Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3553-3559 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Telehealth Dengan Diagnosis Penyakit Otomatis


Berbasis Web
Micahel Yulius Munthe1, Bayu Priyambadha2, Issa Arwani3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1michaeljulius06@gmail.com, 2bayu_priyambadha@ub.ac.id, 3issa.arwani@ub.ac.id

Abstraks
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sehat atau tidaknya seseorang
dapat mempengaruhi jalannya aktivitas sehari-hari. Di Indonesia banyak masyarakat yang minim
mendapatkan penanganan kesehatan. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor tersebut
seperti bagi masyarakat di daerah pedesaan, jarak puskesmas tidak selalu dekat dengan tempat tinggal
dan bagi masyarakat perkotaan terkadang tidak memiliki waktu untuk antri di rumah sakit atau tidak
mendapatkan pelayanan yang baik dari rumah sakit. Sistem telehealth dapat menyelesaikan masalah
penanganan kesehatan di Indonesia. Dengan menggunakan sebuah sistem telehealth, dapat membantu
masyarakat agar lebih dekat dengan dokter ataupun menghemat waktu dalam menangani penyakit atau
konsultasi perihal kesehatan. Hasil pengembangan dari sistem telehealth ini adalah adanya fungsi untuk
konsultasi dengan dokter dalam bentuk chatbox real-time dimana pengguna tidak perlu me-reload
halaman untuk mendapatkan balasan konsultasi. Terdapat pula fungsi diagnosis penyakit otomatis
dengan menggunakan perhitungan metode dempster-shafer dimana pengguna dapat mendiagnosis
penyakit berdasarkan gejala-gejala yang dialami dan beberapa fungsi pendukung lainnya. Pengujian
kebutuhan fungsional yang dilakukan menggunakan pengujian whitebox dan blackbox menghasilkan
tingkat keberhasilan sebesar 100%. Serta untuk pengujian kebutuhan non-fungsional security,
compatibility, dan performance yang dilakukan dengan menggunakan bantuan beberapa alat bantu
menghasilkan tingkat keberhasilan sebesar 100%.
Kata kunci: penanganan kesehatan, sistem telehealth, konsultasi, diagnosis penyakit otomatis
Abstract
Being healthy is a very important thing for human life. Healthy or not a person can affect to them daily
activities. In Indonesia, many people who get minimal health handling. It coused by many factors. Some
of these factors, such as for people live at the village, the distance between health center is not always
close to their residence and for people who live in the city, sometimes don’t have time to queue in
hospitals or don’t get good service from hospitals. Telehealth system can solve health problem handling
in Indonesia. Using a telehealth system can help people get closer to their doctors or save time on illness
or health care consultations. The result of the development of this telehealth system is the function of
consultation with doctor in the form of real-time chatbox where users don’t need to reload the page to
get the consultation reply. There is also an automatic disease diagnosis function by using a dempster-
shafer method where users can diagnose the disease based on symptoms experienced and some other
support functions. Requirement functional testing where using whitebox and blackbox testing give result
in a 100% success rate. As well as for Non-functional requirement testing of security, compatibility, and
performance that is done by using some tools give result in 100% success rate too.
Keywords: health handling, telehealth system, automatic, consultation, automatic disease diagnosis

mengalami permasalahan dalam menangani


1. PENDAHULUAN
kesehatan para penduduk yang tersebar tersebut.
Indonesia merupakan negara yang termasuk Pada tahun 2015, jumlah rumah sakit yang
ke dalam negara berkembang. Dengan jumlah tersebar di seluruh provinsi Indonesia adalah
penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta 2488 rumah sakit (Kementrian Kesehatan RI,
jiwa dan status negara berkembang, Indonesia 2016). Meskipun jumlah rumah sakit telah

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 3553
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3554

bertambah dari dua tahun sebelumnya, namun (Greenwood et al., 2014).


jumlah ini dianggap masih belum dapat Penelitian lain pernah dilakukan dengan
memenuhi penanganan kesehatan penduduk judul penelitian “Developing Smart Telehealth
Indonesia. System in Indonesia: Progress and Challenge”
Masyarakat Indonesia tidak hanya tinggal yang dilakukan oleh W. Jatmiko, M. Anwar
di kota-kota besar, namun ada pula yang tinggal Ma’sum, Sani M. Isa, E.M. Imah, R
di kecamatan hingga pedesaan yang belum Rahmatullah, dan Budi Wiweko. Penelitian
memiliki rumah sakit atau bahkan puskesmas. tersebut berfokus pada penggunaan telehealth
Hal ini lah yang menjadi masalah utama dalam terhadap penyakit jantung dan pertumbuhan
penanganan kesehatan di Indonesia. Dimana janin. Penelitian ini mengembangkan
para masyarakatnya tidak memiliki tempat untuk pengklasifikasi untuk dapat memprediksi
memeriksakan gejala-gejala penyakit yang penyakit detak jantung dengan akurasi lebih dari
mereka alami untuk dapat ditangani. Meskipun 95% dimana hal ini dapat digunakan untuk
di beberapa desa telah memiliki puskesmas deteksi dini dan Tele-USG yang digunakan
ketersediaan tenaga medis dirasa kurang dan untuk mendeteksi dan memperkirakn janin
tidak sebanyak yang ada di rumah sakit dalam gambar ultrasuara (Jatmiko et al., 2015).
(Situmeang, 2016). Terkadang dokter yang ada Ada pun pula penelitian lain terhadap
di puskesmas dapat sewaktu-waktu dipanggil ke penggunaan telehealth seperti penelitian yang
rumah sakit pusat atau dapat dikatakan tidak berjudul “Designing A Web-based Telehealth
selalu berada di puskesmas. Tidak hanya bagi System for Elderly People: An Interview Study in
masyarakat di pedesaan yang mengalami New Zealend” yang dilakukan oleh Jaspaljeet
masalah penanganan kesehatan, namun Singh Dhillon, Czarina Ramos, Burkhard C.
masyarakat di perkotaan pun mengalaminya. Wunsche, dan Christof Lutteroth mengatakan
Beberapa masyarakat perkotaan tidak memiliki bahwa sistem telehealth yang digunakan untuk
waktu untuk memeriksakan penyakit yang orang yang sudah tua tidak menggunakan basis
dianggap penyakit ringan dengan alasan tidak web namun menggunakan perangkas keras
memliki waktu. Hal ini merupakan faktor utama khusus. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan
bagi masyarakat perkotaan dalam masalah penggunaan telehealth dimana seharusnya
penanganan kesehatan. telehealth bertujuan untuk menurunkan biaya
Telehealth merupakan sebuah sistem yang dan memanfaatkan secara efektif sumber daya
menggunakan teknologi informasi yang kesehatan yang ada. Namun, sistem telehelath
mendukung jarak jauh penanganan kesehatan pada umumnya digunakan untuk mengobati
pasien yang berhubugan dengan tenaga medis penyakit daripada melakukan pencegahan
atau dokter. Penggunaan telehealth akan dapat (Dhillon et al., 2011).
meningkatkan kepuasaan dari pasien Berdasarkan permasalahan yang telah
dikarenakan penggunaannya yang tidak dijelaskan sebelumnya dimana adanya daerah
memerlukan bertatap muka secara langsung atau masyarakat yang tidak dapat memeriksa
terhadap dokter. gejala-gejala awal untuk penyakit yang umum
Penelitian terhadap penggunaan sistem penulis ingin melakukan penelitian terhadap
telehealth telah banyak dilakukan. Diantaranya, penggunaan telehealth untuk menangani
penelitian berjudul “Telehealth Remote permasalahan tersebut. Dimana sistem ini
Monitoring Systematic Review: Structured Self- diharapkan dapat membantu masyarakat untuk
monitoring of Blood Glucose and Impact on memeriksa gejala penyakit dan menanganinya
A1C” yang dilakukan oleh Deborah A. serta mengurangi biaya pelayanan kesehatan.
Greenwood, Heather M. Young, dan Charlene C.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Quinn. Pada penelitian ini membahas tentang
fungsi atu fitur-fitur yang harus dimiliki oleh Metodologi penelitian yang digunakan
sebuah sistem telehealth yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1
untuk memonitoring penyakit diabetes. Dalam dimana diawali dengan studi literatur terhadap
penelitian menghasilkan perancangan untuk dasar-dasar teori yang akan menjadi acuan
sistem telehealth yang memiliki beberapa fungsi dalam penelitian. Setelah itu melakukan analisis
atau fitur diantaranya adalah edukasi tentang
kesehatan, dapat mengirimkan data tekanan
darah, komunikasi antara pasien dan dokter, dan
perencanaan penanganan penyakit diabetes

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3555

Gambar 2. Use Case Diagram


Tabel 1. Identifikasi Pengguna
Pengguna Deskripsi
Admin merupakan pengguna yang
Gambar 1. Diagram Blok Penelitian memiliki otoritas tertinggi dalam
mengelola Sistem Telehealth dengan
kebutuhan dengan mengacu kepada penelitian- Admin Diagnosis Penyakit Otomatis Berbasis
penelitian sejenis yang telah pernah dilakukan Web ini. Seorang Admin dapat
melakukan pengelolaan data terkait
sebelumnya dan dimodelkan dalam use case dengan member dan dokter baru.
diagram dan use case scenario. Setelah analisis User merupakan pengguna yang dapat
kebutuhan, akan dilanjutkan dengan tahap menggunakan sistem seperti
perancangan dengan menggunakan enity melakukan check penyakit otomatis
relationship diagram, sequence diagram, class yang berdasarkan diagnosa sistem.
User
Selain itu, user juga dapat menambah
diagram, perancangan algoritma, dan pengetahuan mengenai penyakit-
perancangan antarmuka. Selanjutnya dilakukan penyakit umum serta informasi
tahap implementasi sistem sesuai dengan tentang kesehatan.
analisis dan perancangan sistem. Setelah sistem Member merupakan pengguna yang
selesai diimplementasi akan dilakukan memiliki otorisasi lebih dari user dan
Member dapat melakukan konsultasi dengan
pengujian unit (whitebox) dan blackbox untuk dokter terhadap gejala penyakit yang
kebutuhan fungsional dan non-fungsional. Hasil diderita
pengujian kemudian dianalisis dan melanjutkan Dokter merupakan pengguna yang
pada tahap menarik kesimpulan dari penelitian. memiliki otorisasi untuk menangani
keluhan-keluhan gejala yang dialami
3. ANALISIS KEBUTUHAN Dokter member dan memberikan hasil
diagnosanya. Selain itu dokter juga
Analisis kebutuhan perangkat lunak dapat menambah informasi mengenai
dilakukan untuk mengetahui daftar kebutuhan menjaga kesehatan.
dari Sistem Telehealth dengan Diagnosis Identifikasi kebutuhan yang dilakukan
Penyakit Otomatis Berbasis Web. Dalam tahap menghasilkan 26 kebutuhan fungsional dan 3
ini, analisis kebutuhan dimulai dengan kebutuhan non-fungsional. Kebutuhan
melakukan identifikasi pengguna sistem fungsional dapa dilihat dalam bentuk use case
kemudian dilakukan identifikasi kebutuhan diagram pada Gambar 2.
fungsional serta non-fungsional pada sistem.
Tahapan analisis ini dimaksudkan untuk 4. Perancangan
memberikan gambaran awal bagaimana sistem 4.1. Sequence Diagram
akan dibangun saat implementasi.
Identifikasi pengguna yang dilakukan Sequence Diagram merupakan diagram
menghasilkan 4 pengguna yaitu user, member, yang digunakan untuk menggambarkan
dokter, dan admin. Untuk penjelasan deskripsi hubungan antar objek dan alur kerja dari fungsi
dari pengguna dapat dilihat pada Tabel 1. yang terdapat dalam penelitian.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3556

Gambar 3. Sequence Diagram Konsultasi Dokter Gambar 4. Rancangan Antarmuka Konsultasi


Dalam penelitian ini terdapat 15 buah menjorok ke kiri.
sequence diagram yang sesuai dengan jumlah Terdapat pula perancangan algoritma dari
kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan. fungsi menghitung diagnose penyakit secara
Gambar 3 merupakan sequence diagram otomatis berdasarkan gejala-gejala yang dialami
untuk menjelaskan alur kerja dari kebutuhan
konsultasi dokter. 4.4. Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka dilakukan untuk
4.2. Class Diagram memberikan gambaran dari tampilan sistem
Class Diagram yang digunakan pada dengan bentuk kotak beserta nomor dan
penelitian ini berbasis CI (CodeIgniter) dimana penjelasan dari nomor pada gambar rancangan.
untuk setiap controller meng-extend kelas Gambar 4 merupakan perancangan antarmuka
CI_Controller dan setiap model meng-extend dari fungsi konsultasi. Pada Gambar 3 terdapat
kelas CI_Model. Kelas-kelas yang dihasilkan beberapa kotak sebagai tempat text, inputan, dan
dari proses perancangan dibagi menjadi kelas tombol. Kotak 1 dan 2 akan muncul ketika user
model, kelas controller dan kelas entity. Kelas yang menggunakan sistem berstatus dokter.
M_dokter, M_konsultasi, M_member, M_user, Kotak 3 merupakan isi dari chat konsultasi yang
dan M_Penyakit merupakan kelas dari model. telah dilakukan oleh member dan dokter, kotak
Kelas C_admin, C_dokter, C_user, C_member, 4 merupakan field untuk mengetik isi konsultasi
C_konsultasi, dan C_Penyakit merupakan kelas dan kotak 6 merupakan tombol untuk mengirim
controller. Kelas DokterEntity, InfoEntity, isi konsultasi. Kotak 6 merupakan informasi dari
GejalaPenyakitEntity, JenisPenyakitEntity, dokter atau member. Kotak 7-9 merupakan field
KonsultasiEntity, NotifEntity, UserEntity, untuk mengisi rekam medis dari member yang
RulePenyakitEntity, RekamMedisEntity, sedang melakukan konsultasi. Kotak 7
MemberEntity, dan FileKesehatanEntity merupakan field untuk keluhan, kotak 8 untuk
merupakan kelas entitas. diagnosa, dan kotak 9 untuk penanganan serta
kotak 10 merupakan tombol untuk menyimpan
4.3. Perancangan Algoritma data rekam medis member. Kotak 7-10 hanya
Perancangan algoritma merupakan dapat digunakan oleh user berstatus dokter.
rancangan dari kode program untuk Kotak 11 merupakan field untuk file pendukung
diimplementasikan. Perancangan algoritma kesehatan.
ini akan menggunakan pseudocode sebagai 5. IMPLEMENTASI
representasinya. 5.1. Implementasi Algoritma
Dalam penelitian ini terdapat perancangan
algoritma dalam bentuk pseudocode untuk Implementasi algoritma pada penelitian ini
menampilkan isi dari konsultasi antara dokter menjelaskan mengenai implementasi algoritma
dengan member. Tampilan konsultasi akan dari perancangan algoritma yang telah dilakukan
dalam bentuk chatbox dimana jika isi konsultasi pada tahap perancangan. Pada tahap ini akan
dari pengguna yang sedang aktif akan menjelaskan bagaimana implementasi dalam
ditampilkan menjorok ke kanan sedangkan bentuk kode program.
pesan dari lawan konsultasi akan ditampilkan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3557

6. PENGUJIAN DAN ANALISIS


6.1. Pengujian Whitebox (Unit)
Pengujian whitebox dilakukan dengan
menggunakan pengujian basis path (flowgraph).
Pada pengujian ini akan dilakukan terhadap tiga
fungsi dari sistem telehealth. Fungsi tersebut
adalah hitungDiagnosa(), tampilKonsul(),
cekIMT(), dan cekKebutuhanGizi().
Dari hasil pengujian whitebox yang telah
dilakukan didapatkan cyclomatic complexity
yang paling tinggi dengan nilai 13 adalah fungsi
hitungDiagnosa. Untuk fungsi lainnya yaitu
cekIMT() memiliki nilai cyclomatic complexity
8, cekKebutuhanGizi() dengan nilai 3, dan
fungsi tampilKonsul() dengan nilai 5. Dengan
nilai kompleksitas yang tinggi dan lebih dari 10
dapat dikatakan bahwa fungsi hitungDiagnosa()
cukup sulit untuk diimplementasikan.

6.2. Pengujian Blackbox


Pengujian blackbox dalam penelitian ini
dilakukan untuk menguji kebutuhan fungsional
Gambar 5. Implementasi Algoritma Fungsi dan non-fungsional telah diimplementasikan
Konsultasi sebelumnya.
Tabel 2 merupakan hasil pengujian
Gambar 5 merupakan potongan dari kode blackbox dari kebutuhan konsultasi dokter yang
yang mengimplementasi algoritma fungsi telah diimplementasikan.
konsultasi.
Tabel 2. Pengujian Konsultasi Dokter
5.2. Implementasi Antarmuka Nama
Konsultasi Dokter
Kebutuhan
Implementasi antarmuka yang dilakukan Member memasukkan isi konsul pada
pada penelitian ini akan mengimplementasikan Kasus Uji
field input yang telah disediakan
rancangan tampilan yang telah dirancang pada Hasil yang Sistem menyimpan data konsultasi
perancangan antarmuka sebelumnya. diharapkan dan menampilkan dalam chatbox
Gambar 6 merupakan implementasi Sistem berhasil menyimpan data
Hasil yang
konsultasi dan menampilkan dalam
antarmuka dari fungsi konsultasi. Fungsi diberikan
chatbox
konsultasi digunakan untuk berkonsultasi Status Valid
dengan dokter yang ada di dalam sistem.
Tabel 3 merupakan hasil pengujian dari
kebutuhan non-fungsional performance yang
telah diimplementasikan ke dalam sistem.
Tabel 3. Pengujian Performance
Nama
Performance
Kebutuhan
Sistem memberikan waktu respon
Hasil yang maksimal 1000 milisecond terutama
diharapkan dalam fungsi konsultasi dan update
pemberitahuan baru
Sistem berhasil memberikan respon
maksimal 1000 milisecond terutama
Gambar 6. Implementasi Antarmuka Fungsi Hasil yang
dalam fungsi konsultasi dan
Konsultasi diberikan
pemberitahuan baru. Hal ini
dibuktikan pada Gambar 7
Status Valid

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3558

tersebut haruslah paling utama ada di dalam


sistem. Untuk analisis kebutuhan lainnya
seperti diagnosis penyakit otomatis, cek IMT,
dan cek kebutuan gizi dianggap dapat
membantu penyelesaian masalah tidak dapat
bertemunya pasien dan dokter dan semua
analisis kebutuhan yang dilakukan telah
divalidasi seorang dokter umum yang
memberikan hasil valid dan mencukupi untuk
Gambar 7. Hasil Pengujian Performance sistem telehealth.
Gambar 7 merupakan bukti dari pengujian 2. Dalam pengembangan Sistem Telehealth
yang dilakukan untuk kebutuhan non-fungsional dengan Diagnosis Penyakit Otomatis
performance. menggunakan bahasa pemrograman
Javascript dan PHP, framework CodeIgniter,
6.3. Analisis Pengujian dan Bootstrap. Bahasa pemrograman
Javascript dan PHP digunakan untuk
Dari perhitungan cyclomatic complexity mengimplementasi kode serta framework
dapat disimpulkan bahwa fungsi hitungDiagnosa CodeIgniter digunakan untuk memudahkan
merupakan fungsi yang memiliki kompleksitas dalam tahap implementasi kode. Bootstrap
paling tinggi dibanding fungsi lainnya dengan digunakan agar tampilan dari sistem lebih
nilai 13. Dari pengujian unit yang dilakukan bagus dan mudah dipahami. Dalam
terhadap fungsi hitungDiagnosa, hitungIMT, implementasi fungsi sistem diagnosis
hitungGizi, dan tampilKonsul semua jalur penyakit otomatis pada sistem telehealth
independen memperoleh hasil yang sesuai yang dikembangkan menggunakan metode
dengan yang diharapkan. Besar tingkat Dempster Shafer untuk algoritma
keberhasilan pada pengujian whitebox adalah pengambilan keputusan yang diberikan
100%. kepada pengguna.
Pengujian blackbox yang dilakukan pada 3. Hasil pengujian yang dilakukan pada Sistem
semua kebutuhan fungsional dan non-fungsional Telehealth dengan Diagnosis Penyakit
yang telah didefinisikan pada bab sebelumnya. Otomatis yang menggunakan pengujian
Dalam pengujiannya terdapat pengujian lebih whitebox dan blackbox untuk pengujian
dari satu kali untuk kebutuhan fungsional kebutuhan fungsional sistem menghasilkan
memiliki jalur alternatif. Hasil yang diberikan tingkat keberhasilan 100%. Pengujian
sesuai dengan hasil yang diharapkan baik untuk kebutuhan non-fungsional sistem yaitu
fungsionalitas jalur utama ataupun yang security, compatibility, dan performance
memiliki jalur alternatif. Besar tingkat berhasil diimplementasi dan telah diuji
keberhasilan pada pengujian blackbox adalah memberikan hasil sesuai dengan yang
100%. Pengujian kebutuhan non-fungsional diharapkan dan memiliki tingkat
security, compatibility, dan performance yang keberhasilan 100%.
dilakukan menghasilkan tingkat keberhasilan
sebesar 100% karena sesuai dengan parameter 8. DAFTAR PUSTAKA
ukuran yang telah didefinisikan.
Dhillon, J.S., Ramos, C., Wunsche, B.C. &
7. KESIMPULAN Lutteroth, C., 2011. Designing a Web-
based Telehealth System for Elderly
Kesimpulan yang didapat berdasarkan People: An Interview Study in New
penelitian yang telah dilakukan yaitu: Zealand. 24th International Symposium
1. Analisis kebutuhan yang dilakukan dalam on Computer-Based Medical Systems
pengembangan Sistem Telehealth dengan (CBMS), pp.1-6.
Diagnosis Penyakit Otomatis ini
menggunakan observasi dari pengertian Greenwood, D.A., Young, H.M. & Quinn, C.C.,
telehealth dimana dapat menjembatani 2014. Telehealth Remote Monitoring
komunikasi antara pasien dan dokter dan Systematic Review: Structured Self-
penelitian-penelitian sejenis. Dalam analisa monitoring of Blood Glucose and
dan definisi kebutuhan pada sistem Impact on A1C. Journal of Diabetes
kebutuhan untuk menjembatani komunikasi Science and Technology, 8, pp.378–89.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3559

Harsiti, Tedi, Purnamasari, M. & Dwiyatno, S., https://prasetya.ub.ac.id/berita/FK-UB-


2016. Rancang Bangun Aplikasi e- Telehealth-Adalah-Masa-Depan-
health Untuk Peningkatan Pelayanan Kedokteran-5883-id.html [Accessed
Kesehatan Pada Puskesmas Kibin. 20 November 2017].
Jurnal Sistem Informasi Vol. 3. Wulandari, D.A.N., 2015. Metode Dempster
Haviluddin, 2011. Memahami Penggunaan Shafer Pada Sistem Pakar Untuk
UML (Unified Modelling Languange). Mendiagnosa Penyakit Perut. Jurnal
Jurnal Informatika Mulawarman, 6. Teknik Komputer AMIKBSI, 1(2),
Jatmiko, W. et al., 2015. Developing Smart pp.235-44.
Telehealth System in Indonesia :
Progress and Challenge. ICACSIS,
pp.29-36.
Jorgensen, D.B., Hallenborg, K. & Demazeau,
Y., 2016. Extending Agent Based
Telehealth Platform with Activities of
Daily Living Reasoning Capabilities.
IEEE International Conference, pp.168-
76.
Kementrian Kesehatan RI, 2016. Profil
Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Lakenauth, G. & Tang, S., 2014. Benefits of
Telehealth across Different Socio-
Econonmic Comunities. IEEE Long
Island System, Applications and
Technology, pp.1-6.
Rosa & Shalahuddin, M., 2013. Rekayasa
Perangkat Lunak Terstruktur dan
Berorientasi Objek. Bandung:
Informatika Bandung.
Salman, A.G., Prasetio, Y.L., Kanigoro, B. &
Anggi, 2012. Aplikasi Reomendasi Pola
Makan Berbasis iOS. ComTech, 3,
pp.796-807.
Situmeang, A.W., 2016. Kompasiana. [Online]
Available at:
http://www.kompasiana.com/andre458/
rendahnya-mutu-pelayanan-kesehatan-
penduduk-di-
indonesia_58502f050323bd8d24dddd2
a [Accessed 10 Maret 2017].
Sudaryanto, A. & Purwanti, O.S., 2008.
Telehealth Dalam Pelayanan
Keperawatan. Seminar Nasional
Informatika 2008.
Suganya, M. & Jayanthy, S., 2016. Telehealth
System For Home Environment.
International Conference on Emerging
Technological Trends (ICETT), pp.1-6.
Universitas Brawijaya, 2011. Prasetya Online.
[Online] Available at:

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai