilakukan
dengan melaksanakan evaluasi yakni membandingkan apakah hasil yang dicapai sesuai dengan
standar ukuran yang telah digariskan atau tujuan PT Tigaraksa Satria. Kinerja yang baik
diberikan penghargaan sebagai alat motivasi. Apabila terjadi penyimpangan yang merugikan
maka segera diambil tindakan-tindakan yang diperlukan. Tindakan ini bukan sekedar melakukan
koreksi, akan tetapi juga mencegah agar jangan sampai penyimpangan tersebut terulang
kembali. Selanjutnya, memanfaatkan kembali umpan balik sebagai suatu masukan untuk
a. Strategi yang telah diterapkan oleh PT Tigaraksa Satria adalah mencakup strategi
pertumbuhan/perluasan usaha.
b. Strategi PT Tigaraksa Satria saat ini telah memadai sesuai dengan lingkungan yang
dalam profil keunggulan perusahaan (SAP) maupun profil peluang dan ancaman
lingkungan (ETOP).
dengan ETOP dengan mengkaji secara terus menerus seberapa jauh kemampuan dan
kelemahan yang dimiliki PT Tigaraksa Satria baik pada masa sekarang maupun masa
akan datang dan seberapa jauh peluang dan ancaman lingkungan masa sekarang
Sehubungan dengan banyaknya alternatif pilihan strategi yang dapat digunakan oleh PT
dengan cara yang fleksibel sesuai dengan kondisi yang dihadapi masing-masing SBU.
Satria memutuskan untuk masuk di persaingan internasional di era glabalisasi saat ini.
strategi, kapabilitas organisasi dan kelayakan politis dari suatu strategi yang terpilih
d. PT Tigaraksa Satria perlu menerapkan sistem pengendalian strategi yang secara terus-
LAMPIRAN
Kasus PT Tigaraksa Satria