NIM : 201810420311100
Pola kemitraan antara Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan Usaha Besar (UB)
di Indonesia yang telah dibakukan dalam UU No. 9 Thn 1995 tentang usaha kecil dan
PP No. 44 Thn 1997 tentang kemitraan, terdiri atas 5 pola, yaitu sebagai berikut:
1. Inti Plasma
2. Subkontrak
3. Dagang Umum
4. Keagenan
5. Waralaba
Vertical Backward Link adalah sitem kemitraan yang di dalamnya Usaha Besar
(UB) bergerak dalam produksi barang akhir (assembler) Usaha Kecil (UK) sebagai
pemasok komponen kepada UB. Sistem ini digunakan dengan memperoleh
kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Baik
manufaktur maupun retailer membutuhkan bahan baku dari pemasok.
3. Horizontal Linkage
Ovo, Perusahaan layanan keuangan digital yang juga saat ini telah berstatus
unicorn, turut meramaikan aksi akuisisi tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, Ovo
langsung melakukan akuisisi terhadap dua platform, Bareksa dan Taralite. Akuisisi
ini dilakukan untuk memperluas jangkauan dan penggunaan layanan Ovo pada
kedua platform tersebut. Ovo sendiri juga merupakan investor
tunggal di Bareksa pada pendanaan seri B mereka dengan nilai yang dirahasiakan.
Kolaborasi yang dilakukan oleh Bareksa dan Ovo hadir dalam bentuk
produk reksadana yang saat ini bisa dibeli melalui aplikasi Ovo.
Hal ini dapat mempermudah investor untuk melakukan pembelian melalui layanan
keuangan digital. Untuk Taralite sendiri, akuisisi ini membantu mereka
untuk meningkatkan pemerataan akses dalam penggunaan platform pinjaman
online mereka. Salah satu bentuk kerjasama yang telah dilakukan tahun lalu adalah
hadirnya produk Ovo Pay Later sebagai salah satu bentuk metode pembayaran di
Tokopedia pada tahun lalu.
4. Inti-Plasma
Dalam kemitraan ini, Asian Agri melatih para petani plasma mengelola
perkebunan kelapa sawit mereka dengan cara yang berkelanjutan dan produktif.
Selain itu perusahaan juga membantu petani untuk mendapatkan pinjaman dari
bank untuk memulai perkebunan baru dan membantu mereka untuk dapat
membayar pinjamannya.
Asian Agri menyediakan bibit Topaz milik perusahaan bagi para petani mitranya.
Bibit ini dikenal sebagai bibit yang memiliki produktivitas yang lebih tinggi dan
kelebihan lainnya. Selain itu perusahaan juga membantu petani untuk
mendapatkan penghasilan alternatif saat menghadapi masa replanting.
Tidak hanya itu, Asian Agri juga membantu para petani mitranya
untuk mendapatkan sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).
Sertifikasi RSPO ini memungkinan para petani mitra Asian Agri mendapatkan
premi dari penjualan produk yang mereka hasilkan yang kemudian dibagikan oleh
perusahaan kepada petani plasma setiap tahunnya.
5. Subkontrak
Pola Kemitraan Sub Kontrak Antara Petani Tebu Dengan Pabrik Gula
Ngadirejo Kabupaten Kediri. Kabupaten Kediri terdapat 3 pabrik industri
pengolahan tebu yang dinaungi PTPN X, salah satunya yaitu Pabrik Gula
Ngadirejo. Pabrik Gula Ngadirejo merupakan salah satu pabrik pengolahan tebu
yang tidak memiliki lahan HGU (Hak Guna Usaha), namun kegiatan kemitraan
sub kontrak yang dilakukan dengan petani tebu membuat lahan mitra yang dimiliki
Pabrik Gula Ngadirejo memiliki luas yang lebih jika dibandingkan dengan 2
Pabrik Gula lainnya.
Petani membutuhkan permodalan yang tinggi dari Pabrik Gula Ngadirejo yang
berasal dari modal KKP-E, sedangkan Pabrik Gula Ngadirejo membutuhkan
pasokan tebu yang didapat dari petani tebu. Petani tebu tidak hanya membutuhkan
permodalan yang tinggi dari Pabrik Gula Ngadirejo, namun petani tebu juga
membutuhkan pembinaan dalam perencanaan produksi mulai dari tanam hingga
panen yang meliputi sumber daya manusia, permodalan, teknologi, dan
manajemen, selanjutnya jaminan pengolahan setelah panen yang harus memenuhi
syarat dan ketentuan Pabrik Gula yaitu MBS (manis, bersih, dan segar), dan
jaminan pemasaran dari Pabrik Gula Ngadirejo Kabupaten Kediri yang nantinya
hasil dari penjualan gula yang dilakukan Pabrik Gula Ngadirejo akan memberikan
jaminan pendapatan terhadap petani tebu mitra
6. Dagang Umum
7. Keagenan
Keagenan merupakan hubungan kemitraan, dimana UKM diberi hak khusus untuk
memasarkan barang dan jasa UB sebagai mitranya. Dalam pola keagenan, pihak
prinsipal (UB) ialah yang memproduksi atau memiliki sesuatu, sedangkan pihak
agen bertindak sebagai pihak yang menjalankan penjualan dan menghubungkan
produk langsung kepada konsumen atau pengecer.
Agen Aqua. Para agen memiliki hak khusus yang diberikan usaha besar atau
distributor untuk memasarkan barangnya sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.
Dalam keagenan, agen bertindak untuk dan atas nama usaha yang memberikannya
hak khusus (prinsipal) bukan atas nama pribadi.
8. Waralaba
Kebab Baba Rafi. Makanan gerobakan ini juga adalah contoh waralaba makanan
Indonesia yang sukses di pasar mancanegara. Makanan khas timur tengah ini kini
menjadi contoh waralaba kebab tersukses di dunia di tangan pengusaha Indonesia.
Saat ini ada 60 gerai Kebab Baba Rafi di luar Indonesia. Cabang tersebut tersebar
di 8 negara termasuk Bangladesh, Belkamu, dan Sri Lanka. Pertama kalinya merk
ini dibawa ke negara tetangga, Malaysia pada tahun 2009. Secara keseluruhan, saat
ini sudah memiliki 1200 cabang baik di Indonesia maupun di luar negeri.