Anda di halaman 1dari 7

Nama : Salvinia Salvy Prihanta

NIM : 201810420311100

Mata Kuliah : KWU Keperawatan

Pola kemitraan antara Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan Usaha Besar (UB)
di Indonesia yang telah dibakukan dalam UU No. 9 Thn 1995 tentang usaha kecil dan
PP No. 44 Thn 1997 tentang kemitraan, terdiri atas 5 pola, yaitu sebagai berikut:

1. Inti Plasma
2. Subkontrak
3. Dagang Umum
4. Keagenan
5. Waralaba

Kemitraan dilihat dari sudut pandang sistem


1. Vertical Backward Link
2. Vertical Forward Linkage
3. Horizontal Linkage

1. Vertical Backward Link

Vertical Backward Link adalah sitem kemitraan yang di dalamnya Usaha Besar
(UB) bergerak dalam produksi barang akhir (assembler) Usaha Kecil (UK) sebagai
pemasok komponen kepada UB. Sistem ini digunakan dengan memperoleh
kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Baik
manufaktur maupun retailer membutuhkan bahan baku dari pemasok.

PT. Gudang Garam Internasional memperoleh kepemilikan kendali atas


perusahaan dengan memiliki anak perusahaan. PT. Surya Pamenang adalah
perusahaan industri yang bergerak dalam produksi kertas. PT. Surya
Pamenang merupakan anak dari perusahaan PT. Gudang Garam Internasional
yang bergerak dalam produksi rokok. Untuk menunjang produksi rokok tersebut,
maka didirikan anak perusahaan yaitu PT. Zig Zag yang memproduksi
kertas pembungkus rokok (sigaret) yang kemudian disusul dengan
didirikannya PT. Surya Pamenang yang memproduksi kertas kemasan luar
produksi. Selain itu, PT. Gudang Garam Internasional juga memiliki pabrik kertas
rokok di Afrika.

2. Vertical Forward Linkage

Vertical Forward Linkage merupakan usaha Center/Besar menghasilkan bahan


baku dan memasok untuk diproses selanjutnya oleh Usaha Kecil. Sistem ini adalah
sistem yang dijalankan dengan meraih kendali atas jalur distribusi, mulai dari
distributor hingga retailer. Wujud dari kendali atas jalur distribusi adalah
mendirikan sendiri jalur distribusi, memperoleh kepemilikan atas jalur distribusi,
atau memperoleh kendali. Semakin meningkatnya jumlah manufaktur, atau dalam
hal ini pemasok menyebabkan semakin meningkatnya penggunaan strategi
integrasi ke depan oleh manufaktur. E-commerce, franchise, factory outlet adalah
bentuk pengembangan strategi integrasi ke depan yang sedang tren saat ini.

PT. Astra internasional menguasai saluran distribusi sampai hilirnya dengan


mempunyai outlet shop and drive yg memberikan pelayanan service dan menjual
suku cadang. Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan pasar terhadap
produk kendaraan khususnya sepeda motor memberi peluang kepada para
produsen untuk memenuhi kebutuhan pasar yang potensial dan berusaha
menjadi pemimpin dan penguasa pasar. Sehingga salah satu perusahaan di
Indonesia yang bergerak di industri otomotif adalah PT. Astra International Tbk.
Honda, perusahaan berusaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan
cara mendirikan Main Dealer di beberapa kota besar yang ada di Indonesia.
Hal ini dilakukan perusahaan sebagai upaya memepermudah distribusi
produk ke konsumen. Dikarenakan distribusi menjadi bagian penting
dalam proses penyampaian produk dari perusahaan manufaktur/produsen
kepada konsumen akhir.

3. Horizontal Linkage

Horizontal Linkage merupakan Ysaha Besar sebagai trader/exporter dan Usaha


Kecil menghasilkan produk yang akan dipasok ke trader. Sistem ini mengarah
pada strategi yang memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas
perusahaan pesaing. Hal ini merupakan strategi yang paling tren digunakan secara
signifikan dalam strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, pengambilalihan diantara
para pesaing memungkinkan semakin meningkatnya skala ekonomis dan transfer
sumber daya dan kompetensi.

Ovo, Perusahaan layanan keuangan digital yang juga saat ini telah berstatus
unicorn, turut meramaikan aksi akuisisi tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, Ovo
langsung melakukan akuisisi terhadap dua platform, Bareksa dan Taralite. Akuisisi
ini dilakukan untuk memperluas jangkauan dan penggunaan layanan Ovo pada
kedua platform tersebut. Ovo sendiri juga merupakan investor
tunggal di Bareksa pada pendanaan seri B mereka dengan nilai yang dirahasiakan.
Kolaborasi yang dilakukan oleh Bareksa dan Ovo hadir dalam bentuk
produk reksadana yang saat ini bisa dibeli melalui aplikasi Ovo.

Hal ini dapat mempermudah investor untuk melakukan pembelian melalui layanan
keuangan digital. Untuk Taralite sendiri, akuisisi ini membantu mereka
untuk meningkatkan pemerataan akses dalam penggunaan platform pinjaman
online mereka. Salah satu bentuk kerjasama yang telah dilakukan tahun lalu adalah
hadirnya produk Ovo Pay Later sebagai salah satu bentuk metode pembayaran di
Tokopedia pada tahun lalu.
4. Inti-Plasma

Inti plasma merupakan hubungan kemitraan antara Usaha Kecil Menengah


(UKM) dan Usaha Besar (UB) dimana UB sebagai inti membina dan
mengembangkan UKM yang menjadi plasmanya. Dalam hal ini, UB memiliki
tanggung jawab sosial untuk membina dan mengembangkan UKM sebagai mitra
usaha untuk jangka panjang, salah satunya dalam bentuk Corporate Social
Responsibility (CSR).
Asian Agri – Petani Plasma. Asian Agri merupakan salah satu perusahaan
pertama yang ikut berpartisipasi dalam program pemerintah ini. Saat ini,
perusahaan telah bermitra dengan 30.000 petani plasma dengan total lahan seluas
60.000 hektar perkebunan kelapa sawit. Selain memastikan keberlanjutan suplai
produksi kelapa sawit, dalam kemitraan ini Asian Agri juga turut berkontribusi
untuk meningkatkan standar hidup petani dengan meningkatkan hasil produksi
perkebunan mereka yang dapat berdampak pada pendapatan para petani.

Dalam kemitraan ini, Asian Agri melatih para petani plasma mengelola
perkebunan kelapa sawit mereka dengan cara yang berkelanjutan dan produktif.
Selain itu perusahaan juga membantu petani untuk mendapatkan pinjaman dari
bank untuk memulai perkebunan baru dan membantu mereka untuk dapat
membayar pinjamannya.

Asian Agri menyediakan bibit Topaz milik perusahaan bagi para petani mitranya.
Bibit ini dikenal sebagai bibit yang memiliki produktivitas yang lebih tinggi dan
kelebihan lainnya. Selain itu perusahaan juga membantu petani untuk
mendapatkan penghasilan alternatif saat menghadapi masa replanting.

Tidak hanya itu, Asian Agri juga membantu para petani mitranya
untuk mendapatkan sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).
Sertifikasi RSPO ini memungkinan para petani mitra Asian Agri mendapatkan
premi dari penjualan produk yang mereka hasilkan yang kemudian dibagikan oleh
perusahaan kepada petani plasma setiap tahunnya.

Keberlanjutan Asian Agri untuk bermitra dengan petani di Indonesia semakin


dikuatkan dengan merintis program Komitmen Satu Banding Satu. Dalam
komitmen ini, perusahaan bertujuan untuk menyamakan total lahan perusahaan
dengan total lahan yang dimiliki oleh mitra petani.

5. Subkontrak

Subkontrak merupakan hubungan kemitraan, dimana UKM sebagai produsen


atau penyedia komponen yang diperlukan oleh UB sebagai bagian dari
produksinya. UB sebagai perusahaan induk meminta kepada UKM selaku
subkontraktor untuk mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan dengan
tanggung jawab penuh pada perusahaan induk. Selain itu, dalam pola ini, UB
memberikan bantuan berupa kesempatan perolehan bahan baku, bimbingan dan
kemampuian teknis produksi, penguasaan teknologi dan pembiayaan.

Pola Kemitraan Sub Kontrak Antara Petani Tebu Dengan Pabrik Gula
Ngadirejo Kabupaten Kediri. Kabupaten Kediri terdapat 3 pabrik industri
pengolahan tebu yang dinaungi PTPN X, salah satunya yaitu Pabrik Gula
Ngadirejo. Pabrik Gula Ngadirejo merupakan salah satu pabrik pengolahan tebu
yang tidak memiliki lahan HGU (Hak Guna Usaha), namun kegiatan kemitraan
sub kontrak yang dilakukan dengan petani tebu membuat lahan mitra yang dimiliki
Pabrik Gula Ngadirejo memiliki luas yang lebih jika dibandingkan dengan 2
Pabrik Gula lainnya.

Petani membutuhkan permodalan yang tinggi dari Pabrik Gula Ngadirejo yang
berasal dari modal KKP-E, sedangkan Pabrik Gula Ngadirejo membutuhkan
pasokan tebu yang didapat dari petani tebu. Petani tebu tidak hanya membutuhkan
permodalan yang tinggi dari Pabrik Gula Ngadirejo, namun petani tebu juga
membutuhkan pembinaan dalam perencanaan produksi mulai dari tanam hingga
panen yang meliputi sumber daya manusia, permodalan, teknologi, dan
manajemen, selanjutnya jaminan pengolahan setelah panen yang harus memenuhi
syarat dan ketentuan Pabrik Gula yaitu MBS (manis, bersih, dan segar), dan
jaminan pemasaran dari Pabrik Gula Ngadirejo Kabupaten Kediri yang nantinya
hasil dari penjualan gula yang dilakukan Pabrik Gula Ngadirejo akan memberikan
jaminan pendapatan terhadap petani tebu mitra

6. Dagang Umum

Dagang Umum merupakan hubungan, yang didalamnya UB memasarkan hasil


produksi UKM atau UKM memasok kebutuhan yang diperlukan oleh UB sebagai
mitranya. Dalam pola ini, UB memasarkan produk atau menerima pasokan dari
UKM untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh UB.
PT East West Seed Indonesia. Kegiatan bisnis hortikultura, dimana kelompok
tani hortikultura bergabung dengan koperasi kemudian bermitra dengan swalayan
atau kelompok supermarket. Petani memiliki kewajiban untuk memasok barang-
barang sesuai dengan persyaratan dan kualitas produk yang telah disepakati
bersama.

7. Keagenan

Keagenan merupakan hubungan kemitraan, dimana UKM diberi hak khusus untuk
memasarkan barang dan jasa UB sebagai mitranya. Dalam pola keagenan, pihak
prinsipal (UB) ialah yang memproduksi atau memiliki sesuatu, sedangkan pihak
agen bertindak sebagai pihak yang menjalankan penjualan dan menghubungkan
produk langsung kepada konsumen atau pengecer.

Agen Aqua. Para agen memiliki hak khusus yang diberikan usaha besar atau
distributor untuk memasarkan barangnya sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.
Dalam keagenan, agen bertindak untuk dan atas nama usaha yang memberikannya
hak khusus (prinsipal) bukan atas nama pribadi.

8. Waralaba

Waralaba merupakan hubungan kemitraan dimana franchisor (pemberi waralaba)


memberikan hak penggunaan lisensi, merk dagang dan saluran distribusi
perusahaannya kepada franchisee (penerima waralaba) dengan disertai bantuan
bimbingan manajemen.

Kebab Baba Rafi. Makanan gerobakan ini juga adalah contoh waralaba makanan
Indonesia yang sukses di pasar mancanegara. Makanan khas timur tengah ini kini
menjadi contoh waralaba kebab tersukses di dunia di tangan pengusaha Indonesia.
Saat ini ada 60 gerai Kebab Baba Rafi di luar Indonesia. Cabang tersebut tersebar
di 8 negara termasuk Bangladesh, Belkamu, dan Sri Lanka. Pertama kalinya merk
ini dibawa ke negara tetangga, Malaysia pada tahun 2009. Secara keseluruhan, saat
ini sudah memiliki 1200 cabang baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai