Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN II

LARUTAN DAN KONSENTRASI

I.Tujuan

1.Mampu menimbang zat kimia dengan benar

2.Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi

II.Landasan Teori

Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem
homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya
tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang
heterogen disebut campuran. Suatu larutan adalah campuran homogen yang terdiri
atas dua atau lebih zat. Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya
dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga
tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan. Dalam campuran heterogen
permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase
yang terpisah (Keenan, 2001:34).

Larutan dilihat berdasarkan keadaan fasa setelah bercampur ada yang


homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk satu
fasa yaitu yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan
bagian lain didekatnya. Contoh larutan homogen yaitu gula dan alkohol dalam air.
Sedang campuran heterogen adalah campuran yang mengandung dua fasa atau lebih,
contohnya air susu dan air kopi (Syukri, 2003:23).

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan


pelarut di dalam larutan. Konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam perbandingan
jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah
molar, molal, dan bagian per juta (part per million). Sementara itu, secara kualitatif,
komposisi larutan dapat dinyatakan encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat
(berkonsentrasi tinggi).Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung
dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen
murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antar pelarut dengan zat terlarut.
Terutama jika pelarut dan zat terlarutnya sama-sama polar, akan terbentuk suatu
struktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara
zat terlarut dan pelarut tetap stabil bila komponen zat terlarut ditambahkan tidak akan
dapat larut lagi . larutan terbentuk melalui pencampuran atau lebih zat murni yang
molekulnya berinteraksi larutan dalam keadaan tercampuran perubahan alami gaya
antar molekul dari zat pelarut dan terlarut keadaan tercampuran mempengaruhi
pembentukan maupun kestabilan larutan . larutan dapat berada dalam kesetimbangan
fase dan gas , padatan atau cairan lain . kesetimbangan ini ditentukan oleh molekul
zat terlarut. Pour point adalah suhu terendah yang dinyatakan sebagai kelipatan 5oF
dimana minyak yang diamati mengalir apabila minyak didinginkan dan diperiksa
pada kondisi tertentu. Poir point yang tinggi akan mengakibatkan mesin sulit
dinyalakan pada suhu rendah. Pour point ester minyak jarak yang dihasilkan jauh
lebih rendah daripada spesifikasi yang diperbolehkan. Rendahnya nilai pour point ini
menunjukkan bahwa produk ester minyak jarak dapat digunakan pada daerah yang
sangat dingin(Oktoby, 2001:45).

Menurut Ibnu,(2009) Dari jenis-jenis larutan Komponen larutan terdiri dari


dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya.
Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,
sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui
pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam
keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena
itu campuran gas adalah larutan

Jenis-jenis larutan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Gas dalam gas – seluruh campuran gas

b.Gas dalam cairan – oksigen dalam air

c.Cairan dalam cairan – alkohol dalam air


d.Padatan dalam cairan – gula dalam air

e.Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium

f.Cairan dalam padatan – Hg dalam perak

g.Padatan dalam padatan – alloys

Pengenceran bisa menurunkan harga konsentrasi larutan. Hal itu yang menjadi
dasar pembuatan larutan di laboratorium seringnya. Dalam rumus pengenceran pun
dapat dilihat bahwa penambahan air atau zat pelarut akan menurunkan konsentrasi
larutan. Rumusnya: V1.M1 = V2.M2 jika V1 adalah volume betadine pekat dan M1
adalah konsentrasi betadine pekat. Kemudian ditambahkan pelarut untuk proses
pengenceran sehingga V2 (volume encer) maka M2 sebagai konsentrasi pengenceran
yang memiliki konsentrasi lebih kecil dari pada konsentrasi sebelumnya. Jadi intinya
pengenceran dapat menurunkan harga (Riana, 2001:65).

Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari
larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan (S) suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi
seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada
komposisi pelarutnya (Lesdantina, 2009:69).

Larutan adalah campuran homogeny yang terdiri dari dua unsur zat atau lebih
.zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut atau solute,sedangkan zat pelarut
adalah zat yang jumlahnya lebih banyak.konsentrasi merupakan pernyataan secara
kuntitatif komposisi zat terlarut dan pelarut .secara kualititaf komposisi larutan dapat
dinyatakan sebagi encer(berkonsentrasi rendah)atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air ,selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol almoniak, klorofrom, benzene , minyak,
asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan(Gunawan
.2004:31).
III.Prosedur Kerja

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat

1. Timbangan
2. Botol
3. Gelas Piala
4. Gelas Pengaduk
5. Labu Ukur

3.1.2 Bahan
1. Air
2. Aquades
3. Larutan Na2CO3
4. Larutan Gula Pasir
5. Larutan NaCl
6. Larutan MgPO4
7. Larutan Urea
8. Larutan KMnO4
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Larutan Na2CO3 0,1 M sebanyak 250 mL
250 mL Na2CO3

Ditimbang sebanyak 2,65 gr.


Dimasukkan kedalam gelas piala.
Dilarutkan dengan akuades dan aduk menggunakan batang
pengaduk.
Dipindahkan kedalam labu ukur 250 mL setelah larut semua.

Dimasukkan air bilasan kedalam labu ukur.


Ditepatkan volume larutan dalam gelas ukur dengan akuades
hingga volume tepat 250mL.
Ditutup gelas ukur tadi dan goyang gelas ukur hinggalarutan
tercampur semua.
Disimpan larutan kedalam botol.
Diberi label.

Hasil

3.2.2 Larutan gula pasir 10% sebanyak 50mL

Gula pasir 10% 50mL

Ditimbang 50gr.
Dilarutkan dengan air hingga volume larutannya menjadi
50mL.
Dicatat pada tabel hasil pengamatan.

Hasil
3.2.3 Larutan (COOH)20,1 N sebanyak 250 mL
250 mL (COOH)2

Ditimbang sebanyak 1,25 gr dan dimasukkan kedalam gelas


piala.
Dilarutkan dengan akuades dan aduk dengan batang pengaduk.
Dipindahkan larutan kedalam labu ukur 250mL setelah larut
semua.
Dimasukkan air bilasan kedalam labu ukur dan ditepatkan
volume larutan dalam labu ukur.
Ditepatkan volume larutan dalam gelas ukur dengan akuades
hingga volume larutan 1 liter.
Ditutup gelas ukur dan digoyangkan hingga rata.
Disimpan dan diberi label.
Hasil

3.2.4 Larutan NaCl 2000 ppm sebanyak 250Ml

NaCl 250Ml

Ditimbang 5gr.
Dilarutkan dengan air hingga larutan menjadi 250 gr.
Diukur volume larutan yang dibuat.

Hasil
3.2.5 Larutan urea 5% sebanyak 100mL
Urea 5% 100mL

Ditimbang 5gr.
Dilarutkan dengan air hingga volume larutan menjadi 100 Ml.

Hasil

3.2.6 Larutan MgPO4 0,1 M sebanyak 250 mL


MgPO4 0,1 M 250 mL

Ditimbang 3 gr dalam gelas piala.


Dilarutkan dengan akuades sedikit demi sedikit.
Diaduk menggunakan batang pengaduk.
Dipindahkan kegelas ukur 250mL.
Dibilas gelas piala tersebut dengan akuades dan air bilasannya
dimasukkan kedalam labu ukur.
Ditutup gelas ukur Dn digoyangkan gelas ukur secara perlahan
hingga rata.
Disimpan larutan dalam botol dan diberi label.

Hasil
3.2.7 Larutan KmnO4 50 ppm sebanyak 1 Liter
KmnO4 50 ppm 1 liter

Ditimbang 0,05 gr.


Dilarutkan dengan air hingga berat larutan menjadi 100 gr.
Diukurkan volume larutan yang telah dibuat.

Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
No Nama Zat B. Molekul B. Zat V. Zat konsentrasi

1. Garam 58,5 14,6gr 250mL 1M


(NaCl)

2. Cuka 60 20% 250mL 25%


(CH3COOH)

4.2 Pembahasan
Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan yang memiliki komposisi
merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung
satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut.Zat terlarut merupakan komponen
yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat
dalam jumlah yang banyak.Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan
larutan jenuh dalam jumlah tertentu pelarut dalam temperatur konstan disebut
kelarutan. Adapun faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat yaitu:
1. Temperatur atau suhu, umumnya kelarutan akan naik dengan kenaikan
suhu. Meskipun beberapa hal terjadi sebaliknya.
2. Pelarut, kebanyakan garam lebih larut dalam air murni daripada pelarut
organik.
3. Ion sekutu, ion yang merupakan salah satu bahan endapan. Pada umumnya
dapat dikatakan bahwa kelarutan suatu endapan akan berkurang jika salah
satu ion sekutu terdapat dalam jumlah yang berlebihan.
4. pH kelarutan garam dari asama bergantung pada pH larutan.
5. Kompleks, dalam hal ini kelarutan mula-mula turun karena pengaruh ion
esjenis kemudiaan naik karena pembentukan kompleks menjadi nyata.
6. Konsentrasi, bila konsentrasu lebih kecil dari kelarutan, zata padat akan
terurai dan sebaliknya bila konsentrasi melibihi dari kelarutan maka akan
terjadi pengendapan.
Dalam pelarut NaCl, didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole antara
senyawa ion dengan molekul air.Molekul air bersifat polar dengan muatan
negatif terpusat pada atom oksigen. Pada proses pelarutan NaCl kutub negarif
akan mengapung Na+ yang bermuatan positif dan hidrogen mengapung Cl- yang
bermuatan negatif. Jika interasi ion dipole lebih besar dari gaya tarik antara ion
dan gaya antar molekul air maka proses pelarutan akan berlangsung. Dalam hal
ini akan terbentuk ion tersolvasi dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl-.

Dalam proses pembuatan larutan CH3COOH dengan menambahkan akuades


kedalam labu ukur sampai pada titik tera, terjadi reaksi ketika diencerkan. Hal ini
terjadi asam cuka bersifat pelarut protik hdrofilik (polar) mirip seperti air dan
etanol. Asam cuka memiliki konstanta dielektrik yang sedang sehingga ia bisa
melarutkan baik senyawa polar maupun senyawa non polar. Asam cuka
bercampur dengan mudah dengan pelarut pola atau non polar lainnya seperti air,
kloroform dan heksana.Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam
cuka ini. Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam
karboksilat seperti asam cuka dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga
memberikan sifat asam. Asam cuka adalah asam lemah monoprotik. Dari hasil
perhitungan massa diperoleh bahwa, massa NaCl dengan konsentrasi 1M dan
volume 250mL diperoleh massa seberat 14,625gr. Pada konsentrasi CH3COOH
25% dan ingin diubah menjadi 20% dengan volume 250mL didaatkan volume
sebesar 200mL.

Pengenceran larutan adalah penambahan zat pelarut ke dalam sejumlah


larutan yang konsentrasinya lebih tinggi. Pengenceran dilakukan untuk
menurunkan koinsentrasi larutan agar aman digunakan. Larutan yang biasanya
tersedia dalam konsentrasi yang sangat tinggi sedangkan senyawa yang
digunakan dalam percobaan sebagian besar haruis dalam konsentrasi yang sangat
rendah.
Pengenceran NaCl yang memiliki mol sebesar 1 M yang ingin diturunkan
menjadi .0,5 M konsentrasinya. Massa dari NaCl yang dibutuhkan untuk
diencerkan dalam 100 ml pelarut akuades (air) adalah sebesar 0,6 gram.
Pengenceran untuk massa yang dibutuhklan diambil dari perhitungan
molaritas. Setelah dilarutkan dipindahkan kedalam gelas ukur dan ditambahkan
air hingga massa atau volumenya memiliki standart sebesar 50 ml. perhitungan
50 air (akuades) ini didapat dari rumus pengenceran.
Sehingga di dalam hasil pengamatan terdapat 50 ml larutan NaCl yang
Berkonsentari 0.5 molaritas. Turun konsentrasinya dari 1 M hingga menjadi 0,5
M semua itu dipengaruhi oleh pelarut volumenya, Mr, molaritas dari larutan
NaCl itu sendiri.
V. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
1. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan
apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan.
Berapa volume atau massa larutan yang akan dibuat. Untuk mengetahui
berapa gram bahan padat yang dibutuhkan dalam jumlah pelarut yang
telah di tentukan.

2. Dalam menentukan konsentrasi larutan yaitudengan memperhatikan


konsentrasi awal larutan, massa larutan, dan massa pelarut yang digunakan
dan konsentrasi akhir larutan. Konsentrasi larutan merupakan cara untuk
menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. Ada
beberapa cara mentukan konsentrasi suatu larutan yakni fraksi mol,
molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen
volume.

5.2. Saran
 Hendaknya para praktikan bersifat teliti dan meminimalisir kesalahan
sekecil apapun sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat.
 Praktikan diharapkan untuk bersabar dan tekun dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika:Surabaya.


Ibnu,2009.Prosedur Alat-Alat Kimia.Jakarta:Liberty

Keenan, W.K.1986. Kimia Untuk Universitas.Erlangga:Jakarta.


Lesdantina, 2009. Kimia 2.DEPDIKBUD:Jakarta.

Oxtoby,D.W.2001.Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Jakarta:Erlangga

Riana, 2001. Kimia Fisika. PT Rineka Cipta:Jakarta.

Syukri, S.2003. Kimia Dasar 2. ITB:Bandung.

Anda mungkin juga menyukai