Anda di halaman 1dari 6

KONDISI BISNIS INTERNASIONAL PT ASTRA INTERNASIONAL Tbk.

A. SSEJARAH SINGKAT PT ASTRA INTERNATONAL TBK


Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tanggal 20 Februari 1957 dengan nama
PT Astra International Incorporated. Kantor pusat Astra International Tbk berdomosili di
Menara Astra Lt. 58-63, Jl. Jendral Sudirman Kav 5-6, Jakarta 10220 – Indonesia. Pemegang
saham terbesar Astra International Tbk adalah Jardine Cycle & Carriage Ltd (50,11%),
perusahaan yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle & Carriage Ltd merupakan entitas
anak dari Jardine Matheson Holdings Ltd, perusahaan yang didirikan di Bermuda.
 Kekuatan (strength)
Astra menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan setelah Indonesia dilanda
krisis keuangan Asia di akhir 1990-an. Krisis yang parah ini memaksa Astra untuk
merestrukturisasi dan mereorganisasi model bisnisnya (termasuk pengambil-alihan oleh
Jardine Matheson Group yang berbasis di Hong Kong pada tahun 1999 melalui anak
perusahaan Jardine Cycle & Carriage Ltd). Astra memenangkan berbagai penghargaan
perusahaan baik nasional maupun internasional dalam beberapa tahun terakhir.
 Kelemahan
Tingkat kegagalan produksi yang dihasilkan masihmelebihi angka standar perusahaan besar
PT ASTRA INTERNASIONAL Tbk,fasilitas manufaktur yang belum sepenuhnya merata
sehingga perolehan hasil dapat berbeda sayu dengan yang lain.
 Peluang
PT ASTRA INTERNASIONAL menyasar peluang bisnis baru di sejumlah sektor potensial
seperti kesehatan hingga energi yang terbarukan(EBT).
I. Pertama sektor digital dan teknologi yang sudah dibuktikan melalui investasi
sejumlah bisnis rintisan.
II. Kedua jasa keuangan sektorini dinilai menyimpan potensi keuangan Indonesia belum
negara lain.
III. Ketiga sektor kesehatan dengan tingkat kehidupan yang membaik, sektor kesehatan
bagi negara ini kedepannya.
IV. Keempat astra juga menyasar sektor yang berkaitan mobilitas termsuk logistik.
V. Sektor kelima energi bru dan terbarukan
 Ancaman
Produser lain ikut berkembang serta berusaha membangun citra positif untuk merebut
sebagian pasar besar PT ASTRA INTERNASIONAL Tbk dan akan menjadi ancaman.
B. TEORI – TEORI PERDAGANGAN
Teori dan implementasi Bisnis International ekspor dan impor pada PT. Astra
Internasional Tbk. Result And Discussion Teori Keunggulan Komparatif (Comparative
Advantage) Menurut teori keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kuang efisien
dibanding negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar
untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak (Salvatore, 1997).
Teori keunggulan komparatif didasarkan pada nilai tenaga kerja (theory of labor value) yang
diperkenalkan oleh David Ricardo, yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk
ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Jadi,
suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional apabila melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang dengan memproduksi relatif lebih efisien serta
mengimpor barang dimana negara tersebut memiliki produksi yang relatif kurang efisien
(Putra, 2013). Dengan kata lain, suatu negara akan tetap mendapatkan keuntungan dalam
oerdagangan jika berspesialisasi dan mengekspor barang ang memiliki keunggulan relatif,
diman keunggulan relatif yang mengindikasikan bahwa suatu negara lebih efisien secara
relatif dalam memproduksi barang.

