Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KASUS GOOD CORPORATE GOVERNANCE AISA


( PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis


(Dosen Pengampu : H.Husni A Sirojudin Sag.,MM)

Disusun oleh :

Muharam Iksani (2102197)


Manajemen A1 Semester 4

STIE MIFTAHUL HUDA SUBANG


Sekretariat : Jl. Rancasari Dalam No. B33 Kode Pos 41254
Kec. Pamanukan Kab. Subang -Jawa Barat

TAHUN AJARAN 2022/2023


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul “Kasus AISA (PT. Tiga Pilar Sejahtera)”. Makalah
ini berisikan tentang Tata kelola PT Tiga Pilar Sejahtera, Kebijakan dan Praktik
Tata Kelola Perusahaan, Pedoman dan Prinsip - Prinsip Tata Kelola Perusahaan,
dan juga tentang kasus pelanggaran GCG oleh PT Tiga Pilar Sejahtera.

Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas kuliah Etika Bisnis, juga
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Good Corporation
Governance (GCG). Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan,
doa serta bantuan dari berbagai pihak.

Pamanukan,3 April 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3

BAB 1I PEMBAHASAN
2.1 Tata Kelola Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk ....................... 4
2.2 kebijakan dan Praktik Tata Kelola Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk..................................................................................................... 5
2.3 Bagaimana Pedoman dan Prinsip - Prinsip Tata Kelola Perusahaan PT
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk .................................................................... 8
2.4 Tindakan yang diduga sebagai pelanggaran Good Corporate
Governance (GCG) ................................................................................... 9

BAB 111 PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mendirikan sebuah perusahaan itu memiliki tujuan yang jelas, pada
umumnya tujuan mendirikan perusahaan adalah melakukan kegiatan bisnis
yaitu untuk kelanjutan hidup sebuah perusahaan, mencapai keuntungan yang
maksimal atau laba yang sebesar- besarnya, memakmurkan pemilik perusahaan
atau para pemilik saham, pengembangan atau perluasan usaha, dan
memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Nilai
perusahaan dikatakan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan
yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang
saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya
kepada perusahaan tersebut. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut,
perusahaan itu dituntut untuk meningkatkan kinerja bisnisnya. Dalam proses
memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara
manajer dan para pemegang saham (pemilik perusahaan) yang biasa disebut
dengan agency problem. Beberapa potensi mengenai pelanggaran etika bisnis
perusahaan, lingkungan dan sosial, potensi kerawanan dalam hubungan antara
perusahaan dan masyarakat setempat, antara perusahaan dengan mitra-mitranya
(konsumen dan pemasok), dan sebagainya.
Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu yang menjadi
sorotan publik, isu mengenai tata kelola yang baik dari emiten di Bursa Efek
Indonesia (BEI) karena menyangkut kepentingan pemegang saham, terutama
investor publik. Satu problem mendasar dalam beberapa fenomena diatas yaitu
mengenai penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate
Governance. Penerapan GCG pada sebuah perusahaan merupakan suatu hal
yang sangat penting untyk menjaga kelangsungan usaha. Sederhananya begini,
jika sebuah perusahaan itu memiliki tata kelola yang baik itu akan kecil
1
kemungkinan jika emiten akan mencurangi pemegang saham minoritas.
Tata kelola yang baik dan transparasi sangat penting bagi seorang investor di
pasar modal. Konsep dari Good Corporate Governance biasanya dilatar
belakangi oleh masalah pemisahan antara kepemilikan dengan pengelolaan
didalam perusahaan, yang selanjutnya dimodelkan dengan teori agensi. Dalam
mekanisme Good Corporate Governance, pemisahan antara kepemilikan dan
pengendalian perusahaan merupakan upaya yang sangat penting untuk
mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Good Corporate Governance adalah mekanisme bagaimana sumber daya
perusahaan dialokasikan menurut aturan hak dan kuasa. Good Corporate
Governance (GCG) tidak lain adalah pengelolaan bisnis yang melibatkan
kepentingan stakeholders serta penggunaan sumber daya berprinsip keadilan,
efisiensi, transparansi dan akuntabilitas. Good Corporate Governance tercipta
apabila terjadi keseimbangan kepentingan antara semua pihak yang
berkepentingan dengan bisnis kita. Good Corporate Governance dimaksudkan
untuk meningkatkan kesejahteraan semua pihak yang berhubungan dengan
perusahaan (stakeholders). Diharapkan hal ini dapat segera dirumuskan lebih
lanjut dan diterapkan dalam perusahaan-perusahaan.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Tata Kelola Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk?


2. Bagaimana Kebijakan dan Praktik Tata Kelola Perusahaan PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk?
3. Bagaimana Pedoman dan Prinsip - Prinsip Tata Kelola Perusahaan PT Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk?
4. Tindakan apa saja yang diduga sebagai pelanggaran Good Corporate
Governance (GCG)?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Tentang Tata Kelola Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera


Food Tbk.
2. Untuk mengetahui Kebijakan dan Praktik Tata Kelola Perusahaan yang Ada
Di PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk.
3. Untuk Mengetahui Pedoman dan Prinsip-Prinsip apa saja yang digunakan
oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dalam menjalankan Tata Kelola
Perusahaan.
4. Mengetahui Tindakan apa saja yang diduga sebagai pelanggaran Good
Corporate Governance (GCG).

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil Tentang PT Tiga Pilar Sejahtera

PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF) merupakan perusahaan publik


yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003 yang pada awalnya
hanya bergerak di bisnis makanan (TPS Food). Sejalan dengan proses
transformasi bisnis yang dimulai pada 2009, TPSF telah menjadi salah satu
perusahaan yang termasuk dalam Indeks Kompas 100. Pada 2011, TPSF menjadi
salah satu perusahaan yang termasuk dalam daftar “A List of the Top 40 Best
Performing Listed Company” dari Majalah Forbes Indonesia dan pada 2012,
TPSF mendapatkan penghargaan Indonesia Best Corporate Transformation dari
Majalah SWA. Selain itu, TPSF juga dianugerahi penghargaan Asia’s Best
Companies 2014 kategori Best Small Cap dari Finance Asia dan termasuk dalam
daftar 20 Rising Global Stars dari Forbes Indonesia pada 2014.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk hadir dalam industri makanan dengan
kesadaran bahwa industri ini harus dihadapi dengan inovasi dan penciptaan
produk yang berkualitas serta berdaya saing tinggi. Dalam upaya mengukuhkan
keberadaan Perusahaan, kami memposisikan diri untuk menjadi Perusahaan
pengolahan pangan dengan teknologi modern. Diiringi dengan komitmen yang
kuat dan inovasi yang dijalankan secara berkelanjutan, kontribusi Perusahaan
terhadap perolehan industri akan semakin meningkat.

Kami tetap fokus pada pertumbuhan bisnis dan meningkatkan corporate


image yang lebih baik di mata seluruh pemangku kepentingan. Kami juga
mengarahkan agar Perusahaan selalu berupaya memperkuat positioning setiap
produk dan melakukan diferensiasi melalui strategy quality dan strategy value.
Strategy quality adalah memberikan produk-produk dengan kualitas yang lebih baik
dibanding produk kompetitor sehingga menghasilkan kepuasan dan loyalitas dari

4
pelanggan. Perusahaan menerapkan strategy value dengan memberikan nilai
yang lebih bagi customer baik melalui fungsional yang lebih banyak, layanan yang
lebih baik maupun dengan mempertahankan harga yang terjangkau untuk produk-
produk yang dijual.

Perusahaan berkomitmen untuk menghasilkan produk bermutu tinggi yang


senantiasa kami lakukan dengan sepenuh hati. Setiap langkah menjadi rekam jejak
sejarah Perusahaan yang membingkai komitmen kami dalam menghadirkan
produk-produk berkualitas. Kini saatnya, bagi kami untuk tetap memantapkan
langkah dan menyongsong tantangan yang membentang dengan penuh percaya diri.

Selama tiga tahun terakhir, sejalan dengan proses transformasi bisnis yang
dicanangkan pada akhir tahun 2009, Tiga Pilar Sejahtera Food telah berkembang
pesat dengan kombinasi akuisisi dan pola pertumbuhan internal. Dengan komitmen
untuk meningkatkan nilai perusahaan dari waktu ke waktu, kedua teknik tersebut
sejauh ini mampu meningkatkan masa hidup perusahaan serta meningkatkan
kontribusinya terhadap pembangunan Indonesia. Proses Transformasi Bisnis secara
berkelanjutan dilaksanakan dengan senantiasa menumbuhkan daya saing
perusahaan menuju kepada performance terbaik.

Dengan terus membangun kapabilitas sumber daya manusia, inovasi dan


efisiensi di setiap lini kerja dan kepemimpinan yang mempunyai visi kuat, TPSF
yakin akan dapat memenuhi komitmen untuk memberikan kepuasan bagi
pelanggan, keuntungan bagi investor, dan memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat dan kepada bangsa dan negara.

2.2 Kebijakan dan Praktik Tata Kelola Perusahaan

TPSF telah memantapkan komitmen untuk menjadikan Tata Kelola yang


Baik sebagai acuan dari setiap kegiatan usahanya. Komitmen tersebut
diwujudkan TPSF dengan telah memiliki Organ Perusahaan, Komite- Komite,
Sistem dan Satuan Kerja untuk memastikan
5
penerapan tata kelola yang transparan dan terukur. Perseroan juga terus
berupaya menjadikan GCG sebagai bagian dari tanggung jawab bersama, serta
ketaatan terhadap prinsip-prinsip tata kelola sebagai budaya yang terwujud
dalam perilaku sehari- hari bagi semua karyawan. Dalam penerapannya,
Perseroan senantiasa berpedoman pada
ketentuan-ketentuan yang berlaku, antara lain:
1. Undang-undang Republik Indonesia
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi;
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32 SEOJK.04/2015 tanggal
17 November 2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka;
6

 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 21/POJK.04/2015 tanggal 16


November 2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Terbuka;
 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.04/2015 tanggal 26 Juni
2015 tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik.
3. Pedoman GCG Komite Nasional Kebijakan Governance

Pedoman GCG Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional


Kebijakan Governance tahun 2006.

Pada dasarnya penerapan GCG dalam Perseroan bertujuan untuk:

1. Mengoptimalkan daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun


internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan
hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan Perseroan
2. Mendorong pengelolaan secara profesional, efisien, dan efektif, serta

6
3. Memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Perseroan
4. Mendorong Perseroan dalam membuat keputusan dan menjalankan
tindakan yang dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundangundangan, serta kesadaran akan adanya tanggung
jawab sosial Perseroan terhadap pemangku kepentingan maupun
kelestarian lingkungan di sekitar Perseroan
5. Meningkatkan kontribusi Perseroan dalam perekonomian nasional, serta
6. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.

Tata Kelola Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera


Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) merupakan
sistem yang mengatur hubungan antara peran Dewan Komisaris, Direksi,
Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lainnya. GCG juga sebuah
proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian dan
penilaian kinerja. Penerapan GCG bertujuan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dan
memberi nilai tambah bagi semua pihak terkait dengan perusahaan. TPSF
sendiri telah menerapkan prinsip-prinsip GCG yang terdiri dari keterbukaan,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, kesetaraan dan kewajaran
dalam kegiatan sehari-sehari di seluruh lini bisnisnya. Hal tesebut dilakukan
tidak hanya sebagai bagian dari pemenuhan atas peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku (compliance) namun juga untuk menciptakan nilai
tambah bagi seluruh pemangku kepentingan dengan menekankan pada 2
(dua) hal utama yakni pertama, kepentingan hak pemegang saham untuk
memperoleh informasi dengan benar dan tepat waktunya, kedua, kewajiban
perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) informasi secara
akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja
perusahaan, kepemilikan dan para pemangku kepentingan

7
2.3 Pedoman dan Prinsip - Prinsip Tata Kelola Perusahaan

Dalam proses penerapan GCG di Perseroan, TPSF memiliki beberapa


pedoman internal yang digunakan, antara lain:

 Pedoman Kerja Direksi dan Dewan Komisaris


 Piagam Komite Audit
 Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi
 Pedoman Komite Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko
 Piagam Audit Internal
 Surat Keputusan Direksi tentang Pelaksanaan Etika Bisnis dan Etika
Kerja, serta
 Buku Journey to Greatness.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-


undangan yang berlaku, kebijakan tata kelola di Perseroan disusun
berdasarkan 5 (lima) prinsip GCG. Kelima prinsip GCG beserta
penerapannya adalah sebagai berikut:

a. Transparasi, Pengungkapan informasi Perusahaan dan fakta material


secara tepat waktu, jelas, akurat dan dapat diakses oleh publik.
b. Akuntabilitas, yaitu menetapkan fungsi, struktur, sistem, dan pelaksanaan
pertanggungjawaban organ Perusahaan sehingga dapat berjalan secara
efektif.
c. Tanggung Jawab, Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap
prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku
termasuk dengan tanggung jawab sosial perusahaan.
d. Independensi, Perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip prinsip
korporasi yang sehat.

8
e. Kewajaran, Perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan
perundangan yang berlaku.

2.4 Tindakan Pelanggaran Good Corporate Governance PT Tiga Pilar


Sejahtera Food Tbk
1. Beberapa kejadian ataupun tindakan direksi AISA diduga sebagai
pelanggaran Good Corporate Governance (GCG) yaitu mengenai transaksi
2. material, transaksi affiliasi, transaksi benturan kepentingan, aksi korporasi
tanpa prosedur yang benar, dan keterbukaan informasi yang tidak benar dan
menyesatkan hal tersebut melanggar prinsip GCG yaitu Transparansi.
Dalam surat pengaduan ada dugaan pelanggaran GCG dalam lima poin
besar, yaitu:
a. Pertama terkait kondisi Direksi yang tidak dapat
mempertanggungjawabkan kinerja perseroan di sidang Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Juli 2018.
b. Kedua, adanya transaksi material seperti belum dilunasinya utang
pembelian GOLL beserta bunganya, yang berdamppak pada penurunan
kinerja perseroan itu. Selain itu, pembelian 99% saham PT Jaya Mas
dinilai tidak dilakukan sesuai prosedur yang benar.
c. Ketiga adanya transaksi afiliasi dan transaksi dengan indikasi benturan
kepentingan, terlihat dari laporan keuangan 2017 di mana transaksi
afiliasi ditulis sebagai transaksi pihak ketiga dan belum mendapat
persetujuan pemegang saham independen.
d. Keempat, investor merasa aksi korporasi penyuntikan modal pada entitas
Dunia Pangan lewat right issue HMETD 12 Juni 2017 yang dilakukan
Direksi AISA, tidak melalui prosedur yang benar.
e. kelima yakni, indikasi pelanggaran Keterbukaan Informasi, seperti
Inkonsistensi pernyataan tentang Berita Simpang Siur ke Bursa Efek
Indonesia (BEI).
9
Adanya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera
Food untuk kepentingan pribadi merupakan salah satu pelanggaran terhadap
penerapan GCG pada perusahaan. Tindakan tersebut merubah kandungan
informasi atas laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Hal tersebut
terjadi karena lemahnya corporate governance yang diterapkan pada
perusahaan.

Ini mengacu pada teori egoisme bahwa setiap manusia memiliki egoisme di
dalam dirinya masing-masing.

3. Kasus Saham AISA dan Tata Kelola Perusahaan


Kasus saham AISA adalah salah satu bukti pentingnya penerapan Tata
Kelola Perusahaan atau GCG yang sebenarnya erat hubungannya dengan
kondisi internal sebuah perusahaan. Kenapa penerapan GCG sangat penting
bagi sebuah perusahaan? Karena, selain dapat mempengaruhi proses bisnis
perusahaan. Tata kelola perusahaan juga bisa mempengaruhi trend harga
saham. Perusahaan yang baik pastinya memiliki GCG yang baik pula karena
GCG sangat erat kaitannya dengan kondisi internal perusahaan.
Adanya kasus saham yang terjadi pada AISA PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk dapat menunjukan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera adalah
perusahaan yang mempunyai GCG yang kuang baik. Terdapat bukti bahwa
AISA terkena kasus penjualan beras yang telah menjadi sumber utama
pendapatan perusahaan. Informasi dari Tim Satuan Tugas Ketahanan Pangan
dan Operasi Penurunan Harga Beras Mabes Polri yang telah melakukan
penggrebekan gudang beras di Jalan Raya Rengas Bandung, Km 60,
Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi pada hari Kamis 20 Juli 2017 malam.
Gudang tersebut merupakan gudang milik PT Indo Beras Unggul itu yang
telah diduga melakukan praktik curang penjualan beras. Yaitu dengan cara
mengganti kemasan beras bersubsidi dengan kemasan beras merek barang
yang lebih berkualitas. Mereka membeli beras IR 64 yaitu beras yang

10
disubsidi pemerintah kemudian dipoles menjadi beras premium dan dijual dengan
harga tinggi. Karena beras subsidi IR 64 yang hanya dibeli seharga Rp 7 ribu dijual
kembali dengan harga 3 kali lipat atau mencapai Rp 24 ribu per kilogramnya.
Dengan adanya praktik curang seperti ini, perusahaan meraup keuntungan hingga
triliun rupiah dalam sebulan.

Berdasarkan kasus saham AISA tersebut dapat saya katakan bahwa internal
manajemen melakukan tindakan yang tidak terpuji untuk meraup keuntungan.
Perusahaan berani mempertaruhkan reputasi perusahaan hanya

untuk meraih keuntungan yang besar dengan cara yang tidak terpuji. Jika saya
adalah pemegang saham mayoritas perusahaan maka saya akan sangat menentang
keputusan seperti ini. Karena yang jelas akan menghasilkan kerugian pada akhirnya
apalagi keputusan tersebut masuk kategori kriminal. Berdasarkan Kasus saham
AISA tersebut menunjukan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk telah
melanggar prinsip GCG yaitu Transparasi, Akuntabilitas, dan Tanggung Jawab.
Penerapan Good Governance dalam PT Tiga Pilar Sejahtera Food tidak sesuai
dengan governance system. Adanya kesempatan tentu menjadi pemicu
dilakukannya tindakan penggelembungan dana. Kurangnya
pengontrolan/pengawasan juga menjadi salah satu penyebab tindakan
penyelewengan sejumlah dana dalam PT tersebut.

11
BAB I11
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Beberapa kejadian ataupun tindakan direksi AISA diduga sebagai
pelanggaran Good Corporate Governance (GCG) yaitu mengenai
transaksi material, transaksi affiliasi, transaksi benturan kepentingan,
aksi korporasi tanpa prosedur yang benar, dan keterbukaan informasi
yang tidak benar dan menyesatkan hal tersebut melanggar prinsip GCG
yaitu Transparansi. Adanya praktik manajemen laba yang dilakukan
oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food untuk kepentingan pribadi merupakan
salah satu pelanggaran terhadap penerapan GCG pada perusahaan.
Tindakan tersebut merubah kandungan informasi atas laporan keuangan
yang disajikan perusahaan. Hal tersebut terjadi karena lemahnya
corporate governance yang diterapkan pada perusahaan. Ini mengacu
pada teori egoisme bahwa setiap manusia memiliki egoisme di dalam
dirinya masing-masing.
2. Berdasarkan kasus saham AISA tersebut dapat saya katakan bahwa
internal manajemen melakukan tindakan yang tidak terpuji untuk
meraup keuntungan. Perusahaan berani mempertaruhkan reputasi
perusahaan hanya untuk meraih keuntungan yang besar dengan cara
yang tidak terpuji. Penerapan Good Governance dalam PT Tiga Pilar
Sejahtera Food tidak sesuai dengan governance system. Adanya
kesempatan tentu menjadi pemicu dilakukannya tindakan
penggelembungan dana. Kurangnya pengontrolan/pengawasan juga
menjadi salah satu penyebab tindakan penyelewengan sejumlah dana
dalam PT tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://tpsfood.id/wps/wp-content/uploads/2020/02/TPSF-AR-2018_25022020-
_19.50_LR.pdf. Di Akses Pada Tanggal 3 April 2023

https://investasi.kontan.co.id/news/banyak-dugaan-pelanggaran-di-tiga-pilar-aisa-
investor-minta-perlindungan-ojk. Di Akses Pada Tanggal 3 April 2023

https://www.belajarcuan.com/2019/01/kasus-saham-aisa-dan-tata-kelola-
perusahaan.html. Di Akses Pada Tanggal 3 April 2023

https://tpsfood.id/our-company/tentang-kami/. Di Akses Pada Tanggal 3 April


2023

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1814190039/08PT.TIGA%20PILA
R%20SEJAHTERA%20FOOD.pptx. Di Akses Pada Tanggal 3 April 2023

13

Anda mungkin juga menyukai