Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DAN PRINSIP-PRINSIP

PROMOSI KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 3

1. TUBAGUS ULINNUHA RIFAI (G2A217035)


2. DIMAS AGUNG PAMBUDI (G2A217038)
3. SRI WAHYUNI (G2A217046)
4. ADITTYA AJIX FERDIYAN (G2A217053)
5. DESI LARASATI (G2A217054)
6. FATICHA ASMALINA (G2A217056)
7. ALI RAIS (G2A217057)
8. KIKI MAYA W. (G2A217059)
9. FEBY FITRIADIN (G2A217060)
10. ULYA NAJIKHAH (G2A217061)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masala


Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan,
pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya
derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat
Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang
hidup sehat dan pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan
cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku
sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis.
Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgai tim medis adalah salah satunya
memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka
didalam makalah ini kami akan membahas tentang “Promosi Kesehatan”
Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati
antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras,
agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Diperlukan adanya
reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil
pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan
yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan
kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan. Reformasi di bidang
kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengaruh
terhadap pembangunan kesehatan. Pertama, perubahan pada dinamika
kependudukan. Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran.

1
Ketiga, Tantangan global sebagai akibat dari kebijakan perdagangan bebas,
revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi. Keempat, Perubahan
lingkungan .Kelima, Demokratisasi.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat
merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang
bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan
yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk
mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada
pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses
yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan
kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to
increase control over, and to improve, their health, WHO, 1986).
Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan
berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka,
melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat.
Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi
umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik
merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003 dalam
notoatmodjo).

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep promosi kesehatan


Sekitar tahun 1970-an, depertemen kesehatan RI membawahi bagian
pendidikan kesehatan masyarakat, yang berada di lingkungan biro pendidikan
dalam sekretariat jenderal, ketika itu, ada proyek pengadaan tenaga khusus di
bidan health education dengan gelar HES(health education specialist). Tahun
1975, depkes mengalami reorganisasi dan bagian pendidikan kesehatan
masyarakat berkembang menjadi direktorat penyuluhan kesehatan
masyarakat(Dit. PKM). Istilah “pendidikan kesehatan” tidak digunakan lagi
karena dianggap bias dengan istilah yang sudah baku untuk depertemen
pendidikan dan kebudayaan.
Tahun 1984, Depkes melakukan reorganisasi kembali. Ketika itu,
Dit.PKM berubah menjadi Pusat PKM, di samping ada Di- rektorat baru
pecahan Dit.PKM, yaitu Dit.Bina Peran Serta Masyarakat (BPSM).Tahun
2000, terjadi reorganisasi Pusat PKM yang berganti nama menjadi Dit
Promosi Kesehatan dan akhir tahun 2001 terjadi reorganisasi kembali menjadi
Pusat Pro- mosi Kesehatan yang ditetapkan oleh S.K.Menkes No.1277/
Menkes/SK/XI/2001 tertanggal 27 November 2001.
Promosi Kesehatan Sebagai Payung Program, Sejak pertengahan tahun
1980-an, banyak ahli telah memperdebatkan penggunaan istilah "Promosi
Kesehatan" dan "Pendidikan Kesehatan". Promosi kesehatan erat
hubungannya dengan konsep- konsep lainnya yang terkadang cenderung
disama-artikan, antara lain pencegahan dan pendidikan kesehatan. Hal ini
menimbulkan penafsiran yang beragam, terutama berkaitan dengan ruang
lingkup promosi kesehatan itu sendiri sehingga berdampak pada aplikasi
promosi kesehatan di lapangan. Konsep-konsep tersebut banyak yang tumpang
tindih (overlap) yang dapat mengarah pada salah komunikasi dan kekacauan.
Pendidikan kesehatan berorientasi pada pemberian informasi. Akan tetapi, jika
dihubungkan dengan tujuan demi mencapai kesehatan yang lebih baik,

3
pendekatan ini terlalu sempit karena pendidikan kesehatan hanya berpusat
pada gaya hidup perorangan, sedangkan promosi kesehatan mencakup
perorangan maupun kelompok . Berdasarkan beberapa hasil penelitian,
didapatkan bahwa pendidikan tidaklah cukup untuk mencapai derajat
kesehatan yang lebih baik, tetapi seharusnya dipandang sebagai bagian
program promosi kesehatan yang lebih luas. Penulis sependapat menggu
nakan istilah promosi kesehatan sebagai "payung untuk mencakup serangkaian
aneka kegiatan".
Istilah promosi selama ini selalu dihubungkan dengan penjualan (sales),
periklanan (advertising), dan dipandang sebagai pendekatan propaganda yang
didomonasi oleh penggunaan media massa. Dalam konteks kesehatan,
promosi merupakan upaya memperbaiki kesehatan dengan cara memajukan,
mendukung, dan menempatkan kesehatan lebih tinggi dari agenda, baik secara
perorangan maupun secara kelompok. Determinan pokok kesehatan adalah
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang sering kali berada di luar kontrol
perorangan atau masyarakat secara kolektif. Oleh karena itu, aspek promosi
kesehatan yang mendasar adalah melakukan pemberdayaan sehingga individu
lebih mampu mengendalikan aspek-aspek kehidupan mereka yang
memengaruhi kesehatan (Ewles dan Simnett, 1994). Menurut pengertian
terebut, ada dua unsur tujuan dan proses kegiatan promosi ke sehatan, yaitu
memperbaiki kesehatan dan memiliki kontrol yang lebih besar terhadapnya
(aspek-aspek kehidupan yang memenga- ruhi kesehatan). Definisi WHO,
berdasarkan piagam Ottawa / Ottawa charter (1986) mengenai promosi
kesehatan sebagai hasil konferensi internasional promosi kesehatan di ottawa
kanada adalah sebagai berikut :
"Health promotion is the process of enabling people to control over and
improve their health. To Reach a state of complete physical, mental, and
social well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspiration, to satisfy needs, and to change or cope with the environment.

4
Berdasarkan definisi di atas, WHO menekankan bahwa promosi kesehatan
merupakan suatu proses yang bertujuan memung- kan individu meningkatkan
kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi
yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (self empowerment). Proses
pemberda- yaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat
serta sesuai dengan sosial budaya setempat. Promosi kesehatan tidak hanya
meningkatkan "kesadaran" dan "kemauan" seperti yang dikonotasikan dalam
pendidikan kesehatan. Demi mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
dari fisik, mental maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan
mewujudkan aspirasi dan kebutuhannya, mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya. Lingkungan disini mencakup lingkungan fisik, sosial budaya
dan ekonomi, termasuk kebijakan pemerintah.

Proses promosi kesehatan

Batasan ini menekankan bahwa promosi kesehatan adalah program


masyarakat yang menyeluruh, bukan hanya perubahan prilaku, melainkan
juga perubahan lingkungan. Perubahan prilaku tanpa di ikuti dengan
perubahan lingkungan tidak akan efektif, dan juga dapat di pastikan tidak
akan bertahan lama. Contohnya, larangan tidak membuang sampah
sembarangan tidak akan efektif jika tidak tersedia tempah sampah yeng
memadai, baik dalam jumlah, jarak, maupun bentuk. Oleh sebab itu, promosi

5
kesehatan bukan hanya mengubah perilaku. Akan tetapi Promosi kesehatan
juga mengupayakan perubahan lingkungan, sistem, dan kebijakan kesehatan.

B. PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN


Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO,1984) dirumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya
mengandung prinsip , yaitu sebagai berikut :
1. Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan
seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan
tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
2. Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif
dalam pengambilan keputusan.
3. Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang
mempengaruhi kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
4. Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil
yang di dapat oleh klien.
5. Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi
terkait lainnya atau organisasi.
6. Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan
promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program
kebijakkan.

