Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANALISIS

Konsep Corporate Gavernance


PT Astra Agro Lestari Tbk

Kelompok A :
1. Regita Galuh Prameswari (A0A022018)
2. Dimas Adittiya Pratama (A0A022028)
3. Ammosh Septo Yudhistira (A0A022035)
4. Aiko Akmal Zakaria (A0A022036)
5. Annisa Solikhatu R.D (A0A022048)
6. Rhodiatul Adawiyah (A0A022049)

PROGRAM STUDI D3 AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang karena berkah, rahmat serta
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Agribisnis. Kami berharap, dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca serta kita dapat menyadari betapa pentingnya
mempelajari mata kuliah manajemen agribisnis . Selain itu, peran kami sebagai mahasiswa
untuk dapat mengetahui dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan kami berterima
kasih kepada Ibu Malinda Aptika Rachmah, S.P., M.Sc. selaku dosen Mata Kuliah
Manajemen Agribisnis yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Semoga makalah ini
dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca, dan dapat berguna di masa yang akan datang.
BAB I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
PT Astra Agro Lestari Tbk atau Astra Agro (“Perseroan”) berdiri pada tahun 1988 yang
bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit serta menjalankan berbagai kegiatan usaha
lainnya. Perseroan telah menjadi perusahaan publik dengan tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 1997. Perseroan merupakan anak perusahaan dari PT Astra International
Tbk (“Astra”), salah satu grup usaha terbesar dan terkemuka di Indonesia. Hingga saat ini
Astra memiliki 79,68% saham Perseroan dengan 20,32% saham dimiliki oleh Publik
Perseroan juga mengembangkan bidang usaha ke industri hilir sawit dengan mendirikan
pabrik pengolahan minyak sawit melalui anak perusahaan PT Tanjung Sarana Lestari (TSL)
pada tahun 2014 yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Barat. Perseroan juga mendirikan
pengolahan minyak inti sawit (PKO) melalui anak perusahaan PT Tanjung Bina Lestari pada
tahun 2017 yang berlokasi di Sulawesi Barat. Selain itu, Perseroan memiliki kantor
pemasaran di Singapura dengan nama Astra-KLK Pte. Ltd yang merupakan ventura bersama
antara Perseroan dengan Kuala Lumpur Kepong Plantation Holdings Sdn, Bhd.

Astra Agro terus melakukan inovasi dengan membangun pabrik pencampuran pupuk
NPK. Pengoperasian pabrik pencampuran pupuk NPK Perseroan dijalankan melalui anak
perusahaan PT Cipta Agro Nusantara pada tahun 2016 yang berlokasi di Sulawesi Tengah dan
anak perusahaan PT Bhadra Cemerlang pada tahun 2017 yang berlokasi di Kalimantan
Tengah. Selain itu, Perseroan juga mengembangkan produk minyak sawit olahan dalam
bentuk olein, stearin, dan PFAD ini untuk memenuhi permintaan pasar ekspor antara lain dari
Tiongkok dan Filipina. Mulai tahun 2016, Perseroan juga telah mengoperasikan blending
plant atau pabrik pencampuran pupuk di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.

Pendirian PT Astra Agro Lestari Tbk untuk menjadi perusahaan yang terus maju, mandiri,
dan menginspirasi membuahkan hasil. PT Astra Agro Lestari Tbk kembali membuktikan
posisinya sebagai perusahaan terbaik di sektor pertanian. Astra Agro mendapat apresiasi
tertinggi oleh Economic Review yang bekerja sama dengan Assosiasi Lean Manajemen
Indonesia, IPMI International Business School, PQI Consultant, Indonesia-Asia Institute di
Indonesia Good Corporate Governance (GCG) Award-V-2019 (IGCGA-V-2019) pada selasa,
26 November 2019. Dengan tema “Consistency of GCG Implementation for Sustainable
Growth & Leading in Global Competition”, Astra Agro dinilai berhasil mempraktikkan GCG
dengan baik dalam mengelola bisnisnya. Rudy Lim, Senior Vice President of Investor Rela-
tions di Astra Agro mengungkapkan penghargaan ini merupakan refleksi dari kinerja tata
kelola perusahaan pada tahun 2018. Astra Agro telah menerapkan kebijakan keberlanjutan se-
jak tahun 2015, untuk memastikan tata kelola bisnis perusahaan berjalan sesuai dengan
prinsip yang berkelanjutan.
BAB II
Pembahasan

1. Transparansi (Transparency)
Keterbukaan sebuah perusahaan untuk mengambil keputusan dan memberi informasi
yang materiil dan relevan terhadap khalayak umum. Lewat kebijakan transparansi akan
semakin membuka opini dan persepsi bahwa tidak ada praktik-praktik lain (tidak sesuai) yang
disembunyikan oleh pemegang saham maupun pemangku kepentingan.

Sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di Indonesia, AAL (Astra Agro
Lestari) saat ini mengoperasikan 43 anak perusahaan hulu, yang terdiri dari empat puluh tiga
(43) perkebunan dan tiga puluh satu (31) pabrik Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, serta
hilir fasilitas yang diwakili oleh 3 (tiga) kilang. Perusahaan memiliki lebih dari 34.000
karyawan dan sumber daya sekitar 50% tandan buah segar (TBS) dari sekitar 64.000 petani.
Untuk mencapai bisnis yang berkelanjutan, Astra Agro meluncurkannya Kebijakan
Keberlanjutan pada September 2015, yang menjadi pedoman operasional perusahaan. Untuk
memastikan Keberlanjutannya Kebijakan berjalan efektif di lapangan, Astra Agro telah
menetapkan Rencana Aksi 3 Tahun 2018-2020 yang memiliki periode pelaksanaannya telah
selesai. Rencana Aksi dirancang untuk mengkaji tentang kesenjangan dari semua aspek
keberlanjutan oleh menyusun, menggali, menilai pendapat, pengalaman, dan perspektif dari
departemen/aspek terkait serta ekspektasi dari pemangku kepentingan utama untuk mencapai
gap analisis yang rasional dan logis sesuai target. Namun, menyadari bahwa pelaksanaan di
lapangan belum sempurna salah satunya karena dampak Covid-19 membuat beberapa
kegiatan tertunda untuk mencapai target dan ternyata masih banyak tantangan yang
teridentifikasi selama ini. Oleh karena itu, AAL menggandeng independen ketiga atau
daemeter sebagai konsultan terkait evaluasi Rencana Aksi 3 Tahun dan ternyata
menghadirkan Rencana Aksi 5 Tahun (2021-2025). Di dalam rencana aksi tersebut, AAL
menegaskan komitmen untuk konsisten melakukan konservasi hutan dan gambut. Tidak
melakukan deforestasi, pembakaran hutan dan tindakan-tindakan yang merusak lingkungan.
Strategi penurunan emisi green house gas (GHG) sesuai komitmen nasional juga terus
dilanjutkan. Selain itu, Astra Agro berkomitmen menegakkan hak asasi manusia, tenaga kerja
dan masyarakat untuk mendukung program keberlanjutan di seluruh anak perusahaan dan
basis pemasoknya. Dalam operasi perusahaan Astra Agro juga menggandeng seluruh
stakeholder (pemangku kebijakan) termasuk masyarakat petani dalam jaringan rantai pasok
perusahaan untuk terus meningkatkan kepedulian dan bersama-sama menerapkan prinsip-
prinsip sustainability.

2. Akuntabilitas (Accountability)
Suatu kebijakan yang membahas kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

Di PT Astra Agro Lestari setiap pegawai akan diarahkan mengikuti pelatihan


pengembangan diri dengan secara langsung berada di 8 provinsi yang terdapat area
perkebunan Astra untuk hidup berdampingan dengan penduduk lokal dan alam sebagai
pengalaman yang berharga. PT Astra Agro juga memiliki struktur dan wewenang di dalam
organisasi yang telah dibentuk. Bertujuan untuk memudahkan pemimpin mengawasi
bawahannya serta mencapai tujuan sesuai visi perusahan “Menjadi Perusahaan agribisnis
yang paling produktif dan inovatif di dunia” dan misi perusahaan “Menjadi panutan dan
berkontribusi untuk pembangunan dan kesejahteraan bangsa”. Perusahaan
menggunakan struktur organisasi bagian dewan komisaris yang berwenang untuk melakukan
pengawasan atas kebijakan manajemen perseroan oleh direksi dan memberi nasihat atau
masukan terkait pengelolaan perseroan. Dengan hal ini, dapat menimbulkan umpan balik
secara langsung apabila ada hal yang perlu didiskusikan sehingga diskusi yang dilakukan
dapat efektif dan efisien terhadap waktu. Dewan komisaris juga bertanggung jawab terhadap
evaluasi tata kelola perusahaan dan pelaksanaan kepengurusan perseroan.

3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Responsibility yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Perusahaan telah melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Korporasi (Corporate Social


Repsonsibility / CSR) jauh sebelum istilah CSR menjadi populer di Indonesia. Sejarah
Perusahaan mencatat keterlibatan Perusahaan dalam program Perkebunan Inti – Rakyat (PIR)
yang digelar pemerintah sebagai pendukung program transmigrasi dalam upaya mewujudkan
pemerataan pembangunan di Indonesia pada era 80 – 90an. Program ini pula yang menjadi
tonggak awal berkembangnya Perusahaan menjadi salah satu produsen minyak sawit besar di
Indonesia saat ini.
Stakeholders merupakan individu ataupun sekelompok manusia baik yang secara
keseluruhan maupun secara parsial memiliki hubungan serta kepentingan terhadap
perusahaanIndividu, kelompok, maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai
stakeholders jika memiliki karakteristik seperti mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan
kepentingan terhadap perusahaan (Budimanta, Dkk, 2008). Dalam hal ini peran stakeholders
dikaitkan dalam peran yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat yang akan
mendukung perusahaan untuk mengikuti peraturan dan terselenggaranya tanggungjawab
sosial sebagai etika bisnis, sehingga akan benar-benar bertanggung jawab bahkan lebih dari
yang telah diharapkanJika diibaratkan dalam kehidupan masyarakat.

Carroll berpendapat bahwa CSR mencakup empat kategori tanggung jawab sosial:
ekonomi, hukum, etika, dan filantropis. Tanggung jawab ekonomi mencerminkan keyakinan
bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan
dan diinginkan konsumen secara menguntungkan. Tanggung jawab hukum menunjukkan
bahwa perusahaan diharapkan untuk mengejar tanggung jawab ekonomi dalam batas-batas
hukum tertulis. Tanggung jawab etis dan filantropis mencakup tanggung jawab yang lebih
umum untuk melakukan apa yang benar dan menghindari resiko sosial. Keempat kategori
tanggung jawab sosial perusahaan versi Carroll tersebut, digambarkan sebagai sebuah
piramida, di mana tanggung jawab ekonomi adalah fondasi dari semua tanggung jawab lain
yang terkait dan saling bersinergi.

PT. Letawa merupakan anak perusahaan dari PT Astra Agro Lestari yang memiliki
bidang usaha sebagai produsen minyak kelapa sawit di Sulawesi Barat sejak tahun 1995.
Perusahaan melaksanakan CSR dengan mengacu pada kebijakan grup Astra yang
memprioritaskan empat bidang, yaitu: Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan Lingkungan.
Definisi CSR PT Letawa merupakan suatu komitmen usaha perusahaan yang didesain untuk
membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya atau memecahkan permasalahan yang
dihadapinya dengan menggerakan inisiatif dan potensi masyarakat itu sendiri dengan tujuan
kemandirian dan tidak tergantung pada pihak lain. CSR PT Letawa dilakukan dengan
berdasarkan pada amanah Undang-Undang no. 40 tahun 2007 pasal 74 Bab V tentang
Perseroan Terbatas, serta untuk mencapai kepercayaan (trust building) antara masyarakat dan
perusahaan PT Letawa pada tahun 2015 mengambil bagian dalam pengharagaan program
PROPER pada peringkat PROPER Hijau. Peringkat Hijau dalam PROPER merupakan
pengakuan dari Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya bahwa perusahaan telah
melaksanakan tata kelola lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan di dalam Undang-
Undang atau peraturan laiinnya. Di Indonesia CSR diatur dalam UU No40 Pasal 74 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT) Pada ayat 1 UUPT tersebut menyatakan bahwa
perseroan menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Atas dasar tersebut PT
Letawa melaksanakan CSR dengan memprioritaskan empat bidang yang didasari melalui
visinya "Kemandirian Masyarakat dan Tidak Bergantung Pada Pihak Lain", beberapa
program CSR yang diimplementasikan pada daerah ring I sampai III. yaitu

1. Pendidikan

Bidang pendidikan dilakukan dengan mendirikan dan mengelola sekolah di dalam kebun
yang menampung siswa dari kalangan karyawan maupun masyarakat sekitar. Sampai pada
tahun 2015 perusahaan telah membangun dan mengelola 2 sekolah swasta SD dan SMP.
Selain sekolah formal yang didirikan perusahaan juga memiliki Tempat Pengasuhan Anak
TPA yang dikhususkan untuk mengasuh anak- anak usia pra sekolah, khususnya anak
karyawan PT.letawa. Perusahaan juga memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah negeri di
bawah naungan pemerintah dan swasta yang berada di luar kebun.

2. Kesehatan

Bidang kesehatan yang dilakukan perusahaan merupakan kegiatan yang didasari dari
program pemerintah yaitu melanjutkan pelaksanaan program revitalisasi Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu)dengan titik layanan Posyandu yang berada di dalam perkebunan maupun
Posyandu di desa-desa sekitar perkebunan.

3. Ekonomi

Bidang ekonomi diwujudkan melalui kesempatan kerja pemberian modal usaha,


pembinaan usaha, dan pendampingan. Kegiatan dalam bidang ekonomi yang dilakukan oleh
perusahaan merupakan pola kemitraan dengan membeli berbagai kebutuhan perusahaan dari
masyarakat selaku pemasok lokal. Beberapa pola kemitraan yang dilalakukan, seperti
pelaksanaan pembangunan perkebunan dengan menggunakan perkebunan perusahaan sebagai
inti yang membantu dan mendampingi perkebunan milik rakyat, bantuan kemitraan ini
berupa pinjaman bibit, pinjaman pupuk dan pestisida, pinjaman modal kerja, penyuluhan dan
bimbingan teknis. Pola kemitraan melalui kredit koperasi, dimana perusahaan memberikan
fasilitas kredit pada koperasi untuk para anggotanya. Pola kemitraan selanjutnya dilakukan
melalui swadaya, di mana masyarakat secara swadaya membangun kebun miliknya sendiri
kemudian hasilnya dipasok ke industri pengolahan hasil perkebunan milik perusahaan,
bantuan yang diberikan dalam kemitraan ini berupa, pinjaman pupuk dan pestisida pinjaman
modal kerja, dan penyuluhan dan bimbingan teknis

4. Lingkungan

Bidang lingkungan dilakukan melalui perencanaan tata ruang untuk area konservasi
pengembangan perangkat infrastruktur, pengelolaan spesies dan habitat serta pendidikan
konservasi dan partisipasi masyarakat sekitar. Perusahaan juga melakukan kemitraan dalam
konservasi satwa terancam punah restorasi ekosistem untuk memperbaiki dan
mengembalikan fungsi-fungsi ekologis, penyelamatan spesies tumbuhan yang terancam
punah serta melaksanakan mitigasi gas rumah kaca. Dalam mengembangkan
keanekaragaman hayati, ada lima tahap yang dikembangkan oleh perusahaan, yaitu: 1)
identifikasi status keanekaragaman hayati. 2) perencanaan tata ruang untuk area konservasi.
3) pengembangan perangkat dan infrastruktur. 4) pengelolaan spesies dan habitat, serta 5)
pendidikan konservasi dan partisipasi masyarakat sekitar. Dalam bidang lingkungan,
perusahaan juga menerapkan kebijakan pelarangan pembakaran dalam operasional
perkebunan, misalnya untuk keperluan penyiapan lahan (zero burning) sebagai upaya
mengurangi emisi.

4. Kewajaran (Fairness)
Fairnessyaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Stakeholders yang
timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku.

AAL menyediakan fasilitas lengkap untuk memenuhi kebutuhan 35.000 karyawannya


dan menjalin hubungan kuat dengan masyarakat setempat, senantiasa berupaya untuk
menjunjung tinggi filosofi Grup Astra menjadi aset yang berharga bagi Republik Indonesia.
AAL membina kerja sama strategis dengan sekitar 54.000 petani kelapa sawit setempat yang
menjual hasil tanaman mereka kepada kami, sementara kami memberi pelatihan tentang cara
meningkatkan produksi dan menjalankan praktik-praktik yang berkelanjutan.ÂÂ Kami juga
menyediakan program pendidikan dan kesehatan bagi komunitas kami.

Program ekonomi berbasis kemitraan sawit memberikan kepastian usaha bagi petani sawit
melalui kerjasama dalam pembenihan, proses budidaya hingga proses pemasaran. Program
ini juga mampu menjangkau dan merangkul setidaknya ±53.000 petani dalam rantai pasok,
dan secara signifikan telah menggerakkan pertumbuhan ekonomi di lebih dari 300 desa.
Program ekonomi berbasis kearifan lokal dan program peningkatan ekonomi berbasis potensi
wilayah berfokus pada industri kecil atau industri rumahan dan kelompok tani atau kelompok
usaha non sawit. Kedua progam ini menyediakan pelatihan, pendampingan, penguatan
kelembagaan, bantuan prasarana, hingga bantuan modal usaha dan pengembangan aktivitas
kewirausahaan sesuai dengan kebutuhan serta potensi wilayah dan kearifan lokal yang ada.
Sampai saat ini kedua program mampu menggerakan lebih dari 150 UMKM yang tersebar di
8 provinsi di Indonesia. Melalui program-program tersebut diharapkan dapat membangun
kemandirian ekonomi masyarakat dan mewujudkan Desa Sejahtera Astra di sekitar kawasan
operasional Perseroan.

5. Kemandirian (Independecy)
Indepensecy yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang se-
hat.

Semenjak PT Astra Agro Lestari Tbk menjadi perusahaan publik di Indonesia pada tahun
1997, GCG telah menjadi salah satu elemen penting bagi Perseroan di dalam memperta-
hankan keberlanjutan pertumbuhan dan juga menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit
Nasional. Perseroan memiliki komitmen untuk terlibat dalam pertumbuhan Indonesia dengan
berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan menjadi contoh bagi
perusahaan lain dalam hal implementasi GCG.

AAL dan anak perusahaannya beroperasi sesuai dengan izin hukum dan undang-
undang yang berlaku di Indonesia untuk menjalankan bisnis dan beroperasi pada tingkat
perusahaan. Tidak ada perusahaan AAL yang terlibat dalam akuisisi bahan ilegal ataupun
pelanggaran hak asasi manusia. Sejak 2015, AAL meresmikan prinsip NDPE yaitu No
Deforestation,No peat Development, and Respecting Human Right.
BAB III
Kesimpulan

PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) merupakan perusahaan perseroan yang bekerja di
sektor pertanian bagian industri sawit. Berdiri sejak tahun 1988, PT Astra Agro Lestari telah
mengoperasikan 43 anak perusahaan hulu, yang terdiri dari empat puluh tiga (43) perkebunan
dan tiga puluh satu (31) pabrik Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, serta hilir fasilitas yang
diwakili oleh 3 (tiga) kilang. Perusahaan memiliki lebih dari 34.000 karyawan dan sumber
daya sekitar 50% tandan buah segar (TBS) dari sekitar 64.000 petani. PT Astra Agro Lestari
Tbk kembali membuktikan posisinya sebagai perusahaan terbaik di sektor pertanian. Pada
tahun 2019, PT Astra Agro Lestari Tbk mendapat apresiasi tertinggi oleh Economic Review,
Astra Agro dinilai berhasil mempraktikkan GCG (Good Corporate Governance) dengan baik
dalam mengelola bisnisnya. Terdapat 5 pilar GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,
responsibility, independency, dan fairness yang sudah terpenuhi dengan baik oleh PT Astra
Agro Lestari Tbk melalui struktur, program, dan rancangan perusahaan. Penghargaan ini
merupakan refleksi dari kinerja tata kelola perusahaan pada tahun 2018. Astra Agro telah
menerapkan kebijakan keberlanjutan sejak tahun 2015, untuk memastikan tata kelola bisnis
perusahaan berjalan sesuai dengan prinsip yang berkelanjutan.
Daftar Pustaka
“Kebijakan Keberlanjutan.” astra-agro.co.id, https://www.astra-agro.co.id/kebijakan-
keberlanjutan/. Diakses 3 Mei 2023.
Jajuli, Ambar. “Analisis PT. Astra Agro Lestari.” Studocu.com, 3 Mei 2023,
https://www.studocu.com/id/document/universitas-singaperbangsa-karawang/
manajement/analisis-pt-astra-agro-lestari/10371710.
Adhyguna, Mochammad Hakim. “Program CSR PT Astra Agro Lestari.” id.scribd.com, 3
Mei 2023, https://id.scribd.com/doc/313408333/Program-CSR-PT-Astra-Agro-
Lestari.
“Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.” astra-agro.co.id,
https://www.astra-agro.co.id/tanggung-jawab-sosial/. Diakses 3 Mei 2023.
“Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.” astra-agro.co.id,
https://www.astra-agro.co.id/pemberdayaan-ekonomi-masyarakat/. Diakses 3 Mei
2023.
“Keberlanjutan.” astra-agro.co.id, https://www.astra-agro.co.id/sustainability-id/. Diakses 3
Mei 2023.

Anda mungkin juga menyukai