Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

Nama : Dwi Alif Ragil Cahyono


NIM : 21104011080

1. PT. Kartini Teh Nasional


Teh Dandang diproduksi oleh Perusahaan Teh Kartini (saat ini bernama
PT Kartini Teh Nasional) yang terletak di Pekalongan, Jawa Tengah. Mulai
dipasarkan pada tahun 1957 dengan Wonogiri sebagai daerah pemasaran
pertama kalinya. Dari Wonogiri, kemudian diperluas ke Simo, Kulon Progo,
dan Kendal Kali Wungu. Pada tahun 1976, sehubungan dengan
diadakannya proyek pembuatan waduk Gajah Mungkur di Wonogiri,
pemerintah mentransmigrasikan tiga kecamatan ke sitiung Sumatera
Barat.
Karena kecintaan orang Wonogiri terhadap Teh Dandang, meskipun
saat itu belum ada trans ke Sumatra, Teh Dandang dikirim melalui
pesawat udara rutin sampai sekarang. PT Kartini Teh Nasional
memperluas pemasaran ke Lampung dengan merk 'Merak Jago'. Mulai
2004, merk 'Dandang' mulai dipasarkan se-Jawa Tengah dan akan
diperluas terus menerus sampai ke seluruh Indonesia.
PT KARTINI TEH NASIONAL berusaha untuk menjadi salah satu
produsen teh kering dalam kemasan dan teh celup sesuai dengan standar
internasional. Kami mengutamakan kepuasan pelanggan dalam
memproduksi produk yang berkualitas dan terjamin keamanannya. Kami
juga terus menerus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas dalam
sistem manajemen mutu dan keamanan pangan untuk memperoleh
kepuasan pelanggan.

Sumber: https://www.tehdandang.com/index.php?p=our-product

2. PT. Astra Argo lestari Tbk


PT Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri
perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Berawal dari
perkebunan ubi kayu, kemudian mengembangkan tanaman karet, hingga
pada tahun 1984, dimulailah budidaya tanaman kelapa sawit di Provinsi
Riau. Kini, Perseroan terus berkembang dan saat ini menjadi salah satu
perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan tata kelola terbaik dengan
luas areal kelola mencapai 287.604 hektar yang tersebar di Pulau
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Untuk menjaga keberlangsungan usaha, selain mengelola lahan
perkebunan kelapa sawit, Perseroan juga mengembangkan industri hilir
yang terkait. Perseroan telah mengoperasikan pabrik pengolahan minyak
sawit (refinery) di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, dan
di Dumai, Provinsi Riau. Produk minyak sawit olahan dalam bentuk olein,
stearin, dan PFAD ini untuk memenuhi permintaan pasar ekspor antara
lain dari Tiongkok dan Filipina. Mulai tahun 2016, Perseroan juga telah
mengoperasikan blending plant atau pabrik pencampuran pupuk di
Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Selain itu, Perseroan juga
mulai mengembangkan usaha integrasi sawit-sapi
Astra Agro memahami bahwa budidaya kelapa sawit secara
bertanggung jawab sangat penting dilakukan, oleh sebab itu kami selalu
berupaya menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat,
lingkungan hidup, profitabilitas ekonomi yang berkelanjutan, kemitraan
dan perdamaian sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan
(SDGs). Kebijakan Keberlanjutan Astra Agro merupakan refleksi dari upaya
kami yang berkesinambungan dalam penerapan praktik-praktik efisien
melalui konservasi keanekaragaman hayati, tanah dan air, pengurangan
gas rumah kaca serta memastikan kondisi yang aman dan stabil bagi
seluruh karyawan dan masyarakat sekitar. Kami akan melindungi hutan,
lahan gambut, Hak Asasi Manusia (HAM) dan bekerjasama dengan petani,
organisasi non-pemerintahan serta pemangku kepentingan lainnya untuk
melaksanakan prinsip-prinsip keberlanjutan
Sebagai langkah penting dalam mewujudkan Kebijakan Keberlanjutan,
kami telah menetapkan dan mengimplemetasikan Rencana Aksi
Keberlanjutan 3 Tahun (2018-2020) secara tuntas. Saat ini, Astra
memasuki babak baru fase keberlanjutannya dengan penetapan Rencana
Aksi keberlanjutan 5 Tahun (2021 – 2025) yang lebih komprehensif dan
akan diterapkan dalam operasinya dengan semestinya
Sumber: https://www.astra-agro.co.id/

3. PT. Tunas Baru Lampung Tbk


Didirikan pada tahun 1973, PT Tunas Baru Lampung Tbk (“TBLA”) menjadi
salah satu anggota dari Sungai Budi Group, salah satu perintis industri
pertanian di Indonesia yang didirikan pada tahun 1947. TBLA berdiri
karena keinginan mendukung pembangunan negara dan memanfaatkan
keunggulan kompetitif Indonesia di bidang pertanian. Saat ini, Sungai Budi
Group adalah salah satu pabrikan dan distributor produk konsumen
berbasis pertanian terbesar di Indonesia.
PT Tunas Baru Lampung Tbk mulai beroperasi di Lampung pada awal
tahun 1975, sejak itu kami telah berkembang menjadi salah satu produsen
minyak goreng terbesar dan termurah. PT. Tunas Baru Lampung Tbk
terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 14 Februari 2000. Anggota
lain dari Sungai Budi Group adalah perusahaan publik PT Budi Starch
Sweetener & Tbk (Sebelumnya PT Budi Acid Jaya Tbk), pabrikan tepung
tapioka yang terbesar dan paling terintegrasi di Indonesia.
Produk minyak dan lemak nabati kami selama bertahun-tahun
mendapatkan pangsa pasar dengan cepat, kami telah meningkatkan
kapasitas produksi kami di Lampung dan Sumatera Selatan, di mana kami
saat ini memiliki pangsa pasar sekitar 60%.

Kami juga memasuki pasar baru pada tahun 1996 di Jawa Timur dengan
mengakuisisi pabrik penyulingan minyak goreng. Kami melihat ini sebagai
pintu gerbang menuju Pasar Indonesia Bagian Timur lainnya seperti
Kalimantan, Bali, Lombok, Maluku, dan Irian Jaya. Sejak akuisisi, kami
telah meningkatkan efisiensi penyulingan di Jawa Timur dan memperluas
kapasitas produksi kami pada tahun 1999.

Kami juga telah meningkatkan kapasitas produksi dari penyulingan dan


membangun pabrik CPO kedua di Lampung dari hasil Initial Public Offering,
dimulai di tahun 2000. Kami berkomitmen untuk meningkatkan produksi
dan menjaga kualitas produk kami. Kami berencana untuk berinvestasi di
pabrik minyak mentah baru di perkebunan kami di Lampung dalam jangka
waktu dekat. Selain minyak sayur, kami juga memproduksi minyak kelapa,
stearin, minyak kelapa sawit, minyak inti sawit, produk konsumen lainnya
seperti sabun krim dan sabun cuci yang memanfaatkan asam lemak,
produk sampingan dari produksi CPO.Sejak bertahun-tahun lalu,
Perusahaan telah berencana memasuki bisnis gula Bisnis ini akan menjadi
bisnis yang terintegrasi, dari perkebunan tebu hingga pabrik gula dan
penyulingan gula.

Sumber: https://www.tunasbarulampung.com/

4. PT. Anugrah Mutu Bersama (Bango Facoty)


Sejak tahun 1928, Bango telah melezatkan masakan Indonesia dan
senantiasa melestarikan warisan kuliner Nusantara. Telusuri sejarah
berdirinya kecap Bango sebagai bagian dari sejarah kuliner Indonesia 1928
- 1939Berawal dari industri rumah tangga di Tanggerang, Bango lahir
dengan visi dapat terbang hingga mancanegara. 1939 - 1947Akibat perang,
bahan baku sulit didapatkan sehingga produksi harus dihentikan. 1950 -
1980Pabrik pindah ke Jakarta dan Kecap Bango dijual dari pintu ke pintu di
Jawa, Sumatra, dan Manado. 1980 - 1992Pabrik Kecap Bango dipindahkan
ke daerah Kemandoran karena besarnya permintaan 1992 - 1997Bango
bekerjasama dengan PT Unilever untuk membantu Kecap Bango
mengembangkan produk dengan sistem bagi saham. 1997 - 1998Pabrik
seluas 6 hektar dibuka di Subang demi memenuhi permintaan yang terus
bertambah. 2001 - SekarangPT Unilever mengambil alih kecap Bango dan
berhasil menjadikannya kecap unggulan di Indonesia

Sumber: https://www.bango.co.id/
5. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (Divisi Bogasari)
Pabrik Bogasari di Tanjung Priok, Jakarta mulai beroperasi pada
tanggal 29 November 1971 setelah diresmikan Presiden Soeharto.
Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 10 Juli 1972, dilakukan
peresmian Pabrik Bogasari di Tanjung Perak, Surabaya, dan pada 1977
didirikan pabrik kantong terigu yang berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa
Barat.[2] Kapasitas pabrik Jakarta adalah 650 ton saat awal beroperasi,
dan penggilingannya yang pertama adalah 8.000 ton gandum bantuan dari
Australia. Kedekatan dengan Presiden akhirnya membuat Bogasari
memonopoli penggilingan gandum di Indonesia. Walaupun yang
mengendalikan impor dan ekspor gandum adalah Bulog (karena saat itu
dianggap "komoditas strategis"), namun Bulog menunjuk Bogasari sebagai
penggiling tunggal dari gandum-gandum yang telah diimpor negara.[1]
Pemerintah juga mensubsidi gandum yang digiling oleh Bogasari,
meskipun kemudian justru Bogasari kembali menjualnya ke Bulog dengan
harga yang lebih mahal. Saat ini Bogasari memiliki dua pabrik yang
berlokasi di Jakarta dan Surabaya dengan total kapasitas produksi tepung
sebesar 3,2 juta ton per tahun. Bogasari memproduksi berbagai tepung
terigu yang berkualitas untuk berbagai kebutuhan dan dipasarkan dengan
berbagai merek utama antara lain Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci
Biru. Merek-merek utama tersebut merupakan merek yang telah mapan,
dikenal luas dan dekat di hati konsumen. Guna menjawab kebutuhan
konsumen akan berbagai jenis terigu untuk berbagai makanan, Bogasari
melakukan berbagai terobosan dan mengembangkan berbagai merek
lainnya seperti Cakra Kembar Emas, Lencana Merah, Taj Mahal dan
lainnya. Tepung terigu Bogasari tersedia di berbagai pelosok Indonesia
melalui lebih dari 40 depo yang menyebar luas di berbagai daerah.
Sumber : https://www.bogasari.com/

Anda mungkin juga menyukai