Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGARUH KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI


KREATIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H.Mohammad Anton Athoillah
RAMADANI IRMA TRIPALUPI, S.E, M.M

Disusun Oleh :
Panji Novianto
Nim: 1189220069

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim...

Puji dan syukur kami panjatkan akan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “PENGARUH KEBIJAKAN EKONOMI
PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI KREATIF” dapat terselesaikan. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabat-Nya.

Makalah ini dibuat dan disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Teori
Ekonomi Makro. Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapati tantangan dan
cobaan baru, karena saya harus melawan rasa malas saya sendiri, akan tetapi dengan tekad yg
bulat dan kuat alhamdulillah saya dapat menyelesaikan tugas ini. Dan apabila ada kesalahan
semata-mata datangnya dari diri saya akan tetapi apabila ada kelebihan itu semata-mata
datangnya dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum wr.wb
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….. i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….. . 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………….. 2
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………….... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………....……………… . 3
A. Pengertian Dan Ciri-Ciri ekonomi pemerintah…………………...………………. ........... 3
B. Fungsi ekonomi…………………………………………………………………………… 3
C. Prinsip-Prinsip ekonomi pemerintah…………………………………………………… 4
BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….... 6
A. Bagaimanakah kebijakan pengaturan ekonomi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi
krearif ?........................................................................................................................ 6
B. Apakah faktor penghambat ekonomi pemerintah terhadap
Pertambahan Nilai ekonomi kreatif?............................................................................... 7

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………………... 9


A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………. 9
B. Saran ……………………………………………………………………………………... 9
C. Glosarium………………………………………………………………………………...... 10
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...... 11
Bab 1 pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Ekonomi merupakan salah satu bidang utama yang memberikan dampakterhadap peningkatan
kualitas wilayah. Hal tersebut penting karena sektor ekonomiyang dikembangkan di
tiap wilayah dapat berfungsi sebagai penghubung antar sektoryang berasosiasi. Faktor
ekonomi yang ada di suatu wilayah juga dapat digunakansebagai pengontrol kegiatan di
wilayah tersebut. Sehingga, faktor ekonomimemberikan dampak terhadap perkembangan
wilayah.

Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat menentukan
pilihan penggunaan sumber daya yang langka yang telah disediakanoleh alam dan generasi sebelumnya
(Case, 2007:13). Studi ekonomi tersebut lebihmenekankan pada proses pengalokasian
berbagai kebutuhan sehingga konsumendapat menentukan skala prioritas dalam menentukan
kebutuhan. Ilmu ekonomi inikemudian dapat dikembangkan dalam konteks pembangunan
ekonomi danpertumbuhan ekonomi.

Hubungan antara SDA, SDM, dan KreativitasPengembangan bidang ekonomi yang dapat
dilakukan untuk meningkatkankualitas perkembangan wilayah salah satunya dilakukan dengan
pengembanganekonomi kreatif. Ekonomi kreatif dapat didefinisikan sebagai kegiatan
yangmenekankan pada kreativitas, skill, maupun potensi seseorang/kelompok yangkemudian
menghasilkan gagasan, produk, ataupun jasa (Dreszeen, 2007). Ekonomikreatif dinilai
memberikan peluang besar bagi wilayah agar dapat mengembangkanpotensi wilayahnya. Hal
tersebut ditunjang oleh faktor yang saling terkait. Faktorkeberadaan Sumber Daya
Alam (SDA), kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan tingkat kreativitas seseorang dalam
mengembangkan bidang usaha dinilai menjadifaktor penting untuk menggerakkan ekonomi
kreatif.

Saat ini Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi kiblat dalampengembangan
ekonomi kreatif di tingkat nasional. Hal ini dapat dilihat dariberkembangnya industri digital
(Jogja Digital Valley) maupun industri kreatif lain.Berpotensinya pengembangan ekonomi
kreatif ini dapat dilihat dari banyaknyapotensi yang dapat dikembangkan. Kondisi ini
membuat Provinsi DIY berpotensibesar dalam pengembangan bidang ekonomi kreatif, salah
satu bidang yang dapat dikembangkan menjadi bagian dari ekonomikreatif yakni industri di
bidang kuliner. Hal tersebut memiliki peluang yang cukupbesar karena kuliner khas Provinsi
DIY memberikan kesan tersendiri bagimasyarakat yang datang ke daerah tersebut. Selain itu,
kuliner DIY yang memilikikualitas yang cukup tinggi membuat pengembangan kuliner di
DIY dinilai dapatmemberikan proporsi tersendiri terhadap peningkatan ekonomi regional di
ProvinsiDIY. Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan ekonomi kreatif juga
mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam hal promosi dengan media yg
ada sekarang ataupun juga teknis lain yg berdampak terhadap kualitasnya itu sendiri.

Kebijakan pemerintah yang berlomba-lomba dalam mengembangkan wilayahagar tidak kalah


saing dengan wilayah lain, membuat pemerintah mengembangkanberbagai peraturan yang
dinilai dapat menguntungkan wilayah tersebut. Inidimaksudkan agar perkembangan wilayah
yang dikembangkan dapat meningkat.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap industri kreatif ?

2. Apa faktor penghambat ekonomi pemerintah terhadap industri kreatif

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui keijakan pemerintah terhadap industri kreatif

2. Untuk mengetahui faktor penghambat ekonomi pemerintah terhadap industri kreatif

Bab 2 Kajian pustaka

A. Pengertian dan ciri-ciri ekonomi pemerintah

Pengertian Ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari tentang kegiatan manusia
yang berkaitan dengan aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Ada juga yang menyebutkan definisi ekonomi adalah semua yang berhubungan dengan upaya
dan daya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai suatu tingkatan
kemakmuran.

Sedangkan ekonomi pemerintah adalah sistem ekonomi yanng mampu menjawab masalah
pembangunan, dengan kata lain pemerintah diharapkan mampu memainkan perandalam
menjalankan fungsi-fungsi utama dalam dalam fungsi ekonomi pemerintah

1. Fungsi alokasi : ialah peran pemerintah dengan menjalankan pelayanan publik,dimana


pemerintah mampu memberikan pelayanan langsung kepada masyarakatsecara umum.
dengan kata lain fungsi pemerintah dalam penyediaan dan pelayananbarang-barang publik
yang peruntukannya secara komunal.

2. Fungsi stabilisasi : Sesuai dengan nama stabilisasi maka fungsi stabilisasi inidimaksudkan
untuk menciptakan stabilitas ekonomi suatu negara. Fungsi stabilisasi iniberkaitan erat
dengan fungsi mengatur variabel ekonomi makro dengan instrumenkebijakan moneter dan
kebijakan fiskal.
3. Fungsi distribusi : pada fungsi ini dapat diketahui pula di samping pendistribusianuntuk
kepentingan umum, distribusi juga perlu untuk dana subsidi, pensiun, danbantuan langsung
dll. d e n g a n k a t a l a i n , p e m e r i n t a h d a l a m h a l i n i b e r t i n d a k s e b a g a i
p e m e r a t a a n kesejahteraan masyarakat dalam arti proporsial tetap menjadi perhatian
dalam rangkamendorong tercapainya pertumbuhan yang matang optimal.

B. Fungsi ekonomi

Berikut ini yaitu fungsi sistem ekonomi secara umum adalah:

1. Sebagai penyedia dorongan untuk memproduksi barang


2. Berfungsi dalam mengoordinasi kegiatan individu dalam suatu perekonomian
3. Sebagai pengatur dalam pembagian hasil memproduksi barang di seluruh anggota
masyarakat agar dapat terlaksana seperti yang diharapkan
4. Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa berjalan dengan baik
C. Prinsp-prinsip ekonomi pemerintah
1. Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Produksi
Prinsip ekonomi dalam kegiatan produksi adalah dasar dalam menghasilkan barang dan jasa
sebanyak-banyaknya dengan biaya produksi dan pengorbanan tertentu.

Contoh Penerapan Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Produksi

 Membuka tempat usaha dekat dengan lokasi bahan baku, tenaga kerja atau daerah
pemasaran
 Menentukan harga jual yang menguntungkan
 Memakai bahan baku yang berkualitas bagus, namun dengan harga paling murah
 Memakai sumber daya dengan efisien
 Menggunakan tenaga kerja yang ahli dan terampil
 Memakai alat dan mesin dengan produktivitas yang tinggi namun dengan biaya yang
reltif rendah
 Menentukan barang dan jasa yang nantinya akan dihasilkan
2. Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Distribusi

Prinsip ekonomi dalam kegiatan distribusi adalah sistem dan kegiatan penyaluran barang dan
jasa dari produsen ke konsumen.

Contoh Penerapan Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Distribusi

 Membeli barang dari produsen secara langsung untuk menekan biaya


 Meningkatkan kualitas pelayanan ke konsumen
 Menyalurkan barang ke konsumen yang tepat waktu
 Memakai sarana distribusi yang dengan harga relatif murah
 Menyediakan barang dan jasa yang lagi tren di kalangan konsumen
 Menentukan lokasi perusahaan yang berada di antara produsen dan konsumen
3. Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Konsumsi

Prinsip ekonomi dalam kegiatan konsumsi adalah upaya dalam memperoleh kepuasaan
sebesar-besarnya dari sautu barang atau jasa dengan pengorbanan dan penggunaan anggaran
tertentu.

Contoh Penerapan Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Distribusi


 Membeli barang yang bagus dan berkualiatas
 Memilih barang yang awet dan tahan lama
 Membeli barang dengan harga terjangkau atau relatif murah
 Membuat daftar barang yang dibutuhkan sesuai keperluan
 Memilih kualitas barang sebelum membelinya
 Mengadakan tawar menawar sebelum membeli barang untuk menekan harga
 Mengendalikan pengeluaran dengan memperhatikan pendapatan kita yang sesuai
kemampuan

Bab 3 Pembahasan
Keberadaan ekonomi kreatif saat ini menjadi salah satu topik yangdikembangkan
pemerintah. Hal tersebut karena ekonomi kreatif dinilai memberikansumbangan yang cukup
besar terhadap peningkatan ekonomi di suatu wilayah. Hal tersebut dapat dilihat pada “Laporan
Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisatadan Industri Kreatif tahun 2013” bahwa proporsi
nilai PDB yang disumbang dariekonomi kreatif di tahun 2013 mencapai Rp 641,82 triliun
atau sekitar 7,05 %. Inimenjadikan industri kreatif memiliki peluang cukup besar dalam
meningkatkanperekonomian nasional. Ekonomi kreatif yang akan dikembangkan tersebut
juga harus melihat berbagaifaktor ataupun indikator yang menopang kegiatan pengembangan
industri kreatiftersebut. Hal tersebut harus diperhatikan mengingat indikator yang
dikembangkanmemberikan dampak terhadap proses ataupun hasil yang didapatkan di
masamendatang. Berbagai indikator yang dapat dikembangkan sebagai industri kreatif seperti
yang dikutp dari “Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi EkonomiKreatif 2025”
menyatakan bahwa terdapat 14 topik yang dapat dikembangkan sebagai ekonomi kreatif.

Salah satu bidang yang sebenarnya memiliki proporsi cukup besar


terhadappengembangan ekonomi kreatif di suatu wilayah yakni pada bidang kuliner. Hal
initerjadi dikarenakan adanya berbagai faktor. Pola perilaku masyarakat yang pergi kesuatu
wilayah cenderung mencari kuliner khas dari wilayah tersebut. Hal ini karenakuliner yang
ada di wilayah memberikan corak bagi wilayah tersebut. Selain itu, polaperilaku masyarakat
yang selalu membeli oleh-oleh di bidang kuliner juga membuatbidang kuliner menjadi salah
satu indikator yang dapat dipertimbangkan dalammengkaji ekonomi kreatif di suatu wilayah.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsiyang memiliki
usaha di bidang kuliner cukup besar. Hal ini terjadi karena DIYmemiliki berbagai destinasi
pariwisata yang menjadi andalan wisatawan. Banyaknyadestinasi wisata ini menyebabkan
DIY memiliki usaha penunjang lain, salah satunyadi bidang kuliner. Kuliner yang ada di DIY
tersebut cukup beragam, diantaranyakuliner tradisional maupun kuliner modern. Ini
menjadikan Provinsi DIY merupakansalah satu daerah potensial dalam pengembangan usaha
di bidang kuliner.Pengembangan usaha kuliner tradisional di DIY cenderung berkembang
cukuppesat. Ini sebagai akibat banyaknya wisatawan yang mencari usaha kulinertradisional
tersebut. Namun, kuliner tradisional tadi cenderung memiliki masakadaluarsa yang relatif
cepat. Hal tersebut karena produk yang dihasilkan dari kulinertradisional tadi bersifat siap
untuk dikonsumsi. Selain itu, sifat dari produk kulinertradisional yang tidak dilakukan proses
pengawetan secara modern membuat kuliner tradisional khas DIY tersebut cenderung tidak
awet untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama.

Salah satu contoh kuliner tradisional yang sering dijajakan oleh wisatawan yangdatang ke DIY
adalah gudeg. Gudeg merupakan olahan nangka muda yang dimasakdengan berbagai rempah.
Penyajiannya yang dapat disajikan dalam bentuk keringdan basah membuat masyarakat
sering mencari olahan tersebut. Namun, masakadaluarsa gudeg ini relatif cepat. Hal ini
karena sifat makanan yang mudahmembusuk membuat jangka waktu konsumsi gudeg
relatif singkat.Selain itu, olahan kuliner tradisional yang merupakan salah satu kuliner
khasdari DIY adalah gatot dan tiwul. Gatot dan tiwul merupakan salah satu olahan khasyang
berasal dari fisiografi selatan Pulau Jawa, terutama di Kabupaten Gunungkidul.Olahan yang
berbahan dasar singkong ini sering menjadi makanan favorit bagiwisatawan yang berkunjung
ke DIY. Namun, pengolahan gatot dan tiwul yangmemiliki karakteristik untuk langsung
disajikan membuat keawetan gatot dan tiwultersebut cenderung singkat. Hal ini membuat
wisatawan lebih mengonsumsi gatotdan tiwul di tempat tersebut dan jarang
untuk membawanya sebagai bahan oleh-oleh,terutama ke daerah yang jauh dari DIY.Tingkat
keawetan kedua jenis makanan yang relatif singkat membuat penggerakusaha kuliner perlu
melakukan modernisasi produk makanan. Modernisasi tadi perlu dilakukan agar produk
makanan yang dihasilkan memiliki jangka waktu konsumsiyang cukup lama. Ini akan berdampak
terhadap luasnya pasar dari penjualanmakanan tersebut. Selain itu, modernisasi juga diperlukan
mengingat pola perilakumasyarakat yang cenderung mencari makanan secara praktis dan
efisien. Peran ekonomi kreatif memiliki porsi cukup besar dalam pengembangan keduaolahan
pangan tersebut. Hal ini diperlukan karena pengembangan jangka waktukeawetan konsumsi
pangan yang ada memiliki hubungan dengan tingkat jangkauanpasar dari produk olahan
tersebut. Peran pelaku usaha kuliner untuk dapatmengembangkan usahanya secara kreatif
berdampak terhadap tingkat pendapatanpelaku usaha tersebut. Ini memiliki dampak terhadap
tingkat pertumbuhan ekonomiDIY yang memiliki pengaruh terhadap nilai PDRB Provinsi
DIY.
Hubungan antara tingkat keawetan makanan dengan jangkauan pasarModernisasi produk olahan
kuliner tradisional salah satunya dapat dilakukandengan pengembangan kemasan yang lebih
modern. Hal ini dilakukan agar tingkatkeawetan makanan memiliki jangka waktu yang cukup
panjang. Selain itu, adanyapengemasan makanan tradisional yang lebih modern juga memiliki
jaminankebersihan kemasan yang baik. Hal ini memiliki pengaruh bagi masyarakat untukdapat
membeli olahan makanan tradisional dengan kemasan yang lebih modern. Pengemasan olahan
makanan tradional yang mulai dikemas secara modern salahsatunya pada proses pengemasan
gudeg. Gudeg yang biasanya dikemas denganmenggunakan Kendil ataupun plastik, saat ini dapat
dikemas dengan menggunakankaleng. Model pengemasan yang dilakukan mengadopsi pada model
pengemasanikan sarden. Adanya model pengemasan yang lebih modern tersebut membuat Tingkat
keawetan Makanan(satuan waktu
J a n gk a u a nP a s a r ( S a t u a n j a r a k ) Pertumbuhan Ekonomi wisatawan dapat
membawa kemasan dari gudeg tersebut yang kemudian dapatdikonsumsi dalam jangka waktu
yang cukup lama. Model pengembangan olahan makanan yang dibuat dalam kemasan
modern tadimerupakan salah satu implementasi ekonomi kreatif di bidang
kuliner. Pengemasanyang modern membuka peluang pasar untuk dapat mengembangkan
peluang pasarsecara lebih luas. Hal tersebut dapat terjadi mengingat pasar yang disasar
setelahadanya pengemasan makanan tradisional secara modern dapat berkembang sampaike
luar negeri. Ini membuat peluang dalam proses produksi makanan tradisional yangdikemas
secara modern tersebut dapat berkembang dengan baik. Berbagai hal juga harus dilihat agar
pengembangan makanan tradisional tadidapat semakin berkembang. Peningkatan kualitas
olahan yang harus dipantaumenjadi faktor teknis penting yang perlu diperhatikan. Kualitas
olahan ini dapatdilihat dari produk olahan tersebut ataupun kemasan dari makanan yang
diproduksitadi. Sehingga, makanan tradisional yang diproduksi tadi dapat dikonsumsi dan
tidakmemiliki efek bagi konsumen.

Jika merujuk pada “Kebijakan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif

Indonesia tahun 2016”, pengembangan ekonomi kreatif menekankan pada berbagai

faktor. Faktor berupa tekanan bonus demografi, peningkatan media berbasis


digital,peningkatan kreativitas, peningkatan jumlah penduduk pada kelas menengah,
danmelimpahnya potensi SDA maupun SDM menjadi faktor terpenting
ekonomi kreatifdikembangkan di era saat ini. Hal ini membuat masyarakat harus
mulaimengembangkan berbagai usaha yang dinilai dapat mengembangkan
perekonomianmasyarakat tersebut. Kasus pengolahan makanan tradisional menjadi modern
di masa depanmemerlukan berbagai faktor yang dominan. Kualitas SDM serta keberadaan
SDAdinilai menjadi faktor kunci agar pengembangan makanan tradisional berbasismodern
dapat berkembang dengan baik. Hal ini sejalan dengan pengembangankebijakan mengenai
ekonomi kreatif. Kemerosotan tingkat perekonomian di tahun2015 perlu ditunjang dengan
peningkatan berbagai bidang ekonomi yang dapatmendongkrak tingkat ekonomi tersebut,
salah satunya dengan pengembanganekonomi kreatif.

Kebijakan ekonomi kreatif yang diterapkan memberikan peluang cukup besarbagi


pelaku usaha kuliner di Provinsi DIY. Namun, Kebijakan Ekonomi Kreatif menjelaskan
berbagai kendala pada usaha kreatif bidang kuliner, diantaranya faktorSDM, kelembagaan,
dan pemasaran. Ketiga indikator ini dinilai menjadi penghambatdalam proses pengembangan
ekonomi kreatif bidang kuliner. Namun, kendala usahakuliner di DIY cenderung dapat
ditekan. Hal ini karena jumlah SDM yang dimiliki DIY cukup besar. Kualitas SDM yang
dimiliki juga cenderung baik. Hal ini sebagaiakibat banyaknya institusi pendidikan yang
berdampak terhadap meningkatnyakualitas SDM. Pemasaran yang dilakukan juga dapat
berkembang dengan baik. Halini sebagai akibat adanya pengaruh teknologi digital yang
mengharuskan pelakuusaha dapat mengembangkan usahanya. Hanya saja, kelembagaan
pelaku usahakuliner di DIY kurang berkembang dengan baik. Hal ini karena model
kelembagaanusaha kuliner cenderung dilakukan secara turun-temurun. Sehingga,
kelembagaanyang dilakukan hanya pada lingkup internal.

Bab 4 Penutupan

A. Kesimpulan

1. Usaha kuliner tradisional di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)memiliki prospek


yang cukup besar terhadap tingkat perkembangan wilayah.Hal tersebut ditunjang oleh
modernisasi produk yang membuat produk yangdihasilkan menjadi lebih baik.

2. Korelasi antara sistem ekonomi pemerintah dan ekonomi kreatif dengan contoh kasus
usaha kulinr tradisional di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

3. Kebijakan ekonomi kreatif di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)memerlukan


berbagai pengembangan. Hal ini dilakukan dengan memberikanpendampingan pada bidang
kelembagaan maupun pembuatan kebijakan yangmengembangkan produk untuk dipasarkan
pada satu kawasan pemasaran.

B. Saran

1. Pemerintah seharusnya lebih sering mengadakan edukasi kesetiap desa /kelurahan tentang
industri kreatif ini terlebih dalam segi pemanfaatan bisnis-bisnis/usaha-usaha kecil rumahan.

2. Pemerintah harus punya wadah /asosiasi untuk setiap rakyatnya yg mau memulai atau
mempelajari tentang industri kreatif, terleih industri kreatif yang ada di negara kita.

C. Glosarium

1. Ekonomi kreatif : sebuah konsep di era ekonomi baru yang


mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan
dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama

2. PDRB : adalah jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari
semua kegiatan perekonomian diseluruh wilayah dalam periode tahun tertentu yang pada
umumnya dalam waktu satu tahun.

3. Demografi : adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia


4. PDB : adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada
periode tertentu.

5. Akuntabilitas : sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi publik pemerintahan

6. SDA : adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.

7. SDM : adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari
sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang
menentukan perkembangan perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Case, Karl dan R. Fair. 2007.Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Dreszeen, Craig. 2007.Partners in Creative Economy PlanningWorkbook .Massashusetts: University


of Massachusetts Amhest

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kratif Tahun 2013

Laporan Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025dalam Rencana
Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif Indonesia (2009-2015)

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012 TentangRencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta Tahun 2012-2025

https://www.academia.edu/33050133/IDENTIFIKASI_PENGARUH_KEBIJAKAN_EKONOMI_KREATIF_D
I_PROVINSI_DAERAH_ISTIMEWA_YOGYAKARTA_DIY_

Anda mungkin juga menyukai