Anda di halaman 1dari 40

Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria

Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

Kasus Manajemen Strategi

PT Tigaraksa Satria

1. Latar Belakang

PT Tigaraksa Satria merupakan anak perusahaan dari Tigaraksa Group yang dimiliki

oleh keluarga Widjaja. Pada tahun 1987, lingkup dan skala bisnis Tigaraksa Group mencapai

suatu titik dimana manajemen keluarga tak mungkin melakukan pengendalian secara efektif.

Hal ini berkaitan erat dengan pergantian kepemimpinan keluarga, pertumbuhan yang pesat dan

kebutuhan akan modal. Oleh karena itu, keluarga Widjaja memutuskan untuk melakukan

transisi dari perusahaan yang dikelola oleh keluarga menjadi dikelola oleh manajemen

profesional. Dalam program restrukturisasi ini, PT Tigaraksa Satria dibentuk untuk mengelola

aset operasional Tigaraksa Group. Untuk meningkatkan profesionalisme, pada bulan Mei 1990

PT Tigaraksa Satria menjadi perusahaan publik dimana sahamnya ditawarkan kepada

masyarakat luas.

PT Tigaraksa Satria menjadi perusahaan yang memegang peran penting dalam industri

distribusi produk-produk konsumsi di Indonesia. Selama bertahun-tahun PT Tigaraksa Satria

tumbuh dan berkembang dengan pesat melalui penyediaan pasokan produk-produk bermerek

asing terkenal baik yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor dari luar negeri

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 1 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

kepada berbagai outlet retail di Indonesia. PT Tigaraksa Satria memiliki reputasi yang baik atas

kualitas dari penyediaan pasokan produk dan promosi. Misi PT Tigaraksa Satria adalah menjadi

perusahaan distribusi profesional terkemuka di Indonesia. PT Tigaraksa Satria menyediakan

berbagai jasa yang dibutuhkan oleh klien, mulai dari penanganan produk yang sederhana

sampai dengan perencanaan pemasaran yang terintegrasi.

PT Tigaraksa Satria mampu memenuhi kebutuhan kliennya karena adanya dukungan

sumber daya. PT Tigaraksa Satria secara terus-menerus meningkatkan fasilitas yang

dimilikinya. Saat ini PT Tigaraksa Satria menambah fasilitas penyimpanan dengan pendingin

pada pusat distribusi di pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya). Di luar pulau

Jawa, PT Tigaraksa Satria memiliki sembilan kantor cabang terafiliasi dan joint venture di pulau

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Jaringan dengan subdistributor dan kontraktor telah

mencakup berbagai daerah terpencil di Indonesia. PT Tigaraksa Satria memiliki kemudahan

akses pada berbagai outlet retail utama di Indonesia. Filosofi operasi PT Tigaraksa Satria

adalah bahwa tiap bisnis didorong oleh hasil lini bawah. Perusahaan harus memberikan

keuntungan yang besar. Setiap unit bisnis perusahaan menjadi anak perusahaan terpisah yang

bertanggung jawab atas operasinya masing-masing. PT Tigaraksa Satria tetap memiliki

pengendalian keuangan melalui kepemilikan saham. Saat ini PT Tigaraksa Satria memiliki

empat anak perusahaan serta berbagai divisi unit bisnis strategi.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 2 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

2. Permasalahan

Pertumbuhan PT Tigaraksa Satria yang demikian pesat diiringi dengan munculnya

beberapa permasalah sebagai berikut:

a. Sehubungan dengan kebutuhan modal untuk melakukan ekspansi dalam rangka

menggunakan kesempatan pertumbuhan yang ada, PT Tigaraksa Satria menghadapi

masalah ketidakmampuan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang. PT Tigaraksa

Satria hanya mengandalkan ekuitas dan pinjaman jangka pendek untuk mendanai

ekspansinya. Setiap tahun PT Tigaraksa Satria menawarkan ekuitasnya untuk menutupi

ketidakmampuan memperoleh pinjaman jangka panjang dan untuk melunasi kewajiban

pinjaman jangka pendek. Masa depan PT Tigaraksa Satria tergantung pada

kemampuannya menarik dana dari ekuitas. Masalah pendanaan menjadi masalah

penting bagi PT Tigaraksa Satria.

b. Saat ini banyak bermunculan outlet retail yang menawarkan diskon besar di Indonesia

seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat kelas menengah. Outlet retail

tersebut mampu memberikan diskon besar dengan memotong biaya melalui transaksi

langsung dengan pihak produsen dan membeli dalam jumlah besar. Saat ini outlet

retail tidak membeli produk dari distributor seperti PT Tigaraksa Satria. Namun,

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 3 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

kedudukan PT Tigaraksa Satria sebagai agen tunggal dari berbagai produk bermerek

terkenal merupakan ancaman bagi outlet retail tersebut. Di masa yang akan datang

outlet retail akan mencari berbagai cara untuk memperoleh keuntungan dengan menjual

produk bermerek dari perjanjian agen tunggal yang dimiliki oleh PT Tigaraksa Satria.

Masalah ini perlu ditangani secara memadai agar menjadi kesempatan yang baik untuk

perkembangan bisnis PT Tigaraksa Satria.

c. Penerapan sistem tata kelola perusahaan baru yang disebut dengan one board system

berbeda dengan sistem tata kelola baku di Indonesia. Komisaris mewakili kepentingan

pemegang saham mengawasi pengelolaan perusahaan dan direksi memiliki tanggung

jawab atas pengelolaan perusahaan. One board system mengkombinasikan keduanya

dimana dalam pengelolaan perusahaan peran komisaris meningkat dan peran direksi

menurun, karena direksi harus menerima instruksi dari komisaris. Hal ini memerlukan

manajemen perubahan yang tepat agar penerapan sistem tata kelola perusahaan yang

baru dapat selaras dengan tujuan PT Tigaraksa Satria. Masalah manajemen perubahan

ini sangat penting sebab berkaitan dengan budaya perusahaan yang telah mengakar

kokoh hingga saat ini. Perubahan dapat mengakibatkan dampak positif dan dampak

negatif. Dampak negatif diupayakan untuk dapat diminimalisasi.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 4 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

d. Pengambilan keputusan yang sulit sehubungan dengan berbagai bisnis yang ditangani

oleh PT Tigaraksa Satria. Misalnya unit binis produk susu bayi yang terdiri dari Sari

Husada dan Sugizindo. PT Tigaraksa Satria terkenal sebagai agen tunggal berbagai

produk bermerek terkenal. Anak perusahaan Sari Husada justru memproduksi produk

yang berbeda. Sari Husada memproduksi produk formula susu bayi dengan harga lebih

murah yang memiliki pangsa pasar besar namun memberikan profit margin yang

rendah. Produk Sari Husada dibuat di Indonesia dengan merek Indonesia merupakan

produk yang sehat dan bergizi, namun memiliki image kualitas yang lebih rendah

dibandingkan merek impor. Sari Husada melakukan promosi dan distribusi produk

mereka bukan melalui PT Tigaraksa Satria melainkan melalui Tigaka (anak perusahaan

Tigaraksa Group). Hal ini bertentangan dengan Sugizindo yang memproduksi produk

nutrisi dengan merek internasional terkenal, harga lebih mahal dan kualitas lebih tinggi.

