156321
TAHUN 2019
PEMBUATAN DAN ANALISIS TEH HERBAL DARI DAUN SUKUN
(Artocarpus altilis) DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH APEL (Pyrus
malus, L) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum verum J. Presl)
Oleh :
156321
Sebagai salah satu syarat untuk melakukan praktikum dalam rangka menulis
Laporan kimia Analisis Terpadu II di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Padang
TAHUN 2019
ii
PROPOSAL KIMIA ANALISIS TERPADU II (AT II) INI
DISEMINARKAN DAN DISETUJUI PADA TANGGAL
10 JANUARI 2019
Menyetujui,
Pembahas I Pembahas II
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, yang karena-Nya penulis diberikan kekuatan dan kesabaran untuk
menyelesaikan Proposal Kimia Analisis Terpadu II (AT II) ini dengan judul
“Pembuatan dan Analisis Teh Herbal Dari Daun Sukun (Artocarpus altilis)
dengan Penambahan Kulit Buah Apel (Pyrus malus, L) dan Kayu Manis
(Cinnamomum verum J. Presl)” dengan sepenuh hati dan tepat pada waktu yang
telah ditentukan.
Penyusunan proposal ini adalah untuk pedoman dalam melaksanakan
praktikum Kimia Analisis Terpadu II (AT II) yang merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang.
Pembuatan proposal ini bisa berlangsung dengan lancar karena bantuan dari
berbagai pihak. Dengan demikian penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan doa serta dukungan moral
maupun materil
2. Bapak Drs. Nasir selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Padang
3. Ibu Soma Murni Setiawati, S.T. selaku pembimbng AT II
4. Guru dan staff Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman kepada penulis
5. Rekan-rekan angkatan Arunika Gempita yang sama-sama berjuang di
Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang.
6. Segenap pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
Penyusunan proposal ini telah diusahakan semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya, oleh
karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir
kata, semoga proposal ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi
semua pihak dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Padang, 5 Januari 2019
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
v
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24
LAMPIRAN ................................................................................................... 25
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
terbukti dapat mengobati beberapa penyakit seperti hepatitis, jantung, ginjal, diabetes,
osteoporosis, hipertensi, antikanker, antiradang, menurunkan kolesterol, serta daun
sukun berfungsi sebagai antioksidan dikarenakan kandungan flavonoid yang terdapat
pada daun sukun. Daun sukun juga berpotensi untuk mengobati penyakit
kardiovaskular, liver, perbesaran limpa, kencing manis, dan juga bisa untuk
penyembuh kulit yang iritasi atau gatal.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk membuat minuman
fungsional dari daun sukun dalam bentuk teh yang disebut dengan Teh Herbal. Teh
Herbal merupakan salah satu produk minuman campuran teh dan tanaman herbal
yang memiliki khasiat dalam membantu pengobatan suatu penyakit atau sebagai
penyegar (Hambali dkk., 2006). Sedangkan Ravikumar (2014), menyatakan teh
herbal umumnya campuran dari beberapa bahan yang biasa disebut infusi/tisane.
Infusi/tisane terbuat dari kombinasi daun kering, biji, kayu, buah, bunga dan tanaman
lain yang memiliki manfaat.
Teh Herbal dari daun sukun ini nantinya akan ditambahkan kulit buah apel dan
kayu manis. Dengan adanya penambahan kulit buah apel dan kayu manis, maka
manfaat yang didapatkan tidak hanya dari daun sukun saja tetapi juga dari Kulit Buah
Apel dan Kayu Manis. Campuran Kayu Manis dan Kulit Buah Apel dapat membantu
menghilangkan kelebihan cairan yang ada di tubuh. Kombinasi dari kedua campuran
ini juga berfungsi untuk menurunkan berat badan sehingga cocok dikonsumsi bagi
yang mau menurunkan kelebihan berat badan. Kulit Apel kaya akan Flavonoid dan
antioksidan sedangkan Kayu Manis meningkatkan insulin dan mencairkan lemak.
Penambahan kayu Manis juga berfungsi untuk menambahkan Rasa, Aroma serta
warna (sinamaldehid) pada teh herbal ini.
Dengan banyaknya manfaat yang didapat dari daun sukun serta penambahan
Kulit Buah Apel dan Kayu Manis tersebut diharapkan dapat memperkaya mutu dan
cita rasa Teh Herbal dari Daun Sukun.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa kandungan gizi yang terdapat pada daun sukun?
2. Apa pengaruh daun sukun terhadap tubuh manusia?
3. Bagaimana cara pembuatan teh daun sukun yang baik dan meberikan manfaat
bagi tubuh?
4. Apa pengaruh dan manfaat penambahan Kullit Buah Apel dan Kayu Manis pada
teh daun sukun.
3
1.4 Tujuan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat kelulusan di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Padang dalam bentuk praktikum Analisis Terpadu II
2. Mengetahui dan mengidentifikasi kualitas dari produk yang dihasilkan dengan
cara menguji produk dengan beberapa parameter
3. Memamfaatkan daun sukun sebagai teh herbal yang menyehatkan serta
mengobati beberapa penyakit tanpa menggunakan obat-obatan kimia
4. Menambah nilai guna daun sukun yang awalnya terbuang sia- sia menjadi bahan
yang bermanfaat serta memberikan dampak yang berguna bagi tubuh.
4
BAB II
PELAKSANAAN PENELITIAN
5
2.4 Alat dan Bahan
2.4.1 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Produk
Alat Bahan
1. Nampan 1. Daun Sukun Muda
2. Pisau/Gunting 2. Kulit Buah Apel
3. Baskom 3. Kayu Manis
4. Oven 4. Air
5. Alat Perajang
1. AAS 8. Inkubator
2. Neraca Analitik 9. Colony counter
3. Furness 10. Penagas Air
4. Oven 11. Cawan Porselein
5. Desikator 12. Cangkir Porselin
6. Heating Mantel 13. Cawan penguap
7. Auktoklaf 14. Spatulla
6
15. Lumpang + Alu 20. Standar + Klem
16. Plat Tetes 21. Botol Semprot
17. Tang cawan 22. Standar + Klem
18. Kompor + gas 23. Rak tabung Rx
19. Selang Air
Bahan
7
2.5 Prosedur kerja
2.5.1 Prosedur Pembuatan Produk
Formula:
Dalam upaya pembuatan Teh Herbal Daun Sukun dengan
Penambahan Kulit Buah Apel dan Kayu Manis akan dibuat tiga formula
yang berbeda. Perbedaan formulasi ini bertujuan untuk mendapatkan cita
rasa serta pendapat dan keterterimaan panelis terhadap produk Teh Herbal.
Formulasi yang saya kerjakan adalah formulasi 3 yaitu Daun Sukun 50%,
Kulit Buah Apel 25% dan Kayu Manis 25%.
8
h) Tahapan selanjutnya adalah melakukan penimbangan terhadap 3 bahan
sesuai dengan formulasi yang telah ditentukan (50% Daun Sukun, 25%
Kulit Buah Apel, dan 25% Kayu Manis)
i) Tahap akhir adalah pengemasan produk
2.5.2 Prosedur Pengujian Produk
2.5.2.1. Kadar Air Metode Gravimetri (SNI 3836:2013)
Prinsip:
Kadar air dihitung berdasarkan bobot yang hilang selama pemanasan
dalam oven pada suhu (105±2) ºC
Prosedur Kerja:
a) Panaskan cawan dan tutupnya dalam oven pada suhu (105±2) ºC selama
lebih kurang satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 20 menit
sampai dengan 30 menit, kemudian timbang dengan neraca analitik (cawan
dan tutupnya (W0))
b) Masukan 5 gram contoh kedalam cawan, tutup dan timbang (W1)
c) Panaskan cawan yang berisi contoh tersebut dalam keadaan terbuka
dengan meletakkan tutupcawan di samping cawan di dalam oven pada
suhu 105ºC selama tiga jam
d) Tutup cawan ketika masih berada didalam oven, pindahkan segera ke
dalam desikator dan dinginkan selama 20 menit sampai 30 menit
kemudian timbang
e) Lakukan pemanasan kembali selama satu jam dan ulangi kembali
perubahan berat antara pemanasan selama satu jam mempunyai interval ≤
1 mg (W2)
f) Lakukan pekerjaan duplo
g) Hitung kadar air dalam contoh
Perhitungan
𝑊1 − 𝑊2
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 𝑋 100 %
𝑊1 − 𝑊0
9
Keterangan :
W0 adalah bobot cawan kosongdan tutupnya, dinyatakan dalam dalam (g)
W1 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh sebelum dikeringkan, dinyatakan dalam gram (g)
W2 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh setelah dikeringkan, dinyatakan dalam gram (g)
Prosedur Kerja:
j) Panaskan cawan dalam oven pada suhu (105±2) ˚C selama lebih kurang
satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 20 menit sampai dengan
30 menit, kemudian timbang dengan neraca analitik (W0)
k) Masukan contoh uji sebanyak 2 gram kedalam gelas piala 250 mL (W1)
l) Tambahkan 200 mL air mendidih dan dilarutkan diamkan selama 1 jam
m) Saring ke dalam labu ukur 500 mL dan bilas dengan air panas sampai
warna larutannya menjadi jernih atau bening kemudian dinginkan dan
tepatkan sampai tanda garis dengan air sulung
n) Pipet 50 mL filtrat dengan pipet gondok ke dalam cawan yang telah
diketahui bobotnya dan keringkan di atas penagas air
o) Panaskan di dalam oven selama dua jam, dinginkan dalam desikator dan
timbang
p) Panaskan kembali dalam oven selama satu jam, dinginkan dalam desikator
dan timbang (W2), ulangi pekerjaan hingga perbedaan hasil penimbangan
tidak melebihi 1 mg
q) Lakukan pekerjaan duplo
r) Hitung kadar ekstrak dalam air
Perhitungan:
𝑊2 − 𝑊0 100
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟 (%) = 𝑋𝑃𝑋 𝑋 100 %
𝑊1 − 𝑊0 100 − 𝐾𝐴
10
Keterangan :
W0 adalah bobot cawan kosong dan tutupnya, dinyatakan dalam dalam (g)
W1 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh uji, dinyatakan dalam gram (g)
W2 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh terekstrak, dinyatakan dalam gram (g)
P adalah pengenceran
KA adalah kadar air
Prosedur Kerja:
a) Panaskan cawan dalam tanur pada suhu (525±25) ºC selama lebih kurang
satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian
timbang dengan neraca analitik (W0)
b) Masukan 5 sampai 10 gram contoh ke dalam cawan dan timbang (W1)
c) Panaskan cawan yang berisi contoh tersebut dalam oven pada suhu
(105±2) ºC sampai H2O hilang
d) Tempatkan cawan yang berisi cawan tersebut di dalam tanur pada suhu
(525±25) ºC sampai terbentuk abu bewarna putih (± 2 jam)
e) Tambahkan air ke dalam abu, keringkan dalam penangas air kemudian
lanjutkan pada pemanas listrik lalu abukan kembali pada suhu (525±25) ºC
sampai perbedaan massa dua penimbangan tidak melebihi 1 mg
f) Masukan kedalam desikator selama 30 menit kemudian timbang (W2)
hingga diperoleh bobot konstan
g) Lakukan pekerjaan duplo
h) Hitung kadar abu dalam contoh
Perhitungan:
𝑊2 − 𝑤0
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (%) = 𝑋 100 %
𝑊1 − 𝑊0
11
Keterangan :
W0 adalah bobot cawan kosongdan tutupnya, dinyatakan dalam dalam (g)
W1 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh sebelum diabukan, dinyatakan dalam gram (g)
W2 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh setelah diabukan, dinyatakan dalam gram (g)
2.5.2.4. Kadar Abu Larut dalam Air dari Abu Total Metode Gravimetri
(SNI 3836:2013)
Prinsip:
Abu tak larut dalam air diperoleh dari pengabuan hasil penyaringan
setelah ekstraksi abu total dengan air panas. Selisihnya dengan abu total
adalah abu larut dalam air.
Prosedur Kerja:
b. Abu yang digunakan adalah abu yang berasal dari penentuan kadar abu
total (W). Tambahkan 20 mL air suling ke dalam cawan yang berisi abu
total, panaskan hingga sampai mendidih dan saring dengan kertas saring
bebas abu
c. Bilas cawan dan kertas saring beserta isinya dengan air panas hingga
jumlah filtrat kira-kira 60 mL. Simpan filtrat untuk pengujian alkalinitas
abu larut dalam air
d. Pindahkan kertas saring dan isinya ke cawan semula, uapkan dengan hati-
hati dengan penagas air
e. Abukan dalam tanur listrik pada suhu (525±25) ºC sampai bebas karbon
f. Pindahkan segera kedalam desikator dan dinginkan selama 30 menit
kemudian timbang (W3). Ulangi pekerjaan hingga perbedaan hasil
penimbangan tidak melebihi 1 mg
g. Lakukan pekerjaan duplo
h. Hitung kadar abu dalam contoh
Perhitungan:
𝑊3 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 𝑡𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟 (%) = 𝑋 𝑋 100 %
𝑊 100 − 𝐾𝐴
12
Keterangan:
W adalah bobot contoh pada penetapan abu total (g)
W3 adalah bobot abu taka larut dalam air (g)
KA adalah kadar air (%)
Prosedur Kerja:
a) Contoh uji merupakan Abu Total (W3)
b) Tambahkan 25 ml HCL 40% ke dalam cawan yang bersi contoh, tutup
cawan untuk menghindari percikan dan didihkan larutan dengan hati-hati
slama sepuluh menit di atas penagas air
c) Dinginkan dan saring larutan dengan menggunakan kertas saring tak
berabu. Bilas menggunakan air panas hingga air pencuci bebas dari asam.
Hal ihi dapat diuji dengan AgNO3 0,1 N (1:1)
d) Tempatkan kembali kertas saring dan isikan kedalam cawan , uapkan hati-
hati diatas pengas air yang mendidih, kemudian panaskan dalam tanur
pada suhu (525±25) ºC, hingga partikel bebas karbon
e) Segera pindahkan dan dinginkan cwan ke dalam desikator selama 30 menit
dan timbang (W4). Ulangi pekerjaan hingga perbedaan hasil penimbangan
tidak melebihi 1 mg
f) Lakukan pekerjaan secara duplo
g) Hitung kadar abu tak larut dalam asam
Perhitungan :
𝑊4 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 𝑡𝑎𝑘 𝐿𝑎𝑟𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑎𝑚 (%) = 𝑋 X 100
𝑊3 100−𝐾𝐴
Keterangan
W4 adalah bobot contoh pada penetapan abu total
W3 adalah
KA adalah kadar air, dinyatakan dalam %
13
2.5.2.6. Alkalinitas Abu Larut dalam Air Metode Alkalimetri
(SNI 3836:2013)
Prinsip:
Penitaran hasil saringan yang diperoleh dari penetapan abu yang larut
dalam air dengan larutan asam klorida dan indikator metil jingga
Prosedur Kerja:
a) Contoh yang digunakan adalah filtrat yang diperoleh dari penetapan kadar
abu larut dalam air
b) Tempatkan filtrat dalam erlenmeyer kemudian titrasi dengan larutan HCL
0,1 N menggunakan indikator metil jingga
Perhitungan :
𝑉𝑥𝑁𝑥0,0561 100
𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑏𝑢 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐴𝑖𝑟 (𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝐾𝑂𝐻) (%) = 𝑋 X 100
𝑊 100−𝐾𝐴
Keterangan:
W adalaj bobot contoh pada penetapan abu total (g)
V adalah volume larutan yang diperlukan untuk titrasi contoh (mL)
N normalitas larutan HCL
Prosedur Kerja:
a) Timbang 2 sampai 4 g contoh (W) ke erlenmeyer piala 250 mL,
tambahkan 50 mL larutan H2SO4 1,25 % kemudian didihkan selama 30
menit dengan menggunakan pendingin tegak
b) Tambahkan 50 mL NaOH 3,25 %, kemudian didihkan selama 30 menit
menggunakan pendingin tegak
14
c) Dalam keadaan panas, saring menggunakan corong yang berisi kertas
saring kering yang telah diketahui bobotnya
d) Cuci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut dengan
H2SO4 1,25% panas, air panas dan etanol 96% (masing-masing 25 mL)
e) Angkat kertas saring beserta isinya, masukan ke dalam oven dan
keringkan pada suhu (105±2) ˚C dinginkan dan timbang hingga bobot
tetap (W2)
f) Jika ternyata kadar serat kasar lebih dari 1%, abukan kertas saring
beserta isinya, timbang sampai bobot tetap (W2)
g) Lakukan pekerjaan duplo
Perhitungan:
𝑊2−𝑊1
𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟 (%) = X 100
𝑊
Keterangan:
W adalaj bobot contoh dinyatakan dalam gram (g)
W1 adalah bobot abu dinyatakan dalam gram (g)
W2 adalah bobot endapan dinyatakan dalam gram (g)
15
Prosedur Kerja Identifikasi Metabolit Sekunder
1) Identifikasi alkaloid Metode Culvenor-Fiztgerald
a) Ambil 2 mL eksrak dan masukan kedalam test tube
b) Tambahkan Amoniak, Kloroform, dan H2SO4 masing-masing 2 mL
c) Kocok hingga terbentuk dua lapisan (kloroform dan H2SO4) dan ambil
lapisan atas (H2SO4)
d) Bagi H2SO4 tersebut kedalam tabung reaksi dan reaksikan dengan pereaksi
Mayer dan Dragendorf
Ditambahkan pereaksi mayer = keruh (endapan putih)
Ditambahkan pereaksi Dragendorf = endapan orange
+ Alkaloid
16
5) Identifikasi Tanin
a) Ambil 2 mL eksrak dan masukan kedalam test tube
b) Tambahkan beberapa tetes FeCl3 10%
c) Jika terjadi warna biru tua, biru kehitaman atau hitam kehijauan
menunjukan adanya senyawa polifenol dan tanin
Prosedur Kerja
17
tepatkan pada tanda garis dengan air suling,jika perlu, saring larutan
menggunakan kertas saring
g) Siapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan yang
sama sperti contoh
h) Baca absorban larutan baku kerja dan larutan contoh terhadap blanko
menggunakan alat SSA pada panjang gelombang maksimum sekitar 283
nm
i) Buat kurva kalibrasi antara konsentrasi logam (µg/mL) sebagai sumbu X
dan Absorbans sebagai sumbu Y
j) Plot hasil pembacaan contoh terhadap kurva kalibrasi (C). Hitung
kandunngan logam dalam contoh
Perhitungan
𝑚𝑔 𝐶
𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑎𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑃𝑏 ( ) = 𝑋 𝑉
𝑘𝑔 𝑚
Keterangan:
C adalah kandungan logam dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam mikrogram per mililiter (µg/mL)
V adalah volume larutan akhir, dinyatakan dalam mililiter
m adalah bobot contoh, dinyatakan dalam gram (g)
18
dimulainya pengenceran sampai menuang kedalam cawan petri tidak boleh
lebih lama dari 30 menit
b) Dituang 12-15 mL media PCA steril yang masih cair dengan suhu 50˚C ke
dalam masing-masing cawan petri
c) Segera goyang cawan petri secara hati-hati diatas meja untuk meratakan
media, dengan cara gerakan membentuk angka delapan
d) Setelah media membeku, dibungkus cawan petri dengan kertas
pembungkus
e) Diinkubasi cawan dalam inkubator pada suhu 35°C dalam posisi terbalik
sehingga uap air tidak merusak biakan. Diinkubasi cawan selama 1-2 hari
f) Dicatat jumlah pertumbuhan koloni secara langsung dengan melihat
dengan mata ataupun alat penghitung koloni yaitu colonyn counter
Perhitungan :
Angka Lempeng Total = 𝐹𝑃1 𝑋 𝐽𝐾
Keterangan :
FP = Faktor Pengenceran
JK = Jumlah Koloni
“Pembacaan mikroba sesuai dengan persyaratan standar Total Plate
Count (TPC)”
Prosedur Kerja
a) Semua alat dan bahan dicuci bersih
b) Disterilkan alat dan bahan yang digunakan
c) Dibuat tingkat pengenceran sampai 10-3 dengan menggunakan larutan
pengenceran BPW (Buffered Pepton Water)
19
d) Timbang 1 gram sampel, kemudian masukkan kedalam tabung reaksi
pengenceran 10-1
e) Pipet 1 mL sampel dari pengenceran 10-1 ke 10-2 dari 10-2 ke 10-3
f) Dipipet 1 mL sampel dari pengenceran 10-2 dan 10-3 kedalam cawan petri
steril secara aseptis
g) Dituangkan media PDA kedalam cawan yang telah berisi sampel 1/3 caw
an, lakukan secara aseptis
h) Diingkubasi cawan yang telah diisikan sampel dan media kedalam
inkubator (dalam keadaan tidak terbalik) pada suhu 25 dan amati dalam 5
hari
i) Nyatakan hasil perhitungan sebagai jumlah kapang per gram contoh
Perhitungan :
Kapang = 𝐹𝑃1 𝑋 𝐽𝐾
Keterangan :
FP = Faktor Pengenceran
JK = Jumlah Koloni
20
2. Aroma
a) Timbang 2,80 gram contoh masukan ke dalam cangkir pencoba porselin
140 mL air atau 5,60 g contoh ke dalam cangkir pencoba porselin 280 mL
b) Tuangkan air mendidih kedalam cangkir pencoba porselin , tutup dan
biarkan selama 6 menit
c) Tuangkan air seduhan ke dalam mangkok pencoba porselin dan usahakan
ampas seduhan tidak terikut
d) Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap bau seduhan produk teh
dengan minimal tiga orang panelis atau satu orang tenaga ahli atau dengan
panelis tidak terlatih kisaran 25- 50 orang.
3. Rasa
a) Timbang 2,80 gram contoh masukan ke dalam cangkir pencoba porselin
140 mL air atau 5,60 g contoh ke dalam cangkir pencoba porselin 280 mL
b) Tuangkan air mendidih kedalam cangkir pencoba porselin , tutup dan
biarkan selama 6 menit
c) Tuangkan air seduhan ke dalam mangkok pencoba porselin dan usahakan
ampas seduhan tidak terikut
d) Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap rasa air seduhan produk teh
dengan minimal tiga orang panelis atau satu orang tenaga ahli atau dengan
panelis tidak terlatih kisaran 25- 50 orang.
21
BAB III
ANALISIS BIAYA
Total Rp 102.000
Jumlah yang
No. Nama Bahan Harga Satuan Total harga
dibutuhkan
22
8. Na2B4O7. 10H2O 5 gram Rp1.200/g Rp 6.000
Total Rp1.176.600
Biaya Total
No BIAYA HARGA
1. Biaya Produksi Rp 102.000
2. Biaya Analisis Rp1.176.600
TOTAL Rp1.278.600
23
DAFTAR PUSTAKA
Fadjar.2014.31458_SNI 3836-2013_teh_kering_web.pdf.
https:id.scribd.com/document/211978077/31458.diakses pada tanggal 26
Desember 2018
24
Lampiran
10
11
12
13
14
15
Jumlah
25
Warna Aroma Rasa
No Panelis
1 2 3 1 2 3 1 2 3
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
Keterangan :
Warna Aroma Rasa
26
Tabel 2 Uji Hedonik
Warna Aroma Rasa
No Nama Panelis
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
10
11
12
13
14
15
Jumlah
Keterangan :
1. Tidak Suka 3. Sedikit Suka 5. Sangat suka
2. Agak Suka 4. Suka
27
Lampiran
PEMBUATAN REAGEN
1. HCL
a. HCL 6 N
HCL pekat = 12 N
Perhitungan:
(V X N) pekat = (V X N) encer
V pekat X 12 N = 50 mL X 6 N
V pekat = 25 mL
b. HCL 0,1 N
Perhitungan:
(V X N) pekat = (V X N) encer
V pekat X 12 N = 500 mL X 0,1 N
V pekat = 4,2 mL
Prosedur Pembuatan:
1) Masukan aquadest kedalam gelas piala 1/3 volume yang akan dibuat
2) Dipipet HCL dengan pipet takar sesuai dengan perhitungan dan
dimasukan kedalam gelas piala yang berisi aquadest (melewati dinding
gelas piala)
3) Paskan dengan aquadest hingga volume yang akan dibuat dan
homogenkan
4) Masukan ke dalam botol reagen dan beri label
28
2. H2SO4
a. H2SO4 2 N
H2SO4 pekat = 36 N
Perhitungan:
(V X N) pekat = (V X N) encer
V pekat X 36 N = 50 mL X 2 N
V pekat = 3,6 mL
b. H2SO4 1.25 %
Konsentrasi pekat = 96%
Perhitungan:
(V X %) pekat = (V X %) encer
V pekat X 96 % = 500 mL X 1.25 %
V pekat = 6,51 mL
Prosedur Pembuatan:
1) Masukan aquadest kedalam gelas piala 1/3 volume yang akan dibuat
2) Dipipet H2SO4 dengan pipet takar sesuai dengan perhitungan dan
dimasukan kedalam gelas piala yang berisi aquadest (melewati dinding
gelas piala)
3) Paskan dengan aquadest hingga volume yang akan dibuat dan
homogenkan
4) Masukan ke dalam botol reagen dan beri label
3. HNO3 0,1 N
Konsentrasi pekat = 14,4 N
Perhitungan:
(V X N) pekat = (V X N) encer
V pekat X 14,4 N = 100 mL X 0,1 N
V pekat = 0,7 mL
29
Prosedur Pembuatan:
1) Masukan aquadest kedalam gelas piala 1/3 volume yang akan dibuat
2) Dipipet HNO3 dengan pipet takar 1 mL dan dimasukan kedalam gelas
piala yang berisi aquadest (melewati dinding gelas piala)
3) Paskan dengan aquadest hingga volume 100 mL dan homogenkan
4) Masukan ke dalam botol reagen dan beri label
4. AgNO3 0,1 N
Perhitungan:
𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁= 𝑋 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑀𝑟 𝑋 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚
0,1𝑁 = 𝑔 𝑋1
169,87 𝑋 0,005 𝐿
𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 = 0,0849 𝑔
Prosedur Pembuatan:
5. Na2B4O7.10H2O 0,1 N
Perhitungan:
Gram Zat = V X N X BE
Gram Zat = 0,1 L X 0,1 molek/L X 191 gram/molek
Gram Zat = 1,9100 gram
Prosedur Pembuatan:
30
6. NaOH 3,25%
Perhitungan:
𝑏 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = 𝑋 100 %
𝑣 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑥
3,25 % = 𝑋 100 %
400 𝑚𝐿
𝑥 = 13 𝑔𝑟𝑎𝑚
Prosedur Pembuatan:
7. FeCl3 10 %
Perhitungan:
𝑏 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = 𝑋 100 %
𝑣 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑥
10 % = 𝑋 100 %
50 𝑚𝐿
𝑥 = 5 𝑔𝑟𝑎𝑚
Prosedur Pembuatan:
31
8. Larutan Pengencer BPW (Buffered Pepton Water)
Perhitungan:
25 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑋 250 𝑚𝐿
𝑋=
1000 𝑚𝐿
𝑋 = 6,25 𝑔𝑟𝑎𝑚
Prosedur Pembuatan media:
1) Hitung larutan pengencer yang dibutuhkan dengan rumus pengenceran
2) Timbang larutan pengencer BPW sebanyak 6,25 gram dengan
menggunakan neraca analitik dan menggunakan gelas piala
3) Larutkan dengan aquadest hingga volume 250 mL
4) Homogenkan dengan batang pengaduk atau stirer
𝑥 = 0,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
32
10. Media PDA (Potato Dextrose Agar)
Perhitungan:
39 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥
=
1000 𝑚𝐿 200 𝑚𝐿
𝑥 = 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
33
Lampiran
34