C. PRINSIP PROMOSI KESEHATAN DI KELUARGA


Dalam lingkup ini penerapan yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Keluarga merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok
masyarakat, sehingga promosi kesehatan yang dilakukan harus bisa
lebih spesifik juga. Pendidikan kesehatan yang diberikan pun
diharapkan akan lebih efektif karena fokus pada satu keluarga sebagai
satu sasaran.
b. Keluarga terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan satu
sama lain, yaitu ayah, ibu, dan anak. Sehingga apabila promosi

6
kesehatan yang dilakukan sudah baik akan sangat berpengaruh pada
perubahan perilaku pada masing – masing anggota keluarga tersebut,
dan nantinya perilaku itu akan terbawa kelingkungan diluarnya.
c. Setiap keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam
lingkungannya, yang masing – masing anggota keluarga sudah anut
sejak lama, biasanya berupa kebiasaan – kebiasaan tertentu. Dalam hal
ini maka memberi promosi kesehatan harus mampu menyesuaikan diri
dengan aturan tersebut agar keluarga tersebut bisa lebih terbuka dalam
menerima segala bentuk promosi yang dilakukan.
D. PRINSIP PROMOSI KESEHATAN DI PELAYANAN KESEHATAN
Dalam mengembangkan promosi kesehatan di pelayanan kesehatan, beberapa
prinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Promosi kesehatan di pelayanan kesehatan dikhususkan untuk individu
– individu yang sedang memerlukan pengobatan dan/atau perawatan
dipelayanan kesehatan. Disamping itu, promosi kesehatan di pelayan
kesehatan juga ditujukan kepada pengunjung, baik pasien rawat jalan
maupun keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di
pelayanan kesehatan.
b. Promosi kesehatan di pelayanan kesehatan pada prinsipnya adalah
pengembangan pengertian atau pemahaman pasien dan keluarganya
terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang dideritanya.
c. Promosi kesehatan di pelayanan kesehatan juga mempunyai prinsip
pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan.
d. Promosi kesehatan di pelayanan kesehatan pada prinsipnya adalah
penerapan proses belajar kesehatan di rumah sakit.

E. PRINSIP PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA


Promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan
melibatkan kerjasama dengan berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan
beberapa kelompok organisasi masyarakat yang ada sehingga lebih mantap

7
serta berkesinambungan. Dalam ruang lingkup tempat kerja, promosi
kesehatan juga mempunyai prinsip – prinsip, diantaranya :
a. Komprehensif.
Promosi kesehatan ditempat kerja merupakan kegiatan yang
melibatkan beberapa disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan yang
ingin dicapai yaitu berkembangnya tempat kerja yang sehat, aman dan
nyaman sehingga dengan lingkungan kerja yang mendukung tersebut
diharapkan terjadi perubahan perilaku individu dan kelompok kearah
yang positif sehingga dapat menjaga lingkungan agar tetap sehat.
b. Partisipasi
Para peserta atau sasaran promosi kesehatan hendaknya terlibat secara
aktif mengidentifikasi masalah kesehatan yang dibutuhkan untuk
pemecahannya dan meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang sehat.
Partisipasi para pengambil keputusan ditempat kerja merupakan hal
yang sangat mendukung bagi para pekerja untuk lebih percaya diri
dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam mengubah gaya hidup
dan mengembangkan kemampuan pencegahan dan peningkatan
terhadap penyakit.
c. Keterlibatan berbagai sektor terkait
Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yanag
mendukung. Berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan pekerja
hendaknya harus melalui pendekatan yang integrasi yang mana
penekanannya pada berbagai faktor tersebut bila memungkinkan.
d. Kelompok organisasi masyarakat
Progran pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan
semua anggota pekerja, termasuk kelompok organisasi wanita dan laki
– laki yang ada, termasuk juga tenaga honorer dan tenaga kontrak.
Kebutuhan melibatkan dengan berbagai organisasi masyarakat yang
mempunyai pengalaman atau tenaga ahli dalam membantu
mengembangkan promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya
diperhitungkan dalam mengembangkan program sebelumnya.

8
e. Berkesinambungan atau berkelanjutan
Promosi kesehatan ditempat kerja yang berhubungan erat dengan
kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai arti penting bagi
lingkungan tempat kerja dan aktifitas manajemen sehari – hari.
Program promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terus –
menerus dilakukan dan tujuannya jangka panjang. Apabila
pelaksanaan promosi keshatan ditempat kerja ingin lebih mantap,
program hendaknya sesuai dan responsif terhadap kebeutuhan pekerja
dan masalah yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja.

F. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA


Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah untuk mempengaruhi sikap
masing – masing pekerja mengenai kesehatannya secara individu, sehingga
dari hari kehari mereka akan menentukan keputusan atas pilihannya secara
personal, menuju gaya hidup yang sehat dan lebih positif.
a. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara gaya hidup
yang sehat dan positif
b. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara kebiasaan
makan makanan dengan kandungan gizi yang optimal. Mempengaruhi
pekerja untuk berhenti merokok.
c. Mempengaruhi pekerja untuk mengurangi, menurunkan atau
menghilangkan penyalah gunakan obat dan alkohol.
d. Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi stres yang di alami dalam
kehidupannya.
e. Mengajarkan pekerja mengenai kemampuan P3K dan CPR.
f. Mengajarkan pekerja mengenai penyakit umum dan penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah dan
meminimalisasi akibatnya.
g. Mengadakan penilaian menyeluruh secara medis

9
Menurut departemen kesehatan, tujuan promosi kesehatan di tempat kerja
adalah :

a. Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat di dalam tempat kerja.


b. Mengurangi kemangkiran (absen) karyawan
c. Membantu menurunkan angka penyakit akibat pekerjaan dan
lingkungan kerja
d. Membantu tumbuhnya kebiasaan kerja dan gaya hidup yang sehat.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, konduksif dan aman
f. Memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat

G. SASARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA


a. Sasaran primer
Sasaran primer pada promosi kesehatan ditempat kerja adalah menejemen,
mulai dari menejemen puncak hingga menejemen bawah dan pekerja atau
buruh itu sendiri.
Manajemen merupakan pihak yang paling berperan dalam memutuskan
apakah institusi mereka mau atau tidak menyelenggarakan program
promosi kesehatan di tempat kerja mereka. Selain itu, mereka jugalah
yang turut menentukan akankah program berjalan mulus dilapangan, jika
tempat kerja mereka melaksanakan promosi kesehatan.
b. Sasaran sekunder
Sasaran sekunder pada promosi kesehatan ditempat kerja adalah keluarga
pekerja dan masyarakat disekitar pabrik. Contoh pentingnya peran
keluarga adalah bagaimana mereka bisa menyediakan makanan yang baik
untuk para pekerja ketika dirumah atau bentuk dukungan lainnya yang
menunjang produktifitas pekerja ditempat kerja. Masyarakat ditempat
kerja adalah para penjaja makanan disekitar pabrik, bagaimana mereka
diberdayakan untuk menyajikan makanan sehat dan aman bagi pekerja.
c. Sasaran tersier
Sasaran tersier adalah mereka yang tidak terlibat langsung dengan pekerja
namun mempunyai peran yang penting dalam status kesehatan

10
pekerja.contoh sasaran tersier adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
dan perusahaan-perusahaan asuransi kesehatan.

H. MANFAAT PROMOSI KESEHATAN DITEMPAT KERJA


Secara potensial promosi kesehatan ditempat kerja memiliki manfaat :
a. Bagi pekerja
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat, baik
didalam tempat kerja maupun diluar tempat kerja. Kepuasan kerja akan
meningkat ketika mereka menyadari bahwa perusahaan peduli dengan
kesehatan mereka. Pekerja sehat tentu akan mengurangi angka
absenteism. Pada akhirnya pekerja sehat tentu akan lebih optimal
dalam produktifitas kerja.
b. Bagi perusahaan
Perusahaan yang menjalankan program promosi kesehatan ditempat
kerja lebih memperlihatkan kepada karyawannya bahwa mereka peduli
terhadap kesehatan pekerja. Hal ini dapat meningkatkan kepuasaan
kerja karyawan. Pekerja yang puas dengan iklim kerja mereka tentu
akan lebih loyal kepada perusahaan. Dengan demikian, angka Turn-
over pekerja akan semakin rendah. Akibatnya biaya untuk proses
rekruitmen dan pelatihan karyawan baru akan berkurang. Pekerja sehat
tentu akan lebih produktif dan akan meningkatkan produktifitas
perusahaan pada akhirnya. Selain itu, pekerja sehat juga akan
mengurangi biaya kompensasi perusahaan untuk mengobati karyawan
yang sakit. Lebih jauh lagi, perusahaan juga dapat memperoleh citra
posistif baik dari masyarakat, pemerintah, maupun para mitra bisnis
mereka.

11
Referensi

Notoatmojo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :


Rineka Cipta

Heri, D. J. (2007). Promosi kesehatan. Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai