Bab Ii
Bab Ii
PEMBAHASAN
4
5
melakukan suatu kegiatan atau tugas agar mampu mencapai prestasi kerja(kinerja)
sesuai tujuan organisasi atau perusahaan.
C. Jenis-Jenis Motivasi
Jenis-jenis motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis menurut Malayu
S. P Hasibuan (2006: 150), yaitu:
1) Motivasi positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi
positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada
umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
2) Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjannya kurang baik (prestasi
rendah). Dengan memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam waktu
pendek akan meningkat, karena takut dihukum.
Dalam prakteknya, kedua jenis motivasi diatas sering digunakan oleh suatu
perusahaan. Pengunaan kedua motivasi tersebut haruslah diterapkan kepada siapa
dan kapan agar dapat berjalan efektif merangsang gairah bawahan dalam bekerja.
Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi positif atau kapan motivasi negatif
dapat efektif merangsang gairah kerja karyawan. Motivasi positif efektif untuk
jangkan panjang sedangkan motivasi negatif efektif untuk jangka pendek. Akan
tetapi, manajer harus konsisten dan adil dalam menerapkannya.
2. Faktor Eksternal
a. Jenis dan sifat pekerjaan
Dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai
dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk
menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini
8
juga dapat dipengaruhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh
objek pekerjaan dimaksud.
b. Kelompok kerja dimana individu bergabung
Kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung
dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai
suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat
membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan
dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
c. Situasi lingkungan pada umumnya
Setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya
dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingannya.
d. Sistem imbalan yang diterima
Imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang
dibutuhkan olehs eseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempiunyai
nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat
mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku
dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai makan akan
timbul imbalan.
E. Teori-Teori Motivasi
Untuk membahas tentang motivasi, pada bagian ini akan dikemukakan
beberapa teori tentang motivasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Banyak teori
tentang motivasi yang mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku dan
hasilnya. teori motivasi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teori isi dan
teori proses.
1. Teori Isi Motivasi
Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada faktor-faktor kebutuhan dan
kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan
cara tertentu. Pada teori kepuasan ini didukung juga oleh para pakar
diantaranya:
9
apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan
ini didasarkan atas:
1. Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan
terjadi karena perilaku.
2. Nilai (Valence), adalah akibat dari perilaku tertentu yang mempunyai
nilai atau martabar tertentu (daya atau nilai memotivasi) bagi setiap
individu tertentu.
3. Pertautan (Instrumentality), adalah persepsi dari individu bahwa hasil
tingkat pertama akan dihubungan dengan hasil tingkat kedua.
2) Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori ini dikemukakan oleh S. Adams bahwa kepuasan seseorang
tergantung apakah ia merasakan ada keadilan (equity) atau tidak adil
(unequity) atas suatu situasi yang dialaminya. Keadilan tercapai apabila
seseorang pekerja merasa bahwa rasio dari usaha mereka terhadap
perolehan sama dengan rasio yang didapat oleh pekerja lain dalam situasi
kerja yang sama.
3) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku
dengan pemberian kompensasi. Misalnya tergantung dari prestasi yang
selalu dapat dipertahankan. Tingkah laku denga konsekuensi positif
cenderung untuk diulang, sementara tingkah laku dengan konsekuensi
negatif cenderung untuk tidak diulang.
4) Teori Penentuan Tujuan (Goal Setting Theory)
Teori tujuan mencoba menjelaskan hubungan-hubungan antara niat
dan intentions (tujuan-tujuan dengan perilaku), pendapat ini digunakan
oleh Locke. Teori ini memiliki aturan dasar, yaitu penetapan dari tujuan-
tujuan secara dasar. Penetapan tujuan memilliki empat macam mekanisme:
a. Tujuan adalah yang mengarahkan perhatian.
b. Tujuan adalah yang mengatur upaya.
c. Tujuan adalah meningkatkan persistensi.
d. Tujuan adalah menunjang strategi untuk dan rencan kegiatan.
Teori ini juga mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
14
a. Kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang
hendak dicapai.
b. Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu
tujuan, apabila tujuan itu jelas, dipahami dan bermanfaat.
c. Makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar
keengganan untuk bertingkah laku.
dimiliki oleh setiap karyawan tersebut, tidak terlepas dari motivasi kerja yang
mereka miliki, Yakni motivasi untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan.
Motivasi tersebut pada proses produksi berguna sebagai pemberi semangat
dalam menjalankan dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Itulah mengapa
motivasi terhadap sangat diperlukan kepada karyawan, yang berujung pada
keberhasilan individu maupun perusahaan.
Motivasi sendiri merupakan proses atau tindakan yang mampu menginspirasi
karyawan untuk mencapai tujuan. Pada latarbelakang tujuan pekerjaan ada
beberapa faktor psikologis yang memotivasi perilaku karyawan, diantara adalah
kepuasan kerja, pencapaian, kebutuhan ekonomi dan nilai menghormati.
Untuk bisa menumbuhkan motivasi ini merupakan tugas penting bagi
manajemen, agar karyawan memiliki kemampuan tinggi dalam melaksanakan yang
terbaik dari kemampuan mereka. Oleh karena itu seorang pemimpin harus bisa
menjalankan perannya untuk membangkitkan semangat kepada para karyawannya.
Motivasi kerja yang diberikan ini tentunya akan berpengaruh pada peningkatan
kinerja karyawan. Selain itu tumbuhnya motivasi tersebut juga akan berpengaruh
pada :
1. Karyawan Menjadi Lebih Produktif
Karyawan yang mendapatkan motiviasi kerja yang baik, akan berpengaruh
pada kepuasan kerjanya. Selain itu mereka yang berhasil dalam pencapaian kerja,
akan bisa menularkan motivasi kepada karyawan lainnya. Sehingga hal itu bisa
menjadikan budaya perusahaan yang penuh motivasi.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan suatu keputusan perusahaan, diperlukan juga
pertimbangan yang melibatkan karyawan. Sehingga karyawan yang memiliki
motivasi untuk mengembangkan perusahaan, biasanya dapat menyampaikan
pendapatnya mengenai apa yang diinginkannya dan timnya bisa melakukan tanpa
perlu instruksi dari atasan.
3. Mempermudah Deskripsi Pekerjaan dan Fleksibilitas
Tumbuhnya motivasi juga akan membantu karyawan dalam melakukan
pekerjaannya dengan baik dan tepat sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
Untuk itu manajemen harus memastikan bahwa setiap karyawan memiliki deskripsi
17
pekerjaan yang sesuai. Sebuah lingkungan kerja yang aman dan nyaman juga
diperlukan untuk mempertahankan tingkat motivasi karyawan. Kebijakan sumber
daya manusia yang fleksibel atau waktu fleksibel (seperti kebijakan boleh bekerja
dari rumah) dan peduli dengan anak karyawan juga akan berdampak positif pada
pekerja. Sehingga mereka lebih bahagia dan lebih termotivasi.
4. Gaji dan Benefit
Perusahaan juga bisa menjaga karyawannya tetap termotivasi, dengan
pemberian beberapa benefit. Memberikan benefit kadang lebih mudah
dibandingkan dengan memberikan kenaikan gaji. Bila perusahaan sulit untuk
memberikan gaji yang besar, maka bisa dicoba dengan memberikan benefit lain
untuk mempertahankan karyawan.
5. Budaya Perusahaan
Menciptakan budaya perusahaan yang positif dan ramah terhadap karyawan
adalah alat motivasi yang besar. Karena kadangkala budaya perusahaan menjadi
salah satu faktor, mengapa karyawan senang untuk menjalankan tugas sehari-hari
dan betah untuk bekerja di perusahaan tersebut.