Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL KEGIATAN

MAGANG
DIAJUKAN KEPADA
PT. Sari Husada Jl. Raya Jogja-Solo km 19, Kemudo, Prambanan Klaten,
Klaten, Jawa Tengah

PROSES PRODUKSI OLAHAN SUSU DI PT. SARI HUSADA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
kemurahanNya proposal ini dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan.Proposal ini
dibuat dalam rangka untuk memenuhi penilaian mata kuliah Magang. Dalam proses
pembuatan proposal ini tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan
saran, untuk itu rasa terima kasih penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan, maka
dari itu kami bersedia untuk menerima kritik dan saran yang membangun.Demikian
proposal ini kami buat, semoga bermanfaat.

Surakarta, November 2014

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu aplikasi mempermudah kesejahteraan yang
diinginkan dalam masyarakat lingkup besar maupun kecil atau perorangan.Suatu
motor penggerak roda kesejahteraan yang menjadi hak masyarakat terdapat pada
pendidikan yang telah dilalui. Kegiatan pendidikan yang sering dilakukan, yaitu
belajar.Pembelajaran yang membutuhkan rutinitas membuat kegiatan belajar
menjadi efektif.Perlu mengetahui tentang segala aspek pendidikan yang berupa
teori dan praktek.Pengertian dalam perkembangan opini, teknologi, modifikasi,
tingkat kesejahteraan, dan seterusnya diketahui melalui teori.Keadaan langsung
yang mempengaruhi suatu siklus perkembangan yang terjadi dapat diketahui
melalui praktek. Adanya pembelajaran dengan menerapakan teori dan praktek
biasa disebut belajar yang baik (Good learn). Pendidikan umumnya dibagi
menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian
perguruan tinggi, universitas atau magang.
Magang merupakan bagian dari pelatihan kerja, biasanya magang dilakukan
oleh mahasiswa tingkat akhir sebagai salah satu syarat utama untuk
menyelesaikan proses pendidikan.Dalam kegiatan magang, kita memiliki
kesempatan untuk mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari di bangku
kuliah dan mempelajari detail tentang seluk beluk standar kerja yang
profesional. Mahasiswa juga dapat menambah wawasan mengenai dunia industri
dan meningkatkan keterampilan serta keahlian praktek kerja.Kegiatan ini sesuai
dengankurikulum program Diploma III, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret (UNS)Surakarta, bahwa pada semester enam, setiap mahasiswa diwajibkan
melaksanakan kegiatan magang yang mempunyai bobot 2 sks.
Sesuai dengan tuntutan dari kurikulum pendidikan Diploma III Teknologi
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta, maka
untuk kegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan di industri yang bergerak di
bidang pengolahan produkhasil pertanian. Salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan susu adalah PT. Sari Husada, Klaten. Perusahaan ini
merupakan contoh perusahaan yang memproduksi berbagai macam olahan susu.
Produk menarik perhatian masyarakat hingga produksinya tetap berjalan sampai
sekarang, yaitu SGM, Lactamil, dan Vitalac.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah :
a. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
b. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja praktis
sehingga secara langsung dapat memecahkan permasalahan yang ada
dalam kegiatan di bidang pengolahan hasil pertanian.
c. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori
yang diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di
lapangan.
d. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori
dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa
untuk terjun ke masyarakat.
e. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi,
pemerintah, dan perusahaan.
2. Tujuan khusus magang ini :
a. Mengetahui proses produksi olahan susudi PT. Sari Husada.
b. Mengetahui jenis mesin, spesifikasi mesin dan mekanisme kerja mesin
secara umum yang digunakan di PT. Sari Husada.
c. Mengetahui proses sanitasi industri yang dilakukan oleh perusahaan
terkait dengan produksi berbagai olahan susu di PT. Sari Husada.
d. Mengetahui perkembangan pasar yang dituju untuk hasil produk jadi.
C. Manfaat Magang
Manfaat dari pelaksanaan magang di PT. Sari Husada ini adalah :
1. Memperoleh gambaran tentang perusahaan dari segi proses produksi,
manajemen, pemasaran, sanitasi, dan penanganan limbah.
2. Memperolaeh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan
sebagai bekal bagi mahasiswa ketika masuk dalam dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Perusahaan
PT. Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis
produk bernutrisi untuk ibu dan anak-anak indonesia dengan harga yang
terjangkau dan standar internasional. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1954
dengan nama NV Saridele, sebagai perwujudan program kecukupn protein
nasional yang diselenggarakan Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan
perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sari Husada mengembangkan dan memproduksi susu anak SGM, yang
hingga kini dikenal dan banyak digunakan masyarakat luas. Pada tahun 1968,
perusahaan ini diakusisi PT. Kimia Farma, sebuah Badan Usaha Millik Negara
(BUMN). Pada tahun 1972, seiring dengan dibelinya sebagian sahamnya oleh PT.
Tiga Raksa, nama NV Saridele diubah menjadi PT. Sari Husada.
Pada Tahun 1983, perusahaan ini pun masuk bursa dan saham-
sahamnyadiperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1992, sebagian
saham Sari Husada dimiliki PT. Tiga Raksa. Untuk memperkuat kedudukan
dalam peta persainga global ada tahun 1998 Sari Husada beraliansi dengan
Nutricia International, BV (Royal Numico). Pada tahun 2006, agar lebih fokus
dalam pengembangan usahanya, perusahaan mengajukan perubahan status dari
perusahaan publik menjadi perusahaan privat.
Kemudian di tahun 2007, Danone Group mengakusisi Royal Numico.
Hingga dewasa ini, dengan pengalaman panjang di dalam menyediakan produk-
produk bergizi tinggi., berstandar mutu internasional dan dengan harga terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat, sari husada telah membuktikan dirinya sebgai
asset nasional yang sangat penting dan perlu diperhitungkan. Pada saat ini, PT
Sari Husada dilakukan di kawasan Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah
(Anonima, 2014).
B. Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai ini adalah prinsip-prinsip dasar dan ideal yang Perusahaan berusaha
untuk capai. Tidaklah mudah untuk hidup dan bekerja dengan segala keterbatasan
serta berbagai kontradiksi yang mungkin timbul dari kegiatan bisnis. Namun kami
tetap harus meyakini nilai-nilai itu. Hal itu memberi jalan tentang bagaimana kami
bertindak setiap hari, cara kami bekerja dan berkembang bersama bisnis kami,
bagaimana kami menjaga kualitas jaringan kerja, serta bagaimana kami merekrut
karyawan. Ada empat nilai inti yang terwujud dalam dasar tingkah laku yang
memungkinkan kami mewujudkannya dalam pekerjaan kami, yang dikenal
dengan 'HOPE' atau:
HUMANISM – OPENNESS - PROXIMITY – ENTHUSIASM
1. HUMANISM (Kemanusiaan): "Perhatian terhadap para individu, baik
pelanggan, rekan-rekan kerja maupun masyarakat sekitar adalah inti dari
berbagai keputusan kami." Yang berarti: Berbagi, Bertanggung jawab, Hormat
terhadap orang lain.
2. OPENNESS (Keterbukaan): "Keanekaragaman adalah sumber kekayaan dan
perubahan, suatu kesempatan yang terus ada." Yang berarti: Keingintahuan,
Ketangkasan, Dialog.