Keputusan yang diambil terhadap Sari Husada mungkin akan merugikan Sugizindo dan

begitu pula sebaliknya, keputusan yang diambil terhadap Sugizindo dapat merugikan

Sari Husada. PT Tigaraksa Satria perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan yang

tepat.

e. Pengendalian PT Tigaraksa Satria terhadap divisi distribusi berbagai produk

perusahaaan. Tiga direktur fungsional mengendalikan berbagai divisi distribusi

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 5 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

perusahaan. PT Tigaraksa Satria mengendalikan secara langsung Divisi Johnson and

Johnson dan L’Oreal. Namun, PT Tigaraksa Satria tidak memiliki pengendalian

langsung terhadap keempat anak perusahaannya. Padahal keempat anak perusahaan

ini memiliki peran penting karena memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan.

Sari Husada 23%, Sugizindo 3%, Tira Fashion 10% dan Tira Lestari 21%. Ditambah

dengan produk-produk Wyeth, keempat anak perusahaan memberikan kontribusi

pendapatan 81%. Divisi lainnya memberikan kontribusi 19%. Penanganan terhadap

seluruh divisi dan anak perusahaan harus dilakukan secara hati-hati dan penuh

pertimbangan yang bijak. Masalah pengendalian merupakan hal penting dalam

pengelolaan perusahaan.

Dihadapkan pada berbagai masalah tersebut PT Tigaraksa Satria memerlukan strategi yang

tepat sebagai solusi yang mampu menyelesaikan berbagai masalah yang saat ini dan di masa

depan akan dihadapi oleh PT Tigaraksa Satria.

3. Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai PT Tigaraksa Satria perlu

dilakukan analisis Environmental Threaths and Opportunities Profile (ETOP) dan Strategic

Advantages Profile (SAP). Dengan analisis ETOP dan SAP dapat diketahui keunggulan dan

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 6 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

kelemahan yang dimiliki oleh PT Tigaraksa baik pada masa sekarang maupun masa yang akan

datang dan dapat pula diketahui seberapa jauh peluang dan ancaman lingkungan masa

sekarang maupun masa yang akan datang. PT Tigaraksa Satria harus dapat mengembangkan

profil keunggulan strategi dan menyesuaikan dengan profil peluang dan ancaman lingkungan.

3.1. Environmental Threaths and Opportunities Profile (ETOP)

Peluang dan ancaman lingkungan yang dihadapi oleh PT Tigaraksa Satria antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Peluang

a. PT Tigaraksa Satria dikenal sebagai leader di industri distribusi produk-produk

konsumsi di Indonesia, khususnya untuk produk dengan merek terkenal dan

berkualitas tinggi. Hal ini menjadi suatu hal yang mempermudah PT Tigaraksa

Satria untuk menarik klien baru yang potensial agar menggunakan jasa

distribusi dan pemasaran perusahaan.

b. Berbagai merek terkenal luar negeri bermaksud masuk ke pasar Indonesia. PT

Tigaraksa Satria yang memiliki reputasi baik dalam pelayanan jasa pemasaran

dan distribusi yang tak tertandingi di Indonesia. PT Tigaraksa Satria menjadi

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 7 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

kandidat utama sebagai perantara bagi berbagai merek terkenal luar negeri

tersebut masuk ke Indonesia secara aman.

c. Daya beli masyarakat kelas menengah yang mengalami peningkatan

mengakibatkan potensi baru untuk penjualan berbagai produk dengan merek

terkenal dan berkualitas tinggi. Hal ini dikarenakan perekonomian Indonesia

yang semakin membaik dari waktu ke waktu.

d. Munculnya toko-toko outlet retail baru yang memberikan diskon besar bagi

konsumennya menjadi potensi baru untuk menjalin kerja sama penjualan

berbagai produk dengan merek terkenal dan berkualitas tinggi dimana PT

Tigaraksa Satria menjadi agen tunggal di Indonesia.

e. Banyak berbagai daerah geografi terpencil yang belum tersentuh oleh produk-

produk konsumsi sejenis lain. Hal ini membuka kemungkinan potensial untuk

membangun jaringan yang lebih luas dengan pebisnis setempat untuk

mencakup daerah geografi terpencil tersebut.

2. Ancaman

a. Munculnya pesaing baru di industri distribusi produk konsumsi karena tertarik

dengan potensi keuntungan yang dapat diperoleh melalui industri ini di masa

yang akan datang.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 8 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

b. Pandangan masyarakat terhadap image perusahaan yang melakukan distribusi

profesional hanya untuk produk bermerek terkenal internasional dan berkualitas

tinggi dengan harga yang relatif lebih mahal. Hal ini dapat menutup

kemungkinan potensial bagi perusahaan untuk melakukan distribusi produk

bermerek lokal yang memiliki image berkualitas lebih rendah dengan harga

yang lebih murah.

c. Sulitnya memperoleh sumber pendanaan berupa pinjaman jangka panjang. Hal

ini karena kreditor atau investor enggan memberikan pinjaman jangka panjang

kepada perusahaan besar yang memiliki risiko besar pula seperti PT Tigaraksa

Satria.

3.2. Strategic Advantages Profile (SAP)

Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT Tigaraksa Satria adalah sebagai

berikut:

1. Kekuatan

a. Manajemen PT Tigaraksa Satria yang memiliki tugas untuk mengelola operasi

distribusi Tigaraksa Group sejak 1988 telah dijalankan oleh manajer

profesional. Dengan menjadi perusahaan publik manajemen PT Tigaraksa

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 9 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

Satria semakin dituntut untuk meningkatkan profesionalismenya.

Profesionalisme manajer PT Tigaraksa telah memadai sehingga tidak diragukan

lagi.

b. PT Tigaraksa Satria memiliki pengendalian terhadap berbagai jenis lini usaha.

PT Tigaraksa Satria mengendalikan langsung lini usaha sebagai berikut:

i. Produk konsumsi:

1. Nutritional product (Wyeth-Ayerst International)

2. Canned foods (PT Mantrust)

3. Throath lozenges (Laboratories Valda Paris)

4. Kaori air fresheners

ii. Produk Johnson and Johnson

iii. Produk dairy (New Zealand Dairy Board)

iv. Produk Cadbury (PT Cipta Rasa Primatama)

v. Produk buku (Time Warner Inc.)

vi. Produk Camping Gaz

vii. Produk Burroughs Wellcome (Inggris)

viii. Produk Sinar Meadow (GFW Australia dan Sinar Mas Indonesia)

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 10 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

ix. Produk chilled and frozen foods (New Zealand dan Sara Lee Amerika

Serikat)

x. Property (Tigaraksa Group)

PT Tigaraksa Satria memiliki pengendalian tidak langsung berupa kepemilikan

ekuitas terhadap keempat anak perusahaan yaitu:

i. Sari Husada, memproduksi produk dairy-based infant food dan

nutritional product untuk bayi dengan merek sendiri SGM dan

dibawah lisensi Morinaga (Jepang) dan Dumex (Jerman)

ii. Sugizindo, memproduksi nutritional product dengan merek terkenal

berdasarkan kerjasama dengan Wyeth International (Amerika

Serikat), Mead Johnson (Amerika Serikat), Lijempf (Belanda),

Nutricia (Belanda) dan PT Cita Pangantama Sejahtera (Indonesia).

iii. Tira Fasion, memproduksi garmen jeans, mengendalikan langsung

outlet retail Hani & Robert yang mengkhususkan diri pada T-shirt

dan pakaian kasual dan menjadi distributor tunggal produk kosmetik

tradisional Mustika Ratu.

iv. Tira Wahari Lestari, merupakan agen tunggal dan distributor produk

BASF AG baik produk zat kimia maupun produk audio/video tape.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 11 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

c. Tata kelola perusahaan yang baru one board system memungkinkan komisaris

mengawasi secara ketat tugas pengelolaan yang dijalankan oleh direksi

bersama jajaran manajemen perusahaan. Hal ini akan meningkatkan

profesionalisme manajemen PT Tigaraksa Satria.

d. PT Tigaraksa Satria mampu menyediakan berbagai jasa mulai dari

penanganan produk secara sederhana sampai dengan perencanaan

pemasaran yang terintegrasi. Hal ini karena PT Tigaraksa Satria memiliki

sumber daya distribusi yang memadai. PT Tigaraksa Satria memiliki fasilitas

penyimpanan dengan pendingin pada pusat distribusi di pulau Jawa (Jakarta,

Bandung, Semarang dan Surabaya). Di luar pulau Jawa, PT Tigaraksa Satria

memiliki sembilan kantor cabang terafiliasi dan joint venture di pulau Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Jaringan dengan subdistributor dan kontraktor

telah mencakup berbagai daerah terpencil di Indonesia. Hal ini menyebabkan

PT Tigaraksa Satria memiliki kemudahan akses pada berbagai outlet retail

utama di Indonesia.

e. Pendapatan PT Tigaraksa Satria memiliki kecenderungan meningkat dari waktu

ke waktu karena pertumbuhan yang cepat dari penjualan merek-merek lama

dan penambahan berbagai lini produk yang baru. Profit PT Tigaraksa Satria

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 12 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

juga mempunyai tren yang semakin meningkat. Ini mencerminkan kekuatan

sumber daya manusia yang dimiliki oleh PT Tigaraksa Satria.

f. PT Tigaraksa Satria memiliki reputasi yang terkenal karena memberikan

pelayanan yang baik sesuai dengan kebutuhan klien. Kemampuan PT

Tigaraksa Satria dalam melakukan distribusi produk-produk dengan tetap

menjaga tingkat kualitas yang tinggi serta promosi produk sehubungan dengan

pemasaran yang terintegrasi tidak diragukan. Selama bertahun-tahun PT

Tigaraksa telah berhasil menjamin pasokan produk-produk bermerek luar

negeri baik yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor dari luar

negeri kepada berbagai outlet retail di Indonesia.

2. Kelemahan

a. PT Tigaraksa Satria sedang menghadapi kesulitan situasi finansial. Pendanaan

modal yang dibutuhkan untuk melakukan ekspansi seharusnya ditutup dengan

sumber pendanaan jangka panjang. Namun, PT Tigaraksa Satri menghadapi

situasi dimana para investor dan kreditor enggan memberikan pinjaman jangka

panjang. Hal ini telah ditangani dengan pendanaan melalui hutang jangka

pendek dan penawaran ekuitas perusahaan.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 13 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

b. Keputusan penting mengenai beberapa lini usaha seringkali sulit untuk

dilakukan karena kepentingan masing-masing unit bisnis yang berbeda.

Misalnya unit binis produk susu bayi yang terdiri dari Sari Husada dan

Sugizindo. Sari Husada memproduksi produk formula susu bayi dengan harga

lebih murah yang memiliki pangsa pasar besar namun memberikan profit

margin yang rendah. Produk Sari Husada dibuat di Indonesia dengan merek

Indonesia merupakan produk yang sehat dan bergizi, namun memiliki image

kualitas yang lebih rendah dibandingkan merek impor. Sedangkan Sugizindo

yang memproduksi produk nutrisi dengan merek internasional terkenal, harga

lebih mahal dan kualitas lebih tinggi. Keputusan yang diambil terhadap Sari

Husada mungkin akan merugikan Sugizindo dan begitu pula sebaliknya,

keputusan yang diambil terhadap Sugizindo dapat merugikan Sari Husada. Bila

Sari Husada akan dipindahkan ke segmen dengan harga yang lebih tinggi

mungkin akan menjadi ancaman bagi Sugizindo. Sebaliknya, bila Sugizindo

memproduksi produk susu dengan harga yang lebih rendah akan menjadi

ancaman bagi Sari Husada.

c. Tata kelola perusahaan yang baru one board system memungkinkan dampak

negatif. Misalnya, penolakan dari pihak manajemen yang berpegang teguh

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 14 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

pada prinsip-prinsip lama dimana komisaris dan direksi adalah pihak yang

berbeda dan tidak dapat dijadikan satu karena akan mengganggu pengelolaan

perusahaan. Budaya yang mengakar kuat seperti ini akan menghalangi

perubahan ke arah yang lebih baik.

Kekuatan yang dimiliki oleh PT Tigaraksa Satria menjadi faktor-faktor keunggulan strategis yang

diharapkan dapat digunakan untuk memanfaatkan seluruh kesempatan serta mengatasi

berbagai ancaman serta kelemahan yang ada saat ini maupun di masa yang akan datang.

4. Strategi

Strategi merupakan suatu rencana tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan

bukan hanya tujuan jangka pendek, akan tetapi juga jangka menengah dan jangka panjang.

Untuk menyusun strategi perlu dilakukan analisis lingkungan baik eksternal (ETOP) maupun

internal (SAP), yaitu sejauh mana peluang dan ancaman/tantangan maupun kekuatan dan

kelemahan perusahaan. Keputusan pilihan dan pelaksanaan strategi yang tepat dan terarah

menjadi penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi PT Tigaraksa Satria diharapkan

mampu membawa PT Tigaraksa Satria mewujudkan misinya yakni menjadi perusahaan

distribusi profesional terkemuka di Indonesia.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 15 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

4.1. Strategi Saat Ini

Strategi yang telah diterapkan oleh PT Tigaraksa Satria adalah mencakup strategi

tingkat bisnis, tingkat fungsional, tingkat perusahaan dan strategi pertumbuhan/perluasan

usaha.

4.1.1.Strategi Bisnis

Strategi tingkat bisnis merupakan bisnis yang terjadi pada tingkat divisional, yang

menekankan pada posisi kompetitif untuk suatu produk atau segmen tertentu yang dilakukan di

suatu divisi. Setiap bisnis merupakan bagian dari perusahaan. Setiap divisi di PT Tigaraksa

Satria merupakan unit bisnis strategi (SBU) yang merumuskan dan melaksanakan strateginya

sendiri dalam mencapai tujuan. Dalam operasinya, tiap unit bisnis dapat dikombinasikan dalam

satu SBU dengan strategi tunggal. Namun, apabila mereka tidak mampu, maka setiap unit

bisnis dalam SBU itu dapat dibagi dua atau lebih. Menyatu atau terpisah-pisah tergantung pada

kebutuhan strategi perusahaan.

Secara spesifik, strategi bisnis ini dimaksudkan untuk memberikan keunggulan berupa

keunggulan differentiation, cost leadership atau focus. Keunggulan kompetitif ini dapat dicapai

apabila terdapat kesesuaian antara kekuatan dan kelemahan perusahaan, peluang dan

ancaman lingkungan. Misalnya, SBU Sari Husada memproduksi produk formula susu bayi

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 16 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

dengan harga lebih murah yang memiliki pangsa pasar besar namun memberikan profit margin

yang rendah. Produk SBU Sari Husada dibuat di Indonesia dengan merek Indonesia merupakan

produk yang sehat dan bergizi, namun memiliki image kualitas yang lebih rendah dibandingkan

merek impor. SBU Sari Husada dapat menerapkan strategi keunggulan cost leadership.

Sedangkan SBU Sugizindo yang memproduksi produk nutrisi dengan merek internasional

terkenal, harga lebih mahal dan kualitas lebih tinggi. SBU Sugizindo lebih tepat untuk

menerapkan strategi keunggulan differentiation.

4.1.2. Strategi Fungsional

Strategi tingkat fungsional adalah upaya memaksimalkan sumber-sumber produktivitas

dalam membantu mengatasi hambatan pada strategi bisnis, strategi perusahaan dan strategi

internasional. Setiap fungsi dalam PT Tigaraksa Satria membangun strategi secara bersama-

sama yang dikenal dengan value chain. Masing-masing fungsi memiliki peran yang unik dalam

penambahan nilai bagi perusahaan secara menyeluruh dan masing-masing fungsi memiliki

konsumen tersendiri, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Misalnya, fungsi Finance

menyedikan data keuangan kepada konsumennya fungsi lain di perusahaan, sedangkan fungsi

Commercial menyediakan layanan promosi baik untuk konsumen internal SBU perusahaan

maupun klien eksternal. Fungsi Commercial, Direct Sales, Finance, General, Human Resource,

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 17 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

Distribution dan Market Development secara bersama-sama memfokuskan perhatian kepada

pelanggan dengan menggunakan seluruh sarana dan fasilitas yang ada di PT Tigaraksa Satria

serta memanfaatkan sistem informasi manajemen dan sumber daya manusia yang ada secara

akurat dan maksimal. Dalam melaksanakan tugasnya manajer berbagai fungsi berusaha untuk

mencapai paduan mutu, biaya dan kecepatan yang menguntungkan dan dapat diwujudkan.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 18 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

4.1.3. Strategi Perusahaan

Pada perumusan strategi tingkat perusahaan, terlebih dahulu manajemen puncak

melakukan analisis dan diagnosis lingkungan eksternal, yaitu bagaimana peluang dan ancaman

(ETOP) serta lingkungan internal (SAP), yaitu bagaimana kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Eksekutif puncak dapat melakukan kerjasama memperluas usahanya termasuk ekspansi melalui

diversifikasi, yaitu suatu proses dengan penekanan dipusatkan pada kepentingan pelanggan

dan keunggulan kompetitif ke dalam SBU baru. Agar strategi diversifikasi mencapai hasil yang

maksimal, maka perlu dirancang melalui proses perencanaan strategi formal yang

memperhatikan setiap pelanggan yang dapat diraih dan memaksimalkan sumber-sumber daya

yang ada dalam PT Tigaraksa Satria.

4.1.4. Strategi Pertumbuhan / Perluasan Usaha

Pada saat ini PT Tigaraksa Satria sedang mempergunakan strategi pertumbuhan atau

perluasan usaha karena industri distribusi produk di Indonesia dalam keadaan tingkat

persaingan yang sangat ketat dan juga rawan sehingga posisi PT Tigaraksa Satria di pasar

relatif labil. PT Tigaraksa Satria melakukan ekspansi baik internal maupun ekternal.

Ekspansi internal PT Tigaraksa Satria dilakukan melalui produk dengan jalan

meningkatkan penjualan, laba dan bagian pasar produk perusahaan pada saat sekarang

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 19 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

dengan lebih cepat dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini dapat dicapai dengan mencari klien

distribusi baru, penetapan harga baru yang lebih menarik dan bersaing, perubahan pada

layanan distribusi dan pemasaran misalnya memberikan konsultasi sebagai layanan tambahan

atau program promosi yang lebih variatif dan menarik.

Ekspansi eksternal PT Tigaraksa Satria dilakukan dengan mengakuisisi SBU baru

seperti Sari Husada yang memiliki karakteristik berbeda dari SBU lama. SBU lama memiliki

karakteristik memproduksi dengan merek internasional terkenal, image kualitas yang terjamin

dan harga yang relatif lebih mahal. Sedangkan produk SBU baru Sari Husada memiliki

karakteristik memproduksi produk dengan harga lebih murah dan image kualitas yang lebih

rendah dibandingkan merek SBU lama, dengan pangsa pasar besar namun memberikan profit

margin yang rendah.

4.2. Alternatif Strategi Lainnya

Pada dasarnya strategi yang telah ditempuh oleh PT Tigaraksa Satria telah tepat

selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yakni menjadi menjadi perusahaan distribusi

profesional terkemuka di Indonesia. Alternatif strategi lainnya yang dapat diterapkan oleh PT

Tigaraksa Satria adalah Boston Consulting Group Portfolio Strategy dengan mempertimbangkan

berbagai faktor penting. Di samping itu, setiap strategi yang ditempuh oleh PT Tigaraksa Satria

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 20 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

sebaiknya bersifat fleksibel dalam arti memungkinkan perubahan apabila ada tekanan dan

kondisi yang menghendakinya.

4.2.1. Boston Consulting Group Portfolio Strategy

Boston Consulting Group Portfolio Strategy menggambarkan setiap portofolio sebagai

salah satu pilihan strategi. Gambaran BCG Portfolio Strategy ada pada matriks growth-share.

Matriks growth-share membandingkan SBU pada PT Tigaraksa Satria yang merupakan

perusahaan terdiversifikasi dengan basis tingkat pertumbuhan industri dan pangsa pasar relatif.

Tingkat pertumbuhan industri menjadi sumbu horizontal dan pangsa pasar relatif menjadi sumbu

vertikal. Matriks growth-share terdiri atas empat kuadran sebagai berikut:

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 21 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

Sumber : Strategic Management Concept and Cases

Thomson Jr, Arthur A, and Strickland III, A.J.

Richard D. Irwin, Inc, 1996, hlm. 219

Tingkat pertumbuhan industri dibagi antara tingkat pertumbuhan industri tinggi dan

rendah. Unit bisnis yang berada pada industri dengan pertumbuhan lebih cepat daripada

ekonomi keseluruhan akan berada pada kotak “high-growth” dan unit bisnis yang berada pada

industri dengan pertumbuhan lebih lambat daripada ekonomi keseluruhan berada pada kotak

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 22 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

“low-growth” (industri “low-growth” biasanya industri yang mengalami mature, aging, stagnant

atau declining).

Pangsa pasar relatif diperoleh dengan cara mencari rasio pangsa pasar bisnis terhadap

pangsa pasar perusahaan pesaing terbesar di industri, di mana pangsa pasar diukur

berdasarkan unit volume, bukan rupiah. Unit bisnis yang merupakan penguasa pangsa pasar di

industrinya akan memiliki pangsa pasar relatif yang lebih besar dari pada 1,0. Unit bisnis yang

berada di belakangnya akan memiliki pangsa pasar kurang dari 1,0. Awalnya BCG

menggunakan batas “high” dan “low” pada angka 1,0. Namun seiring dengan

perkembangannya, para analis portofolio menurunkan batas angka 1,0 tersebut. Hal ini karena

apabila batasnya angka 1,0 digunakan maka hanya bisnis dengan pangsa pasar terbesarlah

yang akan menempati kotak kiri pada matriks. Selanjutnya, para analis portofolio menetapkan

batas pada angka 0,75 atau 0,80, sehingga bisnis yang masuk kuadran kiri adalah bisnis

dengan posisi pasar yang kuat atau di atas rata-rata (bukan hanya penguasa pangsa pasar

saja) dan bisnis yang masuk kuadran kanan adalah bisnis dengan posisi pasar yang lemah

atau di bawah rata-rata.

4.2.1.1. Question Mark Dan Problem Children

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 23 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

SBU pada kuadran kanan-atas dalam matrik growth-share disebut sebagai “question

mark” atau “problem children”. Pertumbuhan pasar yang cepat menjadikan SBU tersebut

menarik bila dilihat dari sudut industri. Namun, pangsa pasar relatifnya yang rendah

menimbulkan tanda tanya mengenai apakah SBU tersebut memiliki kekuatan untuk bersaing

secara sukses terhadap pesaing yang lebih besar, memiliki efisiensi biaya yang lebih baik. Oleh

karena itu kuadran ini disebut “question mark” atau “problem children”. Bisnis question mark

disebut juga sebagai “cash hog” karena bisnis tersebut memiliki arus kas internal yang tidak

memadai untuk memenuhi kebutuhan kas yang tinggi untuk modal kerja dan investasi modal

baru. Kebutuhan kas tinggi karena kebutuhan investasi dalam rangka membiayai pertumbuhan

yang cepat dan pengembangan produk baru. Arus kas masuk rendah karena pangsa pasar

yang rendah, tidak memiliki skala ekonomis, dan akibatnya profit margin yang lebih rendah.

Contohnya, SBU Sari Husada pada PT Tigaraksa Satria.

BCG memberikan dua pilihan strategi untuk bisnis “question mark” yaitu:

a. Strategi agresive invest-and-expand untuk mengkapitalisasi kesempatan pertumbuhan

industri yang cepat.

b. Strategi divestiture apabila pengeluaran untuk memperluas kapasitas dan

mengembangkan pangsa pasar jauh lebih besar dibandingkan dengan penerimaan

potensial dan risiko keuangan.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 24 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

PT Tigaraksa Satria dapat melakukan divestasi hanya pada bisnis “question mark” yang

lemah dan tak punya kesempatan untuk mengejar penguasa pangsa pasar. Sebaliknya,

perusahaan dapat melakukan investasi pada SBU “question mark” yang berpotensi tinggi dan

memeliharanya agar menjadi “star” di masa yang akan datang. SBU Sari Husada dianggap

sebagai “question mark” yang berpotensi tinggi. PT Tigaraksa Satria dapat memeliharanya agar

menjadi “star”.

