“Terapi Bermain Puzzle Pada Anak Usia 3-6 Tahun Untuk Mengurangi
Stress Saat Menjalani Hospitalisasi”
Di Susun Oleh :
Cantika Rosita Dewi 182303101010
Riska Agustiana 182303101015
Risma Wahyu K. 182303101021
Maharani Cahyo Putri 182303101027
Siti Eka Yuni 182303101036
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
SATUAN ACARA BERMAIN
Terapi Bermain Menyusun Puzzle Pada Anak Usia 3-6 Tahun Untuk
Mengurangi Stress Saat Menjalani Hospitalisasi
A. ANALISIS SITUASI
1. Sasaran
a) Anak sakit usia 3-6 tahun, di Ruang Bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang
dengan kriteria :
1) Kesadaran kompos mentis
2) Tanda vital stabil
3) Tidak bertentangan dengan jenis penyakit dipandang dari sudut penularan
4) Pada usia perkembangan yang sama 3-6 tahun
5) Melibatkan orang tua
6) Tidak memakai alat bantu apapun, kecuali infus
b) Jumlah ±10 anak
2. Penyuluh
Mampu melakukan Terapi Aktivitas Bermain: Terapi Musik dan Mewarnai
dengan metode dan media yang sesuai.
3. Ruangan
a) Aman dan Nyaman
b) Penerangan Cukup
c) Luas
d) Ventilasi Baik
e) Ruangan di Dekorasi Menarik
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit agar dapat mencapai tugas
perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan walaupun dalam kondisi
sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit anak mampu :
a. Bersosialisasi dengan perawat baru.
b. Menunjukkan ekspresi nonverbal degan tertawa, tersenyum dan saling bercanda.
C. SUSUNAN ACARA
D. MATERI
Terlampir
1. Puzzle
Alat-alat yang diperlukan
2. Reward atau hadiah
Tujuan khusus pada 2. Anak menerima perawatan dan anjuran dari dokter dan perawat.
F. METODE
Demonstrasi
G. PENGORGANISASIAN
Leader : Risma Wahyu Khandidah
Observer : Siti Eka Yuni
Fasilitator : Riska Agustiana, Maharani Cahyo Putri, dan Cantika Rosita Dewi
Anak : Anggota dari kelompok lain.
Ibu : Anggota dari kelompok lain.
1) Leader, tugasnya :
a. Membuka acara permainan.
b. Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai.
c. Mengarahkan permainan.
d. Memandu proses permainan.
e. Mengajarkan jargon
2) Fasilitator, tugasnya :
a. Membimbing anak bermain.
b. Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam mewarnai.
c. Memperhatikan respon anak saat bermain
d. Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan keluarganya.
3) Observer, tugasnya :
a. Mengawasi jalannya permainan.
b. Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan.
c. Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
d. Menyusun laporan dan menilai hasil permainan.
H. SETING TEMPAT
FASILITAT
FASILITAT
I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan :
a) Alat-alat yang digunakan lengkap
b) Kegiatan yang direncakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan :
a) Terapi dapat berjalan dengan baik
b) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d) Semua anggota kelompok odapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi hasil
Yang diharapkan :
a) Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menyusun puzzle kemudian
berhasil
b) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c) Anak merasa senang
d) Anak tidak takut lagi dengan perawat
e) Orang tua mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f) Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi bermain.
Lampiran
MATERI
Hospitalisasi anak dapat menjadi suatu pengalaman yang menimbulkan reaksi tertentu
yang akan sangat berdampak pada kerja sama anak dan orang tua dalam perawatan anak selama
di rumah sakit (Supartini, 2004 dalam A, Sudiana, Kristiawati, & P, 2017) dan dapat
mempengaruhi juga terhadap proses penyembuhan anak.
Menurut Wong and Whaley (1997) dalam A, Sudiana, Kristiawati, & P, 2017 stres
hospitalisasi pada anak dikarenakan adanya kecemasan karena perpisahan, kehilangan kontrol,
perlukaan tubuh dan nyeri. Terjadinya stres hospitalisasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain perkembangan anak, pengalaman terhadap sakit, sistem pendukung, serta
kemampuan koping yang dimiliki. Peran perawat dalam meminimalkan stres akibat hospitalisasi
pada anak sangat penting (A, Sudiana, Kristiawati, & P, 2017).
Pengertian Media Puzzle Menurut Patmonodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle
berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan
media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang
media puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif
yang dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara
membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.
Puzzle lantai Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet atau busa) sehingga baik
untuk alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik. Puzzle lantai memiliki
desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan warna yang cemerlang. Juga dapat
merangsang kreativitas dan melatih kemampuan berpikir anak. Puzzle lantai sangat mudah
dibersihkan dan tahan lama.
Puzzle angka Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat
melatih kemampuan berpikirlogisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya. Selain itu,
puzzle angka bermanfaat untukmelatih koordinasi mata dengan tangan, melatih motorik halus
serta menstimulasi kerja otak. Puzzle transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang
memiliki gambar berbagai macamkendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain untuk
melatih motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri. Anak akan lebih
mengetahui macam-macam kendaraan. Selain itu anakakan lebih kreatif, imajinatif dan cerdas.
Puzzle logika Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini dimainkan dengan
cara menyusun kepingan puzzlehingga membentuk suatu gambar yang utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Andriana, D. (2011). Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak. Jakarta:
Salemba Medika.