C. KEKUATAN SOSIOKULTURAL
PT. Astra Internasional Tbk, berbagai inovasi yang telah menjadi budaya yang
digaungkan sejak tahun 1980. Hal tersebut juga telah diwujudkan dengan konsisten Astra dan
anak – anak perusahaan perusahaannya untuk terus melakukan sebuah perubahan dan inovasi
di masing – masing proses bisnisnya.
Adapun filosofi perusahaan Astra yang dinamakan Catur Dharma adalah :
1. Menjadi milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara
2. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
3. Menghargai individu dan membina kerja sama
4. Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik
Dari keempat butir tersebut, itu diturunkan dalam berbagai perilaku, misalnya di Astra
yang lebih dipentingkan adalah “Super Team” bukan “Super Man” dan salah satu butir Catur
Dharma yang dijiwai oleh insan Astra adalah “Menghargai Individu dan Membina
Kerjasama”. Insan astra juga selalu mengedepankan kerja sama tim untuk memaksimalkan
efektivitas kerja dan meraih tujuan bersama. Astra percaya bahwa perusahaan akan berjalan
dengan lebih efektif setiap karyawan mengedepankan super-team (tim yang hebat)
dibandingkan super-man (individu yang hebat).
Menurut, coaching dapat dilakukan antar generasi. Tidak selalu generasi yang lebih
tua, misalnya generasi baby boomer memberikan coaching kepada yang muda, tetapi generasi
yang lebih tua juga bisa belajar banyak dari generasi yang lebih muda.
D. SUMBER DAYA ALAM DAN KESINAMBUNGAN LINGKUNGAN
Paul W. Taylor mengatakan bahwa apa pun kewajiban moral yang kita miliki
terhadap sesama manusia, kita mempunyai tugas yang terhutang kepada makhluk hidup di
alam. Sebagai seorang tokoh yang dikenal dalam etika lingkungan hidup, Paul W. Taylor
mengajak setiap orang untuk mengganti pandangan hidupnya dari egois dan tertutup menjadi
terarah kepada kehidupan dan terbuka terhadap dunia yang dihidupinya.
Tanggungjawab terhadap lingkungan menjadi tanggungjawab bersama karena
keberlangsung kehidupan berarti keberlangsungan kehidupan manusia. Sebagai sebuah
korporasi, Astra International menyadari bahwa keberlangsungan unit usahanya terkait erat
dengan keberlangsungan lingkungan hidup. Oleh sebab itu Astra International mempunyai
komitmen teguh untuk melaksanakan prinsip Triple Bottom Line. Prinsip Triple Bottom Line
merupakan prinsip keseimbangan pada kinerja sektor ekonomi, kinerja sektor sosial dan
kinerja sektor lingkungan. Dengan menjaga kesimbangan ini maka Astra International
berupaya menjaga kesinambungan unit-unit usahanya.
Hal yang paling sulit dihadapi oleh korporasi adalah masalah kesinambungan unit
usahanya. Banyak korporasi terjebak dalam bisnis memperoleh keuntungan sebesar-besarnya
dengan pengorbanan sekecil-kecilnya. Prinsip ini menjebak banyak korporasi karena
perhatian utama adalah mengejar keuntungan tetapi mengesampingkan keberlangsungan
usaha. Lewat prinsip Triple Bottom Line, Astra International membuktikan bahwa selama 60
tahun perusahannya tetap hidup dan lebih berkembang dengan menjaga keseimbangan kinerja
sektor ekonomi, sosial dan lingkungan.
Kesimbangan lingkungan adalah salah satu faktor penting yang menjadi fokus bagi
Astra International. Lewat tanggungjawab sosial perusahaan (CSR), Astra membentuk Astra
Green Company (ACG) yang bertanggungjawab terhadap masalah lingkungan. Program CSR
Astra International tidak hanya memperhatikan kelanjutan bisnis tetapi juga memperhatikan
kelanjutan masyarakat dan kelanjutan lingkungan. Dalam perjalanannya, Astra Green
Company mengembangkan empat tujuan yaitu, pertama, green strategy yaitu sebagai
perlindungan, pengembangan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Kedua, green
process meliputi pelayanan dan proses produksi yang ramah serta aman bagi lingkungan.
Ketiga, green product dimana Astra International memperhatikan secara serius produk yang
aman bagi lingkungan sekaligus aman bagi pelanggannya. Keempat, green employee yaitu
mengembangkan dan melatih secara terus menerus anggota organisasi dalam unit usahanya
untuk terus melaksanakan sistem managemen lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Bentuk nyata CSR Astra International terhadap lingkungan juga dibarengi dengan
berbagai inovasi dan efisiensi perusahaan salah satunya adalah menghemat listrik dan
mengganti bahan bakar dengan bahan bakar ramah lingkungan. Tujuannya adalah untuk
mengurangi emisi gas buang CO2. Oleh sebab itu pada tahun 2015, Astra sudah melakukan
31 pelatihan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja dengan 463 orang yang ikut serta
di dalamnya. Selain itu selama tahun 2015, Astra International telah mengembangkan
743.819 proyek inovasi.
Sejalan dengan United Nation Environment Programme (UNEP), Astra International
juga memperhatikan perubahan iklim lewat ketahanan lingkungan, pertumbuhan emisi yang
rendah, dan mengurangi emisi rumah kaca. Selama tahun 2015 saja, Astra International telah
menanam 3.567.237 pohon, 832.846 pohon mangrove, membuat 11 hutan kota, membuat 10
taman kota, dan 17 bank sampah. Selain itu pada tahun 2015, Astra International berhasil
menurunkan intensitas emisi rumah kaca sebesar 22%. PT Astra Argo Lestari Tbk, juga
memperhatikan keberlangsungan hutan sebagai bentuk keberlangsungan unit usahanya lewat
program High Conservation Value Forest (HCVF).
Astra International menyadari bahwa lingkungan hidup bukanlah tanggungjawab
korporasi tetapi juga menjadi tanggungjawab bersama. Untuk itu berbagai program
lingkungan yang dilakukan oleh Astra International tidak hanya program yang melibatkan
pihak Astra tetapi juga melibatkan masyarakat. Masyarakat juga diajak untuk terlibat dan
peduli terhadap alam. Makanya program CSR Astra International juga efektif untuk
mengubah pola pikir masyarakat yang hanya berusaha mencukupi kebutuhan untuk hari ini
menjadi pola pikir keberlangsungan yang terus menerus.
Bagi Astra International, keberlangsungan kesinambungan suatu entitas usaha tidak
hanya diukur dari berapa banyak keuntungan yang bisa dihasilkan oleh unit-unit usahanya
tetapi juga diimbangi dengan menfaat yang dirasakan oleh para pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan adalah seluruh masyarakat baik itu lingkungan sosial, investor,
karyawan dan pemerintah. Dengan memberikan manfaat besar bagi pemangku kepentingan
dan kualitas lingkungan, maka Astra International menyadari bahwa perusahaannya akan
tumbuh dan berhasil.

E. KEKUATAN EKONOMI DAN SOSIOEKONOMI


Berikut adalah analisis SWOT terhadap perusahaan atas kekuatan ekonomi dan
sosioekonomi:

➢ Kekuatan (S)
Kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yang bisa menimbulkan nilai tambah bagi
perusahaan adalah sumber daya manusia. Salah satu falsafah perusahaan adalah menghargai
tiap individu dan mengangkat kerja tim.

➢ Kelemahan (W)
Kekurangan yang terlihat dari perusahaan pada saat ini yang seharusnya segera dihilangkan
karena berpotensi menurunkan nilai perusahaan, salah satunya kurangnya promosi dari
produk yang dipasarkan. Promosi memegang peranan penting terhadap persepsi pelanggan
atas produk yang dipasarkan perusahaan. Walaupun merek yang pasarkan perusahaan masih
dipersepsi baik oleh pelanggan namun produk pesaing patut diwaspadai.

➢ Peluang (O)
Kemampuan Menciptakan Produk Baru
Perusahaan juga memasarkan produk-produk dengan merek yang dimiliki sendiri sehingga
harus bisa menciptakan produk baru yang secara kualitas tidak kalah bersaing dengan produk
lain. Beberapa produk dengan merek sendiri tersebut bahkan bisa diterima oleh perusahaan
perakitan kendaraan bermotor sehingga secara kualitas tidak perlu diragukan lagi.
Kemampuan ini menjadi salah satu keunggulan yang harus bisa dipertahankan karena
kedepan perusahaan otomotif juga menciptakan kendaraan- kendaraan model baru