4.2.1.2. Star

SBU dengan pangsa pasar relatif yang tinggi berposisi pada pasar dengan

pertumbuhan yang tinggi disebut sebagai “star” karena bisnis ini menawarkan profit yang baik

dan kesempatan pertumbuhan. SBU inilah yang menjadi tumpuan PT Tigaraksa Satria untuk

meningkatkan kinerja total portofolio menyeluruh. Contohnya adalah SBU Johnson and Johnson

yang memiliki pangsa pasar relatif tinggi dengan pertumbuhan yang tinggi.

SBU “star” memiliki kebutuhan investasi kas yang besar untuk melakukan perluasan

fasilitas produksi dan memenuhi kebutuhan modal kerja mengingat berada pada posisi pangsa

pasar dominan dan lingkungan pertumbuhan yang cepat. Meskipun demikian, SBU “star” dapat

menghasilkan arus kas internal yang besar sendiri karena keunggulan low cost dari skala

ekonomis dan pengalaman produksi kumulatif. SBU “star” dapat menjadi cash hog maupun

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 25 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

bukan cash hog. SBU “star” yang mampu memenuhi kebutuhan investasinya dari arus kas

sendiri adalah SBU “star” yang bukan cash hog. Sedangkan SBU “star” yang memerlukan

penambahan modal dari induk perusahaannya agar tetap dapat mengikuti pertumbuhan industri

yang cepat adalah SBU “star” yang merupakan cash hog.

4.2.1.3. Cash Cows

SBU dengan pangsa pasar relatif tinggi berposisi pada pasar dengan pertumbuhan

rendah disebut sebagai “cash cows” karena:

a. Dengan pangsa pasar relatif yang tinggi dan posisi leadership industri, bisnis ini

memiliki volume penjualan dan reputasi untuk menghasilkan profit yang menarik.

b. Dengan industri yang bertumbuh lambat, arus kas dari operasi biasanya lebih besar

daripada yang dibutuhkan untuk melakukan reinvestasi modal dan tindakan kompetitif

untuk mempertahankan posisi pasar saat ini.

SBU “cash cows” menghasilkan surplus kas yang sangat besar sehingga melebihi

jumlah yang dibutuhkan bisnis tersebut untuk reinvestasi dan pertumbuhan. Arus kas surplus ini

digunakan untuk:

a. Membayar dividen perusahaan.

b. Menjadi sumber dana dalam akuisisi.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 26 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

c. Menyediakan dana untuk melakukan investasi pada bisnis “emerging star” dan bisnis

“problem children” yang dipelihara agar menjadi “star” di masa yang akan datang.

PT Tigaraksa Satria memiliki SBU “cash cows” cukup banyak. Produk-produk dengan margin

yang tinggi seperti produk merek terkenal Sara Lee, Johnson and Johnson, BASF, Cadbury’s,

L’Oreal, Word Book dan sebagainya.

Berbagai usaha dilakukan untuk menjaga SBU “cash cows” agar tetap pada kondisi

yang baik dalam rangka melindungi kemampuannya menghasilkan kas untuk jangka panjang.

Strategi yang dapat digunakan adalah fortify and defend posisi pasar SBU “cash cows”. SBU

“cash cows” yang melemah dapat menjadi kandidat dalam melaksanakan harvesting and

eventual divestiture yakni apabila terjadi persaingan yang sangat berat atau kebutuhan modal

yang meningkat (karena munculnya teknologi baru) menyebabkan surplus arus kas menjadi nol

atau bahkan negatif.

4.2.1.4. Dogs

SBU dengan pangsa pasar relatif rendah pada industri dengan pertumbuhan yang

lambat disebut sebagai “dogs” karena prospek pertumbuhan yang buruk, posisi pasar yang

berada di belakang, dan tekanan dari penguasa pangsa pasar. SBU “dogs” yang lemah sering

kali tidak mampu menghasilkan arus kas jangka panjang yang menarik. Kadang-kadang, SBU

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 27 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

ini tidak mampu menghasilkan kas yang cukup untuk mendukung strategi rear-guard-fortify-

and-defend khususnya ketika persaingan makin memanas dan profit marginnya terus menurun.

Akibatnya terhadap SBU “dogs” yang lemah dapat dilakukan harvested, divested, atau

liquidated. SBU “dogs” yang kuat dapat tetap dipertahankan selama profit dan arus kas yang

dihasilkan tetap memadai.

4.2.1.5. Implikasi Terhadap Strategi Perusahaan

Kontribusi utama dari matriks growth-share BCG adalah fokusnya pada karakteristik

arus kas, investasi dan profitabilitas untuk berbagai jenis SBU dan bagaimana sumber daya

perusahaan dapat dialihkan antar SBU untuk mengoptimalkan kinerja portofolio PT Tigaraksa

Satria secara menyeluruh.

Berdasarkan analisis BCG, strategi PT Tigaraksa Satria jangka panjang yang baik

harus memanfaatkan surplus kas yang dihasilkan oleh SBU “cash cow” yang menyediakan dana

untuk digunakan bagi peningkatan pangsa pasar SBU cash hog “star” yang tidak mampu

menyediakan dana untuk pertumbuhan dirinya sendiri dan “problem children” yang berpotensi

menjadi “star”.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 28 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

Yang menjadi “success sequence” adalah “problem child/question” menjadi “young

star” (mungkin masih cash hog) selanjutnya menjadi “self suporting star” akhirnya menjadi

“cash cow”.

Sebaliknya, yang menjadi “disaster sequences” ada dua yaitu:

a. Ketika posisi “star” mengalami kemunduran sehingga menjadi “problem child” dan

kemudian dengan semakin melambatnya pertumbuhan industri akhirnya masuk ke

kategori “dog”.

b. Ketika “cash cow” kehilangan penguasaan pasar turun ke titik di mana berada pada

kategori “dog” yang mengalami decline.

Kesalahan strategik lainnya yang sering terjadi sehingga perlu dihindari oleh PT

Tigaraksa Satria adalah:

a. Berinvestasi berlebihan pada safe cash cow.

b. Berinvestasi terlalu rendah pada high potential question sehingga daripada

membawanya ke kategori star malah menjatuhkannya pada kategori dogs.

c. Mengalokasikan sumber daya secara merata untuk seluruh question mark daripada

mengkonsentrasikan pada best question mark untuk meningkatkan kesempatannya

menjadi star.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 29 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

4.2.1.6. Kebaikan Dan Kelemahan

Pendekatan Matriks Growth-Share

Matriks portofolio bisnis BCG dapat memberikan kontribusi nyata sebagai alat bagi

penyusun strategi di PT Tigaraksa Satria dalam mengevaluasi daya tarik bisnis perusahaan

terdiversifikasi dan merencanakan strategi dan arah untuk setiap unit bisnis dalam portofolio.

Melihat kelompok SBU yang terdiversifikasi dari segi arus kas masuk dan arus kas keluar (saat

ini dan masa yang akan datang) merupakan langkah yang baik dalam memahami aspek

keuangan strategi perusahaan. Matriks BCG yang berfokuskan pada interaksi keuangan dalam

portofolio PT Tigaraksa Satria, memperlihatkan berbagai pertimbangan keuangan yang

diperlukan dan menjelaskan mengapa prioritas alokasi sumber daya perusahaan berbeda dari

satu bisnis dengan bisnis lainnya. Matriks ini juga memberikan rasionalisasi yang baik untuk

keputusan melaksanakan strategi invest-and-expand maupun divestiture.

Namun, matriks BCG memiliki kekurangan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Matriks dengan empat kuadran berdasarkan klasifikasi tinggi-rendah menyembunyikan

kenyataan bahwa ada bisnis yang berada pada pasar dengan tingkat pertumbuhan

rata-rata dan memiliki pangsa pasar relatif yang menengah (berada di antara tinggi

dan rendah).

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 30 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

b. Adanya penyederhanaan yang dapat menyesatkan dimana setiap SBU diklasifikasikan

dalam satu dari empat kategori. Beberapa penguasa pangsa pasar tidak benar-benar

berada pada kategori star dilihat dari profitabilitasnya. Sebaliknya, dalam beberapa

kasus, bisnis dengan pangsa pasar relatif yang rendah tidak masuk kategori dogs atau

question mark, misalnya perusahaan tersebut memiliki pertumbuhan, profitabilitas, dan

kemampuan kompetitif, bahkan mungkin bila memenangkan persaingan menjadi

penguasa. Tren pada pangsa pasar relatif belum terukur. Hal ini diatasi dengan jalan

memberi tanda pada pada setiap lingkaran pada matriks.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 31 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

Sumber : Strategic Management Concept and Cases

Thomson Jr, Arthur A, and Strickland III, A.J.

Richard D. Irwin, Inc, 1996, hlm. 224

c. Matriks BCG bukan indikator ideal bagi kesempatan investasi relatif antar unit bisnis.

Misalnya berinvestasi pada star tidak selalu lebih menarik daripada berinvestasi pada

lucrative cash cow.

d. Menjadi penguasa pasar dalam industri dengan pertumbuhan lambat bukan berarti

selalu cash cow karena: (1) kebutuhan investasi untuk strategi fortify-and-defend,

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 32 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

dampak dari inflasi dan perkembangan teknologi menyebabkan penggantian fasilitas

dan peralatan yang telah usang, dapat mengakibatkan turunnya arus kas internal, dan

(2) seiring dengan semakin matangnya pasar, tekanan persaingan semakin meningkat

dan selanjutnya timbulnya persaingan hebat dalam volume dan pangsa pasar

mengakibatkan profit margin menurun dan arus kas surplus hilang.

e. Untuk mengukur daya tarik jangka panjang relatif dari kelompok bisnis, penyusun

strategi perusahaan perlu mendalami bukan hanya pertumbuhan industri dan pangsa

pasar relatif.

4.2.2. Strategi Yang Fleksibel

Penerapan strategi tersebut dapat dilakukan secara fleksibel tergantung karakteristik

SBU yang dibawah kendali PT Tigaraksa Satria. Misalnya penerapan strategi agresive invest-

and-expand dapat dilakukan dengan cara:

a. Strategi penerobosan pasar, lini produk diperluas dan frekuensi pasar dikembangkan

apabila:

i. SAP menunjukkan kekuatan pada produk sekarang.

ii. ETOP menunjukkan peluang pasar yang berkesinambungan.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 33 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

iii. Manajemen menunjukkan orientasi risiko relatif kecil antara prestasi yang

dikehendaki dan yang diharapkan.

b. Strategi pengembangan produk dilakukan apabila:

i. SAP menunjukkan kelemahan dalam distribusi atau kekuatan dalam

pengembangan produk. Pengembangan produk bisa berkaitan atau tidak

berkaitan tergantung kepada dana yang tersedia.

ii. ETOP menunjukkan bahwa pasar telah jenuh atau terdapat ancaman terhadap

pasar. Ekspansi (pengembangan produk) dapat dilakukan sendiri (jika keuangan

mencukupi) atau dengan merger (jika keuangan tidak mencukupi).

iii. Manajemen lebih cenderung berorientasi pada risiko lebih kecil.

c. Strategi pengembangan pasar dilakukan apabila:

i. SAP menunjukkan kekuatan yang lebih besar, terutama kekuatan distribusi yang

lebih besar, tetapi kelemahan produksi dalam pengembangan produk.

ii. ETOP menunjukkan peluang yang lebih besar pula.

iii. Manajer lebih cenderung berorientasi pada risiko tinggi.

d. Strategi kombinasi yaitu pengembangan produk dan pasar secara bersamaan dilakukan

apabila:

i. SAP menunjukkan kekuatan yang lebih besar.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 34 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

ii. ETOP menunjukkan peluang yang lebih besar.

iii. Manajer lebih cenderung berorientasi pada risiko tinggi.

e. Strategi kombinasi jangka panjang yaitu strategi kombinasi secara bertahap dilakukan

apabila:

i. SAP menunjukkan kekuatan yang lebih besar.

ii. ETOP menunjukkan peluang yang lebih besar.

iii. Manajer lebih cenderung berorientasi pada risiko lebih kecil.

4.2.3. Strategi Internasional

Selain strategi yang berfokus pada dalam negeri, PT Tigaraksa Satria dapat meluaskan

layanan distribusi dan pemasarannya ke luar negeri. Hal ini dimungkinkan oleh lingkungan

Tigaraksa Grup yang menaungi PT Tigaraksa Satria yang telah memiliki akses jaringan

internasional. Oleh karena itu, strategi internasional menjadi penting, khususnya di era

globalisasi seperti pada saat ini. Bila PT Tigaraksa Satria memutuskan untuk bersaing secara

internasional maka ada beberapa perbedaan dalam bersaing secara internasional dibandingkan

dengan bersaing secara nasional. Hal inilah yang perlu diperhatikan:

a. Adanya faktor yang berada di setiap negara.

b. Adanya situasi yang berlainan di pasar luar negeri.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 35 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

c. Adanya peran yang berbeda dari pemerintah negara lain.

d. Perbedaan dalam tujuan, sumber daya dan kemampuan untuk mengamati perubahan-

perubahan pesaing asing.

Perumusan strategi tingkat internasional harus mampu mengatasi beberapa kekuatan

yang potensial dan bertentangan satu sama lain. Serangkaian kekuatan mendorong para

manajer mengembangkan strategi-strategi tersendiri unttuk masing-masing negara yang

dimasuki oleh PT Tigaraksa Satria. Strategi ini dikenal dengan sebutan Strategi Multidomestik.

Disamping itu, serangkaian kekuatan akan mendorong PT Tigaraksa Satria untuk

mengembangkan suatu strategi terpadu yang akan diterapkan di semua negara yang

dimasukinya, sehingga memerlukan Strategi Global. Dengan demikian, apabila PT Tigaraksa

Satria hendak masuk ke persaingan internasional, PT Tigaraksa Satria perlu mengkombinasikan

unsur-unsur strategi multidomestik dan unsur-unsur strategi global.

4.2.4. Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan

Sebelum menerapkan suatu strategi tertentu sebaiknya perlu dipertimbangkan beberapa

faktor sebagai berikut:

a. Konsistensi sasaran. Apakah strategi tersebut konsisten dengan misi, sasaran dan

tujuan PT Tigaraksa Satria? Apakah strategi tersebut konsisten satu sama lain?

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 36 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

b. Relevansi strategi. Apakah strategi tersebut secara tepat mengenai persoalan-

persoalan dasar yang diidentifikasi?

c. Kapabilitas organisasi. Apakah PT Tigaraksa Satria sebagai suatu organisasi

mempunyai kapabilitas finansial, personalia dan teknis yang dibutuhkan untuk

melaksanakan strategi tersebut?

d. Kelayakan politis. Apakah strategi tersebut menemui hambatan yang berlebihan dari

pejabat utama perusahaan seperti direksi dan manajemen atau kelompok kepentingan

lainnya di dalam PT Tigaraksa Satria?

Setelah suatu strategi diterapkan perlu dipertimbangkan melakukan pengendalian

strategi untuk memastikan bahwa kebijakan dan rencana-rencana telah ditaati dan agar

keputusan yang diambil konsisten dengan strategi. Sistem pengendalian strategi menjadi

penting untuk menjamin efisiensi dan efektivitas penerapan strategi tersebut. Hal ini dilakukan

dengan melaksanakan evaluasi yakni membandingkan apakah hasil yang dicapai sesuai dengan

standar ukuran yang telah digariskan atau tujuan PT Tigaraksa Satria. Kinerja yang baik

diberikan penghargaan sebagai alat motivasi. Apabila terjadi penyimpangan yang merugikan

maka segera diambil tindakan-tindakan yang diperlukan. Tindakan ini bukan sekedar melakukan

koreksi, akan tetapi juga mencegah agar jangan sampai penyimpangan tersebut terulang

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 37 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

kembali. Selanjutnya, memanfaatkan kembali umpan balik sebagai suatu masukan untuk

perencanaan strategi yang baru.

5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Strategi yang telah diterapkan oleh PT Tigaraksa Satria adalah mencakup strategi

tingkat bisnis, tingkat fungsional, tingkat perusahaan dan strategi

pertumbuhan/perluasan usaha.

b. Strategi PT Tigaraksa Satria saat ini telah memadai sesuai dengan lingkungan yang

dihadapi baik lingkungan eksternal maupun internal sebagaimana telah dituangkan

dalam profil keunggulan perusahaan (SAP) maupun profil peluang dan ancaman

lingkungan (ETOP).

c. Eksekutif PT Tigaraksa Satria harus mampu mengembangkan SAP dan menyesuaikan

dengan ETOP dengan mengkaji secara terus menerus seberapa jauh kemampuan dan

kelemahan yang dimiliki PT Tigaraksa Satria baik pada masa sekarang maupun masa

akan datang dan seberapa jauh peluang dan ancaman lingkungan masa sekarang

maupun masa akan datang.

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 38 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

Sehubungan dengan banyaknya alternatif pilihan strategi yang dapat digunakan oleh PT

Tigaraksa Satria maka dibuat saran sebagai berikut:

a. PT Tigaraksa Satria dapat menerapkan Boston Consultan Group Portfolio Strategy

dengan cara yang fleksibel sesuai dengan kondisi yang dihadapi masing-masing SBU.

b. PT Tigaraksa Satria dapat menerapkan strategi tingkat internasional dengan

mengkombinasikan strategi multidomestik dan strategi global apabila PT Tigaraksa

Satria memutuskan untuk masuk di persaingan internasional di era glabalisasi saat ini.

c. PT Tigaraksa Satria perlu memperhatikan faktor-faktor konsistensi sasaran, relevansi

strategi, kapabilitas organisasi dan kelayakan politis dari suatu strategi yang terpilih

sebelum strategi tersebut benar-benar diimplementasikan.

d. PT Tigaraksa Satria perlu menerapkan sistem pengendalian strategi yang secara terus-

menerus memantau pelaksanaan strategi perusahaan dan bila ada penyimpangan

segera diambil tindakan koreksi dan dibuat kebijakan pencegahannya.

    

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 39 -


Kasus Manajemen Strategi PT Tigaraksa Satria
Dosen Pembina: Bapak Prof. Dr. H. Surachman, SE.

LAMPIRAN
Kasus PT Tigaraksa Satria

Sylvia Fettry E.M. - L2E04001 - 40 -

Anda mungkin juga menyukai