Anda di halaman 1dari 40

PEMBUA TAN DAN ANALISIS TEH HERBAL DARI DAUN

SUKUN (Artocarpus altilis) DENGAN PENAMBAHAN KULIT


BUAH APEL (Pyrus malus, L) DAN KAYU MANIS
(Cinnamomum verum J. Presl)

Proposal Kimia Analisis Terpadu II

Regiska Kurnya Anisa

156321

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK PADANG

TAHUN 2019
PEMBUATAN DAN ANALISIS TEH HERBAL DARI DAUN SUKUN
(Artocarpus altilis) DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH APEL (Pyrus
malus, L) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum verum J. Presl)

Proposal Kimia Analisis Terpadu II

Oleh :

Regiska Kurnya Anisa

156321

Proposal Kimia Analisis Terpadu II

Sebagai salah satu syarat untuk melakukan praktikum dalam rangka menulis
Laporan kimia Analisis Terpadu II di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Padang

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK PADANG

TAHUN 2019

ii
PROPOSAL KIMIA ANALISIS TERPADU II (AT II) INI
DISEMINARKAN DAN DISETUJUI PADA TANGGAL
10 JANUARI 2019

Menyetujui,

Pembimbing Kimia Analisis Terpadu II

Soma Murni Setiawati, S.T.

NIP 19770208 200212 2 003

Pembahas I Pembahas II

Yeni Hermayanti, M.Si Zelfiarti, S.T., M.Si

NIP 199770821 200212 2 002 NIP 19780827 200312 2 002

iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, yang karena-Nya penulis diberikan kekuatan dan kesabaran untuk
menyelesaikan Proposal Kimia Analisis Terpadu II (AT II) ini dengan judul
“Pembuatan dan Analisis Teh Herbal Dari Daun Sukun (Artocarpus altilis)
dengan Penambahan Kulit Buah Apel (Pyrus malus, L) dan Kayu Manis
(Cinnamomum verum J. Presl)” dengan sepenuh hati dan tepat pada waktu yang
telah ditentukan.
Penyusunan proposal ini adalah untuk pedoman dalam melaksanakan
praktikum Kimia Analisis Terpadu II (AT II) yang merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang.
Pembuatan proposal ini bisa berlangsung dengan lancar karena bantuan dari
berbagai pihak. Dengan demikian penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan doa serta dukungan moral
maupun materil
2. Bapak Drs. Nasir selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Padang
3. Ibu Soma Murni Setiawati, S.T. selaku pembimbng AT II
4. Guru dan staff Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman kepada penulis
5. Rekan-rekan angkatan Arunika Gempita yang sama-sama berjuang di
Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang.
6. Segenap pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
Penyusunan proposal ini telah diusahakan semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya, oleh
karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir
kata, semoga proposal ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi
semua pihak dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Padang, 5 Januari 2019

Regiska Kurnya Anisa

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ...................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang .......................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

BAB II PELAKSANAAN PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 5


2.2. Pengambilan Bahan Baku ......................................................................... 5
2.3. Parameter Penelitian ................................................................................ 5
2.4. Alat dan Bahan yang Digunakan
2.4.1. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Produk................ 6
2.4.2. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian Produk ................. 6
2.5. Prosedur Kerja
2.5.1. Prosedur Pembuatan Produk ............................................................... 8
2.5.2. Prosedur Pengujian Produk ................................................................. 9

BAB III ANALISIS DAN BIAYA

3.1.Biaya Produksi ........................................................................................... 22


3.2.Biaya Analisis ............................................................................................ 22

v
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

LAMPIRAN ................................................................................................... 25

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teh adalah minuman yang sangat umum dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kebiasaan minum teh tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga hampir di seluruh
dunia. Teh memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Menurut beberapa hasil
penelitian, teh memiliki kandungan senyawa yang mampu mengobati penyakit ringan
dan mencegah berbagai serangan penyakit berat. Selain itu karena teh adalah
minuman alami, maka relatif aman dari efek yang membahayakan kesehatan.
Teh adalah jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air. Selain
rasa dan manfaat yang besar, teh diminati karena cara konsumsinya yang mudah,
yaitu dengan cara diseduh. Teh tidak hanya terbuat dari pucuk daun tanaman teh,
namun dapat dibuat dari daun tanaman lain seperti daun alpukat, daun sirsak, bunga
rosela dan tanaman lainnya yang dinilai memiliki cita rasa dan manfaat atau khasiat
bagi bagian tubuh tertentu, karena alasan tersebut teh termasuk salah satu minuman
fungasional.
Minuman fungsional adalah jenis pangan atau produk pangan yang memiliki ciri-
ciri fungsional sehingga berperan dalam perlindungan atau pencegahan penyakit,
peningkatan kinerja fungsi tubuh optimal, dan memperlambat proses penuaan.
Minuman fungsional dapat dibuat dari tanaman herbal, salah satu tanaman herbal
yang dapat diolah sebagai minuman fungsional adalah daun sukun (Artocarpus
Altilis). Di Indonesia sukun merupakan tanaman yang cukup populer dimata
masyarakat. Sukun biasanya banyak dimanfaatkan bagian buahnya. Buah sukun
biasanya dijadikan bahan cemilan atau makanan ringan, akan tetapi sedikit
masyarakat yang memamfaatkan daunnya. Padahal, daun sukun memiliki banyak
manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan.
Daun sukun memiliki kandungan kimia saponin, polifenol (tanin), asam
hidrosianat, asetilkolin, dan riboflavin. Daun sukun juga kaya senyawa flavonoid,
kuersetin dan artoindonesianin. Kandungan yang terdapat di dalam daun sukun

1
terbukti dapat mengobati beberapa penyakit seperti hepatitis, jantung, ginjal, diabetes,
osteoporosis, hipertensi, antikanker, antiradang, menurunkan kolesterol, serta daun
sukun berfungsi sebagai antioksidan dikarenakan kandungan flavonoid yang terdapat
pada daun sukun. Daun sukun juga berpotensi untuk mengobati penyakit
kardiovaskular, liver, perbesaran limpa, kencing manis, dan juga bisa untuk
penyembuh kulit yang iritasi atau gatal.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk membuat minuman
fungsional dari daun sukun dalam bentuk teh yang disebut dengan Teh Herbal. Teh
Herbal merupakan salah satu produk minuman campuran teh dan tanaman herbal
yang memiliki khasiat dalam membantu pengobatan suatu penyakit atau sebagai
penyegar (Hambali dkk., 2006). Sedangkan Ravikumar (2014), menyatakan teh
herbal umumnya campuran dari beberapa bahan yang biasa disebut infusi/tisane.
Infusi/tisane terbuat dari kombinasi daun kering, biji, kayu, buah, bunga dan tanaman
lain yang memiliki manfaat.
Teh Herbal dari daun sukun ini nantinya akan ditambahkan kulit buah apel dan
kayu manis. Dengan adanya penambahan kulit buah apel dan kayu manis, maka
manfaat yang didapatkan tidak hanya dari daun sukun saja tetapi juga dari Kulit Buah
Apel dan Kayu Manis. Campuran Kayu Manis dan Kulit Buah Apel dapat membantu
menghilangkan kelebihan cairan yang ada di tubuh. Kombinasi dari kedua campuran
ini juga berfungsi untuk menurunkan berat badan sehingga cocok dikonsumsi bagi
yang mau menurunkan kelebihan berat badan. Kulit Apel kaya akan Flavonoid dan
antioksidan sedangkan Kayu Manis meningkatkan insulin dan mencairkan lemak.
Penambahan kayu Manis juga berfungsi untuk menambahkan Rasa, Aroma serta
warna (sinamaldehid) pada teh herbal ini.
Dengan banyaknya manfaat yang didapat dari daun sukun serta penambahan
Kulit Buah Apel dan Kayu Manis tersebut diharapkan dapat memperkaya mutu dan
cita rasa Teh Herbal dari Daun Sukun.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa kandungan gizi yang terdapat pada daun sukun?
2. Apa pengaruh daun sukun terhadap tubuh manusia?
3. Bagaimana cara pembuatan teh daun sukun yang baik dan meberikan manfaat
bagi tubuh?
4. Apa pengaruh dan manfaat penambahan Kullit Buah Apel dan Kayu Manis pada
teh daun sukun.

1.3 Batasan Masalah


Agar pokok masalah yang dibahas tidak terlalu luas, maka perasalahan dibatasi
sebagai berikut :
a. Subjek penelitian : Daun Sukun, Kulit Buah Apel dan Kayu Manis
b. Objek penelitian : Teh Herbal dari Daun Sukun dengan penambahan
Kulit Buah Apel dan Kayu Manis
c. Parameter penelitian : Kadar Air
: Kadar Ekstrak dalam Air
: Kadar Abu Total
: Kadar Abu Larut dalam Air dari Abu Total
: Kadar Abu Tak Larut alam Asam
: Alkalinitas Abu Larut dalam Air
: Serat Kasar
: Metabolit Sekunder
: Cemaran Logam Timbal (Pb)
: Uji Cemaran Mikroba Metoda Angka Lempeng
Total (ALT)
: Uji Cemaran Mikroba Kapang
: Uji Organoleptik (warna, aroma, rasa dan daya terima)
teh daun sukun dengan penambahan jahe dan kulit kayu
manis

3
1.4 Tujuan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat kelulusan di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Padang dalam bentuk praktikum Analisis Terpadu II
2. Mengetahui dan mengidentifikasi kualitas dari produk yang dihasilkan dengan
cara menguji produk dengan beberapa parameter
3. Memamfaatkan daun sukun sebagai teh herbal yang menyehatkan serta
mengobati beberapa penyakit tanpa menggunakan obat-obatan kimia
4. Menambah nilai guna daun sukun yang awalnya terbuang sia- sia menjadi bahan
yang bermanfaat serta memberikan dampak yang berguna bagi tubuh.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Ilmu Pengetahuan
a. Memberikan inovasi baru sebagai alternatif bahan pembuatan teh berupa
daun sukun dengan penambahan jahe dan kulit kayu manis yang kaya akan
manfaat
2. Peneliti
a. Menambah pengetahuan bagi penulis tentang pemanfaatan daun sukun
dengan tambahan jahe dan kulit kayu manis yang dapat dijadikan teh
b. Dapat mengetahui metode pengeringan dalam teh sehingga tidak merusak
kandunagn bahan yang dapat berguna bagi tubuh
c. Mengetahui kualitas produk Teh Sukun dengan penambahan Kulit Buah
Apel dan Kayu Manis
3. Masyarakat
a. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa tumbuhan yang biasanya
disia-siakan memberikan manfaat yang banyak salah satunya daun sukun
b. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa daun sukun dapat
dijadikan sebagai minuman teh

4
BAB II
PELAKSANAAN PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Praktikum Analisis Terpadu II akan dilakasanakan pada tanggal 20 Februari 2019
hingga 20 Maret 2019 di Laboratorium Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang.

2.2 Pengambilan Bahan Baku


Daun Sukun (Artocarpus Altilis) diperoleh dari lingkungan tempat tinggal penulis
yaitu di Daerah Jalan Alai Pauh V Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Pauh Padang.
Bahan tambahan Kulit Buah Apel didapatkan dari pedagang jus di sekitar Pasar Baru
hingga P asar Bandar Buat Padang dan Kulit Kayu Manis didapatkan penulis dengan
cara dibeli di Pasar Bandar Buat Kota Padang.

2.3 Parameter Penelitian


1. Kadar Air Metode Gravimetri
2. Kadar Ekstrak dalam Air Metode Gravimetri
3. Kadar Abu Total Metode Gravimetri
4. Kadar Abu Larut dalam air dari Abu Total Metode Gravimetri
5. Kadar Abu Tak Larut dalam Asam Metode Gravimetri
6. Alkalinitas Abu Larut dalam Air (Sebagai KOH) Metode Alkalimetri
7. Serat Kasar Metode gravimetric
8. Metabolit Sekunder Metode Destilasi
9. Cemaran logam Timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
10. Uji Cemaran Mikroba Metode Angka Lempeng Total (ALT)
11. Uji Cemaran Mikroba Kapang
12. Uji Organoleptik

5
2.4 Alat dan Bahan
2.4.1 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Produk

Alat Bahan
1. Nampan 1. Daun Sukun Muda
2. Pisau/Gunting 2. Kulit Buah Apel
3. Baskom 3. Kayu Manis
4. Oven 4. Air
5. Alat Perajang

2.4.2 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian Produk


Alat Gelas

1. Labu Ukur (1000, 500, 100, 50, 9. Buret (50 mL)


dan 25 mL) 10. Gelas Ukur (10, 50 mL)
2. Pipet Gondok (10, 50 mL) 11. Erlenmeyer (250 mL)
3. Pipet Takar (1, 10 mL) 12. Pendingin Tegak
4. Pipet Tetes 13. Pendingin Lurus
5. Corong 14. Konvensor
6. Kaca Arloji 15. Labu Didih
7. Batang Pengaduk 16. Test Tube
8. Gelas Piala (500 dan 250 mL) 17. Cawan Petri

Alat Non Gelas

1. AAS 8. Inkubator
2. Neraca Analitik 9. Colony counter
3. Furness 10. Penagas Air
4. Oven 11. Cawan Porselein
5. Desikator 12. Cangkir Porselin
6. Heating Mantel 13. Cawan penguap
7. Auktoklaf 14. Spatulla

6
15. Lumpang + Alu 20. Standar + Klem
16. Plat Tetes 21. Botol Semprot
17. Tang cawan 22. Standar + Klem
18. Kompor + gas 23. Rak tabung Rx
19. Selang Air
Bahan

1. Kertas Saring Tak Berabu (No. 23. Asetat Anhidrat


41) 24. Pita Magnesium
2. Aquadest 25. Titrisol Pb
3. Aquabidest 26. Ind Metil Jingga
4. AgNO3 (0,1 N) 27. Indikator SM
5. HCL pekat 28. Media PCA
6. HCL (0,1 N) 29. Media PDA
7. HCL 40% 30. Pengencer BPW
8. HCL (6 N) 31. Kapas
9. HNO3 pekat
10. HNO3 0,1 N
11. H2SO4 1,25%
12. H2SO4 pekat
13. H2SO4 6 N
14. Na2B4O7. 10H2O
15. NaOH 3,25 %
16. FeCl3 10%
17. Etanol 96 %
18. Alkohol 70 %
19. Amoniak
20. Kloroform
21. Pereaksi mayer
22. Pereaksi dragendorf

7
2.5 Prosedur kerja
2.5.1 Prosedur Pembuatan Produk
Formula:
Dalam upaya pembuatan Teh Herbal Daun Sukun dengan
Penambahan Kulit Buah Apel dan Kayu Manis akan dibuat tiga formula
yang berbeda. Perbedaan formulasi ini bertujuan untuk mendapatkan cita
rasa serta pendapat dan keterterimaan panelis terhadap produk Teh Herbal.

Bahan Formula 1 (%) Formula 2 (%) Formula 3 (%)


Daun Sukun 50% 50% 50%
Kulit Buah Apel 30 % 20% 25%
Kayu Manis 20% 30 % 25%

Formulasi yang saya kerjakan adalah formulasi 3 yaitu Daun Sukun 50%,
Kulit Buah Apel 25% dan Kayu Manis 25%.

Prosedur Pembuatan Produk: (Jurnal Dewi Angraini dan Faizah Hamzah)


a) Tahap pertama untuk pembuatan Teh Herbal Daun Sukun adalah memetik
daun yang masih muda sedangkan daun yang sudah tua tidak dipakai lagi
dikarenakan kandungan senyawa yang bermanfaat pada daun tidak ada
lagi
b) Dilakukan pencucian terhadap daun agar terbebas dari kotoran yang
menempel
c) Proses selanjutnya yaitu sortasi serta pemisahan daun dari tulang daun
d) Kemudian proses pelayuan dilakukan selama 18 jam pada suhu ruang
dihitung semenjak pemetikan daun sukun (daun dibolak-balikan sebanyak
3 kali)
e) Selanjutnya proses perajangan Daun Sukun yaitu sekitar 0.1 cm
f) Tahap selanjutnya yaitu tahap pengeringan dengan menggunakan oven
pada suhu 50˚C selama 150 menit
g) Tahapan a) hingga f) dilakukan pula untuk bahan tambahan Kulit Buah
Apel dan Kulit Kayu Manis.

8
h) Tahapan selanjutnya adalah melakukan penimbangan terhadap 3 bahan
sesuai dengan formulasi yang telah ditentukan (50% Daun Sukun, 25%
Kulit Buah Apel, dan 25% Kayu Manis)
i) Tahap akhir adalah pengemasan produk
2.5.2 Prosedur Pengujian Produk
2.5.2.1. Kadar Air Metode Gravimetri (SNI 3836:2013)
Prinsip:
Kadar air dihitung berdasarkan bobot yang hilang selama pemanasan
dalam oven pada suhu (105±2) ºC

Prosedur Kerja:
a) Panaskan cawan dan tutupnya dalam oven pada suhu (105±2) ºC selama
lebih kurang satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 20 menit
sampai dengan 30 menit, kemudian timbang dengan neraca analitik (cawan
dan tutupnya (W0))
b) Masukan 5 gram contoh kedalam cawan, tutup dan timbang (W1)
c) Panaskan cawan yang berisi contoh tersebut dalam keadaan terbuka
dengan meletakkan tutupcawan di samping cawan di dalam oven pada
suhu 105ºC selama tiga jam
d) Tutup cawan ketika masih berada didalam oven, pindahkan segera ke
dalam desikator dan dinginkan selama 20 menit sampai 30 menit
kemudian timbang
e) Lakukan pemanasan kembali selama satu jam dan ulangi kembali
perubahan berat antara pemanasan selama satu jam mempunyai interval ≤
1 mg (W2)
f) Lakukan pekerjaan duplo
g) Hitung kadar air dalam contoh

Perhitungan

𝑊1 − 𝑊2
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 𝑋 100 %
𝑊1 − 𝑊0

9
Keterangan :
W0 adalah bobot cawan kosongdan tutupnya, dinyatakan dalam dalam (g)
W1 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh sebelum dikeringkan, dinyatakan dalam gram (g)
W2 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh setelah dikeringkan, dinyatakan dalam gram (g)

2.5.2.2. Kadar Eksrak dalam Air Metode Gravimetri (SNI 3836:2013)


Prinsip:
Kadar ekstak dalam bahan dihitung dari bagian yang larut dalam air
mendidih, disaring dan diuapkan. Hhasil saringan diuapkan disaring dan
ditimbang

Prosedur Kerja:
j) Panaskan cawan dalam oven pada suhu (105±2) ˚C selama lebih kurang
satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 20 menit sampai dengan
30 menit, kemudian timbang dengan neraca analitik (W0)
k) Masukan contoh uji sebanyak 2 gram kedalam gelas piala 250 mL (W1)
l) Tambahkan 200 mL air mendidih dan dilarutkan diamkan selama 1 jam
m) Saring ke dalam labu ukur 500 mL dan bilas dengan air panas sampai
warna larutannya menjadi jernih atau bening kemudian dinginkan dan
tepatkan sampai tanda garis dengan air sulung
n) Pipet 50 mL filtrat dengan pipet gondok ke dalam cawan yang telah
diketahui bobotnya dan keringkan di atas penagas air
o) Panaskan di dalam oven selama dua jam, dinginkan dalam desikator dan
timbang
p) Panaskan kembali dalam oven selama satu jam, dinginkan dalam desikator
dan timbang (W2), ulangi pekerjaan hingga perbedaan hasil penimbangan
tidak melebihi 1 mg
q) Lakukan pekerjaan duplo
r) Hitung kadar ekstrak dalam air
Perhitungan:

𝑊2 − 𝑊0 100
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟 (%) = 𝑋𝑃𝑋 𝑋 100 %
𝑊1 − 𝑊0 100 − 𝐾𝐴

10
Keterangan :
W0 adalah bobot cawan kosong dan tutupnya, dinyatakan dalam dalam (g)
W1 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh uji, dinyatakan dalam gram (g)
W2 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh terekstrak, dinyatakan dalam gram (g)
P adalah pengenceran
KA adalah kadar air

2.5.2.3. Kadar Abu Total Metode Gravimetri (SNI 3836:2013)


Prinsip:
Kadar abu dihitung berdasarkan bobot abu yang terbentuk selama
pembakaran dalam tanur pada suhu (525±25) ºC sampai terbentuk abu
bewarna putih.

Prosedur Kerja:
a) Panaskan cawan dalam tanur pada suhu (525±25) ºC selama lebih kurang
satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian
timbang dengan neraca analitik (W0)
b) Masukan 5 sampai 10 gram contoh ke dalam cawan dan timbang (W1)
c) Panaskan cawan yang berisi contoh tersebut dalam oven pada suhu
(105±2) ºC sampai H2O hilang
d) Tempatkan cawan yang berisi cawan tersebut di dalam tanur pada suhu
(525±25) ºC sampai terbentuk abu bewarna putih (± 2 jam)
e) Tambahkan air ke dalam abu, keringkan dalam penangas air kemudian
lanjutkan pada pemanas listrik lalu abukan kembali pada suhu (525±25) ºC
sampai perbedaan massa dua penimbangan tidak melebihi 1 mg
f) Masukan kedalam desikator selama 30 menit kemudian timbang (W2)
hingga diperoleh bobot konstan
g) Lakukan pekerjaan duplo
h) Hitung kadar abu dalam contoh

Perhitungan:
𝑊2 − 𝑤0
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (%) = 𝑋 100 %
𝑊1 − 𝑊0

11
Keterangan :
W0 adalah bobot cawan kosongdan tutupnya, dinyatakan dalam dalam (g)
W1 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh sebelum diabukan, dinyatakan dalam gram (g)
W2 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh setelah diabukan, dinyatakan dalam gram (g)

2.5.2.4. Kadar Abu Larut dalam Air dari Abu Total Metode Gravimetri
(SNI 3836:2013)
Prinsip:
Abu tak larut dalam air diperoleh dari pengabuan hasil penyaringan
setelah ekstraksi abu total dengan air panas. Selisihnya dengan abu total
adalah abu larut dalam air.

Prosedur Kerja:
b. Abu yang digunakan adalah abu yang berasal dari penentuan kadar abu
total (W). Tambahkan 20 mL air suling ke dalam cawan yang berisi abu
total, panaskan hingga sampai mendidih dan saring dengan kertas saring
bebas abu
c. Bilas cawan dan kertas saring beserta isinya dengan air panas hingga
jumlah filtrat kira-kira 60 mL. Simpan filtrat untuk pengujian alkalinitas
abu larut dalam air
d. Pindahkan kertas saring dan isinya ke cawan semula, uapkan dengan hati-
hati dengan penagas air
e. Abukan dalam tanur listrik pada suhu (525±25) ºC sampai bebas karbon
f. Pindahkan segera kedalam desikator dan dinginkan selama 30 menit
kemudian timbang (W3). Ulangi pekerjaan hingga perbedaan hasil
penimbangan tidak melebihi 1 mg
g. Lakukan pekerjaan duplo
h. Hitung kadar abu dalam contoh

Perhitungan:
𝑊3 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 𝑡𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟 (%) = 𝑋 𝑋 100 %
𝑊 100 − 𝐾𝐴

12
Keterangan:
W adalah bobot contoh pada penetapan abu total (g)
W3 adalah bobot abu taka larut dalam air (g)
KA adalah kadar air (%)

2.5.2.5. Kadar Abu tak Larut dalam Asam Metode Gravimetri


(SNI 3836:2013)
Prinsip:
Perlakuan abu total dengan larutan asam klorida, penyaringan,
pengabuan, dan penimbangan residu

Prosedur Kerja:
a) Contoh uji merupakan Abu Total (W3)
b) Tambahkan 25 ml HCL 40% ke dalam cawan yang bersi contoh, tutup
cawan untuk menghindari percikan dan didihkan larutan dengan hati-hati
slama sepuluh menit di atas penagas air
c) Dinginkan dan saring larutan dengan menggunakan kertas saring tak
berabu. Bilas menggunakan air panas hingga air pencuci bebas dari asam.
Hal ihi dapat diuji dengan AgNO3 0,1 N (1:1)
d) Tempatkan kembali kertas saring dan isikan kedalam cawan , uapkan hati-
hati diatas pengas air yang mendidih, kemudian panaskan dalam tanur
pada suhu (525±25) ºC, hingga partikel bebas karbon
e) Segera pindahkan dan dinginkan cwan ke dalam desikator selama 30 menit
dan timbang (W4). Ulangi pekerjaan hingga perbedaan hasil penimbangan
tidak melebihi 1 mg
f) Lakukan pekerjaan secara duplo
g) Hitung kadar abu tak larut dalam asam
Perhitungan :
𝑊4 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 𝑡𝑎𝑘 𝐿𝑎𝑟𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑎𝑚 (%) = 𝑋 X 100
𝑊3 100−𝐾𝐴

Keterangan
W4 adalah bobot contoh pada penetapan abu total
W3 adalah
KA adalah kadar air, dinyatakan dalam %

13
2.5.2.6. Alkalinitas Abu Larut dalam Air Metode Alkalimetri
(SNI 3836:2013)
Prinsip:
Penitaran hasil saringan yang diperoleh dari penetapan abu yang larut
dalam air dengan larutan asam klorida dan indikator metil jingga

Prosedur Kerja:
a) Contoh yang digunakan adalah filtrat yang diperoleh dari penetapan kadar
abu larut dalam air
b) Tempatkan filtrat dalam erlenmeyer kemudian titrasi dengan larutan HCL
0,1 N menggunakan indikator metil jingga

Perhitungan :
𝑉𝑥𝑁𝑥0,0561 100
𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑏𝑢 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐴𝑖𝑟 (𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝐾𝑂𝐻) (%) = 𝑋 X 100
𝑊 100−𝐾𝐴

Keterangan:
W adalaj bobot contoh pada penetapan abu total (g)
V adalah volume larutan yang diperlukan untuk titrasi contoh (mL)
N normalitas larutan HCL

2.5.2.7. Serat Kasar Metode Gravimetri (SNI 3836:2013)


Prinsip:
Serat kasar adalah bagian yang tidak dapat dihidrolisis oleh asam sulfat
(H2SO4) 3,25% (konsentrasi massa) dan natrium hidroksida (NaOH)
1,25% (konsentrasi massa), bahan tersebut dihitung secara gravimetri

Prosedur Kerja:
a) Timbang 2 sampai 4 g contoh (W) ke erlenmeyer piala 250 mL,
tambahkan 50 mL larutan H2SO4 1,25 % kemudian didihkan selama 30
menit dengan menggunakan pendingin tegak
b) Tambahkan 50 mL NaOH 3,25 %, kemudian didihkan selama 30 menit
menggunakan pendingin tegak

14
c) Dalam keadaan panas, saring menggunakan corong yang berisi kertas
saring kering yang telah diketahui bobotnya
d) Cuci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut dengan
H2SO4 1,25% panas, air panas dan etanol 96% (masing-masing 25 mL)
e) Angkat kertas saring beserta isinya, masukan ke dalam oven dan
keringkan pada suhu (105±2) ˚C dinginkan dan timbang hingga bobot
tetap (W2)
f) Jika ternyata kadar serat kasar lebih dari 1%, abukan kertas saring
beserta isinya, timbang sampai bobot tetap (W2)
g) Lakukan pekerjaan duplo

Perhitungan:
𝑊2−𝑊1
𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟 (%) = X 100
𝑊

Keterangan:
W adalaj bobot contoh dinyatakan dalam gram (g)
W1 adalah bobot abu dinyatakan dalam gram (g)
W2 adalah bobot endapan dinyatakan dalam gram (g)

2.5.2.8. Metabolit Sekunder (Uji Kualitatif) Metode Destilasi


Prosedur Kerja Ekstraksi:
a) Sampel dicuci bersih dan dirajang kecil (tidak terlalu halus)
b) Haluskan sampel dengan cara digerus dengan lumpang dan alu
c) Masukan sampel yang telah digerus kedalam labu didih kira kira setengah
labu
d) Isi labu didih dengan batu didih dan tambahkan aquadest 2/3 bagian labu
(contoh terendam)
e) Ekstraksi contoh dengan dipanaskan selama 6-8 jam dan hasil ditampung
didalam erlenmeyer
f) Pisahkan pelarut dengan minyak dengan menggunakan corong pisah
g) Masukan minyak kedalam tabung bertutup

15
Prosedur Kerja Identifikasi Metabolit Sekunder
1) Identifikasi alkaloid Metode Culvenor-Fiztgerald
a) Ambil 2 mL eksrak dan masukan kedalam test tube
b) Tambahkan Amoniak, Kloroform, dan H2SO4 masing-masing 2 mL
c) Kocok hingga terbentuk dua lapisan (kloroform dan H2SO4) dan ambil
lapisan atas (H2SO4)
d) Bagi H2SO4 tersebut kedalam tabung reaksi dan reaksikan dengan pereaksi
Mayer dan Dragendorf
Ditambahkan pereaksi mayer = keruh (endapan putih)
Ditambahkan pereaksi Dragendorf = endapan orange
+ Alkaloid

2) Identifikasi Steroid/ Terpenoid Metode Lieberman-burchard


a) Lapisan bawah pada uji Alkaloid (kloroform) dimasukan kedalam plat
tetes (beberapa tetes)
b) Tambahkan 5 tetes asetat anhidrat dan tunggu hingga kering
c) Tambahkan H2SO4 pekat maka:
Jika terbentuk warna ungu = (+) triterpenoid dan (-) Steroid
Jika terbentuk warna biru = (+) steroid dan (-)triterpenoid

3) Identifikasi Flavonoid Metoda Shinoda


a) Ambil 2 mL eksrak dan masukan kedalam test tube
b) Tambahkan 2- 3 tetes HCL pekat
c) Tambahkan pita magnesium
Jika terbentuk warna kuning = (+) Flavonoid

4) Identifikasi Saponin (Jones dan Kinghorn)


a) Ambil 2 mL eksrak dan masukan kedalam test tube
b) Tambahkan beberapa tetes aquadest dan didihkan dengan spiritus selama
2-3 menit
c) Dinginkan dan kocok kuat. Adanya busa yang stabil selama 5 menit
menandakan (+) Saponin

16
5) Identifikasi Tanin
a) Ambil 2 mL eksrak dan masukan kedalam test tube
b) Tambahkan beberapa tetes FeCl3 10%
c) Jika terjadi warna biru tua, biru kehitaman atau hitam kehijauan
menunjukan adanya senyawa polifenol dan tanin

2.5.2.9. Cemaran Logam Timbal (Pb) dengan Spektrofotometer Serapan


Atom (AAS)
Prinsip:
Desktuksi contoh dengan cara pengabuan kering pada suhu 450ºC yang
dilanjutkan dengan pelarutan dalam larutan asam. Logam yang terlarut
dihitung mengguakan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan
panjang gelombang maksimal 283,3 nm

Prosedur Kerja

a) Timbang 10 g sampai dengan 20 g contoh dengan teliti dalam cawan


porselin
b) Tempatkan cawan berisi contoh uji diatas penagas listrik dan panaskan
secara bertahap sampai contoh uji tidak berasap lagi
c) Lanjutkan pengabuan dalam tanur pada suhu 450ºC sampai abu bewarna
putih, bebas dari karbon
d) Apabila abu belum bebas dari karbon yang ditandai dengan warna keabu-
abuan, basahkan dengan beberapa tetes air dan tambahkan tetes demi tetes
HNO3 pekat kira-kira 0,5 mL sampai dengan 3 mL
e) Keringkan cawan di ataspenagas listrik dan masukan kembali ke dalam
tanur pada suhu 450ºC kemudian lanjutkan pemanasan sanpai abu bewarna
putih. Penambahan HNO3 pekat dapat diulangi apabila abu masih bewarna
keabu-abuan
f) Larutkan abu bewarna putih dalam 5 mL HCL 6 N, sambil dipanaskan di
atas penagas listrik atau penagas air sampai kering, kemudian larutkan
dengan HNO3 0,1 N dan masukan kedalam labu ukur 50 mL kemudian

17
tepatkan pada tanda garis dengan air suling,jika perlu, saring larutan
menggunakan kertas saring
g) Siapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan yang
sama sperti contoh
h) Baca absorban larutan baku kerja dan larutan contoh terhadap blanko
menggunakan alat SSA pada panjang gelombang maksimum sekitar 283
nm
i) Buat kurva kalibrasi antara konsentrasi logam (µg/mL) sebagai sumbu X
dan Absorbans sebagai sumbu Y
j) Plot hasil pembacaan contoh terhadap kurva kalibrasi (C). Hitung
kandunngan logam dalam contoh

Perhitungan
𝑚𝑔 𝐶
𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑎𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑃𝑏 ( ) = 𝑋 𝑉
𝑘𝑔 𝑚

Keterangan:
C adalah kandungan logam dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam mikrogram per mililiter (µg/mL)
V adalah volume larutan akhir, dinyatakan dalam mililiter
m adalah bobot contoh, dinyatakan dalam gram (g)

2.5.2.10. Uji Cemaran Mikroba Metode Angka Lempeng Total (ALT)


Preparasi sampel
a) Gerus sampel sampai halus dalam lumpang, lalu timbang sampel sebanyak
1 gram
b) Masukan kedalam tabung reaksi yang berisi 9 mL aquades steril untuk
pengenceran 10-1
c) Pipet 1 mL dari pengenceran 10-1 kedalam tabung reaksi lain yang berisi 9
mL aqudes steril untuk pengenceran 10-2, lakukan hingga pengenceran 10-3

Uji ALT Metode Pour Plate


a) Dipipet 1 mL dari masing-masing pengenceran 10-2 dan 10-3 kedalam
cawan petri steril secara duplo dan aseptis, sebaiknya waktu antara

18
dimulainya pengenceran sampai menuang kedalam cawan petri tidak boleh
lebih lama dari 30 menit
b) Dituang 12-15 mL media PCA steril yang masih cair dengan suhu 50˚C ke
dalam masing-masing cawan petri
c) Segera goyang cawan petri secara hati-hati diatas meja untuk meratakan
media, dengan cara gerakan membentuk angka delapan
d) Setelah media membeku, dibungkus cawan petri dengan kertas
pembungkus
e) Diinkubasi cawan dalam inkubator pada suhu 35°C dalam posisi terbalik
sehingga uap air tidak merusak biakan. Diinkubasi cawan selama 1-2 hari
f) Dicatat jumlah pertumbuhan koloni secara langsung dengan melihat
dengan mata ataupun alat penghitung koloni yaitu colonyn counter

Perhitungan :
Angka Lempeng Total = 𝐹𝑃1 𝑋 𝐽𝐾

Keterangan :
FP = Faktor Pengenceran
JK = Jumlah Koloni
“Pembacaan mikroba sesuai dengan persyaratan standar Total Plate
Count (TPC)”

2.5.2.11. Uji Cemaran Mikroba Kapang


Prinsip:
Pertumbuhan kapang dalam media yang sesuai, setelah diinkubasikan
pada suhu 25ºC selama 5 hari

Prosedur Kerja
a) Semua alat dan bahan dicuci bersih
b) Disterilkan alat dan bahan yang digunakan
c) Dibuat tingkat pengenceran sampai 10-3 dengan menggunakan larutan
pengenceran BPW (Buffered Pepton Water)

19
d) Timbang 1 gram sampel, kemudian masukkan kedalam tabung reaksi
pengenceran 10-1
e) Pipet 1 mL sampel dari pengenceran 10-1 ke 10-2 dari 10-2 ke 10-3
f) Dipipet 1 mL sampel dari pengenceran 10-2 dan 10-3 kedalam cawan petri
steril secara aseptis
g) Dituangkan media PDA kedalam cawan yang telah berisi sampel 1/3 caw
an, lakukan secara aseptis
h) Diingkubasi cawan yang telah diisikan sampel dan media kedalam
inkubator (dalam keadaan tidak terbalik) pada suhu 25 dan amati dalam 5
hari
i) Nyatakan hasil perhitungan sebagai jumlah kapang per gram contoh

Perhitungan :
Kapang = 𝐹𝑃1 𝑋 𝐽𝐾

Keterangan :
FP = Faktor Pengenceran
JK = Jumlah Koloni

2.5.2.12. Uji Organoleptik (SNI 3836:2013)


1. Warna
a) Timbang 2,80 gram contoh masukan ke dalam cangkir pencoba porselin
140 mL air atau 5,60 g contoh ke dalam cangkir pencoba porselin 280 mL
b) Tuangkan air mendidih kedalam cangkir pencoba porselin , tutup dan
biarkan selama 6 menit
c) Tuangkan air seduhan ke dalam mangkok pencoba porselin dan usahakan
ampas seduhan tidak terikut
d) Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap warna seduhan produk teh
dengan minimal tiga orang panelis atau satu orang tenaga ahli atau dengan
panelis tidak terlatih kisaran 25- 50 orang.

20
2. Aroma
a) Timbang 2,80 gram contoh masukan ke dalam cangkir pencoba porselin
140 mL air atau 5,60 g contoh ke dalam cangkir pencoba porselin 280 mL
b) Tuangkan air mendidih kedalam cangkir pencoba porselin , tutup dan
biarkan selama 6 menit
c) Tuangkan air seduhan ke dalam mangkok pencoba porselin dan usahakan
ampas seduhan tidak terikut
d) Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap bau seduhan produk teh
dengan minimal tiga orang panelis atau satu orang tenaga ahli atau dengan
panelis tidak terlatih kisaran 25- 50 orang.

3. Rasa
a) Timbang 2,80 gram contoh masukan ke dalam cangkir pencoba porselin
140 mL air atau 5,60 g contoh ke dalam cangkir pencoba porselin 280 mL
b) Tuangkan air mendidih kedalam cangkir pencoba porselin , tutup dan
biarkan selama 6 menit
c) Tuangkan air seduhan ke dalam mangkok pencoba porselin dan usahakan
ampas seduhan tidak terikut
d) Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap rasa air seduhan produk teh
dengan minimal tiga orang panelis atau satu orang tenaga ahli atau dengan
panelis tidak terlatih kisaran 25- 50 orang.

