Anda di halaman 1dari 15

PENDAHULUAN Puskesmas Lingkar Timur Bengkulu

International Diabetes memiliki jumlah penderita DM yang


Federation (IDF, 2014) mencatat terdata sebagai berikut pada tahun
pada tahun 2013 terdapat 382 juta 2016 tercatat 261 orang pasien yang
orang di dunia yang menderita DM, terdiagnosa DM dan pada tahun 2017
diantaranya terdapat 175 juta orang Puskesmas Lingkar Timur memiliki
yang belum terdiagnosis dan prevalensi DM tertinggi tercatat 946
terancam secara progresif menjadi orang yang terdiagnosis DM (Dinkes
komplikasi tanpa adanya kota, 2017).
pencegahan. Proporsi kejadian DM Penatalaksanaan pasien diabetes
tipe 2 adalah 95% dari populasi melitus dikenal dengan 4 pilar
dunia yang menderita DM dan hanya penting dalam mengontrol perjalanan
5% dari jumlah tersebut menderita penyakit dan komplikasi. Empat pilar
DM tipe 1 (Kemenkes RI, 2014). tersebut adalah edukasi, terapi
Jumlah penderita diabetes nutrisi, aktifitas fisik dan
melitus (DM) di Provinsi Bengkulu farmakologi. Perencanaan mengatur
pada tahun 2013 tercatat 1057 orang, pola makan merupakan komponen
pada tahun 2014 tercatat 741 orang utama keberhasilan penatalaksanaan
dan pada tahun 2015 tercatat 1108 DM. Perencanaan makan bertujuan
orang yang menderita DM (Dinkes membantu penderita DM
Kota Bengkulu, 2015). Masyarakat memperbaiki kebiasaan makan
yang terdeteksi menderita diabetes sehingga dapat mengendalikan kadar
melitus di Bengkulu pada usia 20-70 glukosa, lemak dan tekanan darah
tahun tercatat 1129 orang (Profil (Waspadji, 2009).
kesehatan Provinsi Bengkulu, 2016). Edukasi memegang peranan
Berdasarkan data dari Dinas penting dalam penatalaksanaan DM
Kesehatan Kota Bengkulu, sebagai langkah awal pengendalian
Puskesmas Lingkar Timur Bengkulu DM. Edukasi yang diberikan kepada
merupakan puskesmas dengan pasien DM bertujuan untuk
jumlah penderita DM tertinggi di meningkatkan pengetahuan dan
kota Bengkulu (Dinkes Kota, 2016). keterampilan pasien sehingga pasien
memiliki perilaku preventif dalam pendekatan eksperimental, dapat
gaya hidupnya untuk menghindari menggunakan rancangan pre-test and
komplikasi DM dengan post-test yang dilakukan pada bulan
melaksanakan pendidikan kesehatan Januari-Maret di Puskesmas Lingkar
(edukasi), diet (rencana makanan), Timur Kota Bengkulu. Teknik
latihan fisik (exercise), dan pengambilan sampel Simple Random
farmakologi (Misnadiarly, 2006). Sampling, terdiri dari 30 responden.
Salah satu program ini sangat efektif Edukasi dilaksanakan selama 4 hari,
dibandingkan intervensi yang lain. dengan pengisian kuesioner pre-test
Edukasi DM adalah pendidikan dan post-test serta pemeriksaan kadar
mengenai pengetahuan dan gula darah pre-test dan post-test. Alat
keterampilan dalam pengelolaan pengumpulan data meliputi terdiri
yang diberikan kepada setiap klien dari: Kuesioner dan alat pemeriksa
dengan DM (Funnell et al, 2011). kadar glukosa darah merk gluco. Uji
METODE statistik yang digunakan yaitu uji
Desain penelitian yang paired sample T-test dan uji
digunakan dalam penelitian ini wilcoxon.
adalah eksperimental dengan
HASIL
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja
Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2019

Variabel N Mean Median SD Min- CI 95% for


Maks mean
Usia 30 54,87 56,00 4,361 45-64 53,24-56,49

Tabel 5.1 menggambarkan hasil estimasi interval dapat


karakteristik usia yang didapatkan disimpulkan bahwa 95% diyakini
rerata usia responden pada penelitian rerata usia responden adalah antara
ini 54,87 tahun dan standar deviasi 53,24-56,49.
4,361. Dari
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Wilayah Kerja
Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2019
No Variabel N %
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 6 20,0%
Perempuan 24 80,0%
Total 30 100%
2. Tingkat Pendidikan
Dasar 18 60,0%
Menengah 6 20,0%
Perguruan tinggi 6 20,0%
Total 30 100%
3. Pekerjaan
Bekerja 14 46,7%
Tidak Bekerja 16 53,3%
Total 30 100%

Tabel 5.2 menggambarkan Pendidikan responden tertinggi


karakteristik jenis kelamin responden (60,0%) berada pada pendidikan
terbanyak (80,0%) responden pada dasar (SD-SMP). Pekerjaan tertinggi
penelitian ini adalah perempuan. pada penelitian ini yaitu tidak
bekerja sebanyak (53,3%).
Tabel 5.3 Rerata Perubahan Pengetahuan Pada Pasien Diabetes Melitus
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Edukasi di Wilayah Kerja
Pusekesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2019
Sebelum Edukasi Sesudah Edukasi Selisih P
value*
Variabel
X±SD Min- CI 95% X±SD Min- CI 95%
Mak Mak
1,166 0.0001
6,30 ± 4–8 5,97 – 7,47 ± 5–9 7,03 –
Pengetahuan 0,877 6,63 1,167 7,90
Uji Wilcoxon*
Hasil dari analisis penelitian di interval dapat disimpulkan bahwa
atas didapatkan bahwa rerata 95% diyakini rerata pengetahuan
pengetahuan sebelum dilakukan pasien diabetes melitus sesudah
edukasi berada pada nilai rata-rata dilakukan edukasi antara 7,03-7,90.
6,30 dengan standar deviasi 0,877. Perbedaan atau selisih rerata
Hasil estimasi interval dapat pengetahuan sebelum dan sesudah
disimpulkan bahwa 95% diyakini dilakukan edukasi yaitu 1,166. Hasil
rerata pengetahuan pasien diabetes uji statistic menunjukan nilai p value
melitus sebelum dilakukan edukasi 0.0001 < 0.05, sehingga dapat
antara 5,97-6,63. Rerata pengetahuan disimpulkan ada pengaruh edukasi
setelah dilakukan edukasi berada terhadap perubahan pengetahuan
pada nilai rata-rata 7,47 dengan pada pasien diabates melitus.
standar deviasi 1,167. Hasil estimasi

Tabel 5.4 Rerata Perubahan Sikap Pada Pasien Diabetes Melitus Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Edukasi di Wilayah Kerja Pusekesmas
Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2019
Sebelum Edukasi Sesudah Edukasi Selisih P value*

Variabel X±SD Min- CI 95% X±SD Min- CI 95%


Mak Mak
3,200 0.0001
25,17± 22 – 24,57 – 28,37± 23 – 27,38 –
Sikap
1,599 28 25,76 2,632 33 29,35
Uji paired sample T-test *
Hasil dari analisis penelitian di pada nilai rata-rata 25,17 dengan
atas didapatkan bahwa rerata sikap standar deviasi 1,599. Hasil estimasi
sebelum dilakukan edukasi berada interval dapat disimpulkan bahwa
95% diyakini rerata sikap pasien sikap sebelum dan sesudah dilakukan
diabetes melitus sebelum dilakukan edukasi yaitu 3,200. Hasil uji statistic
edukasi antara 24,57-25,76. Rerata menunjukan nilai p value 0.000 <
sikap setelah dilakukan edukasi 0.05, artinya ada perbedaan
berada pada nilai rata-rata 28,37 signifikan rerata sikap pada pasien
dengan standar deviasi 2,488. Hasil diabetes melitus sebelum dan
estimasi interval dapat disimpulkan sesudah dilakukan edukasi, sehingga
bahwa 95% diyakini rerata sikap dapat disimpulkan ada pengaruh
pasien diabetes melitus sebelum edukasi terhadap perubahan sikap
dilakukan edukasi antara 27,38- pada pasien diabates melitus.
29,35. Perbedaan atau selisih rerata

Tabel 5.5 Rerata Perubahan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes
Melitus Sebelum dan Sesudah Dilakukan Edukasi di Wilayah
Kerja Pusekesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2019
Variabel Sebelum Edukasi Sesudah Edukasi Selisih P value*

