Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mindi Aulia Dewi

Nim : 2103026082
Matkul : Akuntansi lanjutan

PT. ASTRA AGRO LESTARI TBK [AALI] PERUSAHAAN YANG BERHASIL DI


INDONESIA.
PT. Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Perkebunan
kelapa sawit dan pabriknya berlokasi di Kalimantan Selatan. Perusahaan mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1995. Perusahaan ini merupakan salah satu anak perusahaan PT.
Astra International Tbk.
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 3 Oktober 1988 dengan nama PT Suryaraya
Cakrawala. Pada bulan Agustus 1989, nama perusahaan ini diubah menjadi PT Astra Agro
Niaga. Pada tahun 1990, Astra mengembangkan kebun teh seluas 1.035 hektar dan
kebun kakaoseluas 952 hektar di Jawa Tengah. Pada tahun 1992, Astra menggabungkan
Gunung Huma Grup ke dalam perusahaan ini. Pada tahun yang sama, perusahaan ini
meluncurkan minyak goreng cap “Sendok”. Pada tanggal 30 Juni 1997, PT Suryaraya Bahtera
digabung ke dalam perusahaan ini, dan nama perusahaan inipun diubah menjadi seperti
sekarang. Pada tanggal 9 Desember 1997, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada saat itu, perusahaan ini telah mengelola kebun kelapa
sawit seluas 164.019 hektar.
Pada tahun 2004, perusahaan ini mendivestasi kebun kakao, teh, dan karetnya, agar dapat
lebih fokus pada kebun kelapa sawit. Pada tahun 2008, perusahaan ini mulai mengoperasikan
unit pemrosesan benih di Kalimantan Tengah untuk melakukan pengecambahan biji segar
dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat. Pada tahun 2009, untuk pertama kalinya,
perusahaan ini berhasil memproduksi lebih dari 1 juta ton minyak kelapa sawit. Pada tahun
2010, perusahaan ini mulai mengoperasikan sebuah pusat riset di Kalimantan Tengah. Pada
tahun 2011, perusahaan ini mulai menanam bibit induk kelapa sawit asal Kamerun. Pada
tanggal 30 Agustus 2013, bersama KL-Kepong Plantation Holding Sdn, Bhd. asal Malaysia,
perusahaan ini membentuk sebuah perusahaan patungan bernama ASTRA - KLK Pte. Ltd.
di Singapura untuk bergerak di bisnis perdagangan kelapa sawit.
Pada bulan Januari 2014, melalui PT Tanjung Sarana Lestari, perusahaan ini mulai
mengoperasikan sebuah pabrik pengolahan minyak sawit di Mamuju Utara, Sulawesi Barat.
Pabrik tersebut dapat memproduksi hingga 2.000 ton minyak sawit mentah per hari, serta
menghasilkan RBDPO, Olein, Stearin, dan PFAD, untuk memenuhi permintaan dari Tiongkok,
Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan. Pada bulan Januari 2015, perusahaan ini membeli 50%
saham sebuah pabrik pengolahan minyak sawit di Dumai, Riau yang dimiliki oleh KL-Kepong
Plantation Holdings Sdn, Bhd. dengan kapasitas pengolahan mencapai 2.000 ton minyak sawit
mentah per hari. Pada bulan Juni 2016, perusahaan ini berekpansi ke bisnis peternakan sapi,
dan dipusatkan di Pandu Sanjaya, Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Pada tahun yang sama, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik pencampuran pupuk NPK
di Donggala, Sulawesi Tengah. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mulai mengoperasikan
pabrik pencampuran pupuk NPK di Bumi Harjo, Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan
Tengah. Pada bulan Mei 2019, perusahaan ini mengembangkan bisnis penggemukan sapi
di Waru, Penajam Paser Utara,Kalimantan Timur

Dukung Petani Mitra, Astra Agro Kembangkan Kemitraan Berbasis Kebutuhan.


Terdongkraknya pendapatan PT Astra Agro Lestari Tbk tahun 2021 yang signifikan, ditunjang
oleh peningkatan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dari petani kelapa sawit. Perusahaan
yang melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten AALI ini ditunjang oleh program-
program kemitraan yang mendorong tercapainya peningkatan kinerja tersebut.
Executive Vice President Partnership Management, Arief Catur Irawan mengungkapkan,
keberhasilan program kemitraan Astra Agro lantaran fokus pada pemenuhan kebutuhan petani
dan supplier TBS. “Kami ingin mengubah persaingan untuk mendapatkan TBS dari
transaksional menjadi berbasis kemitraan,” ungkapnya. Lebih lanjut kata Arief, kemitraan
lebih menjamin aspek sustainability pasokan TBS sawit dibandingkan sekadar transaksi jual
beli. “Dari sisi PKS bisa mendapatkan kepastian supply TBS sedangkan petani mitra
mendapatkan benefit dari program kemitraan yang sesuai dengan kebutuhannya,” tegasnya.
Astra Agro menganggap para petani tidak hanya sekadar mitra dalam jual beli TBS saja,
melainkan menjadikan petani dalam artian mitra yang saling melengkapi. Sebab itu perusahaan
memiliki semangat bahwa para mitra ini merupakan kunci keberlanjutan dalam industri kelapa
sawit. Atas dasar itu, Astra Agro mengembangkan berbagai macam program kemitraan yang
bersumber dari kebutuhan para mitra. “Apapun kebutuhannya, kita buatkan programnya, dan
apapun programnya, bayar nya pakai TBS sawit,” ungkap Arief.
Melalui konsep Supplier Journey, perusahaan mencoba menggali lebih dalam segala aspek
yang dilalui para mitra baik dari proses operasional kebun hingga kebutuhan personal yang
memungkinkan timbulnya kebutuhan (needs). Untuk memahami lebih dalam kebutuhan
tersebut, konsep Supplier Journey dibagi menjadi 5 cluster, yaitu Personal Life, Kebun,
Evakuasi, Angkut, dan Penerimaan TBS di Pabrik. “Masing-masing tahap itu, di-breakdown
lagi detail kebutuhannya menjadi lebih spesifik,” ungkap Arief.
Pada klaster Personal Life, Astra Agro memiliki AMARTA (Apresiasi Mitra Terbaik Astra
Agro) dimana merupakan panggung penghargaan tertinggi bagi para mitra yang secara
konsisten dan loyal mengirimkan TBS nya ke Astra Agro. Hadiah yang diberikan pada ajang
AMARTA meliputi Paket Umrah, Mobil, Motor, Pupuk, dan masih banyak lagi. Selain itu pada
klaster ini perusahaan juga memiliki pembinaan dan pendampingan untuk peningkatan
kompetensi dan knowledge para petani dalam hal pengelolaan kebun. Hal ini untuk menjawab
kebutuhan dari para petani untuk mendapatkan ilmu terkait pengelolaan kebun.
Tidak kalah pentingnya perusahaan juga memiliki customer care. Customer care ini merupakan
wujud nyata semangat perusahaan untuk tidak hanya menganggap petani sebatas transaksional,
namun wujud dari memanusiakan manusia, menjadikan petani figur penting yang tidak
terpisahkan dari perusahaan.
Pada Cluster kebun, evakuasi, dan transport Astra Agro menawarkan berbagai program-
program kemitraan. Saat ini terdapat 6 jenis program kemitraan yang ditawarkan perusahaan
mulai dari kemitraan Pupuk, kemitraan Unit Angkut, kemitraan Alat Berat, kemitraan
Transport, Kemitraan Kecambah, dan Kemitraan Infrastruktur dan akan terus berkembang
kedepanya.
Astra Agro juga tengah mengembangkan suatu terobosan yang disebut dengan Boarding
System, dimana dengan mengadopsi konsep boarding di bandar udara, konsep ini turut
diaplikasikan untuk mengatur antrian bagi para supplier dalam mengirimkan TBS nya.
Boarding System merupakan salah satu keunggulan khas Astra Agro (distinctive
competencies) yang tidak dimiliki oleh Pabrik Kelapa Sawit Lain. Melalu Boarding System,
para supplier mampu mendapatkan fasilitas booking jadwal kirim sehingga terbebas dari
antrian yang selama ini selalu menjadi momok dan pain bagi para supplier.
Arief mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan Astra Agro merupakan komitmen untuk
menjalin kemitraan yang berkelanjutan kepada petani. Hal ini merupakan realisasi dari moto
Astra Agro “Prosper with the Nation” atau “Sejahtera bersama Bangsa”.

Anda mungkin juga menyukai