21
BAB III
ANALISIS BIAYA

3.1 Biaya Poduksi

No. Bahan/kegiatan Jumlah Harga satuan Total harga

1 Daun Sukun 2 kg Rp. ,- Rp. ,-

2 Kulit Apel 1 Kg Rp. ,- Rp. ,-

3 Kayu Manis 1 Kg Rp32.000/kg Rp 32.000

4 Kemasan Produk 25 pcs Rp 2.000/pcs Rp 50.000

5 Biaya Transportasi Rp20.000 Rp 20.000

Total Rp 102.000

3.2 Biaya Analisis

Jumlah yang
No. Nama Bahan Harga Satuan Total harga
dibutuhkan

1. Kertas Saring 10 lembar Rp5000/lembar Rp 50.000

2. Aquadest 2 liter Rp15.000/L Rp 30.000

3. Aquabidest 1 liter Rp50.000/L Rp 50.000

4. AgNO3 0.1 gram Rp150.000/g Rp 1.500

5. HCL 10 mL Rp35.400/mL Rp 354.000

6. HNO3 3 mL Rp45.800/mL Rp 137.400

7. H2SO4 3 mL Rp46.700/mL Rp 140.100

22
8. Na2B4O7. 10H2O 5 gram Rp1.200/g Rp 6.000

9. NaOH 4 gram Rp33.800/g Rp 135.200

10. Etanol 50 mL Rp455.000/L Rp 22.800

11. Alkohol 70 % 500 mL Rp54.000/L Rp 27.000

12. FeCl3 5 gram Rp1900/gram Rp 9.500

13. Kloroform 2 mL Rp45.800/mL Rp 91.600

14. Pereaksi mayer 1 mL Rp3.500/mL Rp 3.500

15. Pereaksi dragendorf 1 mL Rp16.400/mL Rp 16.400

16. Asetat Anhidrat 1 mL Rp 4.200/mL Rp 4.200

17. Pita Magnesium Rp. ,- Rp. ,-

18. Titrisol Pb 0,1 gram Rp500.000/g Rp 50.000

19. Ind Metil Jingga 1 mL Rp 400/ml Rp 400

20. Media PCA 1 gram Rp2.800/gram Rp 2.800

21. Media PDA 8 gram Rp2.700/ gram Rp 21.600

22. Pengencer BPW 7 gram Rp 1.800/gram Rp 12.600

23. Kapas 1 roll Rp10.000/roll Rp 10.000

Total Rp1.176.600

Biaya Total
No BIAYA HARGA
1. Biaya Produksi Rp 102.000
2. Biaya Analisis Rp1.176.600
TOTAL Rp1.278.600

23
DAFTAR PUSTAKA

SNI 01-3143-1992 Minuman Teh

SNI 383:2013 Teh Kering dalam Kemasan

Ayu.2016.Jurnal Daun Sukun.https://id.schribd.com/doc/314826093/jurnal-daun-


sukun-pdf.diakses pada tanggal 26 Desember 2018

Fadjar.2014.31458_SNI 3836-2013_teh_kering_web.pdf.
https:id.scribd.com/document/211978077/31458.diakses pada tanggal 26
Desember 2018

Khairunnisa R.2018.Lama Pengeringan Pada Pembuatan teh Herbal Daun Pandan


Wangi Terhadap Aktivitas antioksidan. https://id.scribd.com/document
/385337788/201784-none-pdf diakses pada tanggal 15 januari 2019

Kinasty Arum Melati.2018.Daftar Harga Bahan Kimia Pro Analisis PA 2018


http://www.academia.edu/35367027/Daftar_Harga_Bahan_Kimia_Pro_An
alisis_PA_2018. Diakses pada tanggal 15 Januari 2018

Meldanoor, Muhammad Zainuddin, Nuryati.2017.Proses Pembuatan Teh Daun


Herbal Daun Sukun dengan Optimasi Proses Pengerinan dan Penambahan
Bubuk Kayu Manis dan Cengkeh.
https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+teh+daun+sukun&hl=id&as
_sdt=o&as_vis=1&oi=scholart#d=gs_qabs&p=&u=%23p%3DjgSXb_xmY
1YJ.diakses pada tanggal 1 januari 2019

Yuniana, Barwita dan Nilma.2012.Membuat Media.Padang

Yuniana, Barwita dan Nilma.2012.Mikrobiologi Bilingual.Padang

24
Lampiran

Tabel 1 Penilaian Organoleptik

Warna Aroma Rasa


No Panelis
1 2 3 1 2 3 1 2 3

10

11

12

13

14

15

Jumlah

25
Warna Aroma Rasa
No Panelis
1 2 3 1 2 3 1 2 3

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Jumlah

Keterangan :
Warna Aroma Rasa

1. Kuning 1. Tidak menyengat 1. Tidak Kelat


2. Kuning Kecoklatan 2. Menyengat 2. Agak Kelat
3. Cokelat 3. Sangat Menyengat 3. Sangat Kelat

26
Tabel 2 Uji Hedonik
Warna Aroma Rasa
No Nama Panelis
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

10

11

12

13

14

15

Jumlah

Keterangan :
1. Tidak Suka 3. Sedikit Suka 5. Sangat suka
2. Agak Suka 4. Suka

27
Lampiran

PEMBUATAN REAGEN

1. HCL
a. HCL 6 N
HCL pekat = 12 N
Perhitungan:

(V X N) pekat = (V X N) encer
V pekat X 12 N = 50 mL X 6 N
V pekat = 25 mL

b. HCL 0,1 N
Perhitungan:

(V X N) pekat = (V X N) encer
V pekat X 12 N = 500 mL X 0,1 N
V pekat = 4,2 mL

Prosedur Pembuatan:

1) Masukan aquadest kedalam gelas piala 1/3 volume yang akan dibuat
2) Dipipet HCL dengan pipet takar sesuai dengan perhitungan dan
dimasukan kedalam gelas piala yang berisi aquadest (melewati dinding
gelas piala)
3) Paskan dengan aquadest hingga volume yang akan dibuat dan
homogenkan
4) Masukan ke dalam botol reagen dan beri label

28
2. H2SO4
a. H2SO4 2 N
H2SO4 pekat = 36 N
Perhitungan:
(V X N) pekat = (V X N) encer
V pekat X 36 N = 50 mL X 2 N
V pekat = 3,6 mL

b. H2SO4 1.25 %
Konsentrasi pekat = 96%
Perhitungan:
(V X %) pekat = (V X %) encer
V pekat X 96 % = 500 mL X 1.25 %
V pekat = 6,51 mL

Prosedur Pembuatan:

1) Masukan aquadest kedalam gelas piala 1/3 volume yang akan dibuat
2) Dipipet H2SO4 dengan pipet takar sesuai dengan perhitungan dan
dimasukan kedalam gelas piala yang berisi aquadest (melewati dinding
gelas piala)
3) Paskan dengan aquadest hingga volume yang akan dibuat dan
homogenkan
4) Masukan ke dalam botol reagen dan beri label

3. HNO3 0,1 N
Konsentrasi pekat = 14,4 N
Perhitungan:
(V X N) pekat = (V X N) encer
V pekat X 14,4 N = 100 mL X 0,1 N
V pekat = 0,7 mL

29
Prosedur Pembuatan:

1) Masukan aquadest kedalam gelas piala 1/3 volume yang akan dibuat
2) Dipipet HNO3 dengan pipet takar 1 mL dan dimasukan kedalam gelas
piala yang berisi aquadest (melewati dinding gelas piala)
3) Paskan dengan aquadest hingga volume 100 mL dan homogenkan
4) Masukan ke dalam botol reagen dan beri label

4. AgNO3 0,1 N
Perhitungan:
𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁= 𝑋 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑀𝑟 𝑋 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚
0,1𝑁 = 𝑔 𝑋1
169,87 𝑋 0,005 𝐿
𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 = 0,0849 𝑔

Prosedur Pembuatan:

1) Timbang AgNO3 sebanyak 0,0849 gram dengan neraca analitik


2) Masukan ke dalam labu ukur 50 mL dan larutkan dengan aquadest
3) Larutkan zat dan paskan hingga tanda tera dengan aquadest
4) Homogenkan larutan dan simpan serta beri label

5. Na2B4O7.10H2O 0,1 N
Perhitungan:
Gram Zat = V X N X BE
Gram Zat = 0,1 L X 0,1 molek/L X 191 gram/molek
Gram Zat = 1,9100 gram

Prosedur Pembuatan:

1) Timbang Na2B4O7.10H2O sebanyak 1,9100 gram dengan neraca analitik


2) Masukan ke dalam labu ukur 100 mL dan larutkan dengan aquadest
3) Larutkan zat dan paskan hingga tanda tera dengan aquadest
4) Homogenkan larutan dan simpan serta beri label

30
6. NaOH 3,25%
Perhitungan:
𝑏 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = 𝑋 100 %
𝑣 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑥
3,25 % = 𝑋 100 %
400 𝑚𝐿
𝑥 = 13 𝑔𝑟𝑎𝑚

Prosedur Pembuatan:

1) Timbang 13 gram NaOH dengan neraca kasar


2) Larutkan dalam gelas piala 500 mL dengan aquadest secara bertahap
sampai semua kristal larut
3) Paskan volume larutan dengan aquadest hingga 400 mL
4) Masukan kedalam botol dan beri label

7. FeCl3 10 %
Perhitungan:
𝑏 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = 𝑋 100 %
𝑣 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑥
10 % = 𝑋 100 %
50 𝑚𝐿
𝑥 = 5 𝑔𝑟𝑎𝑚

Prosedur Pembuatan:

1) Timbang 5 gram FeCl3 dengan neraca kasar


2) Larutkan dalam gelas piala 250 mL dengan aquadest secara bertahap
sampai semua kristal larut
3) Paskan volume larutan dengan aquadest hingga 50 mL
4) Masukan kedalam botol dan beri label

31
8. Larutan Pengencer BPW (Buffered Pepton Water)
Perhitungan:
25 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑋 250 𝑚𝐿
𝑋=
1000 𝑚𝐿
𝑋 = 6,25 𝑔𝑟𝑎𝑚
Prosedur Pembuatan media:
1) Hitung larutan pengencer yang dibutuhkan dengan rumus pengenceran
2) Timbang larutan pengencer BPW sebanyak 6,25 gram dengan
menggunakan neraca analitik dan menggunakan gelas piala
3) Larutkan dengan aquadest hingga volume 250 mL
4) Homogenkan dengan batang pengaduk atau stirer

9. Media PCA (Plate Count Agar)


Perhitungan:
3 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥
=
1000 𝑚𝐿 200 𝑚𝐿

𝑥 = 0,6 𝑔𝑟𝑎𝑚

Prosedur Pembuatan media:


1) Hitung larutan media yang dibutuhkan dengan rumus pengenceran
2) Timbang media PCA sebanyak 0,6 gram dengan menggunakan neraca
analitik dan menggunakan gelas piala
3) Larutkan dengan aquadest hingga volume yang akan dibuat
4) Homogenkan dengan batang pengaduk atau stirer
5) Panaskan diatas penangas hingga larutan bening
6) Pindahkan larutan ke dalam erlenmeyer dan tutup mulut erlenmeyer
dengan kapas
7) Sterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121˚ C selama 15 menit

32
10. Media PDA (Potato Dextrose Agar)
Perhitungan:
39 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥
=
1000 𝑚𝐿 200 𝑚𝐿

𝑥 = 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚

Prosedur Pembuatan media:


1) Timbang media PDA sebanyak 7.8 gram dengan menggunakan neraca
analitik dan bantuan gelas piala 250 mL
2) Larutkan dengan aquadest hingga volume 200 mL
3) Homogenkan dengan batang pengaduk atau stirer
4) Panaskan media diatas penagas air hingga larutan bening
5) Pindahkan larutan kedalam erlenmeyer dan tutup mulut erlenmeyer
dengan kapas
6) Sterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121˚ C selama 15 menit

33
Lampiran

Standarisasi HCL 0,1 N dengan Na2B4O7.10H2O 0,1 N

1) Buat larutan standar natrium Borak 0,1 N


2) Masukan HCL 0,1 N kedalam buret 50 mL
3) Pipet 10 mL Na2B4O7.10H2O 0,1 N dengan pipet gondok 10 mL dan
masukan kedalam erlenmeyer 250 mL
4) Tambahkan 30 ml aquadest dengan gelas ukur 50 mL
5) Tambahkan 1-3 tetes Indikator SM
6) Titrasi larutan dengan HCL hingga TAT bewarna jingga

34

Anda mungkin juga menyukai