X±SD Min- CI 95% X±SD Min- CI 95%


Mak Mak
-4,933 0.019
Kadar 236,13± 152 - 212,18 – 231,20± 142– 205,09 –
Glukosa 64,151 424 260,09 69,911 422 257,31
Darah
Uji Wilcoxon*
Hasil dari analisis di atas rata-rata 231,20 dengan standar
didapatkan bahwa rerata kadar deviasi 69,911. Hasil estimasi
glukosa darah sebelum dilakukan interval dapat disimpulkan bahwa
edukasi berada pada nilai rata-rata 95% diyakini rerata kadar glukosa
236,13 dengan standar deviasi darah pasien diabetes melitus
64,151. Hasil estimasi interval dapat sesudah dilakukan edukasi antara
disimpulkan bahwa 95% diyakini 205,09-257,31.
rerata kadar glukosa darah pasien Perbedaan atau selisih rerata
diabetes melitus sebelum dilakukan kadar glukosa darah sebelum dan
edukasi antara 212,18-260,09. Rerata sesudah dilakukan edukasi yaitu -
kadar glukosa darah setelah 4,933. Hasil uji statistic menunjukan
dilakukan edukasi berada pada nilai nilai p value 0.019 < 0.05, sehingga
dapat disimpulkan ada pengaruh organ yang dapat mempengaruhi
edukasi terhadap perubahan kadar homeostatis. Setelah seseorang
glukosa darah pada pasien diabetes mencapai usia 30 tahun, maka kadar
melitus. glukosa darah naik 1-2 mg% tiap
PEMBAHASAN tahun saat puasa dan akan naik 6-
1. Karakteristik Responden 13% pada 2 jam setelah makan,
Hasil penelitian diperoleh berdasarkan hal tersebut bahwa umur
karakteristik usia responden yang merupakan faktor utama terjadinya
mengalami diabetes melitus di kenaikan relevansi diabetes serta
wilayah kerja puskesmas lingkar gangguan toleransi glukosa (Sudoyo,
timur memiliki rentang usia 53-56 et.al. 2009).
tahun, dengan rerata usia responden Jenis kelamin responden pada
54 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian ini lebih dari separuh
penelitian Abdul Rokhman (2015), (80,0%) adalah perempuan. Hasil
yang menyatakan bahwa usia penelitian ini sejalan dengan
penderita diabetes melitus memiliki penelitian Citra Windani Mambang
rentang usia 49-75 tahun dengan Sari (2016), penderita diabetes
rerata 59 tahun untuk kelompok melitus yang berjenis kelamin
perlakuan, dan usia 42-72 tahun perempuan adalah (72,2%) untuk
dengan rerata 58 tahun untuk kelompok perlakuan dan (75%)
kelompok kontrol. Hal ini untuk kelompok kontrol. Hal ini
disebabkan karena adanya perubahan disebabkan karena pada perempuan
anatomi, fisiologis dan biokimia, aktivitas yang dilakukan lebih sedikit
karena kelompok usia di atas 40 dibandingkan dengan laki-laki,
tahun mempunyai resiko lebih tinggi sehingga aktifitas fisik yang kurang
terkena DM akibat menurunnya dapat menyebabkan resistensi insulin
toleransi glukosa yang berhubungan pada DM tipe 2
dengan berkurangnya sensitifitas sel (Soegondo,Soewondo &
perifer terhadap efek insulin. Subekti,2009). Resistensi insulin
Perubahan berlanjut pada tingkat adalah kondisi dimana insulin-
jaringan dan akhirnya pada tingkat hormon yang disekresi oleh pancreas
untuk mengontrol level gula darah perilaku sehat (Fred C. Pampel,
dalam tubuh tidak lagi bekerja 2010).
dengan semestinya, sehingga Pekerjaan responden pada
seseorang yang kurang aktivitas lebih penelitian ini (53,3%) adalah tidak
rentan mengalami resistensi insulin bekerja. Hasil penelitian ini sejalan
dibandingkan dengan yang aktif dengan penelitian Wandansari (2013)
beraktivitas. dan Mongisidi (2014) menunjukkan
Karakteristik pendidikan penderita DM sebagian besar bekerja
responden pada penelitian ini sebagai ibu rumah tangga yang
Mayoritas (60%) responden memiliki lebih banyak waktu
berpendidikan rendah. Hal ini sejalan bersantai dan jarang melakukan
dengan penelitian yang dilakukan latihan fisik. Kurangnya latihan fisik,
oleh Ramadhan (2016) dan Sri Utami menyebabkan lemak mudah
(2014) menunjukkan bahwa sebagian tertimbun di dalam tubuh yang
besar responden yang mengalami menyebabkan kelebihan berat badan
DM berpendidikan rendah, seseorang dan memicu munculnya diabetes.
akan sulit menerima informasi jika Peningkatan latihan fisik mendorong
pendidikannya rendah karena peningkatan kepekaan reseptor
memiliki pengetahuan yang terbatas. insulin di otot. Kontraksi otot yang
Hal ini mengakibatkan pemilihan terjadi pada saat seseorang
makanan kurang tepat dan tidak melakukan aktivitas fisik akan
terkontrolnya pola makan sehingga mempermudah glukosa masuk
meningkatkan terjadinya penyakit kedalam sel sehingga menurunkan
DM. Hasil penelitian ini sejalan resistensi insulin yang pada akhirnya
dengan Fred dalam penelitiannya akan menurunkan glukosa darah.
menyimpulkan bahwa kurangnya 2. Pengaruh Edukasi Terhadap