3. PROXIMITY (Kedekatan): "Menjadi lebih dekat berarti adanya pengertian
yang lebih besar. Dan pengertian itu sendiri adalah suatu bentuk penyesuaian."
Yang berarti: Aksesibilitas, Kredibilitas, Empati.
4. ENTHUSIASM (Antusiasme): "Tidak ada batas. Yang ada hanyalah rintangan
yang harus diatasi." Yang berarti: Keberanian, Penuh semangat, Haus
tantangan.
Keempat nilai-nilai inti di atas terwujud dalam dasar tingkah laku yang
memungkinkan kami mewujudkannya dalam pekerjaan kami (Anonimb, 2014).
C. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
Komitmen Sari Husada pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance) diwujudkan dalam penerapan nilai-nilai budaya Perseroan
pada setiap tingkat operasional. Kebijakan-kebijakan yang mendukung
pengelolaan Perseroan secara lebih profesional dan bertanggung-jawab
dikembangkan Sari Husada dengan memastikan kepatuhan sepenuhnya terhadap
ketentuan hukum dan etika kerja yang berlaku dengan lebih baik.
Sari Husada memiliki tiga kode etik, yaitu:
1. Kode Etik Perilaku Sari Husada, yang berisi komitmen kuat Sari Husada akan
kepercayaan, transparansi, kerjasama, tata kelola penyelenggaraan usaha,
ketaatan dengan peraturan perundang-undangan, keterlibatan para stakeholder,
keamanan makanan dan kepentingan konsumen, informasi produk dan
pemasaran, bioteknologi, perlingkungan lingkungan, ketenagakerjaan, hak asasi
manusia, kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, integritas usaha,
kebijaksanaan pelaksanaan usaha, keterlibatan politik, persaingan secara jujur,
dan rantai pasokan. Sari Husada juga mempromosikan secara aktif Kode Etik
Perilaku dengan seluruh mitra usaha, para kontraktor, para pemasok, dan para
klien.
2. Kebijakan Kewaspadaan Karyawan, untuk membantu para karyawan menjaga
dan melestarikan etika kerja dengan melaporkan kepada manajemen mengenai
setiap pelanggaran atau kecurigaan pelanggaran atas hukum atau kebijakan dan
peraturan perusahaan, yang khususnya berhubungan dengan pelanggaran
pidana; pelanggaran kode etik; bahaya terhadap kesehatan umum, keselamatan
kerja dan lingkungan; pemberian keterangan palsu; menahan, memusnahkan
atau memanipulasi secara sengaja informasi terkait dengan pelanggaran;
pembukuan, pengendalian pembukuan internal atau tata cara audit yang layak
dipertanyakan.
3. Kebijakan Penyelenggaraan Usaha, yang menjelaskan prinsip-prinsip dalam
menjalankan usaha, terkait dengan benturan kepentingan, suap dan pembayaran
yang tidak lazim, serta undang-undang mengenai fiskal, perdagangan dan anti-
pencucian uang.
Transparansi: Transparansi adalah prinsip dasar kebijakan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/ CSR) dari Sari Husada.
Hal ini berarti Sari Husada selalu berupaya transparan dalam melakukan
usahanya dan mendukung dialog terbuka dengan seluruh stakeholder. Sari
Husada berupaya memberikan informasi secara lengkap dan tepat waktu
berkaitan dengan kebijakan perusahaan, kegiatan, dan produk, dengan
mengutamakan pendekatan proaktif.
Tata Kelola Penyelenggaran Usaha: Sari Husada memiliki komitmen tinggi
untuk menjalankan usaha secara terbuka dan trasparan berkaitan dengan
penyusunan laporan keuangan internal, sistem pengendalian, dan proses
pengambilan keputusan. Karena itulah, Sari Husada menganut dan menerapkan
Pedoman Tata Kelola Penyelenggaraan Usaha di Indonesia.
Ketaatan dengan Peraturan Perundang-undangan: Sari Husada wajib memenuhi
semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Persaingan Secara Jujur: Sari Husada berupaya menjadi pemimpin pasar dan
mencapainya secara jujur dan kompetitif sesuai dengan prinsip-prinsip
persaingan adil dan mematuhi semua peraturan yang berlaku (Anonimb, 2014).
D. Produk

Gambar 1.1. SGM Aktif Madu dan SGM Bunda Hamil

Gambar 1.2. SGM Bunda Menyusui dan SGM Eksplor

Gambar 1.3. SGM Progres Coklat dan SGM Soya Vanila


Gambar 1.4. Lactamil Genesis dan Lactamil Inisis

Gambar 1.5. Lactamil Menyusui dan Lactamil Pregnasis

Gambar 1.6. Vitalac Stage 1+ dan Vitalac Stage 3+


1. Susu untuk memulai kehamilan
a. Lactamil Genesis
2. Susu untuk awal hari kehamilan
a. Lactamil Inisis
3. Susu untuk ibu hamil
a. SGM Bunda Presinutri Ibu Hamil
b. Lactamil Pregnasis
4. Susu untuk ibu menyusui
a. SGM Bunda Presinutri Ibu Menyusui
b. Lactamil Lactasis
5. Susu pertumbuhan untuk anak-anak (1-3 tahun)
a. SGM Eksplor 3 Presinutri
b. SGM Eksplor 3 Presinutri Buah & Sayur
c. Vitalac 1+
6. Susu pertumbuhan untuk anak-anak (3-6 tahun)
a. SGM Aktif 4 Presinutri
b. SGM Aktif 4 Presinutri Buah & Sayur
c. Vitalac 3+
7. Susu pertumbuhan untuk anak-anak (6-12 tahun)
a. SGM Progres 5 Presinutri
8. Susu untuk anak-anak dengan alergi protein sapi
a. SGM Soya 3 Presinutri (1-3 tahun)
b. SGM Soya 4 Presinutri (3-6 tahun) (Anonimc, 2014)

E. Proses Pembuatan Susu Bubuk


Susu bubuk (powdered milk) berasal dari susu segar yang dikeringkan. Umur
simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan
benar. Susu bubuk rentan terhadap perubahan gizi karena mudah beroksidasi
dengan udara (Siaroto dan Prahahesta, 2009). Proses pembuatan susu bubuk
formula merupakan salah satu contoh alternatif pengolahan dan pengawetan susu
dengan cara menurunkan kadar air susu dari 87% (susu segar) menjadi 3% (susu
bubuk) dengan cara spray drying.
Pengeringan ini bertujuan untuk menurunkan aktivitas air (aw) sehingga
menekan pertumbuhan mikroba. Bakteri dan khamir terhambat petumbuhannnya
pada kadar aw 0,65, sedangkan bakteri pertumbuhannya terhambat pada aw 0,75
(Widodo, 2003). Dalam keadaan kering, tidak ada bakteri atau khamir yang dapat
hidup hingga susu dapat bertahan lama. Mula-mula susu dikentalkan dalam
keadaan tekanan rendah, kemudian diembuskan melalui semprotan halus hingga
menjadi partikel-partikel yang sangat halus. Tahapan proses pembuatan susu
bubuk dapat dijelaskan sebagai berikut (Deputi MENLH, 2006):
1. Pengujian mutu
Uji mutu adalah kegiatan pertama yang dilakukan sebelum susu diproses.
Mutu susu segar tergantung dari beberapa faktor, seperti sapi perah, manusia,
lingkungan, dan kebijaksanaan perusahaan. Pengujian bertujuan untuk
memeriksa kualitas bahan baku meliputi rasa, kandungan bakteri dan komposisi
protein dan lemak.
2. Penyaringan (penjernihan)
Proses penyaringan susu bertujuan memisahkan benda-benda pengotor
susu yang terbawa saat proses pemerahan. Penyaringan juga bertujuan untuk
menghilangkan sebagian leukosit dan bakteri yang dapat menyebabkan
kerusakan susu selama penyimpanan.
3. Pasteurisasi
Dari tangki penampungan, susu dipasteurisasi dengan cara dipanaskan
untuk membunuh bakteri pathogen. Teknis pasteurisasi dapat dilakukan melalui
2 (dua) cara yaitu High Temperature Short Time (HTST) yaitu pasteurisasi
dilakukan pada suhu tinggi dengan waktu yang sangat pendek dan pasteurisasi
yang dilakukan pada suhu rendah dengan waktu yang cukup lama.
4. Evaporasi
Evaporasi dilakukan untuk mengurangi kandungan air dengan failing film
yang terdapat pada alat evaporasi, sehingga penguapan dapat dilakukan dengan
tepat dan waktu kontak dengan media pemanas singkat. Alat pemanas yang
digunakan adalah steam yang bekerja pada tekanan vakum, agar penguapan air
dalam susu dapat berlangsung pada temperatur yang tidak terlalu tinggi
sehingga tidak merusak susu.
5. Pencampuran
Dari tangki penyimpanan susu dipanaskan sebelum dialirkan ke tangki
pencampur yang berisi bahan-bahan tambahan seperti protein, mineral, vitamin
dan lain-lain. Tujuan pemanasan adalah menurunkan viskositas susu sehingga
mempermudah proses pencampuran.
6. Homogenisasi
Homogenisasi adalah perlakuan mekanik (mechanical treatment) pada
butiran lemak dalam susu dengan tekanan tinggi melalui sebuah lubang kecil.
Homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan ukuran globula-globula lemak
susu menjadi rata-rata 2 mikron, menggunakan sistem High Presssure Pump
(HPP) yang melewati sebuah lubang kecil dengan alat homogenizer.
7. Pengeringan
Proses pengeringan susu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
freez drying dan spray drying. Freeze drying adalah penguapan susu dilakukan
pada keadaan vakum, air tersublimasi keluar dari susu. Proses spray drying
adalah menyemprotkan butiran halus ke dalam aliran udara panas. Pengeringan
spray drying melalui tahapan sebagai berikut (a) evaporasi, pengupan air susu
dari kadar air 88% menjadi 50%, (b) spraying adalah pengeringan seprot untuk
menghasilkan bubuk (powder) dan (c) pengeringan lanjut (after dyer) adalah
penguapan partikel dari bubuk susu.
8. Finishing dan Pengemasan
Pada proses ini inti bubuk susu yang dihasilkan kemudian dicampurkan
dengan bahan lain sesuai dengan formula yang diinginkan. Selanjutnya susu
tersebut masuk dalam tahap pengemasan (dalam kaleng atau aluminium foil)
menggunakan mesin flling hooper.

F. Perubahan Produk Secara Mekanis


Kerusakan mekanis yang dapat terjadi pada produk susu bubuk yaitu
perubahan pada organoleptik meliputi warna, bau, rasa, dan juga kerusakan pada
kemasan. Indikasi kerusakan susu ini bisa ditandai dari bentuk fisiknya, apabila
partikel susu yang sudah menggumpal (terjadi penyerapan uap air dari udara),
berbau tengik (akibat oksidasi lemak karena panas), dan berubah warna seperti
pencoklatan dan karamelisasi. Selain itu, apabila terdapat proses pengolahan yang
tidak benar, kemungkinan terdapat material asing, cemaran logam, dan juga
serangga (seperti kutu, semut, dan lain-lain) pada susu bubuk. Perubahan mekanis
juga dapat terjadi apabila tidak dilakukan pengendalian suhu, kelembapan, dan
penanganan fisik dengan baik (De Man, 2007).
Perubahan produk secara mekanis ditandai dengan penyimpangan pada bulk
density susu bubuk. Bulk density adalah massa partikel yang menempati suatu unit
volume tertentu atau jumlah massa persatuan volume yang dapat dinyatakan dalam
g atau ml atau g atau cm3. Bulk density ditentukan oleh berat wadah yang diketahui
volumenya dan merupakan hasil pembagian dari berat bubuk dengan volume
wadah. Perubahan dari BD dapat menyebabkan perubahan pada sifat-sifat bubuk
(Susilorini, dan Sawitri, 2007).
Kerusakan susu bubuk juga ditandai dengan kemunculan sinkers lebih banyak
terkait dengan proses pengeringan. Sumber utama kemunculan sinkers adalah air
proses, metal dari peralatan, pemakaian gula lokal, udara kotor dan premix vitamin
yang rusak. Sinkers berupa sedimen merupakan endapan yang tidak dapat larut
dalam air. Menurut Widodo (2003), residu tersebut biasanya mengandung: a)
protein yang rusak atau mengalami denaturasi, b) partikel yang hangus atau
lengket, c) partikel yang sukar larut dan d) bahan campuran (De Man, 2007).
Kemudian kerusakan susu bubuk ditandai dengan munculnya curd atau white
flecks, yaitu bintik-bintik putih di dalam larutan susu yang tidak larut dan dapat
membekas pada dinding botol atau gelas sebagai suatu lapisan putih. Susu bubuk
dengan kemunculan curd atau white flecks dalam jumlah tidak banyak, akan
mempunyai kecepatan larut yang lebih baik daripada susu bubuk dengan
kemunculan curd atau white flecks dalam jumlah banyak. Penyebab utama
kemunculan curd atau white flecks adalah akibat denaturasi protein susu.
Denaturasi terjadi terutama selama tahapan proses yang melibatkan panas
sehingga menyebabkan koagulasi protein susu. Denaturasi protein dapat terjadi
oleh berbagai penyebab, yang utama adalah panas, pH, garam dan pengaruh
permukaan. Rentang suhu pada saat terjadi denaturasi dan koagulasi sebagian
besar protein sekitar 55-750C (Hadiwiyoto, 2004).

G. Perubahan Produk Secara Kimia


Kerusakan kimiawi yang dapat terjadi pada produk susu bubuk yaitu
terjadinya perubahan pH dan kadar lemak. Nilai pH (potential of hydrogen) atau
derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (atau kebasaan)
yang dimiliki oleh suatu larutan. Nilai pH dinyatakan netral, bila ion H+ dan ion
OH- terlarut pada jumlah yang sama atau apabila memiliki nilai pH sebesar 6,5-7
(Arpah, 2003).
Nilai pH atau keasaman liquid MST dipengaruhi oleh kandungan total solid
(TS) di dalamnya. TS liquid MST terdiri atas TS dengan komponen lemak dan TS
tanpa komponen lemak atau disebut solid non fat (SNF). SNF diantaranya terdiri
atas kasein, laktosa dan whey protein. Widodo (2003) menyatakan bahwa susu
dengan kandungan TS yang tinggi diduga mempunyai keasaman yang lebih tinggi
dari pada kondisi standar. Peningkatan keasaman menandakan kecenderungan
yang mengarah pada penurunan persentase SNF (lemak, kasein, dan laktosa).
Sebaliknya, penurunan keasaman menandakan adanya peningkatan persentase
protein non kasein yaitu whey protein dan abu. Susu yang mempunyai keasaman
tinggi mempunyai nutrien yang lebih banyak dan mempunyai kekhususan yaitu
tingginya kandungan fosfat.
Kerusakan kadar lemak dapat mempengaruhi tingkat kelarutan di dalam air
dan mutu fisik penampakan larutan; menjadi sumber penyebab utama terjadinya
ketengikan dan reversion (perubahan bau sebelum terjadi proses ketengikan).
Reversion ini terjadi karena susu bubuk berlemak mudah sekali menyerap bau dari
udara lingkungan. Hasil oksidasi lemak dalam bahan pangan tidak hanya
mengakibatkan rasa dan bau tidak enak, tetapi juga dapat menurunkan nilai gizi,
karena kerusakan vitamin (karoten dan tokoferol) dan asam esensial dalam lemak.
Susu bubuk dapat ditambahi antioksidan agar terhindar dari ketengikan
sehingga dapat lebih tahan lama. Penggunaan minyak nabati sebagai bahan baku
berpotensi menjadi sumber antioksidan alami tetapi selama proses pengolahan
menggunakan suhu pemanasan atau pengeringan dapat mengalami kerusakan.
Susu bubuk dapat ditambahi antioksidan sintetik. Menurut deMan (1997),
antioksidan sintetik yang dijinkan untuk makanan yang sering digunakan adalah
PG (propil galat), BHA (hidroksi anisol terbutilasi) dan BHT (hidroksi toluena
terbutilasi). PG lebih mudah larut dalam air daripada dalam lemak. PG dan BHA
mempunyai sifat ketahanan yaitu tahan panas dan tidak menguap dengan uap air.
BHT tidak mempunyai sifat ketahanan karena dapat menguap dengan uap air
(Muhandri dan Kadarisman, 2006).

H. Perubahan Produk Secara Mikrobiologis


Mikroorganisme menghendaki aw minimum agar dapat tumbuh dengan baik,
yaitu untuk bakteri 0,90, khamir 0,80−0,90, dan kapang 0,60−0,70. Pada aw yang
tinggi, oksidasi lemak berlangsung lebih cepat dibanding pada aw rendah.
Kandungan air dalam bahan pangan, selain mempengaruhi terjadinya perubahan
kimia juga ikut menentukan kandungan mikroba pada pangan (Arpah, 2003).
Mikroba patogen yang umum mencemari susu bubuk adalah E. coli. SNI
mensyaratkan bakteri E. coli tidak terdapat dalam susu dan produk olahannya.
Selain E.coli, beberapa bakteri patogen yang umum mencemari susu segar adalah
Brucella sp., Bacillus cereus, Campylobacter sp., Listeria monocytogenes,
Salmonella sp., dan Staphylococcus aureus. Susu perlu mendapat penanganan
yang tepat dan benar, antara lain dengan melakukan proses pemanasan, baik
pasteurisasi ataupun sterilisasi untuk membunuh mikroba patogen. Pencemaran
pada susu bisa juga terjadi setelah proses pemanasan dan pada saat pengemasan.
Alat dan cara pengemasan yang tidak steril berpotensi menyuburkan tumbuhnya
bakteri patogen di dalam susu (Djaafar, dan Rahayu, 2007).

I. Parameter Susu
Susu bubuk merupakan produksi dari evaporated milk yang diproses lebih
lanjut. Produk ini mengandung 2 - 4% air dan kebanyakan susu bubuk terbuat dari
skim milk. Susu ini dikenal dengan nama dried milk (Sirait, 1991). Susu bubuk
merupakan produk susu kering atau tepung susu yang dibuat sebagai kelanjutan
dari proses penguapan. Prinsip pembuatan susu bubuk adalah menguapkan
sebanyak mungkin kandungan air susu dengan cara pemanasan (pengeringan).
Biasanya kadar air dikurangi sampai di bawah 5% dan sebaiknya harus kurang dari
2%. Susu utuh, susu skim dan bahkan campuran dari keduanya dapat dikeringkan
dan proses itu juga dapat diterapkan pada produk sampingan susu seperti whey dan
susu mentega (Buckle et al., 1987).
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2006)
BAB III
METODE PELAKSANAAN MAGANG

Cara atau metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan magang di PT.
Sari Husada adalah sebagai berikut:
1. Observasi atau pengamatan langsung di lapangan saat proses produksi.
2. Wawancara langsung dengan pendamping praktek lapangan dan karyawan yang
berkaitandengan proses produksi, sanitasi, dan pemasaran.
3. Melakukan praktek langsung kaitannya dengan proses produksi, sanitasi, dan
pemasaran.
4. Melakukan studi pustaka yaitu dengan membandingkan antara literatur yang ada
dengankenyataan di lapangan.
5. Mencatat data sekunder dan sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan
dari kegiatanpraktek lapang.
BAB IV
TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Nama Kegiatan
Magang mahasiswa DIII Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret Surakarta di PT. Sari Husada, Klaten, Jawa Tengah.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang


Kegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan pada tanggal 2 Februari
2015 – 28 Februari 2015 di PT. Sari Husada Jl. Raya Jogja-Solo km 19, Kemudo,
Prambanan Klaten, Klaten, Jawa Tengah.
C. Pelaksana Magang
1. Nama :
NIM : H3112
Program Studi : DIII Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas : Fakultas Pertanian
Institusi : Universitas Sebelas Maret Surakarta
D. Meteri Magang
1. Keadaan umum perusahaan.
a. Latar belakang dan tujuan pendirian perusahaan.
b. Sejarah dan status perusahaan.
c. Lokasi pabrik.
d. Keadaan lingkungan sekitar pabrik.
2. Sistem manajemen perusahaan
a. Struktur dan sistem organisasi
b. Hak dan kewajiban perusahaan
c. Ketenagakerjaan
d. Kesejahteraan karyawan
3. Penyediaan Bahan Dasar
a. Bahan dasar dan bahan pembantu yang digunakan
b. Sumber bahan dasar
c. Jumlah dan penyediaan
d. Spesifikasi bahan dasar
e. Penanganan bahan dasar
4. Proses Pengolahan Produksi
a. Tahap dan proses yang dikerjakan
b. Diagram alir proses (kualitatif dan kuantitatif)
c. Kondisi yang dipersyaratkan oleh masing-masing proses
d. Fase kritis proses pengolahan
e. Pengendalian proses
f. Sifat fisik produk akhir yang diharapkan
g. Sifat organolepik produk akhir yang diharapkan
5. Mesin dan Peralatan yang Digunakan
a. Mesin dan peralatan proses (nama dan jenis alat, fungsi dari tiap jenis alat,
jumlah
b. alat dan spesifikasi alat)
c. Skema dan prinsip kerja alat
d. Tata letak dan mesin peralatan
6. Produk Akhir
a. Spesifikasi produk akhir (jenis produk akhir, rendemen atau jumlah produk
akhir).
b. Penanganan produk akhir (pengemasan, pengepakan dan penyimpanan)
7. Sanitasi Industri
a. Sanitasi bangunan (konstruksi bangunan dan bahan bangunan)
b. Sanitasi pekerja
c. Sanitasi mesin dan peralatan
d. Sanitasi selama proses produksi
e. Sanitasi lingkungan di sekitar industri
f. Penanganan limbah industry
8. Pemasaran Produk
a. Metode pemasaran produk
b. Cara distribusi (pengangkutan)
c. Harga jual produk
d. Lokasi pemasaran

E. Materi Khusus
Materi khusus yang akan dipelajari dalam magang ini adalah tentang Proses
Produksi dari bahan olahan susu sapi dan ayam sampai pemasaran produk jadi di
PT. Sari Husada, Klaten.
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN MAGANG

Jadwal pelaksanaan atau time schedule pelaksanaan magang di PT. Sari Husada,
Klaten, Jawa Tengah:

FEBRUARI 2014
No. KEGIATAN
I II III IV
1. Keadaan Umum Perusahaan
2. Manajemen Perusahaan
3. Penyediaaan Bahan Dasar
4. Proses Produksi Produk
5. Mesin dan Peralatan yang digunakan
6. Produk Akhir
7. Sanitasi Industri dan Pengolahan Limbah
8. Pemasaran Produk
BAB VI
PENUTUP

Demikian proposal magang industri hasil pertanian ini kami susun, untuk
diajukan sebagaipertimbangan pihak instansi/ lembaga/ perusahaan untuk dapat
dipahami bersama dan dapatdigunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
melaksanakan magang, sehingga besar harapan kamiuntuk dapat diijinkan
melaksanakan magang di PT. Sari Husada, Klaten, Jawa Tengah.
Proposal ini masih bersifat fleksibel, segala hal dan ketentuan yang belum ada
dan tercakupdalam proposal ini, dapat direncanakan dan disusun kemudian
berdasarkan kesepakatan bersamasesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
diinstansi/ lembaga/ perusahaan, situasi dankondisi yang terjadi baik di universitas
maupun di instansi/ lembaga/ perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2014. http://www.sarihusada.co.id/. (Diakses pada hari Senin, 24


November 2014, pada pukul 23.00 WIB)
Anonimb. 2014. http://kumpulancerpeninspiratif.blogspot.com/. (Diakses pada hari
Senin, 24 November 2014, pada pukul 23.30 WIB)
Anonimc. 2014. http://id.wikipedia.org/. (Diakses pada hari Senin, 25 November
2014, pada pukul 08.00 WIB)
Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standar Mutu Susu Segar. SNI 01-3141-2011.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Deputi MENLH Bidang Pengendalian Pencemaran Kementerian Negara Lingkungan
Hidup. 2006. Panduan Inspeksi Penaatan Pengelolaan Lingkungan Industri
Pengolahan Susu. Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran
Agroindustri. Jakarta.
Djaafar, T.F dan S. Rahayu. 2007. Cemaran Mikroba Pada Produk Pertanian,
Penyakit yang Ditimbulkan dan Pencegahannya. Jurnal Litbang Pertanian Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian 26(2) : 67-75. Yogyakarta.
Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Air Susu dan Hasil
Olahannya. Liberty. Yogyakarta.
Muhandri, T. dan D. Kadarisman. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan.
Institut Pertanian Bogor Press, Bogor.
Siaroto, W.A.W. dan I.R. Prahahesta. 2009. Tugas Akhir: Pabrik Susu Bubuk Dari
Susu Domba Dengan Proses Spray Drying. Jurusan Teknik Kimia, FTI ITS.
Surabaya.
Susilorini, T.E. dan M.E. Sawitri. 2007. Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya.
Yogyakarta.
Widodo. 2003. Teknologi Proses Susu Bubuk. Lacticia Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai