Analisis
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Manajemen Stratejik dengan dosen
pengampu Bapak Nurkholis, SE., M.Bus., Ak.
Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Desember 2013
BAB 1
1. Pendahuluan
Pada masa perekonomian global saat ini pergerakan penjualan barang maupun
jasa dapat bergerak dengan bebas dan persaingan antar perusahaan pada sektor barang
maupun jasa dituntut untuk mengembangkan usahanya pada tingkat yang lebih baik
pada masa yang akan datang. Terutama pada bisnis makanan yang memiliki persaingan
yang cukup besar, banyak pesaing yang keluar masuk dengan mudah. Untuk bertahan
dalam persaingan industri makanan dan dapat semakin berkembang ke tingkat yang
lebih tinggi sebuah perusahaan harus memiliki rencana strategi yang tepat dan harus
melaksanakan semua aktivitas yang ada pada bidang operasional, pemasaran, keuangan,
produksi dan bidang-bidang lain yang ada pada perusahaan secara baik dan seksama.
Perusahaan yang memiliki kinerja yang efektif dan efisien akan dapat meningkatkan
pertumbuhan perusahaan, dan memenangkan persaingan, sedangkan perusahaan yang
memiliki kinerja kurang baik akan semakin tertinggal dan tidak dapat bersaing dengan
perusahaan lain.
Perseroan berdiri sejak tahun 1995 sebagai penanaman Modal Asing dan saat
ini berkantor di Jababeka Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi,
Jawa Barat. Peseroan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
industri roti, kue dan jenis roti lainnya. Dalam menjalankan kegiatannya, perseroan
melakukan aktivitas usahanya dengan mendirikan pabrik roti, memproduksi,
memasarkan dan menjual roti tawar dan segala jenis roti lainnya. Pada awal
berdirinya, perseroan mempunyai 2 lini mesin – 1 lini mesin untuk pembuatan jenis
roti tawar dan 1 lini mesin untuk pembuatan jenis roti manis.
Pada Desemer 2008, Perseroan membuka pabril ketiga dengan 2 lini mesin
di Jababeka Blok U, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Satu
lini digunakan untuk jenis roti tawar dan satu lini untuk jenis roti manis. Selain itu,
ditempat yang sama Perseroan membangun auditorium untuk menerima kunjungan
konsumen. Di sini konsumen dapat melihat dari dekat proses produksi segala jenis
rpti yang dilakukan oleh Perseroan secara higienis dan halal.
untuk roti manis. Pada 28 Juni 2010, Perseroan melakukan Penawaran Umum
Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI.
Visi
Misi
Jaminan Mutu
Dalam menjalankan visi dan misi, Perseroan telah menentukan Jaminan Mutu
sebagai berikut:
1. Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan
aman untuk dikonsumsi melalui penerapan GMP (Good Manufacturing
Practice), SSOP (Sanitation Standart Operating Produce), HACCP
(Hazard Analysis and Critical Control Point) dan SJH (Sistem Jaminan
Halal), sehingga dapat memberikan kepuasan pelanggan atas produk-
produk perseroan.
2. Menggalang partisipasi aktif dan positif seluruh karyawan dalam rangka
memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan mutu kerja secara
berkelanjutan.
PT. Nippon Indosari Coperindo menawarkan produk Sari Roti dengan berbagai
varian rasa, produk tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama, yaitu
White Breda, Sweet Bread dan Cake. Dari setiap kelompok tersebut, masing-
masing memiliki beberapa varian rasa, yaitu:
2013
2012
2011
2010
2009
Dilihat dari kinerja perseroan dari tahun 2010 sampai tahun 2012 yang terus
mengalami peningkatan dalam berbagai aspek, menunjukkan bahwa PT. Nippon
Indosari Coperindo memiliki manajemen strategi yang tepat dan berjalan dengan baik.
Persero menitikberatkan konsumen pada kelas menengah keatas (penghasilan > Rp1,5
juta per bulan) serta pada ibu rumah tangga dan anak-anak. Ini dikarenakan oleh pola
konsumsi masyarakat menengah keatas yang banyak menggantikan nasi dengan roti
dengan alasan lebih praktis dan cepat. Selain itu, ibu rumah tangga berperan penting
dalam pengambilan keputusan dalam berbelanja. Meskipun target konsumen utamanya
adalah konsumen dengan penghasilan menengah keatas, harga yang ditawarkan oleh
persero masih dapat dijangkau oleh konsumen menengah kebawah. PT. Nippon Indosari
Coperindo juga lebih memilih untuk melakukan produksi masal daripada membuka
butik roti di toko atau mall, dengan alasan akan lebih mudah untuk menjangkau
masyarakat menengah ke bawah. Strategi pemasaran yang dipilih oleh persero adalah
menyasar pasar-pasar seperti toko, pasar moder, penjual keliling, dan toko kelontong
yang lebih dekat dengan konsumen. Mengingat produk dengan masa kadaluwarsa yang
singkat, maka pendistribusian harus cepat dan tepat yang berakibat pada tingginya biaya
dalam pendistribusian, dan tidak menutup kemungkinan terjadi kontaminasi dalam masa
pendistribusian. Kapasitas perdistribusian produk mencapai 24ribu outlite yang tersebar
di Jawa, Bali dan Sumatra. Salah satu kekuatan yang dimiliki oleh persero adalah
memiliki supply chine yang luas sehingga membuat produk dapat langsung sampai ke
tangan konsumen.
Pada tahun 2012 PT. Nippon Indosari Coperindo semakin agresif dalam
pengembangan bisnisnya, terdapat dua strategi bisnis yang dipilih yaitu memilih brand
ambassador dan mendesain ulang kemasan produk. Dengan memilih brand ambassador
diharapkan brand yang telah tertanam dikonsumen akan semakin menguat dan
disesuaikan dengan brand personality yaitu produk yang dekat dengan keluarga,
modern, sehat dan praktis. Pendesainan ulang produk menjadi lebih sederhana tetapi
elegan bertujuan untuk penyesuaian dengan brand personality dan menarik perhatian
konsumen.
Dalam menjaga kualitas produk, PT Nippon Indosari Coperindo menggunakan
sistem GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standart Operating
Produce), HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) dan SJH (Sistem
Jaminan Halal), sehingga dapat memberikan kepuasan pelanggan atas produk-produk
perseroan. Selain itu persero juga sering melakukan pelatihan-pelatihan terhadap para
pekerja dengan tujuan menjaga dan meningkatkan mutu kinerja karyawan.
BAB 2
ANALISIS
Tabel 2.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (I nternal F actor E valuation- IFE )
Faktor faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor bobot
Kekuatan
Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau Jawa,
1 Sumatra dan Sulawesi 0,07 3 0,21
2 Produk dengan berbagai varian rasa 0,08 3 0,24
3 berhasil meraih penghargaan 0,02 1 0,02
4 Brand yang sudah di kenal oleh masyarakat 0,10 4 0,40
5 Memiliki supply chain yang luas 0,13 3 0,39
6 Sistem pendistribusian yang cepat 0,10 4 0,40
7 Membangun jaringan dengan sistem keagenan 0,06 3 0,18
8 Harga produk yang terjangkau 0,08 4 0,32
9 Memperoleh Sertifikat halal dari MUI 0,01 2 0,02
Sub Total Kekuatan 0,65 2,18
Faktor ini memiliki skor bobot yang paling tinggi jika dibandingkan dengan
faktor-faktor kekuatan yang lain. Faktor ini berada dalam bobot 0,10 yaitu
penting dan berada dalam peringkat 4 yaitu sangat kuat. Semakin brand
dikenal oleh masyarakat membuktikan bahwa kepercayaan konsumen
terhadap peoduk tersebut tinggi, yang akan berpengaruh dalam volume
penjualan produk. Dalam pasar industri roti, brand Sari Roti sudah tidak
asing lagi bagi konsumen, bahkan telah menguasai pasar.
5. Memiliki supplay chain yang luas
Faktor ini memiliki skor 0,13 yaitu sangat penting dan bobot 4 yaitu sangat
berpengaruh. Suplai chain yang luas merupakan salah satu kekuatan yang
dimiliki oleh perseroan dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
usaha sampai saat ini, hal ini dikarenakan dengan memiliki suplay chain
yang luas, lapisan konsumen yang dijangkau semkain luas. Tidak hanya
pada kota-kota besar, tetapi kota-kota kecil dapat terjangkau. Dengan
demikian semakin luas pasar yang dijangkau oleh perusahaan.
6. Sistem pendistribusian yang cepat
Faktor kekuatan ini berada dalam bobot 0,10 yaitu penting dan berada
dalam peringkat 4 yaitu sangat berpengaruh. Sistem pendistribusian persero
adalah 24 jam, setiap hari pabrik memproduksi dan langsung
didistrubisakan ke outlite-outlite, mengingat produk memiliki masa
kadaluwarsa yang singkat, pendistribusian produk yang cepat dan efisien
sangat berpengaruh pada penyampaian produk ke tangan masyarakat.
Semakin cepat dan efisien pendistribusian, produk akan samapai ditangan
konsumen dengan lebih fresh.
Faktor ini memiliki skor bobot 0,10 yang berarti penting dan berada dalam
peringkat 4 yang berarti sangat berpengaruh. Produk Sari Roti merupakan
produk dengan masa kadaluwarsa yang singkat, mengetahui akan hal ini prabrik
menggunakan sistem pendistribusian dalam waktu 24 jam. Setelah roti selesai
diproduksi dari pabrik, roti langsung didistribusikan ke agen-agen untuk segera
dipasarkan. Dengan umur kadaluwarsa yang singkat produk dapat segera sampai
di tangan konsumen dengan cepat dan dapat segera dinikmati oleh konsumen
sebelum mendekati tanggal kadaluwarsa.
3. Belum menjangkau seluruh pulau di Indonesia
Faktor ini memiliki skor bobot 0,04 yang berarti kurang penting dan berada
dalam peringkat 3 yang berarti berpengaruh. Saat ini pabrik persero memiliki 8
pabrik yang tersebar di Sumatra, Jawa, Sulawesi. Dari pabrik-pabrik tersebut
persero belum menjangakau pulau Kalimatan, gugusan pulau Nusa Tenggara.
4. Roti disajikan tidak dengan hangat
Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti tidak penting dan berada dalam
peringkat 2 yang berarti cukup berpengaruh. Persero lebih memilih untuk
memproduksi secara masal dibandingkan dengan membuka butik butik roti di
pusat perbelanjaan atau toko toko modern, ini menyebabkan produk yang
ditawarkan tidak dalam keadaan hangat atau langsung dari oven. Namun hal ini
dapat ditutupi dengan berbagai varian rasa yang ditawarkan dan tekstur dari
produk itu sendiri.
5. Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian
Faktor ini memiliki skor bobot 0,10 yang berarti tdak penting dan memiliki
peringkat 4 yang berarti sangat berpengaruh. Produk memiliki masa
kadaluwarsa yang singkat, sehingga apabila produk tidak terjual habis diagen
maka produk akan di retur. Selain itu setiap hari pabrik melakukan produksi dan
produk harus segera didistribusikan untuk menjaga kesegaran produk, hal ini lah
yang mengakibatkan intensitas pendistribusian yang tinggi
6. Menggunakan bahan baku impor
Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti tidak penting dan berada dalam
peringkat 2 yang berarti cukup berpengaruh. Dalam memproduksi roti
perseroan menggunakan bahan baku impor, padahal bahan baku pembuatan roti
tersedia di Indonesia.
Hasil dari Matriks IFE diatas menunjukkan total bobot faktor kekuatan sebesar 0,65
lebih besar daripada total bobot faktor kelemahan 0,35 sedangkan total skor faktor
kekuatan sebesar 2,18 lebih besar dari total skor faktor kelemahan sebesar 1,21. Total
keseluruhan dari Matriks IFE adalah 3,39. Hal ini menunjukkan kemampuan internal
PT. Nippon Indisari Coperindo tergolong sangat baik.
Tabel 2.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (E ksternal F actor E valuation- EFE )
Skor
Faktor faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat bobot
Peluang
Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di Indonesia
1 yang tinggi 0,09 4 0,36
Perubahan pola konsumsi masyarakat modern di kota
2 besar 0,15 3 0,45
3 Belum terlalu banyak kompetitor besar 0,12 3 0,36
4 Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan wilayah pabrik 0,15 4 0,60
Sub Total Peluang 0,51 1,17
Skor
Faktor faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat bobot
Ancaman
Industri roti berada dalam pasar persaingan sempurna
1 0,09 3 0,27
dimana kompetitor mudah untuk keluar masuk
Banyak kompetitor industri rumahan yang menyediakan
2 produk hangat 0,12 3 0,36
3 Selera masyarakat Indonesia yang beragam 0,13 4 0,52
4 Isu penggunaan bahan pengawet dan kualitas bahan baku 0,08 3 0,24
5 Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah 0,05 2 0,1
6 Kebijakan pemerintah mengenai UMR 0,02 2 0,04
Sub Total Ancaman 0,49 1,53
Faktor ini memiliki bobot 0,09 yaitu (cukup penting) dan berada dalam
peringkat 4 yang berarti (penting). Sudah tidak diragukan lagi industri makanan
memiliki peluang bisnis yang tinggi. Faktor ini merupakan salah satu peluang
yang sangat menentukan, mengingat masih belum ada perusahaan yang
memproduksi roti secara masal dengan menggunakan teknologi yang canggih
seperti Sari Roti. Dengan ditunjang stabilitas ekonomi yang relative baik , dan
pertumbuhan ekonomi yang kuat di hampir seluruh wilayah Indonesia
kesempatan untuk memasarkan produk semakin luas karena diimbangi dengan
kemampuan konsumen dalam bidang ekonomi.
proses produksinya. Hal ini akan mempermudah bagi persero untuk terus
memperluas pasar
4. Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan wilayah pabrik
Faktor ini memiliki bobot 0,15 yaitu (sangat penting) dengan peringkat 4 yang
berarti (sangat kuat). Lokasi pemasaran yang dekat dengan pabrik akan
mempermudah persero dalam pendistribusian ke agen-agen, karena produk yang
dihasilkan merupakan produk yang tidak tahan lama, maka faktor ini sangat kuat
pengaruhnya dalam mempertahankan produk agar tetap fresh sampai ditangan
konsumen.
Faktor ini memliki skor bobot 0,09 yaitu (cukuppenting) dan peringkat 3 yang
berarti (kuat). Industry roti berada dalam pasar persaingan sempurna yang
terdiri dari industry produksi masal, industry rumahan, dan industry toko-toko
roti bermerk yang dapat dimasuki oleh pengusaha skala kecil sampai skala besar.
Dengan mudahnya kompetitor keluar masuk pasar, akan mempengaruhi minat
konsumen terhadap Sari Roti. Faktor ini memiliki pengaruh yang cukup kuat,
apabila persero tidak berhati-hati maka eksistensinya akan terancam.
Hasil dari Matriks EFE diatas menunjukkan total bobot faktor peluang sebesar
0,51 lebih besar daripada total bobot faktor ancaman 0,49 sedangkan total skor faktor
peluang sebesar1,17 lebih besar dari total skor faktor ancaman sebesar 1,53. Total
keseluruhan dari Matriks EFE adalah 2,7. Hal ini menunjukkan kemampuan eksternal
PT. Nippon Indisari Coperindo tergolong baik.
Strength: Weakness:
Internal
Memiliki 8 pabrik produksi yang tersebar di Jawa, Resiko terkontaminasinya bahan baku
Memiliki tiga kelompok produk utama yang Produk memiliki masa kadaluwarsa yang
memiliki berbagai varian rasa singkat
Berhasil meraih berbagai pengahrgaan termasuk Belum menjangkau seluruh Pulau di
Top Brand dan Top Brand for Kids selama 4 tahun Indonesia, saat ini produk sari roti masih
Memiliki supply chain yang luas sehingga produk Sulawesi
dapat samapi ke tangan konsumen dengan cepat Roti tidak hangat jika dibandingkan dengan
dan efisien produk roti rumahan
Sistem pendistribusian yang cepat Intensitas yang tinggi dalam
Membangun jaringan dengan sistem keagenan pendistribusian,sehingga meningkatkan biaya
Memperoleh sertifikat Halal dari Majelis Ulama Masih menggunakan bahan baku impor
Indonesia
Perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia di untuk menjangkau pasar seluas-luasnya dengan Pulau Sumatra dan Sulawesi dengan
kota-kota besar yang mulai berubah, membuka pabrik di kota-kota strategis sehingga membuka pabrik baru, memperbanyak
mengkonsumsi roti sebagai pengganti nasi dapat menjangkau kota kota kecil disekitarnya agen dan memperluas supply chine.
Belum terlalu banyak kompetitor untuk industri rot i
Memanfaatkan semaksimal mungkin sistem
Mengoptimalkan pendistribusian dengan
berskala besar yang memiliki fasilitas produksi keagenan dan supply chine yang luas untuk lebih mengelompokkan lokasi-lokasi yang
berkualitas tinggi pada proses produksinya. memperbanyak konsumen dan lebih dekat dengan berada dalam jangkauan pabrik.
Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan wilayah konsumen.
pabrik
Memanfaatkan perubahan pola konsumsi
masyarakat modern dengan menawarkan berbagai
varian rasa dengan harga yang terjangkau.
Selera dan cita rasa masyarakat Indonesia memanfaatkan supply chine yang luas agar sebisa
Mempelajari pola budaya masyarakat untuk
tergantung pada budaya setempat, dan Indonesia mungkin produk sampai di tangan konsumen mengetahui cita rasa yang diingkan oleh
memiliki beragam budaya dalam kondisi yang fresh meskipun tidak dalam konsumen mengingat budaya ikut
Fuktuasi mata uang yang sering berubah karena mungkin tetap menawarkan harga yang
perseroan menggunakan bahan baku impor terjangkau meskipun terjadi fluktuasi mata uang
Kekuatan
Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau
1 Jawa, Sumatra dan Sulawesi 0,07 - - 3 0,21 - -
2 Produk dengan berbagai varian rasa 0,08 - - - - 4 0,32
3 berhasil meraih penghargaan 0,02 2 0,04 - - - -
4 Brand yang sudah di kenal oleh masyarakat 0,10 4 0,4 - - - -
5 Memiliki supply chain yang luas 0,13 - - 4 0,52 - -
6 Sistem pendistribusian yang cepat 0,10 - - 4 0,4 - -
7 Membangun jaringan dengan sistem keagenan 0,06 - - 3 0,18 - -
8 Harga produk yang terjangkau 0,08 3 0,24 - - - -
9 Memperoleh Sertifikat halal dari MUI 0,01 2 0,02 - - - -
Kelemahan
singkat
3 Belum menjangkau seluruh Pulau di Indonesia 0,04 - - 3 0,12 - -
4 Roti disajikan tidak dengan hangat 0,02 - - - - 3 0,06
5 Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian 0,10 - - 4 0,4 - -
6 Menggunakan bahan baku impor 0,02 - - - - 2 0,04
Peluang
Peluang bisnis dalam pasar industri makanan
1 di Indonesia yang tinggi 0,09 - - 4 0,36 - -
Perubahan pola konsumsi masyarakat modern
2 di kota besar 0,15 3 0,45 - - - -
3 Belum terlalu banyak kompetitor besar 0,12 - - 3 0,36 - -
Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan
4 wilayah pabrik 0,15 - - 4 0,6 - -
Ancaman
Hasil dari Matriks QSPM diatas menunjukkan TAS penetrasi pasar sebesar 1,73 ;
TAS Pengembangan pasar 3,87 ; TAS pengembangan produk 1,27. Dari ketiga
alternatif strategi tersebut yang memiliki angka tertinggi adalah pengembangan
pasar, yang mengartikan bahwa strategi yang paling menarik untuk diambil adalah
strategi dalam pengembangan pasar. Dengan potensi internal dan lingkungan
eksternal yang ada, persero dapat memperluas pasar yang telah dijangkau sekarang
dengan memperbanyak jaringan dan memperluas wilayah.
8. Pembahasan
Segmentasi pasar yang dipilih oleh PT. Nippon Indosari Coperindo yaitu
kalangan menengah keatas, tetapi dengan harga produk yang ditawarkan sangat
dimungkinkan konsumen yang dituju melipti kalangan menengah kebawah. Selain
itu perusahaan harus mampu memperluas wilayah baru maupun pelosok sehingga
dapat mencapi visi menjadi perusahaan roti terbesar di Indonesia.
9. Kesimpulan
BAB 3
BALANCED SCORE CARD DAN PEMETAAN RENCANA
Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan
keadaan perekonomian semua negara. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia,
dibanding dahulu kala, perekonomian di Indonesia saat ini sudah sangat berubah,
meskipun sudah banyak ahli yang dapat memprediksikan keadaan perekonomian di
masa depan, namun hal tersebut hanyalah sebuah prediksi yang tidak dapat
dipastikan kebenarannya. Khususnya pada industri roti sendiri, setiap produsen roti
dituntut untuk dapat memperhitungkan segalanya dengan sangat tepat serta teliti.
Dikarenakan sifat produk roti itu sendiri yang merupakan suatu jenis makanan yang
tidak tahan lama, sehingga apabila ada kesalahan perhitungan produksi, keadaan
pasar serta distribusi, maka akan menyisakan produk roti yang sudah basi dan tidak
dapat dijual kembali, sehingga tentunya akan menyebabkan kerugian bagi produsen
roti tersebut.
Untuk menghadapi keadaan yang tidak dapat diprediksi tersebut, maka setiap
perusahaan hendaknya harus menyusun strategi yang terperinci serta terencana
dengan matang sehingga ketika sebuah perusahaan menghadapi hambatan atau
permasalahan yang berasal dari internal maupun eksternal, maka perusahaan dapat
melakukan strategi yang baik untuk menghadapi serta bertahan melewati hambatan
tersebut.
Perspektif non finansial tersebut juga harus menjadi pertimbangan karena dapat
menyulitkan PT Nippon Indosari Coperindo tbk. dalam merancang peta strategi,
dikarenakan strategi yang disusun sebelumnya hanyalah berdasarkan pengukuran
kinerja dari aspek finansial. Sehingga dalam perancangan peta strategi diperlukan
suatu metode yang menggambarkan keadaan dari keseluruhan aspek yang terdapat
dalam PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
Rata-Rata
Perspektif Tolak Ukur
Kinerja
Perusahaan
Perspektif Komitmen 4
Pembelajaran Karyawan
dan
Pertumbuhan
Daya Dukung 4
Teknologi
Kompetensi 3,4
Karyawan
Rata-Rata 3,8
Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa komitmen karyawan
berada pada angka 4, daya dukung teknologi juga berada pada angka 4, tetapi
kompetensi karyawan berada pada angka 3,4 dengan rata-rata keseluruhan 3,8.
Tabel 3.2 Pengukuran Perspektif Proses Bisnis Internal PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
Rata-Rata
Perspektif Tolak Ukur
Kinerja
Perusahaan
Perspektif Inovasi 4
Proses Bisnis Produk
Internal
Proses 3.8
Produksi
Rata-rata 3,9
Dari hasil pengolahan diatas, diketahui inovasi dari produk berada pada posisi
4 yang menunjukan bahwa pelanggan menyetujui variasi rasa dari produk telah
memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan untuk proses produksi berada pada
angka 3,8, Oleh karena itu dalam perspektif proses bisnis internal dalam peta strategi
yg akan dirancang perusahaan adalah roti yang berkualitas.
3. Perspektif Pelanggan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada pelanggan setia dari PT Nippon
Indosari Coperindo tbk. dapat diketahui hasil pengukuran yang telah diolah dari
perspektif pelanggan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Pengukuran Perspektif Pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
Rata-Rata
Perspektif Tolak Ukur
Kinerja
Perusahaan
Retensi 3,9
Pelanggan
yang Setia
Rata-Rata 3,85
Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa kepuasan pelanggan
berada pada angka 3,8 dan retensi pelanggan setia berada pada angka 3,9 dengan
rata-rata keseluruhan 3,85. Maka pada perspektif pelanggan dalam peta strategi yg
akan dirancang, tujuan strategisnya adalah kepuasan pelanggan dan pelanggan yang
setia.
4. Perspektif Keuangan
Tahun
Rata-Rata
Ukuran Perubahan
Kinerja
2010 2011 Perusahaan
Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa ROA mengalami
peningkatan sebesar 4,7% sehingga hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan lebih
efektif dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Untuk Nett
Profit Margin pun telah diketahui bahwa dari tahun 2010 sampai 2011 mengalami
peningkatan sebesar 12,54% hal tersebut menunjukan semakin baiknya kinerja
keuangan perusahaan. Untuk current ratio pun mengalami angka kenaikan sebesar
2,73% .
Setelah melakukan penghitungan ROA, NPM, dan current ratio maka dapat
disimpulkan pada perspektif keuangan dalam peta strategi yg akan dirancang, tujuan
strategisnya adalah profit yang meningkat.
Dengan terjaganya kualitas produk, tentunya hal ini akan berpengaruh pada
perspektif pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Pada perspektif pelanggan
ini sasaran strategi yang diinginkan oleh perusahaan adalah meningkatnya kepuasan
pelanggan dan jumlah pelanggan setianya.
Evaluasi Akhir
Perspektif Ukuran Target Bobot Skor x
Hasil Skala Skor
(1-5) Bobot
Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan: Tingkat
4 10% 4 5 0,5
kemampuan
Komitmen karyawan ≤ 4 → 5
4 10% 4 5 0,5
karyawan 3 - 3,9 → 4
Daya dukung 4 10% 3,4 2 - 2,9 → 3 4 0,4
teknologi 1 - 1,9 → 2
Kompetensi 0 - 0,9 → 1
karyawan
Perspektif
Proses Bisnis
Tingkat 4 10% 4 ≤ 4 → 5 5 0,5
Internal:
pencapaian 3 - 3,9 → 4
4 10% 3,8 4 0,4
Inovasi 2 - 2,9 → 3
Produk 1 - 1,9 → 2
Proses 0 - 0,9 → 1
Produksi
Perspektif
Tingkat
Pelanggan:
kepuasan 4 10% 3,8 ≤ 4 → 5 4 0,4
Kepuasan dan tingkat 3 - 3,9 → 4
retensi 4 10% 3,9 2 - 2,9 → 3 4 0,4
pelanggan
Retensi 1 - 1,9 → 2
pelanggan 0 - 0,9 → 1
setia
Perspektif
Keuangan:
Tingkat 15% 10% 10,49% ≤ 15% → 5 3 0,3
ROA pencapaian 15% 12% - 14,9% → 4
10% 18,72% 5 0,5
NPM 15% 9% - 11,9% → 3
BAB 4
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN (Key Success Factors)
Terdapat tiga kunci sukses dari Sari Roti yaitu pemilihan bahan baku, proses
pembuatan dan distribusi. Pemilihan bahan baku dilakukan secara ketat sesuai
standar. Proses pembuatan roti terdiri dari beberapa tahap yang akan dijelaskan
secara rinci dibawah ini. Sedangkan untuk pendistribusian produk, dilangsungkan
dalam 24 jam sehari. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tiga kunci
sukses Sari Roti.
Pada saat proses pembuatan roti akan dimulai, bahan baku ditimbang
sesuai dengan standar formulasi yang telah ditetapkan. Operator yang
bertugas harus memastikan bahwa masing-masing bahan baku yang
digunakan telah ditimbang dengan benar agar dapat menjaga konsistensi
kualitas roti yang dihasilkan.
3. Distribusi
produk yang fresh, Sari Roti dibuat setiap hari, sehingga setelah selesai
diproduksi, akan segera dikirimkan kepada konsumen, baik melalui jalur
traditional market maupun modern market . Dengan 8 pabrik yang ada saat ini
yang tersebar di daerah Bekasi (Jawa Barat), Pasuruan (Jawa Timur),
Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), Palembang (Sumatera
Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan) hingga saat ini Sari Roti akan mudah
didapatkan. Untuk mempertahankan posisinya Sari Roti akan selalu
mengutamakan kepuasaan konsumen di semua channel dan menjamin
ketersedian produk di semua channel. Juga, menyediakan produk terbaiknya
untuk konsumen.
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
Dariyanto, Yudha. Analisa Perumusan Strategi Bersaing Pada PT. Buanakarya Adi
Mandiri Pengembang Perumahan Permata Jingga Kota Malang. Jurnal.
Fardela, Agnis. Analisis Strategi Agresif Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Kantor Cabang Probolinggo. Jurnal.