pengetahuan dan akses informasi Pengetahuan Pada Pasien Diabetes
menyebabkan seseorang memiliki Melitus di Wilayah Kerja
keterbatasan pengetahuan tentang Puskesmas Lingkar Timur
bahaya perilaku tidak sehat sehingga Hasil penelitian menunjukan
kurang motivasi untuk mengadopsi rerata pengetahuan pasien diabetes
melitus sebelum dilakukan edukasi sebelum dan setelah dilakukan
dengan rerata adalah 6,30 setelah edukasi pada pasien diabetes melitus,
diberikan edukasi melalui media sehingga dapat disimpulkan bahwa
booklet terjadi peningkatan nilai rata- ada pengaruh edukasi terhadap
rata pengetahuan menjadi 7,47 yang perubahan pengetahuan pada pasien
diartikan bahwa terdapat perubahan diabetes melitus.
setelah diberikan edukasi melalui Pemberian edukasi melalui
media booklet. Sejalan dengan media booklet pada penelitian ini
penelitian Rumiris Simatupang dilakukan selama 4 hari. Edukasi
(2017) menunjukan bahwa rerata melalui media boklet dapat
pengetahuan pada pasien diabetes meningkatkan pengetahuan
melitus sebelum dilakukan edukasi mengenai DM, sehingga terjadi
dengan rerata adalah 4,26 setelah peningkatan pengetahuan klien
diberikan edukasi melalui media merupakan salah satu tercapainya
leaflet terjadi peningkatan nilai rata- tujuan edukasi dengan demikian
rata menjadi 7,75. Sejalan dengan meningkat juga kesadaran diri dari
penelitian Isnani Nurhayati (2017) segi kesehatan, merubah gaya hidup
diketahui bahwa skor beda rata-rata kearah yang sehat, patuh terhadap
pengetahuan pada penderita DM terapi, dan berkualitas. Peningkatan
sebelum diberikan penyuluhan tersebut dikarenakan bahwa sebelum
kesehatan adalah 51,57 dan nilai seseorang mengadopsi perilaku baru,
rata-rata setelah diberikan di dalam diri orang tersebut terjadi
penyuluhan kesehatan sebesar 69,33. proses yang berurutan, yaitu:
Hasil penelitian didapatkan awareness, yaitu orang tersebut
rerata perbedaan pengetahuan menyadari arti pentingnya informasi
sebelum dan setelah dilakukan kesehatan; interest, yaitu orang mulai
edukasi yaitu terjadi peningkatan tertarik pada informasi yang
sebesar 1,166. Hasi uji statistik diterima; evaluation yaitu
menunjukan nilai p value 0.000 < meninbang-nimbang infrormasi
0.05, artinya ada perbedaan tersebut bermanfaat atau tidak bagi
signifikan rerata pengetahuan dirinya; trial, subjek mulai
melakukan sesuatu sesuai yang Hasil penelitian menunjukan
dikehendaki stimulus. Selain itu rerata sikap pasien diabetes melitus
pengetahuan pasien tentang DM sebelum dilakukan edukasi dengan
yang rendah juga dapat rerata adalah 25,17 setelah diberikan
mempengaruhi persepsi pasien edukasi melalui media booklet terjadi
tentang penyakitnya, motivasi, peningkatan nilai rata-rata sikap
manajemen koping dan perubahan menjadi 28,37 yang diartikan bahwa
perilaku (Sousa & Zauseniewski, terdapat perubahan setelah diberikan
2005). Salah satu upaya agar pesan edukasi melalui media booklet.
pendidikan dapat dipahami dan Sejalan dengan penelitian Nursiswati
memberikan dampak perubahan dkk (2016) menunjukan bahwa rerata
perilaku adalah dengan perilaku pada pasien diabetes melitus
menggunakan metode yang tepat sebelum dilakukan edukasi pada
(Notoadmojo, 2012). kelompok intervensi dengan rerata
Hal ini sejalan dengan penelitian 48,31 setelah diberikan edukasi
Ibnu Sina (2017) yang berjudul terjadi peningkatan nilai rata-rata
“Perbandingan Pengaruh Edukasi menjadi 84,69 ditemukan lebih tinggi
Melalui Layanan Pesan Singkat dan secara signifikan dengan nilai p
Booklet Terhadap Kepatuhan Pasien value 0.000 < 0.05 menunjukkan
Diabetes Melitus” dimana pemberian bahwa program edukasi berbasis
informasi yang berbeda dapat keluarga secara signifikan
meningkatkan kepatuhan pasien meningkatkan perilaku, sehingga
diabetes melitus dimana rata-rata dapat disimpulkan bahwa ada
perilaku remaja yang sebelum pengaruh edukasi terhadap
diberikan edukasi booklet yaitu 4,47 perubahan sikap pada pasien diabetes
dan setelah diberikan edukasi booklet melitus, dan sebaliknya justru terjadi
menjadi 7,70. penurunan pada kelompok kontrol
3. Pengaruh Edukasi Terhadap dengan nilai rata-rata sebelum
Sikap Pada Pasien Diabetes edukasi 51.33 dan setelah edukasi
Melitus di Wilayah Kerja menjadi 49,50 dengan nilai p value
Puskesmas Lingkar Timur 0,181 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh edukasi menghayati dan mensikapi sesuatu
terhadap perubahan sikap pada (Hurrock 2008). Seiring
pasien diabetes melitus. Sejalan bertambahnya umur seseorang,
dengan penelitian Rahmawati dkk kematangan akal juga semakin
(2016) menunjukkan bahwa nilai tumbuh dengan kuat, sehingga
mean pretest pada kelompok menumbuhkan sikap yang lebih baik
intervensi (19.878) dan kelompok pada diri seseorang (Muliadi, 2008).
kontrol (19.424) secara statistik tidak 4. Pengaruh Edukasi Terhadap
ada perbedaan yang signifikan (p Perubahan Kadar Glukosa Darah
value 0,877), sedangkan nilai mean Pada Pasien Diabetes Melitus di
postest pada kelompok intervensi Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar
(27.363) dan pada kelompok kontrol Timur Kota Bengkulu
(19.939) secara signifikan berbeda (p Hasil penelitian menunjukan
value 0.000). oleh karena itu, ada rerata kadar glukosa darah pada
pengaruh Self-Management pasien diabetes melitus sebelum
Education terhadap kemampuan dilakukan edukasi dengan rerata
pelaksanaan manajemen diri adalah 236,13 mg/dl setelah
penderita DM. diberikan edukasi terjadi penurunan
Sikap adalah kondisi mental dan nilai rata-rata kadar glukosa darah
neural yang diperoleh dari menjadi 231,20 mg/dl yang diartikan
pengalaman, yang mengarahkan dan bahwa terdapat perubahan setelah
secara dinamis mempengaruhi diberikan edukasi. Sejalan dengan
respon individu terhadap semua penelitian Bela Febriana dkk (2018)
objek atau situasi yang terkait. Untuk pada kelompok intervensi
menjadi dasar pembentukan sikap, menunjukan bahwa rata-rata kadar
pengalaman pribadi haruslah gula darah sebelum edukasi 271,90
meninggalkan kesan yang kuat. mg/dl dan sesudah edukasi 225,93
Berkembangnya sikap dan perilaku mg/dl, sedangkan pada kelompok
kesehatan seseorang sejalan dengan kontrol sebelum 278,27 mg/dl dan
umur. Umur juga berkaitan dengan sesudah 285,67 mg/dl. dengan selisih
kematangan akal dalam menerima, rata-rata -45,97 yang menunjukan
kelompok intervensi kebih besar Hasil penelitian sejalan dengan
daripada kelompok kontrol dan nilai hasil penelitian Misdarina (2015)
p value 0.000 < 0.05 pada kelompok hasil penelitian terlihat bahwa
intervensi yaitu menujukan bahwa variabel kadar gula darah memilki
terdapat perbedaan edukasi pola rata-rata sebesar 246,93 mg/dl,
makan dan senam terhadap kadar standar deviasi 461 mg/dl, nilai kadar
glukosa darah. Sejalan dengan gula darah terendah sebesar 112
penelitian Ucik Wita Sari (2009) mg/dl dan tertinggi 573 mg/dl,
menunjukan Hasil uji statistik diketahui bahwa responden memilki
dengan menggunakan uji Pearson pengetahuan yang kurang tentang
Product Moment, diperoleh nilai DM sebesar 54,9% dan memilki
p=0,025 (<0,05) yang berarti bahwa kadar gula darah yang tinggi. Dari
ada hubungan antara tingkat hasil uji statistik korelasi spearman
pengetahuan tentang pengelolaan didapatkan nilai nilai p = 0,000
Diabetes Melitus dengan kadar (<0.05), nilai r = -484. Menunjukkan
GD2jpp. ada hubungan yang signifikan antara
Hasil penelitian didapatkan hubungan pengetahuan DM dengan
rerata perbedaan kadar glukosa darah kadar gula darah pada pasien DM
sebelum dan setelah dilakukan tipe 2, dengan arah korelasi yang
edukasi pada penelitian ini yaitu negatif yang berarti semakin rendah
terjadi penurunan sebesar -4,933. pengetahuan maka kadar gula darah
Hasi uji statistik menunjukan nilai p yang dimiliki tinggi .
value 0.019 < 0.05, artinya ada Hasil penelitian sejalan dengan
perbedaan signifikan rerata kadar hasil penelitian oleh Sutiawati, dkk
glukosa darah sebelum dan setelah (2013) dengan hasil penelitian bahwa
dilakukan edukasi pada pasien terdapat pengaruh edukasi gizi
diabetes melitus, sehingga dapat terhadap pengetahuan, pola makan
disimpulkan bahwa ada pengaruh dan kadar gula darah pada pasien
edukasi terhadap perubahan kadar DM Tipe 2 di RSUD Lanto
glukosa darah pada pasien diabetes Pasewang. Demikian juga oleh
melitus. penelitian Sharifirad, dkk (2009)
yang menyatakan bahwa edukasi gizi DAFTAR PUSTAKA
dapat meningkatkan pengetahuan Funnel, M.M., & Anderson, R.M.
pasien dan mengurangi glukosa (2011). Empowerment and
Self Management of
darah puasa pasien. Kadar glukosa Diabetes. Clinical
darah puasa yang diberikan edukasi Diabetes, 22(3). Available:
http://clinical.diabetesjour
gizi dan yang tidak diberikan edukasi nals.org/
gizi, memiliki perbedaan signifikan content/22/3/123.full.pdf+
html.
dalam kadar glukosa darah dari dua
kelompok dan dikurangi secara International Diabetes Federation.
2014. IDF Diabetes Atlas
signifikan pada kelompok kasus Sixth Edition. [Serial
dibandingkan dengan kelompok Online].
Http://Www.Idf.Org//Diab
kontrol (p value 0,001). etesatlas Diakses Pada
Hasil ini juga menunjukan Tanggal 10 Agustus 2016.

kesesuaian dengan teori yang Jasmani, J., dan Tori Rihiantoro.


menyatakan bahwa pemberian 2016. Edukasi dan Kadar
Glukosa Darah pada
edukasi pada pasien DM dapat Pasien Diabetes. Jurnal
memberikan pengaruh terhadap Keperawatan. Vol.12,
No.1:140-149
kadar glukosa darah. Kadar gula
darah yang tinggi disebabkan oleh Kemenkes RI. 2014. Situasi dan
Analisis Diabetes. Kemenkes
tidak sempurnanya proses RI: Jakarta.
metabolisme zat makanan dalam sel Riskesdas. (2018). Badan
Penelitian Pengembangan
tubuh (Majid 2010). Upaya Kesehatan Kementerian
pemantauan kadar gula darah melalui Kesehatan RI 2018. Riset
Kesehatan Daerah.
empat pilar penatalaksanan DM yaitu Jakarta: Riskesdas 2018.
Edukasi Diabetes, Perencanaan
Rankin, Sally, H., dkk. (2001).
makan, Latihan jasmani dan Terapi Patien education ;
obat (Perkeni 2006). Principles andpractice.
(4th edition). Philadelphia:
Lippincott Williams 7
Wilkins.
Rahmawati, dkk. (2016). Pengaruh booklet terhadap
Program Diabetes Self- kepatuhan pasien diabetes
Management Education melitus. Mataram:
Terhadap Manajemen Diri Universitas
Pada Penderita Diabetes Muhammadiyah Mataram.
Mellitus Tipe 2.
Darusalam, Banda Aceh: Sousa, V. D., & Zauszniewski, J.A.
Jurnal Ilmu Keperawatan 2005. Toward A Theory Of Diabetes
(2016) 4:1 ISSN: 2338- Self Care Management. The Journal
6371 of Theory Construction &Testing.
Ucik Witasari, Setyaningrum dkk.
Simatupang, R. (2017). Pengaruh Hubungan Tingkat
Pendidikan Kesehatan Pengetahuan, Asupan
Melalui Media Leaflet Karbohidrat Dan Serat
Tentang Diet DM Dengan Pengendalian
Terhadap Pengetahuan Kadar 21 Glukosa Darah
Pasien DM di RSUD Pada Penderita Diabetes
PANDAN KABUPATEN Melitus Tipe 2. Jurnal
TAPANULI TENGAH Penelitian Sains &
TAHUN 2017. Sekolah Teknologi, Vol. 10, No. 2;
Tinggi Ilmu Kesehatan 2009.
Nauli Husada Sibolga:
Jurnal Ilmiah Kohesi Vol. Waspadji, Sarwono. 2009. Buku Ajar
1 No. 2 Ilmu Penyakit Dalam 3, Edisi 4.
Jakarta: Dapertement Ilmu Penyakit
Sousa, V. D., & Zauszniewski, J.A. Dalam FKUI.
2005. Toward A Theory Of
Diabetes Self Care Yoga, Achmad Setyo. 2011.
Management. The Journal Hubungan antara 4 Pilar
of Theory Construction Penanganan Diabetes
&Testing. Mellitus dengan
Keberhasilan Pengelolaan
Sina, I. (2017). Perbandingan DM Tipe 2. FK UNPAD.
pengaruh edukasi melalui
layanan pesan singkat dan
Pengaruh Edukasi Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terhadap
Perubahan Pengetahuan Sikap Dan Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus Di Puskesmas Lingkar Timur Tahun 2019
*Debbi Ernest, *Demsa Simbolon, *Sahran
*DIV Nursing Study Program Health Polytechnic of Kemenkes Bengkulu
Email: debbiernestlg70@gmail.com
ABSTRACT
Faktor resiko utama yang mempengaruhi terjadinya DM adalah gaya hidup yang
kurang sehat, terutama pola makan yang tidak sehat dan aktifitas fisik yang
kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari edukasi
penatalaksanaan DM terhadap perubahan pengetahuan sikap dan kadar glukosa
darah pada penderita DM. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan pra-
tes dan pasca tes. Sampel terdiri dari 30 responden. Sampling acak sederhana
digunakan sebagai teknik. Untuk menganalisis data digunakan pada α < 5%.
Penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan sebelum rata-rata 6,30, sedangkan
pada hasil pengetahuan sesudah rata-rata 7,47. Sikap sebelum rata-rata 25,17
sedangkan pada hasil sikap sesudah rata-rata 28,37 dengan nilai (p = 0.000), dan
kadar glukosa darah sebelum rata-rata 236,13 mg/dl sedangkan kadar glukosa
sesudah rata-rata 231,20 mg/dl dengan nilai (p = 0.019). Pemberian edukasi dapat
meningkatkan pengetahuan, sedangkan pengetahuan adalah faktor predisposisi
terjadinya perilaku, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan sikap pasien
tentang gaya hidup sehat dan upaya mengontrol kadar glukosa darahnya.

Kata kunci: Edukasi, 4 Pilar DM


The influence of education on Treatment of Diabetes mellitus Knowledge
to changes in attitude and blood glucose levels in people with Diabetes
mellitus on the Eastern periphery of the Clinics of the year 2019
*Debbi Ernest, *Demsa Simbolon, *Sahran
*DIV Nursing Study Program Health Polytechnic of Kemenkes Bengkulu
Email: debbiernestlg70@gmail.com
ABSTRACT
The main risk factors that affect the occurrence of DM is a less healthy lifestyle,
especially unhealthy eating patterns and physical activity less. The purpose of this
research is to know the effects of DM management education to change attitudes
and knowledge of blood glucose levels in people with DM. Design research is
experimental with pre-test and post test. The sample consisted of 30 respondents.
Simple random sampling is used as a technique. To analyze the data used on the α
< 5%. This research showed that knowledge before an average of 6.30, while on
the results of knowledge after an average of 7.47. The attitude before an average
of 25.17 whereas on results of attitude after an average of 28.37 with values (p =
0000), and blood glucose levels before 236.13 average mg/dl after glucose levels
while the average 231.20 mg/dl with a value (p = 0.019). Granting of education
can increase knowledge, whereas knowledge is a predisposing factor for the
occurrence of behaviors, so as to enhance the knowledge of the patient's attitudes
about healthy lifestyle and attempt to control their blood glucose levels.

Keywords: Education, Pillar 4 DM

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Pendahuluan Praktik Profesi Ners Stroke Hemoragik. Debbi Ernest LG
    Laporan Pendahuluan Praktik Profesi Ners Stroke Hemoragik. Debbi Ernest LG
    Dokumen11 halaman
    Laporan Pendahuluan Praktik Profesi Ners Stroke Hemoragik. Debbi Ernest LG
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mater Ners
    Tugas Mater Ners
    Dokumen10 halaman
    Tugas Mater Ners
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Woc Eklampsia
    Woc Eklampsia
    Dokumen1 halaman
    Woc Eklampsia
    janayanti
    100% (1)
  • ASUHAN KEPERAWATAN Tfa
    ASUHAN KEPERAWATAN Tfa
    Dokumen1 halaman
    ASUHAN KEPERAWATAN Tfa
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • ASUHAN KEPERAWATAN Tfa
    ASUHAN KEPERAWATAN Tfa
    Dokumen1 halaman
    ASUHAN KEPERAWATAN Tfa
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Braden Scale Debbi Ernest
    Braden Scale Debbi Ernest
    Dokumen9 halaman
    Braden Scale Debbi Ernest
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • LP Tfa ANAK
    LP Tfa ANAK
    Dokumen1 halaman
    LP Tfa ANAK
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • LP BBL
    LP BBL
    Dokumen1 halaman
    LP BBL
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • LP Tfa ANAK
    LP Tfa ANAK
    Dokumen1 halaman
    LP Tfa ANAK
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • LP Eklmasia
    LP Eklmasia
    Dokumen1 halaman
    LP Eklmasia
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • LP Tfa ANAK
    LP Tfa ANAK
    Dokumen1 halaman
    LP Tfa ANAK
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    100% (1)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • LP Eklmasia
    LP Eklmasia
    Dokumen1 halaman
    LP Eklmasia
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • LP KPD
    LP KPD
    Dokumen1 halaman
    LP KPD
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • LP KPD
    LP KPD
    Dokumen1 halaman
    LP KPD
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • LP KPD
    LP KPD
    Dokumen1 halaman
    LP KPD
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Tugas Keperawatan Kritis Mis Erni
    Tugas Keperawatan Kritis Mis Erni
    Dokumen2 halaman
    Tugas Keperawatan Kritis Mis Erni
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Slow Stroke Massage
    Slow Stroke Massage
    Dokumen2 halaman
    Slow Stroke Massage
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Tugas Jiwa
    Tugas Jiwa
    Dokumen12 halaman
    Tugas Jiwa
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • LP BBL
    LP BBL
    Dokumen1 halaman
    LP BBL
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Tugas Jiwa
    Tugas Jiwa
    Dokumen12 halaman
    Tugas Jiwa
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Tugas Keperawatan Kritis Mis Erni
    Tugas Keperawatan Kritis Mis Erni
    Dokumen2 halaman
    Tugas Keperawatan Kritis Mis Erni
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Tugas Keperawatan
    Tugas Keperawatan
    Dokumen2 halaman
    Tugas Keperawatan
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan RPK
    Laporan Pendahuluan RPK
    Dokumen11 halaman
    Laporan Pendahuluan RPK
    Nona Allycia CayaNkgg Nongyan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kesehatan Keselamatan Kerja
    Tugas Kesehatan Keselamatan Kerja
    Dokumen2 halaman
    Tugas Kesehatan Keselamatan Kerja
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke LP-1
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke LP-1
    Dokumen12 halaman
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke LP-1
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Tugas Jiwa
    Tugas Jiwa
    Dokumen12 halaman
    Tugas Jiwa
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen14 halaman
    Tugas
    Debbi Ernest Lumban Gaol
    Belum ada peringkat