➢ Ancaman (T)
Ancaman dari Pendatang Baru
Pendatang baru dalam industri akan membawa kapasitas produksi yang baru dalam industri
yang dimasukinya untuk memperoleh pangsa pasar dan mengisi rantai produksi sehingga bisa
berdampak pada persaingan harga.
Ancaman terhadap masuknya pendatang baru dalam industri ini sangat tergantung pada
seberapa besar hambatan masuknya (barriers to entry). Adapun hal utama yang menjadi
hambatan masuk industri adalah :
1. Skala ekonomis
Industri komponen otomotif merupakan industri yang bisa dijalankan mulai dari
tingkat industri rumah tangga hingga industri yang berskala besar. Komponen yang
membutuhkan presisi tinggi membutuhkan investasi yang tidak murah, aset yang
besar dibutuhkan untuk menjalankan operasi bisnis, sehingga beban dari depresiasi
harus tercukupi oleh hasil penjualan supaya perusahaan mendapatkan keuntungan.
2. Diferensiasi produk
Pada komponen-komponen vital kendaraan bermotor, penggantian suku cadang
kendaraan tidak akan menggunakan produk dengan coba-coba dan cenderung
menggunakan merek sesuai dengan merek aslinya. Pada produk komponen seperti ini
diferensiasi produk menjadi penghambat masuknya pendatang baru sehingga para
pemain lama menggunakan diferensiasi produk maka ancaman pendatang baru
menjadi rendah.
3. Modal yang dibutuhkan
Komponen-komponen yang tidak terlalu membutuhkan presisi tinggi dapat dikerjakan
dengan mesin sederhana dan tenaga manusia sehingga modal awal untuk membangun
pabrik tidak terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa pemain baru tidak harus
membutuhkan modal yang besar untuk terjun kedalam industri komponen otomotif
sesuai dengan produk komponen yang dipilihnya. Namun untuk produk komponen
tertentu hanya pendatang baru yang mempunyai modal besar saja yang bisa terjun
kedalam industri ini.
4. Biaya perpindahan (switching cost)
Pabrikan perakitan kendaraan bermotor tidak bisa dengan mudah pindah dari satu
pemasok ke pemasok lain, hal ini terkait dengan kontrak transaksi mereka selain
terkait dengan faktor-faktor lainnya. Biasanya para produsen kendaraan bermotor
mempunyai kontrak jangka panjang dengan pemasok mereka yang merupakan
produsen komponen kendaraan bermotor karena menyangkut satu kesatuan proses
produksi otomotif dimana mereka menerapkan sistem just in time.
5. Akses terhadap jalur distribusi
Jalur distribusi harus menjadi pertimbangan buat pendatang baru. Konsekuensi jika
produsen komponen otomotif ingin masuk ke pasar after market adalah mampu
mendistribusikan barangnya sehingga pemilik kendaraan dapat dengan mudah
memperolehnya di toko-toko suku cadang kendaraan. Hal berat yang harus dilalui
oleh pendatang baru adalah jika pemain lama sudah mempunyai hubungan yang erat
dengan pengecer atau dealer-nya sehingga tidak bisa menggunakan jalur distribusi
yang dimiliki oleh produsen tersebut walaupun produk yang ditawarkan oleh
pendatang baru tersebut bukan merupakan produk substitusi dari pemain lama.
F. KEKUATAN POLITIK
Pada lingkungan politik, pemerintah setempat dapat melakukan perubahan
perundangan, perubahan peraturan yang dapat berefek pada leluasa PT. Astra International
dalam melakukan perdagangan di Indonesia, sehingga PT. Astra International melakukan
riset mengenai kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perniagaan dan bisnis yang
menimbulkan PT. Astra International harus melakukan penyesuaian-Penyesuaian.
G. KEKUATAN TENAGA KERJA
Berikut adalah analisis SWOT kekuatan tenaga kerja dari perusahaan:
 Kekuatan: karyawan memiliki sikap, perilaku, etika kerja serta kepribadian yang tinggi
didukung oleh pengembangan sumber daya manusia berupa pusat pendidikan untuk
karyawan yang dinamakan AMDI.
 Kelemahan: masa depan karyawan tidak pasti karena kurang memperhatikan pengalaman
dan prestasi dalam memberikan promosi dan justru terlalu mengutamakan jenjang
golongan pendidikan tertentu.
 Peluang: Pasar tenaga kerja di indonesia sangat banyak dan berpotensi.
 Ancaman: Terdapat kampanye persatuan pekerja yang dapat menuntut perusahaan untuk
memberikan lebih kepada pekerja tanpa melihat kondisi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai